Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM INSTRUMEN

OLEH :

NAMA : ANDI ASTRID ATITAH


KELAS / STB : XIII.C/175575
KELOMPOK : C.1.1
PEMBIMBING : HASBUKIN NUR

SMK – SMAK MAKASSAR


2019/2020
LAPORAN LENGKAP
KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

Nama : ANDI ASTRID ATITAH

NIS : 175575

Kelas/Kelompok : 4C/C.1.1

Tanggal Mulai : 25 November 2020

Tanggal Selesai : 25 November 2020

Judul Praktikum :

Penetapan Kadar Asam Askorbat dalam Sampel Minuman Bervitamin C.

Tujuan Praktikum :

Untuk mengetahui kadar Asam Askorbat yang terkandung dalam sampel


minuman bervitamin dengan menggunakan HPLC.

Dasar Prinsip :

Sampel yang diinjeksikan di dorong oleh fase gerak menuju kolom dengan
bantuan pompa. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen analit berdasarkan
kepolarannya yang kemudian di deteksi oleh detector dan di rekam dalam bentuk
kromatogram.

Landasan Teori :

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) adalah teknik


kromatografi cair yang dilakukan untuk memisahkan dan mengukur senyawa yang
telah dilarutkan dalam suatu larutan. HPLC digunakan untuk menentukan jumlah
dari suatu senyawa spesifik dalam suatu larutan. Berikut dibawah ini merupakan
skema alat dari HPLC:

Sistem yang digunakan pada kromatografi, seringnya dikatagorikan dalam


empat tipe berdasarkan proses mekanisme pemisahannya, yaitu adsorpsi, partisi,
ion-exchange, dan size exclusion (ukuran). Dalam skema proses kromatografi,
proses terpenting ada pada bagian kolom dimana terjadinya proses pemisahan
komponen dari sampel. Karena fase diam tersusun dari partikel dengan pori
mikro, maka tekanan yang tinggi dibutuhkan dari pompa dibutuhkan untuk
menggerakkan fase gerak melewati kolom.

Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang larut dalam


air (aqueous antioxidant). Vitamin C merupakan bagian dari sistem pertahan
tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Vitamin C
berbentuk kristal putih dengan berat molekul 176,13 dan rumus molekul
C6H8O6.

Vitamin C mudah teroksidasi secara reversible membentuk asam dehidro


L-asam askorbat dan kehilangan 2 aton hydrogen. Vitamin C termasuk salah satu
vitamin esensial karena manusia tidak dapat menghasilkan vitamin C di dalam
tubuh sendiri, vitamin C harus diperoleh dari luar tubuh (Sibagariang, 2010).
Sumber vitamin C adalah sayuran seperti brokoli, bayam, cabai, dan buah seperti
jambu biji, nanas, jeruk, tomat, mangga. Rasa asam disebabkan oleh asam lain
yang terdapat dalam buah bersama dengan vitamin C

Beberapa sifat fisika Asam askorbat, antara lain:

 Berbentuk serbuk
 Berwarna putih atau kuning
 Akan berwarna gelap jika terkena cahaya
 Titik lebur 1900C
 Latut dalam air
 Susah larut dalam alkohol
 Tidak larut dalam pelarut organic

Beberapa sifat kimia Asam Askorbat, antara lain:


 Mudah teroksidasi dalam air
 Pereduksi yang kuat
 Stabil pada ph rendah

Vitamin C berfungsi melindungi sel darah putih dari enzim yang


dilepaskan saat mencerna bakteri yang telah ditelannya, sintesa hormon-hormon
steroid dari kolesterol, membantu dalam pembentukan kolagen, menyembuhkan
penyakit sariawan, proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan
infeksi dan stress dan sebagai antioksidan (Sibagariang, 2010).

Alat :

1. Instrument HPLC
2. Syringe filter 0,45 um
3. Vial
4. Gelas piala 500 ml dan 100 ml
5. Labu ukur 50 ml dan 500 ml
6. Mikroburet
7. Statif
8. Bulb
9. Pipet skala
10. Labu semprot
11. Pengaduk
12. Corong

Bahan :

1. Asam askorbat
2. Sampel minuman bervitamin C
3. Aquabidest
4. Kertas saring

Cara Kerja :

A. Pembuatan Larutan Stok 1000ppm


1. Diperhatikan kebersihan area kerja
2. Dipastikan semua alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih
3. Ditimbang standar asam askorbat sebanyak ±0,5000 g ke dalam gelas
piala 100ml
4. Dilarutkan dengan Aquadest hingga larut sempurna
5. Dimasukkan ke dalam Labu Ukur 500ml, diimpitkan, dan dihomogenkan.
Pembuatan Deret Standar
6. Dihitung jumlah volume (ml) larutan stok (Dihitung ppm sebenarnya)
yang dibutuhkan untuk membuat deret standar (50ml) dengan
konsentrasi:
 100 ppm
 250 ppm
 500 ppm
7. Digunakan mikroburet untuk membuat larutan standar sesuai dengan hasil
perhitungan

8. Menyaring deret standar yang akan digunakan dengan kertas saring


membrane (gunakan penyaring membrane model spoit).

B. Preparasi Sampel

1. Dibuat pengenceran tertentu dari sampel sehingga diperkirakan


konsentrasi sampel masuk dalam range deret standar (tidak di bawah 100
ppm dan tidak di atas 500 ppm).

2. Dipipet 2ml sampel ke dalam labu ukur 100ml (pengenceran 50x)

C. Injeksi Standar dan Sampel

Melakukan injeksi larutan deret standar dan sampel ke dalam HPLC


(dilihat SOP alat HPLC yang telah disediakan)

Data Pengamatan :

1. Data Alat

a. Instrumen yang digunakan : HPLC


b. Merk : Shimadzu

c. Type : Prominence

2. Data

a. Nama Zat/Rumus Kimia : Asam Askorbat/C6H8O6


b. Bobot zat (larutan induk) : 0,5000 gram
c. Vol. Larutan Induk : 500ml
d. Vol. Larutan Standar : 50ml
e. Vol. Sampel : 2ml
f. Faktor Pengenceran : 100/2 = 50

g. Panjang Gelombang : 254nm

3. Waktu

a. Preparasi : 30 menit
b. Penggunaan Instrumen : 15 menit
c. Membersihkan : 15 menit

d. Total waktu : 60 menit

4. Pengolahan Data

a. Persamaan Regresi Linier : Y = 1,4265e-005*x+27.1602


b. Nilai Korelasi (R2) : 0,9999491
c. Deret Standar yang Valid : standar 1, standar 2 dan standar 3
5. Hasil/Kadar
a. Ppm Larutan Standar :
 Standar 1 : 100ppm
 Standar 2 : 250ppm
 Standar 3 : 500ppm
b. Retention Time (RT) : 1,564
c. Kadar (ppm) : 211,787ppm

Perhitungan :
Pembuatan Larutan Standar 100 ppm

V1 x ppm1 = V2 x ppm2

V1 x 1000 ppm = 50 ml x 100 ppm

50 ml .100 ppm
V1 =
1004 ppm

V1 = 5 ml

Pembuatan Larutan Standar 250 ppm

V1 x ppm1 = V2 x ppm2

V1 x 1000 ppm = 50 ml x 250 ppm

50 ml .250 ppm
V1 =
1004 ppm

V1 = 12,5 ml

Pembuatan Larutan Standar 500 ppm

V1 x ppm1 = V2 x ppm2

V1 x 1004 ppm = 50 ml x 500 ppm

50 ml .100 ppm
V1 =
1004 ppm

V1 = 25 ml

Perhitungan Kadar Asam Askorbat Dalam Sampel

C. Sebenarnya = C. Pada Instrument x fp

= 211,787 x 50

= 10589,35 mg/L

mg Vit. C Dalam Satu Botol Sampel

mg Vit. C = ppm C sebenarnya x Volume sampel

= 10589,35 mg/L x 0,14L


= 1482,509 mg

Pembahasan :

Dalam menentukan kadar Vitamin C (Asam Askorbat) dilakukan dengan


teknik HPLC. menggunakan HPLC memberikan hasil yang lebih akurat. fase
diam yang bersifat non-polar, sedangkan fase gerak yang digunakan bersifat polar
(air dan methanol). Hal ini menyebabkan waktu retensi dari Asam Askorbat
relative lebih cepat dan singkat karena interaksi asam askorbat yang bersifat polar
dengan fase gerak membuat asam askorbat akan lebih mudah terpisah dan dibawa
oleh fase gerak menuju detektor. Sedangkan senyawa-senyawa lain yang bersifat
non-polar akan memiliki waktu retensi yang lebih lama karena interaksi dengan
fase diam yang juga memiliki sifat non-polar.

Sebelum dilakukan injeksi sampel dan deret standar ke dalam rangkaian


alat HPLC, larutan harus terlebih dahulu disaring dengan menggunakan syringe
filter ke dalam vial berukuran kecil. Tujuan penyaringan adalah untuk
mengilangkan partikel-partikel yang sangat kecil sehingga hasil filtrasi benar-
benar bersih dan aman sebelum diinjeksikan ke dalam kolom. Hal ini dilakukan
sebelum melakukan injeksi di tahap awal analisis dengan HPLC.

Berdasarkan hasil dari kurva deret standar didapatkan nilai R2 atau


koefisien korelasi sebesar 0,9999491. Nilai ini sudah cukup bagus untuk nilai
deret standar dengan menggunakan bahan Asam Askorbat murni, sehingga deret
standar ini memenuhi syarat untuk digunakan perbandingan untuk sampel yang
akan dianalisa.

Volume sampel yang dipipet ke dalam labu ukur 100ml adalah sebanyak
2ml, dengan ini pengenceran sampel adalah sebesar 50x. Didapatkan konsentrasi
sebesar 211,787ppm. Dari konsentrasi yang didapatkan, masih berada dalam
rentang konsentrasi deret standar yaitu 100ppm, 250ppm, dan 500ppm.
Berdasarkan data ini, maka larutan sampel sudah berada dalam trayek yang tepat
untuk dilakukan analisa karena masih berada dalam rentang konsentrasi deret
standar.

Setelah dilakukan perhitungan dan pengolahan data didapatkan kadar


asam askorbat (Vitamin C) dalam 140ml volume sampel secara keseluruhan
adalah sebesar 10589,35 ppm atau sebanyak 1482,509 mg. Sesuai dengan teori,
bahwa sampel mengandung 1000mg vitamin C dalam produk minuman
bervitamin tersebut, maka hasil yang didapatkan sudah sangat bagus dan akurat.

Kesimpulan :

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dalam sampel minuman


bervitamin C 140ml terkandung 1482,509 mg asam askorbat

Daftar Pustaka :

Dachriyanus, M. S. (2013). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Padang: Lembaga


Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Prasetyo, D. (2016). Analisis Vitamin C Menggunakan HPLC. Blogspot.

Makassar, 2 Desember 2020


Pembimbing Praktikan

( HASBUKIN NUR) (ANDI ASTRID ATITAH)

Anda mungkin juga menyukai