Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Sistematika Pembuatan
BAB II: PEMBAHASAN
I A. Definisi Aborsi
B. Statistik Aborsi
C. Alasan Aborsi
D. Pelaku Aborsi
E. Tindakan Aborsi
F. Contoh Aborsi
G. Resiko Aborsi
II A. Agama dan Aborsi
1. Aborsi Menurut Islam
2. Aborsi Menurut Kristiani
B. Hukum dan Aborsi
C. Solusi
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai manusia kita sangat membutuhkan AGAMA dalam kehidupan kita,
baik sebagai aturan maupUn pandangan hidup.karna itu MAKALAH ini kami buat selain
untuk memenuhi tugas AGAMA, juga untuk menambah wawasan kita mengenai
AGAMA dan nilai-nilai di dalam nya.
Dan salah satunya yaitu pandangan AGAMA mengenai ABORSI.yang akan di
bahas dalam MAKALAH ini. Semoga MAKALAH ini dapat menjadi pertimbangan
tingkah laku dan pemikiran kita tentang apa itu ABORSI?.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang Aborsi ini, khususnya adalah untuk
Menambah wawasan kami yang menulis dan umumnya bagi semua orang yang
membaca makalah tentang aborsi ini bisa mengetahui apa akibat dari aborsi itu sendiri.

C. Ruang Lingkup
Ruang Limgkup pembuatan karya tulis tentang Aborsi ini, adalah hanya seputar
tentang Aborsi, yaitu definisi, hukum, pandangan agama dan segala hal yang menyangkut
aborsi.
BAB II
PEMBAHASAN

I.          A. Definisi Aborsi


Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup
dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1.   Aborsi Spontan / Alamiah
2.   Aborsi Buatan / Sengaja
3.   Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan 
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28
minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun
si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). 
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit
darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik
calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis
yang matang dan tidak tergesa-gesa.  

B. STATISTIK ABORSI 
Statistik aborsi di Indonesia.
Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi buatan
sangat sering terjadi tanpa dilaporkan – kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu
perawatan di Rumah Sakit. Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar
2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada 2.000.000
nyawa yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak yang tahu.
Jumlah kematian karena aborsi melebihi kematian perang manapun
Data statistik mengenai kasus aborsi di luar negeri – khususnya di Amerika –
dikumpulkan oleh dua badan utama, yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC)
dan Alan Guttmacher Institute (AGI). Hasil pendataan mereka menunjukkan bahwa
jumlah nyawa yang dibunuh dalam kasus aborsi di Amerika – yaitu hampir 2 juta jiwa –
lebih banyak dari jumlah nyawa manusia yang dibunuh dalam perang manapun dalam
sejarah negara itu.
Sebagai gambaran, jumlah kematian orang Amerika dari tiap-tiap perang adalah:
1.   Perang Vietnam – 58.151 jiwa
2.   Perang Korea – 54.246 jiwa
3.   Perang Dunia II – 407.316 jiwa
4.   Perang Dunia I – 116.708 jiwa
5.   Civil War (Perang Sipil) – 498.332 jiwa
Secara total, dalam sejarah dunia, jumlah kematian karena aborsi jauh melebihi
jumlah orang yang meninggal dalam semua perang jika digabungkan sekaligus.
Jumlah kematian karena aborsi melebihi semua kecelakaan
Menurut James K. Glassman dari The Washington Post pada tahun 1996, jumlah
kematian akibat aborsi 10 kali lebih banyak daripada semua kecelakaan yang masih
ditambah kasus bunuh diri maupun pembunuhan.
Data kecelakaan di Amerika menunjukkan:
1.   Kecelakaan karena jatuh – 12.000
2.   Kecelakaan karena tenggelam – 4.000
3.   Kecelakaan karena keracunan – 6.000
4.   Kecelakaan mobil – 40.000
5.   Bunuh diri – 30.000
6.   Pembunuhan – 25.000
Jumlah kematian karena aborsi selalu melebihi kematian karena kecelakaan, bunuh
diri ataupun pembunuhan – di seluruh dunia.
Jumlah kematian karena aborsi melebihi segala penyakit
Daniel S. Green dari Washington Post mengatakan bahwa pada tahun 1996, di
Amerika setiap tahun ada 550.000 orang yang meninggal karena kanker dan 700.000
meninggal karena penyakit jantung. Jumlah ini tidak seberapa dibandingkan jumlah
kematian karena aborsi yang mencapai hampir 2 juta jiwa di negara itu.
Secara keseluruhan, di seluruh dunia, aborsi adalah penyebab kematian yang paling
utama dibandingkan kanker maupun penyakit jantung.

C. Alasan Aborsi
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun
yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama
adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1.   Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau
     tanggung jawab lain (75%)
2.   Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
3.   Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka
yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang
yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka
tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan
gerakan dan geliatan anak dalam kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang
mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam kandungannya
adalah boleh dan benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar.
Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita,
yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.
Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest
(1998) yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest
(hubungan intim satu darah), 3% karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3% karena
janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh yang serius.
Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk
kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai, takut dikucilkan,
malu atau gengsi.  

D. Pelaku Aborsi
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi
gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis
dalam buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes, Phd:
Para wanita pelaku aborsi adalah:
Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia
dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19
tahun.    
Usia Jumlah %
Dibawah 15 tahun 14.200 0.9%
15-17 tahun 154.500 9.9%
18-19 tahun 224.000 14.4%
20-24 tahun 527.700 33.9%
25-29 tahun 334.900 21.5%
30-34 tahun 188.500 12.1%
35-39 tahun 90.400 5.8%
40 tahun keatas 23.800 1.5%

Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi.
Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih
membunuh anaknya sendiri.
Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur,
kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat
tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.
Waktu Aborsi
Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut data statistik yang
ada di Amerika, aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada berbagai usia janin.
Usia Janin Kasus Aborsi
13-15 minggu 90.000 kasus
16-20 minggu 60.000 kasus
21-26 minggu 15.000 kasus
Setelah 26 minggu 600 kasus

E. Tindakan Aborsi
Ada 2 macam tindakan aborsi, yaitu:
1.   Aborsi dilakukan sendiri
2.   Aborsi dilakukan orang lain
Aborsi dilakukan sendiri
Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara memakan obat-obatan yang
membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja
ingin menggugurkan janin.

Aborsi dilakukan orang lain


Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang
digunakan juga beragam.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan
dalam 5 tahapan, yaitu:

1.   Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan
2.   Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan
3.   Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan
4.   Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan tidak tersisa
5.   Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah / sungai, dikubur di
tanah kosong, atau dibakar di tungku 

Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melaksanakan aborsi dengan cara


memberi ramuan obat pada calon ibu dan mengurut perut calon ibu untuk mengeluarkan
secara paksa janin dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan
belum tentu membuahkan hasil yang diinginkan dan kemungkinan malah membawa cacat
bagi janin dan trauma hebat bagi calon ibu.
F. Contoh Aborsi (Presentasi)
Berikut ini adalah gambaran mengenai apa yang terjadi didalam suatu proses
aborsi:
Pada kehamilan muda (dibawah 1 bulan)
Pada kehamilan muda, dimana usia janin masih sangat kecil, aborsi dilakukan
dengan cara menggunakan alat penghisap (suction). Sang anak yang masih sangat lembut
langsung terhisap dan hancur berantakan. Saat dikeluarkan, dapat dilihat cairan merah
berupa gumpalan-gumpalan darah dari janin yang baru dibunuh tersebut.

Pada kehamilan lebih lanjut (1-3 bulan)


Pada tahap ini, dimana janin baru berusia sekitar beberapa minggu, bagian-bagian
tubuhnya mulai terbentuk. Aborsi dilakukan dengan cara menusuk anak tersebut
kemudian bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong dengan menggunakan semacam tang
khusus untuk aborsi (cunam abortus).
Anak dalam kandungan itu diraih dengan menggunakan tang tersebut, dengan cara
menusuk bagian manapun yang bisa tercapai. Bisa lambung, pinggang, bahu atau leher.
Kemudian setelah ditusuk, dihancurkan bagian-bagian tubuhnya. Tulang-tulangnya di
remukkan dan seluruh bagian tubuhnya disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil agar
mudah dikeluarkan dari kandungan.
Dalam klinik aborsi, bisa dilihat potongan-potongan bayi yang dihancurkan ini.
Ada potongan tangan, potongan kaki, potongan kepala dan bagian-bagian tubuh lain yang
mungil. Anak tak berdosa yang masih sedemikian kecil telah dibunuh dengan cara yang
paling mengerikan.

Aborsi pada kehamilan lanjutan (3 sampai 6 bulan)


Pada tahap ini, bayi sudah semakin besar dan bagian-bagian tubuhnya sudah terlihat
jelas. Jantungnya sudah berdetak, tangannya sudah bisa menggenggam. Tubuhnya sudah
bisa merasakan sakit, karena jaringan syarafnya sudah terbentuk dengan baik.
Aborsi dilakukan dengan terlebih dahulu membunuh bayi ini sebelum dikeluarkan.
Pertama, diberikan suntikan maut (saline) yang langsung dimasukkan kedalam ketuban
bayi. Cairan ini akan membakar kulit bayi tersebut secara perlahan-lahan, menyesakkan
pernafasannya dan akhirnya – setelah menderita selama berjam-jam sampai satu hari –
bayi itu akhirnya meninggal.
Selama proses ini dilakukan, bayi akan berontak, mencoba berteriak dan jantungnya
berdetak keras. Aborsi bukan saja merupakan pembunuhan, tetapi pembunuhan secara
amat keji. Setiap wanita harus sadar mengenai hal ini.
Aborsi pada kehamilan besar (6 sampai 9 bulan)
Pada tahap ini, bayi sudah sangat jelas terbentuk. Wajahnya sudah kelihatan,
termasuk mata, hidung, bibir dan telinganya yang mungil. Jari-jarinya juga sudah menjadi
lebih jelas dan otaknya sudah berfungsi baik.
Untuk kasus seperti ini, proses aborsi dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi
tersebut hidup-hidup, kemudian dibunuh.
Cara membunuhnya mudah saja, biasanya langsung dilemparkan ke tempat
sampah, ditenggelamkan kedalam air atau dipukul kepalanya hingga pecah. Sehingga
tangisannya berhenti dan pekerjaan aborsi itu selesai. Selesai dengan tuntas – hanya saja
darah bayi itu yang akan mengingatkan orang-orang yang terlibat didalam aborsi ini –
bahwa pembunuhan keji telah terjadi.
Semua proses ini seringkali tidak disadari oleh para wanita calon ibu yang
melakukan aborsi. Mereka merasa bahwa aborsi itu cepat dan tidak sakit, mereka tidak
sadar karena dibawah pengaruh obat bius. Mereka bisa segera pulang tidak lama setelah
aborsi dilakukan.
Benar, bagi sang wanita, proses aborsi cepat dan tidak sakit. Tapi bagi bayi, itu
adalah proses yang sangat mengerikan, menyakitkan, dan benar-benar tidak manusiawi.
Kematian bayi yang tidak berdosa itu tidak disaksikan oleh sang calon ibu. Seorang
wanita yang kelak menjadi ibu yang seharusnya memeluk dan menggendong bayinya,
telah menjadi algojo bagi anaknya sendiri.

G. Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan
seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
“tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka  yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1.   Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2.   Resiko gangguan psikologis

Resiko kesehatan dan keselamatan fisik


Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko
yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life”
yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
 1.   Kematian mendadak karena pendarahan hebat
 2.   Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
 3.   Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
 4.   Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
 5.   Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya
 6.   Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
 7.   Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
 8.   Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
 9.   Kanker hati (Liver Cancer)
10.  Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
      pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11.  Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12.  Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13.  Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Resiko kesehatan mental


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak
yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological
Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review
(1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
1.    Kehilangan harga diri (82%)
2.    Berteriak-teriak histeris (51%)
3.    Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4.    Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5.    Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6.    Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.
II.       A. Agama dan Aborsi
Kami akan membahas hal ini dari segi agama Islam (Al-Quran & Aborsi) serta
agama Kristen (Alkitab & Aborsi) untuk menggambarkan pemahaman lebih lanjut
mengenai aborsi dan agama. Pertama-tama kami akan membahasnya dari segi agama
Islam dan kemudian dari segi agama Kristen.
1.             Aborsi Menurut Islam
a.       Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman: “Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu.” (QS 16:89) Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung
didalam Al-Quran mengajarkan semua umat tentang hukum yang mengendalikan
perbuatan manusia.
b.      Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa
janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa
hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan.
c.       Pertama: Manusia - berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang mulia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat
dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: “Dan
sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.”(QS 17:70)
d.      Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain, memiliki
dampak yang sangat besar. Firman Allah: “Barang siapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena
kerusuhan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.
Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-
olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32)
e.       Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang
yang cukup atau takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum
stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk
menggugurkan kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran
mengingatkan akan firman Allah yang bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-
anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan
kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (QS 17:31)
f.       Keempat: Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap
perintah Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan
tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan medis dikenal
dengan istilah “abortus provokatus kriminalis” yang merupakan tindakan kriminal –
tindakan yang melawan Allah. Al-Quran menyatakan: “Adapun hukuman terhadap
orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan RasulNya dan membuat bencana
kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan
kakinya secara bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian
itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat
siksaan yang pedih.” (QS 5:36)
g.      Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al-Quran
menyatakan:”Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah
dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.”(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah
dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam proses aborsi.
h.      Keenam: Tidak ada kehamilan yang merupakan “kecelakaan” atau kebetulan.
Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah.
Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan menjadi
janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah:
“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS 22:5)
Dalam ayat ini malah ditekankan akan pentingnya janin dibiarkan hidup “selama umur
kandungan”. Tidak ada ayat yang mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur
kandungan apalagi membunuh janin secara paksa!
i.        Ketujuh: Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan
dalam kasus hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi
kehidupan.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para
pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW – seperti dikisahkan dalam Kitab Al-
Hudud – tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk
menggugurkan kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita
dari Ghamid dan berkata,”Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah aku.”. Dia (Nabi
yang suci) menampiknya. Esok harinya dia berkata,”Utusan Allah, mengapa engkau
menampikku? Mungkin engkau menampikku seperti engkau menampik Ma’is. Demi
Allah, aku telah hamil.” Nabi berkata,”Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah
sampai anak itu lahir.” Ketika wanita itu melahirkan datang bersama anaknya
(terbungkus) kain buruk dan berkata,”Inilah anak yang kulahirkan.” Jadi, hadis ini
menceritakan bahwa walaupun kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin
itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji.

2.             Aborsi Menurut Kristiani


Semua umat Kristiani bisa membaca kembali Kitab Sucinya untuk mengerti dengan
jelas, betapa Tuhan sangat tidak berkenan atas pembunuhan seperti yang dilakukan dalam
tindakan aborsi.
Pertama : Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam kandungan itu belum
memiliki nyawa. 
a.    Kej 16:11 dan Kej 25:21-26 ~ Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu kepadanya: “Engkau
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael,
sebab Tuhan telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. ~ Berdoalah Ishak kepada
Tuhan untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; Tuhan mengabulkan doanya, sehingga
Ribka, isterinya itu, mengandung. Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam
rahimnya dan ia berkata: “Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?” Dan ia pergi
meminta petunjuk kepada Tuhan. Firman Tuhan kepadanya: “Dua bangsa ada dalam
kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa
yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada
anak yang muda.” Setelah genap harinya untuk bersalin, memang anak kembar yang di
dalam kandungannya. Keluarlah yang pertama, warnanya merah, seluruh tubuhnya
seperti jubah berbulu; sebab itu ia dinamai Esau. Sesudah itu keluarlah adiknya;
tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam
puluh tahun pada waktu mereka lahir.
b.    Hos 12:2-3 dan Rom 9:10-13~ Efraim menjaga angin, dan mengejar angin timur sehari
suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka mengadakan perjanjian dengan
Asyur, dan membawa minyak kepada Mesir. Tuhan mempunyai perbantahan dengan
Yehuda, Ia akan menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi
balasan kepadanya sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. ~ Tetapi bukan hanya itu saja.
Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa
leluhur kita. Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang
baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan
berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya – dikatakan kepada Ribka:
“Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda.” Seperti ada tertulis: “Aku
mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.”
c.    Kel 21-22 ~ pada Bab 21 dan 22 dibahas Tentang hak budak Ibrani (Kel 21:1-11);
Peraturan tentang jaminan nyawa sesama manusia (Kel 21: 12-36) ; Peraturan tentang
jaminan harta sesama manusia (Kel 22:1-17); Peraturan tentang dosa yang keji (Kel
22:18-20); Peraturan tentang orang-orang yang tidak mampu (Kel 22:21-27); dan
Berbagai-bagai peraturan (Kel 22:28-31)
d.   Yer 1:5 ~ “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal
engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau,
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
e.    Yes 7:14 ~ Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang
anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
f.     Yes 44:2,24 ~ Beginilah firman Tuhan yang menjadikan engkau, yang membentuk
engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hambaKu
Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih! ….Beginilah firman Tuhan, Penebusmu,
yang membentuk engkau sejak dari kandungan; “Akulah Tuhan, yang menjadikan segala
sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi – siapakah
yang mendampingi Aku? -

B. Hukum dan Aborsi


Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”
Yang menerima hukuman adalah:
1.   Ibu yang melakukan aborsi
2.   Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3.   Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah:
Pasal 229
1.      Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya
diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu
hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2.      Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan
atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.      Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 341

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 342

Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan
rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
Pasal 343

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang
turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
Pasal 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau


menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1.      Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2.      Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
Pasal 348
1.      Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
2.      Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana  penjara
paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam
mana kejahatan dilakukan.
C. Solusi
Solusi untuk seorang wanita
Jika anda sedang memikirkan untuk melakukan aborsi, tenangkan pikiran anda.
Aborsi bukanlah suatu solusi sama sekali. Aborsi akan membuahkan masalah-masalah
baru yang bahkan lebih besar lagi bagi anda – di dunia dan di akhirat.
Ada beberapa pihak yang dapat diminta bantuannya dalam hal menangani masalah
aborsi ini, yaitu:
1.   Keluarga dekat atau anggota keluarga lain.
2.   Saudara-saudara seiman
3.   Gereja-gereja, khususnya gereja Katolik
4.   Organisasi-organisasi pelayanan Gereja
5.   Orang-orang lain yang bersedia membantu secara pribadi
Pertama-tama, hubungi keluarga terlebih dahulu. Orang tua, kakak, om, tante atau
saudara-saudara dekat lainnya. Minta bantuan mereka untuk mendampingi di saat-saat
yang sukar ini.

Solusi untuk Bayi


Apapun alasan anda, aborsi bukanlah jalan keluar. Setiap bayi yang dilahirkan,
selalu dipersiapkan Tuhan segala sesuatunya untuk dia.Jangan lan kita sia-sia kan
kepercayaan Tuhan kepada kita.Bersyukurlah karena kita telah diberi kesempatan untuk
bias memperoleh keturunan,karena mubgkin orang lain tidak seberuntung kita. Jika
memang saat ini anda tidak sanggup membiayai kehidupan buah hati anda, berdoalah
agar Tuhan memberikan jalan keluar. Jika anda benar-benar tidak menginginkan anak
tersebut, carilah orang-orang dekat yang bersedia untuk menerimanya sebagai anak
angkat.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Aborsi merupakan hal yang harus dihindari.Seseorang boleh melakukan aborsi jika
memang alasanyya jelas menurut agama dan kesehatan.Tidak diperbolehkan seorang ibu
hamil membuang janinnya sendiri,karena Tuhan telah memberikan kepercayaan kepada
kita untuk bisa memperoleh seorang keturunan.Bersyukurlah suatu saat nanti bila kita di
beri kesempatan untuk menjadi seoarang ibu berarti kita telah menjadi manusia yang
beruntung,karena tidak semua wanita bisa hamil.Banyak sekali wanita yang tidak bisa
memeberikan keturunan kepada suaminya karena faktor kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai