Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELAYANAN KEPERAWATAN DALAM


SISTEM KESEHATAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Dosen Pembimbing : Tutik Herawati, S.Kp.,MM

Oleh : Elinda Nirmalasari


(P17210201001)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “PELAYANAN
KEPERAWATAN DALAM SISTEM KESEHATAN” untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis hadapi, namun penulis
menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat dorongan, bantuan, dan
bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Tutik Herawati, S.Kp.,MM selaku dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan
2. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesaikannya makalah ini
3. Teman teman yang telah memotivasi dan memberi dukungan.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.

Malang, 1 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan...................................................................3
2.2 Ciri-ciri Sistem Pelayanan Kesehatan......................................................................4
2.3 Jenis-jenis Sistem Pelayanan Kesehatan.................................................................5
2.4 Tingkat Sistem Pelayanan Kesehatan.......................................................................7
2.5 Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan..................................................................8
2.6 Syarat Pokok Sistem Pelayanan Kesehatan............................................................8
2.7 Lembaga Sistem Pelayanan Kesehatan.................................................................9
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan....................................9
2.9 Masalah Sistem Pelayanan Kesehatan...................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pelayanan Keperawatan Dalam Sistem Kesehatan Di Desa Siaga.......................12
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................15
BAB V PENUTUP............................................................................................................17
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................17
5.2 Saran...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai SKN
(Sistem Kesehatan Nasional) dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah
sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila
bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah
pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa
menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat
secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga
kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai
upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen
rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja
mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, begitu pula
dengan lembaga pelayanan kesehatan lainnyasepertipuskesmas, posyandu maupun klinik.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini adalah
melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap aspeknya. Sehingga
mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah revolusioner dalam dunia
keperawatan itu sendiri terutama dalam pelayanan kesehatan yang prima.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan bagaimana bentuk serta proses
pelayanan kesehatan, system rujukan serta permasalahan yang terdapat didalamnya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat
dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
2. Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
4. Apa yang dimaksud dengan system rujukan?
5. Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
2. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
4. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
5. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
6. Mengetahuisistemrujukan.
7. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan


Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo Pelayanan kesehatan adalah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Dubois & Miley (2005 : 317), Sistem Pelayanan Kesehatan adalah upaya
yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Jadi, sesuai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan adalah
sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan
meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi
(pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat. Yang dimaksud
sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan yaitu input , proses, output,
dampak, umpan balik.
1. Input
Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
sebuah sistem.Input sistem pelayanan kesehatan : potensi masyarakat, tenaga & sarana
kesehatan.
2. Proses
Kegiatan yang mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari
sistem tersebut.Proses dalam pelayanan kesehatan: berbagai kegiatan dalam pelayanan
kesehatan.
3. Output

3
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses.Output pelayanan kesehatan :
pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
4. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif
lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan : masyarakat sehat, angka kesakitan dan
kematian menurun.
5. Umpan Balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi.Umpan balik dalam pelayanan
kesesahatan : kualitas tenaga kesehatan.
6. Lingkungan
Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas,
Input : Dokter, Perawat, Obat-obatan.
Proses : Kegiatan pelayanan puskesmas.
Output : Pasien sembuh atau tidak sembuh.
Dampak : Meningkatnya status kesehatan masyarakat.
Umpan Balik : Keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan.
Lingkungannya : Masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas.

2.2 Ciri-ciri Sistem Pelayanan Kesehatan


Ciri-ciri system pelayanan kesehatan dibagi menjadi :
1. P : Pleasantness (seorang petugas harus mampu menyenangkan pelanggan).
2. E : Eagerness to help others (memiliki keinginan yang kuat dari dalam dirinya untuk
membantu).
3. R : Respect for other people (harus menghargai dan menghormati pelanggan).
4. S : Sense of responsibility is a realization that what one does and says is important
(harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan perkataannya terhadap
pelanggan).

4
5. O : Orderly mind is esenssial for methodical and accurate work (harus memiliki jalan
pemikiran yang terarah dan terorganisasi untuk melakukan pekerjaan dengan metode
baik dan tingkat ketepatan yang tinggi).
6. N : Neatness indicates pride in self and job (harus memiliki kerapian dan bangga
dengan pekerjaanya sendiri).
7. A : Accurate in everything done is of permanent importance (harus melakukan
pekerjaan dengan keakuratan atau ketepatan atau ketelitian, hal ini merupakan sebuah
nilai yang sangat penting).
8. L : Loyality to both management and colleagues make good time work (harus bersikap
setia pada management dan rekan kerja, merupakan kunci membangun kerja sama).
9. I : Intelligence use of common sense at all time (harus senantiasa menggunakan akal
sehat dalam memahami pelanggan dari waktu ke waktu).
10. T : Tact saying and doing the right thing at the righ time(harus memiliki kepribadian,
berbicara, bijaksana dan melakukan pekerjaan secara benar).
11. Y : Yearning to be good servive clerk and love of the work is essential (mempunyai
keinginan menjadi pelayan yang baik serta mencintai pekerjaannya).

2.3 Jenis-jenis Sistem Pelayanan Kesehatan


Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat
dibedakan atas dua, yaitu:
1. Pelayanan Kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical
services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo
practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk
perseorangan dan keluarga. Dengan ciri- ciri :
a. Tenaga pelaksaannya adalah tenaga para dokter
b. Perhatian utamanya adalah penyembuhan penyakit
c. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
d. Kurang memperhatikan efisiensi
e. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran

5
f. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat undang-undang
g. Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
h. Bertanggung jawab hanya kepada penderita
i. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan
j. Masalah administrasi sangat sederhana

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan masyarakat (public
health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-
sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok
dan masyarakat.

Dengan ciri- ciri :


a. Tenaga pelaksanaanya terutama ahli kesehatan masyarakat
b. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
c. Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan
d. Selalu berupaya mencari cara yang efisien
e. Dapat menarik perhatian masyarakat
f. Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan
undang-undang
g. Pengasilan berupa gaji dari pemerintah
h. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
i. Dapat memonopoli upaya kesehatan
j. Mengadapi berbagai persoalan kepemimpinan
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat
tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat
itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang
lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan

6
(promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas atau
balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung
berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.

2.4 Tingkat Sistem Pelayanan Kesehatan


Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat.
Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada
tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu :
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh : Kebersihan
perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Specifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus adalahmasyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit
tertentu. Contoh : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit.Contoh : Survey penyaringan kasus.
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan)
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit tertentu. Dilakukan pda kasus yang memiliki potensi
kecacatan. Contoh : Perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih
lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan, menncegah kematian.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Dilakukan setelah pasien sembuh. Sangat diperlukan pada fase pemulihan terhadap
kecacatan, misal : program latihan, konsultasi dan diskusi psikologis untuk meningkatkan
koping individu positif sehingga gairah hidup meningkat.

7
2.5 Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
1. Tingkat Pertama/Primary Health Service
Adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok yang dibutuhkan oleh sebagian besar
masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatanmasyarakat. Biasa dilakukan pada masyarakat yang memiliki masalah atau
masyarakat sehat. Sifat pelayanan adalah pelayanan dasar yang dapat dilakukan di
puskesmas, balai kesehatan masyarakat atau poliklinik.
2. Tingkat Dua/Secondary Health Service
Diperlukan bagi masyarakat atau klien yan memerlukan perawatan rumah sakit
dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tanaga spesialis
3. Tingkat Tiga/Tertiery Health Service
Merupakan tingkat yang tertinggi. Membutuhkan tenaga ahli atau subspesialis dan
sebagai rujukan.

2.6 Syarat Pokok Sistem Pelayanan Kesehatan


1. Tersedia dan Berkesinambungan
Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat harus mudah ditemukan
serta selalu siaga keberadaannya di masyarakat setiap kali dibutuhkan.
2. Dapat Diterima dan Wajar
Diartikan bahwa pelayanan kesehatan tersebut tidak bebrtentangan dengan keyakinan
dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat
istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat bukan pelayanan
kesehatan yang baik.
3. Mudah Dicapai/Accessible
Ketercapaian yang dimaksudkan diutamakan dari sudut lokasi. Dengan kata lain
pelayanan kesehatan dan distribusi sarana kesehatan merata di seluruh wilayah, tidak
terkonsentrasi di perkotaan.
4. Mudah Dijangkau/Affortable
Terutama dari sudut biaya, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Bermutu/ Quality

8
Mutu yang dimaksudkan adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan dan tata cara penyelenggaraannya disesuaikan kode etik serta yang telah
ditetapkan.

2.7 Lembaga Sistem Pelayanan Kesehatan


Lembaga merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada masyakarat dalam
rangka meningkatkan status kesehatan. Tempat yang dimaksud bervariasi berdasarkan
tujuan pemberian pelayanan kesehatan. Tempat tersebut diantaranya :
1. Rawat Jalan
Lembaga pelayanan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada tingkat
pelaksanaan diagnosa dan pengobatan pada penyakit yang akut atau mendadak serta
kronis yang dimungkinkan tidak rawat inap. Lembaga ini misalnya : klinik kesehatan,
klinik dokter spesialis.
2. Institusi
Merupakan lembaga yang fasilitasnya cukup dalam memberikan pelayanan kesehatan,
seperti : rumah sakit dan pusat rehabilitasi
3. Hospice
Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang berfokus pada klien yang
sakit terminal agar lebih tenang, biasanya dilakukan home care.
4. Community Base Agency
Merupakan bagian dari lembaga yang dilalukan pada klien dan keluarga, misalnya :
praktek perawat keluarga.

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru
Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti
oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan

9
kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi, seperti dalam pelayanan
kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya,
maka digunakanlah alat seperti laser, terapi peruahan gen dan lain-lain.Maka pelayanan
kesehatan ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga yang professional
di bidang tertentu.
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki
kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan,
demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan
memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan,sehingga kondisi
demikian akan sangat mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
3. Aspek Legal dan Etik
Dengan tingginya kesadaarn masyarakat tehadap penggunaan atau pemanfaatan jasa
pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hukum dan etik dalam
pelayanan kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan secra profesional dengan memperhatikan
norma dan etik yang ada dalam masyarakat
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lebih mudah diperoleh dan di
jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah.Keadaan
ekonomi ini akan mempengaruhi dalam sistem pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali
dalam sistem pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat
memberikan pola dalam sistem pelayanan.Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat
diantanya pemahaman tentang paradigma sehat, srategi professionalisme dalam segala
tugas, adanya JPKM,dan desentralisai.Dalam menggunakan strategi yang ada,
pemerintah telah menyusun misi yang akan di jalankan sebagaimana dalam sistem
pelayanan kesehatan, diantaranya :
a. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.

10
b. Memeliharaserta meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarat
dan lingkungan.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata  dan terjangkau.
d. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat.

2.9 Masalah Sistem Pelayanan Kesehatan


Faktor yang paling berpengaruh terhadap masalah pelayanan kesehatan adalah
perkembangan ilmu dan tehnologi. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan tehnologi, semakin
tinggi pelayanan kesehatan yang diberikan. Hasil yang diraih juga semakin baik dimanan
angka kesakitan, cacat dan kematian menurun serta meningkatkan umur harapan hidup rata.
Perubahaan ini juga mendatangkan masalah sebagai berikut :
1. Terkotak-kotaknya Pelayanan Kesehatan/FragmentedHealth Services
Berhubungan dengan munculnya spesialis dan sub spesialis yang berdampak negatif
dengan timbulnya keselitan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang akan
menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
bila hal ini berkelanjutan.
2. Berubahnya Sifat Pelayanan Kesehatan
Muncul sebagai akibat lebih lanjut dari pelayanan kesehatan yang terkotak-kotak,
terutama ditemukan pada hubungan dokter dan pasien. Munculnya sub spesialis dan
spesialis menyebabkan perhatian penyelenggara pelayanan kesehatan tidak menyeluruh,
perhatian tertuju pada keluhan dan organ tubuh yang sakit saja. Perubahan bertambah
nyata dengan adanya peralatan yang canggih yang mendukung proses pelayanan yang
diberikan. Hal tersebut menimbulkan berbagai dampak negatif, yaitusebagai berikut :
a. Regangnya hubungan dokter dengan pasien yang timubul karena peralatan yang
digunakan tersebut.
b. Mahalnya biaya kesehatan.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pelayanan Keperawatan Dalam Sistem Kesehatan di Desa Siaga

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi menyebabkan pemerintah
Indonesia membuat berbagai program untuk mengatasi masalah ini. Di segi lain, Indonesia yang
berada di lingkungan yang berbahaya alamnya membuat masyarakat akan selalu sadar dan siaga
untuk mempersiapkan diri dalam segala hal, termasuk mempersiapkan lingkungan tempat
tinggalnya, masyakarat dan keluarganya yang setiap saat siap untuk menghadapi bahaya alam
dan bersiap juga menghadapi berbagai penyakit yang mematikan serta juga meningkatkan
kesehatan ibu dan bayinya. di dalam mempersiapkan diri tersebut, masyarakat perlu dipandu dan
didukung oleh tenaga tenaga yang sesuai serta juga fasilitas yang memadai yang didukung oleh
pemerintah.Persiapan implementasi ‘desa siaga’ yang telah dicanangkan oleh menteri kesehatan
R.I. Hal ini merupakan kesempatan bagi semua jajaran termasuk seluruh tim kesehatan untuk
bersama-sama mensukseskan program ini. Perawat yang merupakan tenaga kesehatan terbesar di
tim pelayanan kesehatan yang bekerja selama 24 jam, merupakan tenaga yang seharusnya
diperhitungkan untuk kesuksesan program ini.
Oleh karena itu makalah ini akan mengulas tentang bagaimana peran dan fungsi
perawat dalam mempersiapkan pelaksanaan ‘desa siaga’ dalam Peran perawat dalam
menurunkan IMR dan MMR melalui desa siaga (Setyowati) 31 rangka ikut menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, serta mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi bahaya-bahaya
dalam kesehatannya. DESA SIAGA SEBAGAI STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN Visi
Depkes yang baru yakni: ”Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat” dengan misi ”Membuat
rakyat sehat”. Untuk pencapaian visi dan misi tersebut, strategi yang ditempuh adalah: (1)
Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; (3) Meningkatkan system surveilans,
monitoring dan informasi kesehatan; (4) Meningkatkan pembiayaan kesehatan (BPPSDMK,
Jakarta 2006. http://www.bppsdmk.or.id/data/ agenda.php3?id=17 diperoleh 26 Mei 2006 ) .
Didalam RPJPK 2005- 2025, dinyatakan bahwa Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat
memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh

12
jaminan kesehatan. Masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatannya.
Pelayanan kesehatan bermutu adalah pelayanan kesehatan, yang diselenggarakan
sesuai dengan standar dan etika profesi, termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat
dan bencana. Sedangkan, perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025
adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan
lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat termasuk
menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe community) (Suara Pembaharuan , Kamis,
5 Januari 2006, Webmaster http://www.jpkm-online.net/ news.php? pid=380&act=detail
diperoleh 26 -5- 2006). Untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatan seperti disparitas
kesehatan yang masih tinggi antar daerah, rendahnya kualitas kesehatan penduduk miskin,
rendahnya kondisi kesehatan lingkungan,dan desentralisasi yang mengakibatkan tidak
sinkronnya pusat dan daerah, diusulkan pembentukan mobilisasi sosial dan komitmen politik.
Oleh sebab itu pemerintah melalui program Desa Siaga yang dicanangkan oleh menteri
kesehatan RI (2005) melakukan mobilisasi massa dan pemberdayaan masyarakat dan mendorong
setiap desa mengembangkan “desa siaga “ sebelum akhir 2008, dengan melibatkan LSM,
Organisasi Keagamaan dan sektor swasta melalui program promosi. PNGERTIAN DAN CIRI-
CIRI DESA SIAGA Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka
mewujudkan Desa Sehat agenda.php3?id=17 diperoleh 26 Mei 2006).
Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah lain bagi
satuan administrasi pemerintah setingkat Desa. Desa Siaga dapat dikatakan merekontruksi atau
membangun kembali berbagai upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM). Desa Siaga juga
merupakan revitalisasi PKMD yang merupakan pendekatan edukatif yang dewasa ini mulai
dilupakan orang.. Pengembangan Desa Siaga sebenarnya upaya merajut berbagai upaya
kesehatan berbasis masyarakat, dan membangun kembali kegotongroyongan kesehatan yang ada
di desa. Serta membangun jejaring (networking) berbagai UKBM yang ada di desa. Desa Siaga
yang menjadi embrio Desa sehat nantinya diharapkan dapat melengkapi komponenkomponennya
yang terdiri dari adanya Pos Kesehatan Desa (poskesdes) atau UKBM lainnya yang akan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, penerapan PHBS oleh masyarakat,

13
kesiapsiagaan masyarakat dalam Safe Community, Survailans kesehatan berbasis masyarakat,
serta pembiayaan kesehatan yang berbasis masyarakat. Sehubungan dengan pengertian tersebut,
maka ciriciri Desa Siaga adalah (JHU/CCP, JHPIEGO, PATH (2006): Memiliki pemimpin dan
atau tokoh masyarakat yang peduli kepada kesehatan, Memiliki organisasi kemasyarakatan
yang peduli kepada kesehatan masyarakat desa, 32 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume
11, No.1, Maret 2007; hal 30-34 = Memiliki berbagai upaya kesehatan bersumber masyarakat
(UKBM), Memiliki Poskesdes yang berfungsi memberikanpelayanan kesehatan dasar,
Memiliki sistem surveilans (penyakit, gizi, kesling dan PHBS) yang berbasis masyarakat,
Memiliki sistem pelayanan kegawat-daruratan (safecommunity) yang berfungsi dengan baik,
Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat (mandiri dalam pembiayaan
kesehatan seperti adanya Tabulin, Dasolin, Dana Sehat, dana Sosial Keagamaan dan lain-lain),
Masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sesuai dengan Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) 1993 dan program Pembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI
bahwa pembangunan ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia
seutuhnya yang maju dan mandiri.
Pembangunan manusia seutuhnya dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung
sepanjang masa hidupnya dan tidak dapat dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga di
mana ia dibesarkan. Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan keluarga
yang menjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehingga keluarga memiliki nilai strategis dalam
pembanguanan nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya.
Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam
kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka sehingga
mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan
berbagai upaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi kesehatannya.
Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai andil yang
cukup besar dan sangat diharapkan dalam mewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut
sehingga terciptalah suatu keluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat
dan Negara yang sejahtera pula.

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Puskesmas sebagai sarana pelayanan primer yang ada di masyarakat beranggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan pereventif. Perawat sebagai bagian
tenaga kesehatan yang di Puskesmas mampu menunjukkan peran sebagai yakni
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pokok Puskesamas. Handoko (2009) mendefinisikan
koordinasi (coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan
pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidangbidang fungsional) suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Peran perawat adalah mengarahakan, merencanakan, mengorganisasikan pelayanan
dari semua anggota team kesehatan. Kemampuan mengkoordinasi ini menjadi penting karena
kegiatan dan program Puskesams oleh berbagai profesi dan masyakat menerima pelayanan dari
Peran sebagaiKoordinator dan kolaborator dengan mengkoordinir seluruh kegiatan
upayapelayanan kesehatan masyarakat dan pusksmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya (lintas program dan lintas sektoral. Pedoman Kegiatan
Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas perawat bertanggungjawab dalam penyelenggraan
penggerak pembangunan bertanggungjawab melakukan kegiatan berdasarkan masalah kesehatan
yang timbul berdasarkan faktor resiko yang teridentifikasi. Tugas dan wewenang juga ditulis di
dalam Undang-Un.dang No 38 tahun 2014 tentang keperawatan pada pasal 29 ayat pertama.
Pada ayat pertama dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat
bertugas sebagai; pemberi asuhan keperawatan, penyuluhan dan konselor bagi klien, pengelola
pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang, dan pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama di Puskesmas dilaksanakan dalam bentuk: (a) rawat jalan; (b)
pelayanan gawat darurat; (c) pelayanan satu hari (one day care); (d) home care; dan/atau (e)
rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes no 75 tahun
2014).Keberadaan perawat di Puskesmas saat ini dinilai belum bias menampilkan
kemandiriannua sebagai seorang profesi.

15
Perawat puskesmas masih dibebani dengan tugas-tugas tambahan yang sebenarnya
bukanlah kewenanagan profesi keperawatan. Peran dan fungsi utama perawat adalah untuk
memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien (individu,
keluarga, komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada
klien di semua tatanan layanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari
pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Berman et al (2016)
Perawat sebagai pemberi asuhan. Peran pemberi asuhan meliputi tindakan mendampingi serta
membantu klien dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu kesehatan diri melalui proses
keperawatan.Pemberian asuhan ini mencakup aspek biopsikososial hingga spiritual pasien
atauklien. Adanya ketidaksesuai dan peran ganda perawat di Puskesmas berdampak
menimbulkan dampak kepada pelayanan yang tidak dapat seluruhnya diberikan secara optimal.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif
(pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembagakesehatan,
juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi konsumen (pasien dan
keluarganya)yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendorong untuk bekerja sama, berperan
aktif dalam kegiatan sosial lembagakesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga
kesehatan tersebut.
Perawat tidak sepenuhnya menjalani profesinya sebagai perawat. Adanya tugas-tugas
tambahan yang dibebankan kepada perawat dan tugas-tugas tambahan sering kali tidak
sesuai dengan peran dan fungsi perawat. Situasi dan keadaan ini secara tidak langsung akan
mempengaruhi kinerja perawat. Beberapa program dan kegiatan ada belum memberikan
hasil yang memuaskan. Diperlukan penataan kembali tentang bagaimana perawat Puskesmas
seharusnya diberdayakan. Kebijakan dan regulasi yang tepat diharapkan mampu membuat
eksitensi.
B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta kualitas dari
pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif, itu semua
dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan diharapkan perawat
dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan baik. Untuk itu, kita sebagai
mahasiswa keperawatan hendaknya mempersiapkan secara matang baik dari segi
kemampuan, sikap maupun pengetahuan yang optimal guna menjadi generasi tenaga
keperawatan penerus yang dapat diandalkan yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali H.Z. 2002.Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika


Alimul, Aziz H. 2003.Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
SalembaMedika
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Aziz Alimul H. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika
Potter & Perry. 2005.Keperawatan FundamentalVol. 1 Edisi terjemahan. Jakarta:
EGC
Dubois & Miley. 2005.PelayananKesehatan Edisi terjemahan. Jakarta : EGC
de Jager, N., Nolte, A. G. W., & Temane, A. (2016). Strategies to facilitate professional
development of the occupational health nurse in the occupational health setting. Health
SA Gesondheid. https://doi.org/ 10.1016/j.hsag.2016.03. 003
Draper, E., Ladou, J., & Tennenhouse, D. J. (2011). Occupational health nursing and the quest
for professional authority. New Solutions, 21(1), 57– 88.
https://doi.org/10.2190/NS.21.1.i Gangadharan, H., Narwal, A., & Gangadharan, H.
(2017).
Fundamentals of Nursing. In Key to Success Staff Nurses Recruitment Exam.
https://doi.org/10.5005/jp/books/12954 _32
Gunawan, J., & Aungsuroch, Y. (2017).Managerial competence of first-linenurse managers: A
concept analysis. International Journal of Nursing Practice, 23(1), 1–7.
https://doi.org/10.1111/ijn.12502
Handoko, Hani ., 2009. Manajemen, Edisi II, BPFE dan LMP2M-YKPN, Jakarta Singarimbun,
Masri dan Sofian Effendi, 1990. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. 9.Halloran, P.
O., & Porter, S. A. M. (2010). Commentary Evidence based practice and its critics : what
is a nurse manager to do ? 90–95. https://doi.org/10.1111/j.1365- 2834.2009.01068.x

Anda mungkin juga menyukai