PENDAHULUAN
maka ditetapkan juga arah pembangunan jangka panjang, yang salah satu
Untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang berdaya saing, salah satu arah yang
dengan luas 5.312 km2, dengan 14 kelurahan, 509 desa definitif dan 4 desa
persiapan.
1
2
memiliki ratusan wisata alam yang indah, seperti air terjun, Bukit Serelo, Sekolah
Gajah dan ribuan situs megalitik, yang tersebar di beberapa kecamatan, berupa
dolmen, menhir, arca, lumpang batu, lesung batu, kuburan batu hingga bilik/rumah
pra sejarah dulu, hal tersebut dapat dilihat dari adanya sejumlah peninggalan-
peninggalan sejarah kuno yang terdapat pada beberapa daerah di Kabupaten Lahat,
yang ditemukan oleh tim dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan, dengan adanya
Desa Kebur adalah salah satu desa di Kecamatan Merapi Barat, yang
Kecamatan Merapi Barat ini sudah ada sejak dahulu kala, yang proses
dermaga di hilir desa yang bernama “Ribang Gayau”, untuk dijual kepada
masyarakat dari desa lain dan juga sekitarnya, tetapi sering dengan berjalannya
tersebut dan pada saat ini hanya tinggal sedikit orang-orang yang mewarisi keahlian
tersebut dan bahkan sudah nyaris punah, dikarenakan perkembangan jaman dan
3
teknologi serta tidak ada lagi pengkaderisasian bagi generasi penerusnya terhadap
Pada zaman dahulu, gerabah di desa ini dibuat secara sederhana, dibentuk
hanya dengan menggunakan tangan saja, yang berciri-ciri antara lain bentuk
adonannya terlihat kasar dan bagian pecahannya juga dipenuhi oleh jejak-jejak dari
tangan maupun dari sidik jari, bentuknya juga kadang tidak simetris. yang
digunakan sebagai hanya sebagai pekakas keperluan rumah tangga dan untuk
Yogyakarta selama 8 hari pada bulan Oktober tahun 2019, dengan peserta
perwakilan kerajinan gerabah dua orang, seni ukir dua orang dan batik dua orang.
Kegiatan ini disponsori oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lahat.
dalam hal untuk menambah ilmu membuat kerajinan gerabah dan tembikar,
sehingga menambah pengalaman dan keahlian bagi mereka dalam melestarikan dan
mengembangkan kegiatan tersebut, serta dapat pula menjadi suatu usaha atau bisnis
Saat ini, gerabah yag dihasilkan dari pengrajin di Desa Kebur tersebut
sudah memiliki banyak peningkatan, baik dari segi desain, jumlah produksi maupun
mutu dari gerabah tersebut. Gerabah yang dihasilkan saat ini sudah banyak
mentah, belanga untuk memasak gulai atau sayur, periuk untuk memasak nasi,
cuwek atau cobek, kendi air minum, kendi tempat ari-ari, kendi untuk ziarah, asbak,
anglo, tungku masak, celengan, guci, dupa menyan, pot bunga dan tempayan
4
wudhu. Saat ini orderan gerabah dari desa ini bukan hanya dari dalam Kabupaten
masyarakat di Desa Kebur, selain dibuat dengan teknik tangan biasa, pembuatan
gerabah ini juga sudah menggunakan teknik yang lebih maju, yaitu dibuat dengan
Tanah yang digunakan untuk membuat gerabah ini, merupakan tanah yang
diambil dekat Desa Kebur, yang berwarna hitam keabu-abuan, berbeda dengan
pembuatan gerabah di daerah lain yang menggunakan tanah liat yang berwarna
merah coklat ataupun putih kecoklatan yang di duga karena pengaruh dari banyaknya
Tanah yang diambil dengan cara menggali dan menyisakan lubang ini,
dianggap masyarakat setempat sangat aneh, karena ketika para pengrajin ingin
mengambil tanah ditempat itu kembali untuk dijadikan gerabah, maka lubang yang
mereka tinggalkan kemarin sudah rata kembali seperti sedia kala. Tanah yang biasa
diambil untuk membuat gerabah ini sering diminta orang untuk dijadikan obat,
bahkan orang yang meminta tanah tersebut terkadang berasal dari luar Kabupaten
Lahat.
Cara pembuatan gerabah di desa ini dimulai dengan menggali tanah secara
langsung ke dalam tanah yang mengandung banyak tanah liatnya. Tanah liat yang
telah digali tadi kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk dilaksanakan
proses selanjutnya.
Tanah liat yang telah terkumpul tadi kemudian disiram dengan air sehingga
menjadi basah dan merata, kemudian didiamkan selama satu sampai dua hari,
5
setelah itu tanah liat tersebut digiling agar menjadi lebih rekat dan terasa liat.
Setelah melalui proses penggilingan tersebut, maka tanah liat sudah siap untuk
dibentuk sesuai dengan keinginan pasar dan keperluan konsumen. Bermacam aneka
bentuk desain dapat dihasilkan dari tanah liat tersebut. Adapun seberapa banyak
jumlah tanah liat yang dibutuhkan dan berapa lama waktu proses pembuatan yang
diperlukan, tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan dibuat atau seberapa
banyak gerabah yang akan dihasilkan, baik dalam bentuk dan desain maupun
jumlahnya.
sinar matahari, gerabah yang sudah agak mengeras akan dihaluskan terlebih dahulu
dengan menggunakan air dan kain kecil, lalu dibatik dengan menggunakan batu
api. Setelah dilakukan proses tersebut, maka gerabah tersebut baru bisa dijemur
hingga benar-benar keras. Proses ini dilakukan dengan tujuan agar gerabah-gerabah
tersebut benar-benar keras dan tidak mudah pecah, dengan bahan bakar yang
digunakan antara lain jerami kering, daun kelapa kering ataupun kayu bakar.
Dalam proses penyempurnaan, gerabah yang sudah jadi tadi dapat di cat
dengan menggunakan cat khusus atau diglasir, sehingga terlihat lebih indah dan
Untuk sumber daya manusia, pengrajin gerabah ini masih merekrut tenaga
yang ada dalam keluarga mereka, yang terdiri dari beberapa ibu rumah tangga dan
pria yang ada di keluarga mereka, dengan adanya pembagian tugas masing-masing
sesuai dengan keahlian dan kapasitas tenaganya, dengan kompensasi berupa bagi
hasil akhir.
Untuk modal kerja, terdiri dari modal awal kerja mereka sendiri dan
dibantu oleh sarana dari PT. Muara Alam Sejahtera (MAS) site Merapi melalui dana
corporate social responsibility (CSR) berupa 3 tatap batu dan roda putar serta
tersebut paling banyak sekitar 200 gerabah per bulannya, hal ini terkendala pada
jumlah sumber daya manusianya yang terbatas, alat yang masih sedikit, tempat
penyimpanan bahan mentah dan produk yang sudah jadi yang masih sempit, serta
pada toko yang ada di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Muara Enim dan khusus
melalui media sosial, yang pesanan mereka berasal dari penduduk lokal maupun
keluar pulau Sumatera dan untuk persaingan pasar, mereka belum memiliki pesaing
di daerah ini.
pada masyarakat sekitar hampir tidak ada, karena tungku yang digunakan untuk
7
proses pembakaran gerabah juga dilakukan di dalam tanah dan fungsinya cuma untuk
sekitarnya, dengan adanya produksi pot-pot bunga dari gerabah tersebut, antara
lain masyarakat di desa tersebut sudah banyak yang menjual bunga-bunga dan
tanaman hias lainnya serta ada juga yang menjual tanah yang sudah diolah untuk
media tanam bunga-bunga tersebut. Bahkan usaha kecil menengah (UKM) bagi ibu-
ibu rumah tangga di desa tersebut dapat berjalan, dengan memproduksi kerajinan
tangan dari tali “Makrame” untuk aksesoris dalam menggantung pot-pot gerabah
Dalam hal ini, studi kelayakan bisnis dapat diteliti bukan hanya pada suatu
proyek atau usaha yang berskala kecil saja, akan tetapi juga dapat dilakukan pada
proyek ataupun usaha yang berskala besar juga, termasuk pada usaha pengrajin
gerabah di Desa Kebur Kecamatan Merapi Barat ini. Karena secara tidak langsung
dapat menimbulkan dampak yang berbeda pula, dampak yang dapat ditimbulkan
dari studi kelayakan bisnis ini pada usaha ini, bisa dilihat secara ekonomis dan bisa
perekonomian nasional secara makro akan sangat menguntungkan bagi negara dan
masyarakat. Demikian juga bila studi kelayakan bisnis pada usaha ini dapat
berdampak secara sosial, maka tidak hanya masyarakat di sekeliling proyek atau
8
usaha tersebut yang diuntungkan, tetapi juga bisa berdampak pula pada finansial
usaha tersebut.
Di sisi lain, studi kelayakan bisnis pada usaha pengrajin gerabah di Desa
Kebur Kecamatan Merapi Barat ini memerlukan sebuah konsep, yang merupakan
sebuah alat yang dirancang untuk mewujudkan hasil dari temuan-temuan baru
ataupun usaha-usaha baru, berupa pengembangan dari usaha-usaha yang sudah ada,
baik secara objektif yang didasarkan pada penilaian serta didukung oleh data yang
lengkap sehingga menjamin keabsahannya, serta dikaji dan dibahas oleh para ahli
gerabah yang ada di daerah tersebut dan hanya ada satu desa yang masih
2). Masih adanya kendala pada jumlah sumber daya manusianya yang terbatas, alat
yang masih sedikit, tempat penyimpanan bahan mentah dan produk yang sudah
jadi yang masih sempit, serta proses pembuatannya yang lama pada produksi
gerabah tersebut.
yang tersedia, adanya fasilitas tempat penyimpanan bahan mentah dan tempat
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Lahat.
Lahat, dapat teratasi dengan meningkatnya usaha kecil dan menengah (UKM) di
tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku sosial yang ada di Kabupaten
Lahat, yaitu “Studi Kelayakan Bisnis Pada Pengrajin Gerabah di Desa Kebur
1. Identifikasi Masalah
tentang :
pengrajin gerabah yang ada di daerah tersebut dan hanya ada satu desa yang
2). Masih adanya kendala pada jumlah sumber daya manusianya yang terbatas,
alat yang masih sedikit, tempat penyimpanan bahan mentah dan produk yang
sudah jadi yang masih sempit, serta proses pembuatannya yang lama pada
2. Perumusan Masalah
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji antara lain
tentang :
1). Apakah pengrajin gerabah di Desa Kebur Kecamatan Merapi Barat Kabupaten
C. Tujuan Penelitian
adalah :
1). Untuk menganalisis apakah pengrajin gerabah di Desa Kebur Kecamatan Merapi
D. Manfaat Penelitian
berikut :
1. Secara Teoritis
melahirkan konsep dan teori-teori baru dalam bidang ilmu sosial yang terkait
Pada saat ini, ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli tentang
studi kelayakan bisnis, diantaranya adalah teori yang dikemukakan oleh Sunyoto
2. Secara Praktis
yang lebih baik untuk kedepannya, dan didukung oleh keperdulian para
tersebut.