Anda di halaman 1dari 19

Makalah Ilmu Negara

MALAYSIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi

Dosen Pengampu : Sri Erlinda, S.Ip., M.Si

Kelompok 7

1. Rizal Noor 2005136317


2. Nadia Fitri 2005126529
3. Wan Suci Annisya 2005111059
4. Miftahul Jannah 2005114427

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

PROGRAM STUDI PPKn

UNIVERSITAS RIAU

2021
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Negara Malaysia
Kata Pengantar............................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Latar Masalah..............................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1. Sejarah Negara Malaysia..................................................................................................................3
2.2.    Letak geografis dan batas wilayah negara Malaysia......................................................................6
2.3.   Keadaan Demografi Negara Malaysia............................................................................................7
2.4.   Kepercayaan dalam beragama........................................................................................................8
2.5.     Ekonomi Malaysia........................................................................................................................9
2.6.    Bentuk Pemerintah Negara Malaysia...........................................................................................12
2.7.   Masalah Pokok Pendidikan Malaysia...........................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................14
3.2. Saran...............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaysia merupakan negara yang memperoleh kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.


Malaysia merupakan sebuah Negara Bangsa yang terbagi menjadi Semenanjung Malaysia, Sabah
dan Sarawak. Malaysia terdiri dari 13 negara bagian yaitu Perlis, Kedah, Pulau Pinang, Perak,
Selangor, Negeri Sembilan, Pahang, Melaka, Johor, Kelantan, Terengganu, Sabah dan Sarawak
dan satu pemerintah federal yang terdiri dari 3 Wilayah yaitu Wilayah Persekutuan Kuala
Lumpur, Wilayah Persekutuan Labuan dan Wilayah Persekutuan Putrajaya. Secara geografis,
Malaysia terletak di kawasan Asia Tenggara. Malaysia memiliki dua wilayah utama yang
dipisahkan oleh Laut Cina Selatan, Malaysia Barat yang disebut sebagai Semenanjung Malaysia
dan Malaysia Timur. Secara astronomis, Malaysia berada dekat dengan garis katulistiwa dengan
posisi koordinat 1˚ LU-7˚ LS dan 100˚ BT-119˚BT.1Total luas wilayah negara Malaysia adalah
±329.847 km² yang terdiri dari Luas Daratan ±328,657 km² dan Luas Laut ±1,190 km². Malaysia
memiliki total panjang garis pantai seluas +4,675 km yaitu panjang garis pantai di Semenanjung
Malaysia +2,068 km dan Malaysia Timur memiliki panjang garis pantai seluas +2,607 km.
Malaysia Barat dan Timur dipisahkan oleh Laut Cina Selatan sepanjang +540 km, dimana
Wilayah Semenanjung Malaysia memiliki luas 131,805 km2 yang berbatasan dengan negara
Thailanddi Utara dan Singapura di selatan sedangkan wilayah Sabah memiliki luas 73,997 km2
dan wilayah Sarawak seluas 124,450 km2.

Berdasarkan letak geografisnya, Malaysia berbatasan langsung dengan beberapa negara


tetangga seperti Indonesia 1,782 km, Thailand 506 km, Brunei 381 km yang totalnya seluas ±
2,669 km.2 Negara-negara bagian yang terletak di wilayah Malaysia Barat (Semenanjung
Malaysia) terdiri dari Perlis, Kedah, Pulau Pinang,Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Pahang,
Melaka, Johor, Kelantan, Terengganu, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur dan Wilayah
Persekutuan Putrajaya. Negara bagian Pahang memiliki luas wilayah 35,965 km2 menjadi negara
bagian terbesar di Semenanjung Malaysia. Sedangkan wilayah Sarawak terdiri dari sebelas
daerah yaitu Kuching, Sri Aman, Sibu, Miri, Sarikei, Limbang, Kapit, Bintulu, Kota Samarahan,
Mukah dan Betong.

1
1.2 Latar Masalah

1. Seperti apa sejarah Malaysia?


2. Bagaimana letak geografis, keadaan demografi dan agama Negara Malaysia?
3. Seperti apa perkembangan ekonomi Negara Malaysia dan Masalah Pendidikan di
Malaysia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sejarah Malaysia


2. Mengetahui leta geografis, keadaan demografi dan Agama Negara Malaysia
3. Mengetahui perkembangan ekonomi dan masalah pendidikan di malaysia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Negara Malaysia


Malaysia adalah sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas negara bagian dan
tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibukotanya adalah
Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan. Jumlah penduduk
negara ini melebihi 27 juta jiwa. Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan — Malaysia Barat
dan Malaysia Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut Cina Selatan.
Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Negara ini
terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Kepala negara Malaysia adalah Yang di-
Pertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model
pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Malaysia sebagai negara
persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh
Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan paro barat Malaysia modern terdiri dari beberapa
kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania
hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya.
Karena semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi
Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.
Pada 16 September 1963 sesuai dengan Resolusi Majelis Umum PBB 1514 dalam
proses dekolonialisasi, Singapura, Sarawak, Borneo Utara atau yang sekarang lebih dikenal
sebagai Sabah berubah menjadi negara bagian dari federasi bentukan baru yang bernama
Malaysia termasuk dengan Federasi Malaya. dan pada 9 Agustus 1965 Singapura kemudian
dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi negara merdeka yang bernama Republik Singapura. saat
tahun-tahun awal pembentukan federasi baru terdapat pula tentangan dari Filipina dan konflik
militer dengan Indonesia.
Bangsa-bangsa di Asia Tenggara mengalami ledakan ekonomi dan menjalani
perkembangan yang cepat di penghujung abad ke-20. Pertumbuhan yang cepat pada dasawarsa
1980-an dan 1990-an, rata-rata 8% dari tahun 1991 hingga 1997, telah mengubah Malaysia
menjadi negara industri baru. Karena Malaysia adalah salah satu dari tiga negara yang menguasai

3
Selat Malaka, perdagangan internasional berperan penting di dalam ekonominya. Pada suatu
ketika, Malaysia pernah menjadi penghasil timah, karet dan minyak kelapa sawit di dunia.
Industri manufaktur memiliki pengaruh besar bagi ekonomi negara ini. Malaysia juga dipandang
sebagai salah satu dari 18 negara berkeanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Suku Melayu menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas
Tionghoa-Malaysia dan India-Malaysia yang cukup besar. Bahasa Melayu dan Islam masing-
masing menjadi bahasa dan agama resmi negara. Malaysia adalah anggota perintis ASEAN dan
turut serta di berbagai organisasi internasional, seperti PBB. Sebagai bekas jajahan Inggris,
Malaysia juga menjadi anggota Negara-Negara Persemakmuran. Malaysia juga menjadi anggota
D-8.

a. Etimologi Malaysia
Nama "Malaysia" diadopsi pada 1963 ketika Federasi Malaya bertambah Singapura,
Sabah, dan Sarawak membentuk federasi bernama Malaysia. Tetapi nama itu sendiri pernah
membingungkan ketika dipakai untuk merujuk wilayah-wilayah di Asia Tenggara. Sebuah peta
yang diterbitkan pada 1914 di Chicago menampilkan nama Malaysia pada wilayah tertentu di
Nusantara. Politikus di Filipina pernah menghendaki penamaan negara mereka sebagai
"Malaysia", tetapi Malaysia-lah yang pertama mengadopsi nama itu pada 1963 sebelum Filipina
bertindak lebih jauh tentang masalah itu.  Nama lain pernah dianjurkan untuk federasi 1963. Di
antaranya adalah Langkasuka (Langkasuka adalah sebuah kerajaan kuno yang berada di bagian
hulu Semenanjung Malaya pada milenium pertama masehi).
Bahkan mundur lebih jauh lagi, seorang etnolog Inggris, George Samuel Windsor Earl,
di dalam jilid IV Jurnal Kepulauan India dan Asia Timur pada 1850 mengusulkan untuk
menamai kepulauan Indonesia sebagai Melayunesia atau Indunesia, kendati dia lebih menyukai
yang terakhir.

b.    Hubungan dengan Britania


Britania Raya mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya pada 1786,
dengan penyewaan pulau Penang kepada Perusahaan Hindia Timur Britania oleh Sultan Kedah.
Pada 1824, Britania Raya menguasai Melaka setelah ditandatanganinya Traktat London atau
Perjanjian Britania-Belanda 1824 yang membagi kepemilikan Nusantara kepada Britania dan

4
Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia untuk Belanda. Pada 1826, Britania mendirikan
Koloni Mahkota di Negeri-Negeri Selat, menyatukan kepemilikannya di Malaya: Penang,
Melaka, Singapura, dan pulau Labuan. Penang yang didirikan pada 1786 oleh Kapten Francis
Light sebagai pos komersial dianugerahkan oleh Sultan Kedah. Negeri-Negeri Selat mulanya
diurus di bawah British East India Company di Kalkuta, sebelum Penang, dan kemudian
Singapura menjadi pusat pengurusan koloni mahkota, hingga 1867, ketika tanggung jawab
pengurusan dialihkan kepada Kantor Kolonial di London.
Selama abad ke-19, banyak negeri Melayu berupaya untuk mendapatkan bantuan
Britania untuk menyelesaikan konflik-konflik internal mereka. Kepentingan komersial
pertambangan timah di negeri-negeri Melayu bagi para saudagar di Negeri-Negeri Selat
membuat pemerintah Britania melakukan campur tangan di dalam negeri-negeri penghasil timah
di Semenanjung Malaya. Diplomasi Kapal Meriam Britania ditugaskan demi mewujudkan
resolusi perdamaian terhadap kekacauan sipil yang disebabkan oleh bandit Cina dan Melayu.
Pada akhirnya Perjanjian Pangkor 1874 meretas jalan untuk perluasan pengaruh Britania di
Malaya. Memasuki abad ke-20, negeri Pahang, Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan, bersama-
sama dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu Bersekutu (jangan dirancukan dengan Federasi
Malaya), di bawah kendali de facto residen Britania diangkat untuk menasihati para penguasa
Melayu. Orang Britania menjadi "penasihat" di atas kertas, tetapi sebenarnya, mereka
menjalankan pengaruh penting di atas para penguasa Melayu.
Lima negeri lainnya di semenanjung, dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu tak Bersekutu, tidak
diperintah langsung dari London, juga menerima para penasihat Britania di penghujung abad ke-
20. Empat dari lima negeri itu: Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu sebelumnya dikuasai
Siam. Negeri yang tidak bersekutu lainnya, Johor, satu-satunya negeri yang memelihara
kemerdekaannya di sebagian besar abad ke-19. Sultan Abu Bakar dari Johor dan Ratu Victoria
kenalan pribadi, dan mengakui satu sama lain sederajat. Hal ini tidak pernah terjadi hingg 1914
ketika pengganti Sultan Abu Bakar, Sultan Ibrahim menerima seorang penasihat Britania.
Mengikuti Invasi Jepang ke Malaya dan pendudukan beruntunnya selama Perang Dunia
II, dukungan rakyat untuk kemerdekaan tumbuh. Pasca-perang, Britania berencana menyatukan
pengelolaan Malaya di bawah koloni mahkota tunggal yang disebut Uni Malaya didirikan
dengan penentangan yang hebat dari Suku Melayu, yang melawan upaya pelemahan penguasa
Melayu dan mengizinkan kewarganegaraan ganda kepada Tionghoa-Malaysia dan kaum imigran

5
lainnya. Uni Malaya, didirikan pada 1946 dan terdiri dari semua kepemilikan Britania di Malaya,
kecuali Singapura, dibubarkan pada 1948 dan diganti oleh Federasi Malaya, yang
mengembalikan pemerintahan sendiri para penguasa negeri-negeri Malaya di bawah
perlindungan Britania.
Selama masa itu, pemberontakan di bawah kepemimpinan Partai Komunis Malaya
melaksanakan operasi gerilya yang dirancang untuk mengusir Britania dari Malaya. Darurat
Malaya, begitulah dikenalnya, berlangsung sejak 1948 hingga 1960, dan melibatkan kampanye
anti-kekacauan oleh serdadu Persemakmuran di Malaya. Meskipun kekacauan dengan cepat
ditumpas masih saja menyisakan kehadiran serdadu persemakmuran, dengan latar belakang
Perang Dingin. Melawan latar belakang ini, kemerdekaan untuk Federasi di dalam
Persemakmuran diberikan pada 31 Agustus 1957.

2.2.    Letak geografis dan batas wilayah negara Malaysia


Malaysia adalah sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas negara bagian dan
tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibukotanya adalah
Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan. Jumlah penduduk
negara ini melebihi 27 juta jiwa. Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan — Malaysia Barat
dan Malaysia Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut Cina Selatan.
Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Negara ini
terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Kepala negara Malaysia adalah Yang di-
Pertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model
pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Malaysia sebagai negara
persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh
Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan paro barat Malaysia modern terdiri dari beberapa
kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania
hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya.
Karena semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi
Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.
Secara geografis wilayah Negara Malaysia memiliki batas batas wilayah sebagai berikut
:

6
Malaysia barat terletak di semenanjung Malaysia yang tergabung menjadi satu dengan
daratan asia

• Sebelah Utara berbatasan dengan negara Thailand


• Sebelah Selatan berbatasan dengan negara Indonesia dan Singapura
• Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Laut Natuna
• Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Malaka dan Pulau Sumatra (Indonesia)
Malaysia timur (serawak dan sabah) terletak di bagian utara pulau Kalimantan
(indonesia)
• Sebelah Utara berbatasan dengan  Laut Cina Selatan dan Brunei Darussalam.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kalimantan (Indonesia)
• Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulu dan negara Filipina
• Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan.

2.3.   Keadaan Demografi Negara Malaysia


● Jumlah Penduduk Malaysia
            Pada tahun 2003, jumlah penduduk Malaysia adalah 25,1 juta dengan pertumbuhan 2,1%
setiap tahun. Sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di Jazirah Malaysia bagian barat
dan selatan karena dataran rendahnya luas dan kaya akan barang tambang. Bahasa nasionalnya
adalah bahasa Malayu yang hampir sama dengan bahasa Indonesia. Penduduk Semenanjung
Malaysia terdiri atas orang Melayu (50%), Cina (37%), dan India (11%).

● Suku Penduduk Malaysia


            Penduduk Semenanjung Malaysia terdiri atas orang Melayu (50%), Cina (37%), dan
India (11%). Sisanya adalah orang-orang Eropa, Erasia, dan penduduk asli malaysia.
            Penduduk asli Malaysia adalah orang Sakai. Penduduk Serawak terdiri atas orang Dayak
Pesisir (Iban) sebanyak 50%, Cina sebanyak 25% dan orang Dayak pedalaman atau Melanau
sebanyak 7%. Penduduk Sabah terdiri atas orang Kadasan sebanyak 28%, Cina sebanyak 21%
dan Bajau sebanyak 12%. 

● Agama Penduduk Malaysia

7
Komposisi penduduk berdasarkan agama yang mereka anut adalah : Islam (52,9%),
Budha (17,3%), Kong Hu Chu (11,6%), Hindu (7%), Kristiani (4,8%) dan lain-lain (4,8%).

2.4.   Kepercayaan dalam beragama


Malaysia adalah masyarakat multi-agama dan Islam adalah agama resminya. Hal ini
hampir sama di Indonesia, Menurut gambaran Sensus Penduduk dan Perumahan 2000, hampir
60,4 persen penduduk memeluk agama Islam; 19,2 persen Buddha; 9,1 persen Kristen; 6,3
persen Hindu; dan 2,6 persen Agama Tionghoa tradisional. Sisanya dianggap memeluk agama
lain, misalnya Animisme, Agama rakyat, Sikh, dan keyakinan lain; sedangkan 1,1% dilaporkan
tidak beragama atau tidak memberikan informasi.
Semua orang Melayu dipandang Muslim (100%) seperti yang didefinisi pada Pasal 160
Konstitusi Malaysia. Statistik tambahan dari Sensus 2000 yang menunjukkan bahwa Tionghoa-
Malaysia sebagian besar memeluk agama Buddha (75,9%), dengan sejumlah signifikan
mengikuti ajaran Tao (10,6%) dan Kristen (9,6%). Sebagian besar orang India-Malaysia
mengikuti Hindu (84,5%), dengan sejumlah kecil mengikuti Kristen (7,7%) dan Muslim (3,8%).
Kristen adalah agama dominan bagi komunitas non-Melayu bumiputra (50,1%) dengan
tambahan 36,3% diketahui sebagai Muslim dan 7,3% digolongkan secara resmi sebagai pengikut
agama rakyat.
Konstitusi Malaysia secara teoretik menjamin kebebasan beragama. Tambahan lagi,
semua non-Muslim yang menikahi Muslim harus meninggalkan agama mereka dan beralih
kepada Islam. Sementara, kaum non-Muslim mengalami berbagai batasan di dalam kegiatan-
kegiatan keagamaan mereka, seperti pembangunan sarana ibadah dan perayaan upacara
keagamaan di beberapa negara bagian. Muslim dituntut mengikuti keputusan-keputusan
Mahkamah Syariah ketika mereka berkenaan dengan agama mereka. Jurisdiksi Mahkamah
Syariah dibatasi hanya bagi Muslim menyangkut Keyakinan dan Kewajiban sebagai Muslim,
termasuk di antaranya pernikahan, warisan, kemurtadan, dan hubungan internal sesama umat.
Tidak ada pelanggaran perdata atau pidana berada di bawah jurisdiksi Mahkamah Syariah, yang
memiliki hierarki yang sama dengan Pengadilan Sipil Malaysia. Meskipun menjadi pengadilan
tertinggi di negara itu, Pengadilan-Pengadilan Sipil (termasuk Pengadilan Persekutuan,
pengadilan tertinggi di Malaysia) pada prinsipnya tidak dapat memberikan putusan lebih tinggi
daripada yang dibuat oleh Mahkamah Syariah; dan biasanya mereka segan untuk memimpin

8
kasus-kasus yang melibatkan Islam di dalam wilayah atau pertanyaan atau tantangan terhadap
autoritas Mahkamah Syariah. Hal ini menyebabkan masalah-masalah yang cukup mengemuka,
khususnya yang melibatkan kasus-kasus perdata di antara Muslim dan non-Muslim, di mana
pengadilan sipil telah memerintahkan non-Muslim untuk mencari pertolongan dari Mahkamah
Syariah.
Pada contoh kasus awal tahun 2010 dalam putusan Pengadilan Tinggi yang
memutuskan mengizinkan surat kabar Katolik the Herald untuk menggunakan kata Allah untuk
Tuhan telah memicu dibakarnya lebih dari 4 bangunan gereja dan beberapa lainnya dirusak
massa di Kuala Lumpur ibu kota Malaysia.

2.5.     Ekonomi Malaysia


Semenanjung Malaya dan pastinya Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan di
kawasan selama berabad-abad. Berbagai komoditas seperti keramik dan rempah aktif
diperdagangkan bahkan sebelum Kesultanan Melaka dan Singapura mengemuka. Menara
Petronas di Kuala Lumpur. Pertumbuhan cepat ekonomi dan kemakmuran Malaysia dicirikan
oleh Menara Petronas, kantor pusat raksasa minyak nasional. pohon karet dan kelapa sawit
diperkenalkan untuk tujuan komersial. Di dalam waktu lama, Malaysia menjadi penghasil timah,
karet, dan minyak sawit terbesar di dunia. Tiga komoditas ini, beserta bahan mentah lainnya,
mengatur tempo ekonomi Malaysia lebih baik sampai abad ke-20.
Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan, pemerintah mulai menerapkan
perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai dengan Rencana Lima Tahun Malaya Pertama pada
1955. Ketika Malaysia didirikan, istilah perencanaan diganti dan dinomori, dimulai dengan
Rencana Malaysia Pertama pada 1965.
Pada 1970-an, Malaysia mulai meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea
Selatan, Hong Kong, dan Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari ekonomi yang
bergantung pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur. Dengan investasi
Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan beberapa tahun kemudian, ekspor Malaysia
menjadi mesin pertumbuhan primer negara ini Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7%
pertumbuhan PDB disertai dengan inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an. Pada
dasarnya, pertumbuhan Malaysia bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer
dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada
tahun 1998 dan kemerosotan dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001. KDNK pada

9
tahun 2001 hanya meningkat sebanyak 0,3% disebabkan pengurangan 11% dalam bilangan
ekspor tetapi paket perangsang fiskal yang besar telah mengurangi dampak tersebut.
Pada periode yang sama, pemerintah berupaya mengurangi angka kemiskinan dengan
Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia (NEP) yang kontroversial, setelah Peristiwa 13 Mei,
kerusuhan antar-etnis pada 1969. Tujuan utamanya adalah menghilangkan keterkaitan ras dengan
fungsi ekonomi, dan rencana lima tahun pertama mulai menerapkan NEP sebagai Rencana
Malaysia Kedua. Kejayaan atau kegagalan NEP menjadi bahan perdebatan, kendati secara resmi
berakhir pada 1990 dan diganti dengan Kebijakan Pembangunan Nasional (NDP). Dengan
pemerintah Malaysia memelihara kebijakan diskriminasi yang menguntungkan Suku Melayu di
atas suku lain - termasuk pengutamaan penerimaan kerja, pendidikan, beasiswa, perdagangan,
akses mendapatkan rumah murah dan tabungan yang dibantu. Perlakuan khusus ini memicu
kecemburuan dan kebencian di antara non-Melayu dan Melayu.
Penguasaan Tionghoa terhadap sektor ekonomi negara yang dimiliki pihak lokal telah
banyak diserahkan demi menguntungkan Bumiputra/Melayu di banyak industri strategis/penting
seperti distribusi turunan minyak bumi, transportasi, pertanian, dan lain-lain. Sebagian besar
profesional per kapita masih didominasi orang India-Malaysia.
Ledakan ekonomi yang cepat memicu macam-macam masalah pemasokan. Sedikitnya
tenaga kerja segera dipenuhi dengan mengalirnya jutaan pekerja imigran, banyak di antaranya
ilegal. PLC yang kaya akan modal tunai dan konsorsium bank-bank segera menguntungkan
pertambahan dan mencepatnya pemulaian pembangunan projek-projek infrastruktur besar. Ini
berakhir ketika krisis finansial Asia 1997 melanda pada musim gugur 1997, menghantarkan
kejutan besar bagi ekonomi Malaysia.
Seperti negara lain yang dipengaruhi krisis, terjadi penjualan singkat spekulatif mata
uang Malaysia, ringgit. Penanaman modal asing jatuh pada tingkatan yang berbahaya, karena
modal menguap ke luar negara, nilai ringgit jatuh dari MYR 2,50 per USD ke, MYR 4,80 per
USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari hampir 1.300 poin ke kisaran 400 poin
dalam hitungan pekan. Setelah penangkapan kontroversial menteri keuangan Anwar Ibrahim,
sebuah Dewan Aksi Ekonomi Nasional dibentuk untuk mengantisipasi krisis moneter. Bank
Negara Malaysia menentukan pengendalian modal dan mematok nilai tukar ringgit Malaysia
pada 3,80 terhadap dolar Amerika Serikat. Bagaimanapun, Malaysia menolak paket bantuan

10
ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, tindakan yang mengejutkan
analis asing.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana tingkat
inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran uang asing yang
sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan Malaysia untuk tidak mengalami
krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau bagaimanapun, prospek
jangka panjang kelihatan kurang baik disebabkan kurangnya perubahan dalam sektor badan
hukum terutama sektor yang berurusan dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif.

2.6.    Bentuk Pemerintah Negara Malaysia


Malaysia adalah sebuah federasi dari 13 negara bagian dan 3 wilayah federal. Federasi
merupakan bagian dari bentuk-bentuk pemerintahan yang membagi negaranya menjadi beberapa
negara bagian yang saling bekerja sama dan membentuk negara kesatuan. Sistem pemerintahan
yang dianut oleh Malaysia adalah sistem parlementer. Sistem pemerintahan di Malaysia erat
model sistem Westminster parlementer, warisan dari pemerintahan kolonial Inggris.
Setiap Negara bagian memiliki majelis, dan pemerintah negara bagian dipimpin oleh
kepala menteri (chief minister) dimana kepala menteri di tiap negara bagian diangkat oleh
majelis negara bagian. Bentuk pemerintahan Malaysia adalah monarki konstitusional, yaitu
berupa Negara kerajaan yang diatur oleh konstitusional. Dimana kepala negaranya merupakan
seorang raja yang disebut dengan Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia). Yang di-Pertuan
Agong dipilih dari dan oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima
tahun secara bergiliran; empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut
serta di dalam pemilihan .
Dalam sistem pemerintahan Malaysia yang menjadi kepala pemerintahan adalah seorang
perdana menteri. Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana
menteri; konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan rendah
(Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan majoritas di
dalam parlemen.
Dalam kekuasaan legislative Malaysia memiliki sistem bikameral yang terdiri dari Senat (Dewan
Negara) dan House of Representatives (Dewan Rakyat). Senat menguasai 70 kursi di parlemen
sementara HoR menguasai 219 kursi. 44 anggota Senat ditunjuk oleh pemimpin tertinggi

11
sementara 26 lainnya ditunjuk oleh badan pembuat UU di negara bagian. Anggota HoR dipilih
melalui popular vote untuk masa jabatan selama 5 tahun.

2.7.   Masalah Pokok Pendidikan Malaysia


Dengan dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan pendidikan negaranya maka
malaysia menyediakan berbagai fasilitas sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi atau universitas,
pemerintah Malaysia membuktikan keseriusanya dalam mengembangkan pendidikan melalui 
alokasi APBN yang lebih besar dari Indonesia untuk pendidikan.
Dalam perjalananya, awal pemerintah Malaysia banyak mengirimkan mengirim pelajar-
pelajarnya ke lembaga pendidikan bergengsi di luar negeri, seperti Inggris, Australia, dan
Amerika Serikat. Umumnya, sepulang dari belajar di luar negeri, mereka inilah yang kemudian
menjadi pimpinan di banyak lembaga pemerintahan di negeri ini. Disokong mereka yang
menamatkan pendidikan di dalam negeri, termasuk mantan Perdana Menteri Mahatir
Mohammad yang menyelesaikan pendidikan di Singapura, bidang pendidikan menjadi perhatian.
Kendati banyak juga meminta bantuan tenaga pengajar dari negara lain salah satunya Indonesia.
Anak-anak mulai bersekolah dasar pada usia tujuh tahun selama enam tahun ke muka.
Terdapat dua jenis utama sekolah dasar yang dijalankan atau berbantuan pemerintah. Sekolah
berbahasa asli (Sekolah Jenis Kebangsaan) menggunakan bahasa Cina atau bahasa Tamil
sebagai bahasa pengantar. Sebelum melanjutkan ke tahap pendidikan sekunder, siswa-siswi di
kelas 6 dipersyaratkan untuk mengikuti Ujian Prestasi Sekolah Dasar (Ujian Pencapaian
Sekolah Rendah, UPSR). Sebuah program yang disebut Penilaian Tahap Satu, PTS digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa-siswi yang cerdas, dan memungkinkan mereka naik dari
kelas 3 ke kelas 5, meloncati kelas 4.[84] Tetapi, program ini dihapus pada 2001.
Pendidikan tahap dua di Malaysia dilaksanakan di dalam Sekolah Menengah
Kebangsaan (setara SMP+SMA di Indonesia) selama lima tahun. Sekolah Menengah
Kebangsaan menggunakan bahasa Malaysia sebagai bahasa pengantar. Khusus mata pelajaran
Matematika dan Sains juga bahasa non-Melayu, ini berlaku mulai tahun 2003, dan sebelum itu
semua pelajaran non-bahasa diajarkan di dalam bahasa Malaysia. Di akhir Form Three, yaitu
kelas tiga, siswa-siswi diuji di dalam Penilaian Menengah Rendah, PMR. Di kelas lima
pendidikan tahap dua (Form Five), siswa-siswi mengikuti ujian Ijazah Pendidikan Malaysia

12
(Sijil Pelajaran Malaysia, SPM), yang setara dengan bekas British Ordinary pada tahapan 'O'.
Sekolah tertua di Malaysia adalah Penang Free School, juga sekolah tertua di Asia Tenggara.
Pendidikan tahap dua nasional Malaysia dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu National
Secondary School (Sekolah Menengah Kebangsaan), Religious Secondary School (Sekolah
Menengah Agama), National-Type Secondary School (Sekolah Menengah Jenis Kebangsaan)
yang juga disebut Mission School (Sekolah Dakwah), Technical School (Sekolah Menengah
Teknik), Sekolah Berasrama Penuh, dan MARA Junior Science College (Maktab Rendah Sains
MARA).
Terdapat universitas publik seperti Universitas Malaya, Universitas Sains Malaysia,
Universitas Putra Malaysia Universitas Teknologi Malaysia, Universitas Teknologi Mara, dan
Universitas Kebangsaan Malaysia. Universitas swasta juga mendapatkan reputasi yang cukup
untuk pendidikan bermutu internasional dan banyak siswa-siswi dari seluruh dunia berminat
memasuki universitas-universitas itu. Misalnya Multimedia University, Universitas Teknologi
Petronas, dan lain-lain. Sebagai tambahan, empat universitas bereputasi internasional telah
membuka kampus cabangnya di Malaysia sejak 1998. Sebuah kampus cabang dapat dilihat
sebagai ‘kampus lepas pantai’ dari universitas asing, yang memberikan kuliah dan penghargaan
yang sama seperti kampus utamanya. Siswa-siswi lokal maupun internasional dapat meraih
kualifikasi asing identik ini di Malaysia dengan biaya rendah. Kampus cabang universitas asing
di Malaysia adalah: Monash University Malaysia Campus, Curtin University of Technology
Sarawak Campus, Swinburne University of Technology Sarawak Campus, dan University of
Nottingham Malaysia Campus.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Secara geografis wilayah Negara Malaysia memiliki batas batas wilayah sebagai berikut :
Malaysia barat terletak di semenanjung Malaysia yang tergabung menjadi satu dengan
daratan asia
• Sebelah Utara berbatasan dengan negara Thailand
• Sebelah Selatan berbatasan dengan negara Indonesia dan Singapura
• Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Laut Natuna
• Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Malaka dan Pulau Sumatra (Indonesia)
Malaysia timur (serawak dan sabah) terletak di bagian utara pulau Kalimantan
(Indonesia)
• Sebelah Utara berbatasan dengan  Laut Cina Selatan dan Brunei Darussalam.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kalimantan (Indonesia)
• Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulu dan negara Filipina
• Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan.
Malaysia adalah sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas negara bagian dan tiga
wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi. Ibukotanya
adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajayamenjadi pusat pemerintahan persekutuan. Jumlah
penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa. Negara ini dipisahkan ke dalam dua
kawasan Malaysia Barat dan Malaysia Timur oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut
Cina Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina.
Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Kepala negara Malaysia
adalah Yang di-Pertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.
Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster. Malaysia
sebagai negara persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963.

14
3.2. Saran
            Ketika kita membuat sebuah makalah tentang identias sebuah negara di dunia, sebaiknya
kita membaca beberapa referensi dalam beberapa buku. Hal ini bertujuan agar makalah yang kita
buat terhindar dari kesalahan dengan pembaca. Bisa saja pembaca sudah mengetahui hal tentang
identitas dari negara yang akan kita buat, sehingga tidak membuat pembaca bingung dengan
makalah yang kita buat ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan
yang membacanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Chaldun, 1995. Atlas Pengetahuan Sosial Indonesia Wawasan Nusantara dan Dunia,
Surabaya: Karya Pembina Swajaya.

Dahlan Thaib, Pemerintahan Malaya Britania, (Yogyakarta:Libety,2000) hal 37.

Gaffer, Jenedri, 2006, Pengantar Study Hukum Internasional, Jakarta:Ind-Hill-co

16

Anda mungkin juga menyukai