Anda di halaman 1dari 4

NO.

1
Di Indonesia, masyarakat skeptis dengan kegiatan pemilahan sampah karena mereka melihat
sampah yang sudah dipisahkan nantinya akan tercampur juga di dalam truk dan gerobak sampah.
Pemilahan sampah pada tingkat rumah tangga saat ini tidak menunjukkan pengaruh pada proses
pembuangan akhir. Perubahan perilaku dari masyarakat tidak akan signifkan apabila belum ada
sarana dan prasarana yang mendukung perubahan tersebut.
Untuk mencapai pengelolaan sampah yang terpadu dan baik, perlu ditingkatkan lagi keseluruhan
dari sistem pengelolaan sampah. Dimulai dari penyediaan fasilitas, seperti penambahan jumlah
truk sampah, pembedaan truk pengangkut agar sampah yang telah dipilah tidak lagi tercampur,
dan memperbaiki TPS yang tersedia agar memiliki bagian-bagian terpisah untuk jenis sampah
yang berbeda. Apabila fasilitas telah tersedia, maka tentunya akan memudahkan masyarakat dalam
menerapkan upaya pemilahan sampah, dan tidak lagi membutuhkan pemilahan sampah untuk
kedua kalinya di TPA.

NO 2
“Berdasarkan laporan 34 Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi di seluruh
wilayah Indonesia, wilayah yang menyumbang limbah medis terbanyak adalah DKI Jakarta
sebesar 337,16 ton,” kata Vivien kepada Beritasatu.com.
Agar tidak menjadi sumber penularan, limbah medis tidak boleh dibuang sembarangan. Penghasil
limbah diwajibkan mengelola limbah dengan incinerator bersuhu minimal 800 derajat celcius.

Warna merah untuk limbah radioaktif, warna kuning untuk limbah infeksius, dan patologis, ungu
untuk limbah sitotoksik, dan cokelat untuk limbah bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, sisa
tumpahan dan limbah farmasi.

Limbah B3 yang sudah dikemas dibawa ke tempat penyimpanan. Setelah itu, limbah disemprot
disinfektan. Lalu limbah dimasukkan ke incinerator yang sudah mendapat izin dari KLHK untuk
dibakar dalam waktu 2x24 jam. Residu pembakaran disimpan di tempat pembuangan limbah B3
untuk sementara. Durasi penyimpanan residu paling lama 180 hari. Setelahnya, diangkut dan
diolah oleh pihak ketiga.
KLHK memperkirakan ada 88 ton limbah medis per hari termasuk limbah medis akibat Covid-19.
Pengelolaan limbah saat ini masih terkendala fasilitas yang tidak merata. Hanya 117 dari 2.925
rumah sakit di Indonesia yang memiliki izin incinerator dengan metode pembakaran pada suhu
minimum 800 derajat celcius.
No 3

Sampah tidak hanya merusak kelestarian lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan
masyarakat. Pencemarannya melalui udara, air, tanah, maupun organisme lain dapat
menimbulkan penyakit. Sampah yang tidak terkelola, selain menimbulkan bau tidak sedap dan
mengganggu estetika, juga menjadi media perkembangbiakan vektor dan hewan
pengerat.Beberapa hasil penelitian di tempat pembuangan akhir sampah di Indonesia,
menunjukkan adanya penurunan kualitas lingkungan, baik udara, air, dan tanah. Diperlukan
penanganam segera terhadap kondisi lingkungan yang tercemar.Dari penelitian yang dilakukan
Ecoton, dengan membedah lambung 168 ikan yang ditangkap di Sungai Surabaya, ditemukan
mikroplastik pada semua lambung ikan tersebut. Mikroplastik, yang tidak terlihat secara kasat
mata, sangat berbahaya karena tidak hancur ketika dicerna.

CONTOH:

Penggunaan pupuk dan zat kimia makin sering terjadi di industri pertanian untuk
meningkatkan produktivitas. Fungsinya antara lain untuk membasmi hama dan menyuburkan
tanaman. Namun, hal ini terkadang menjadi penyebab pencemaran udara. Contoh pencemaran
udara ini terjadi karena pupuk mengeluarkan gas amonia dan NH3 yang berlebihan, sehingga
mengakibatkan dampak yang signifikan kepada keadaan atmosfer bumi. Hujan asam juga
merupakan contoh ekstrim dampak pencemaran udara ini.
Contoh lainnya adalah bau busuk dihasilkan dari sampah basah rumah tangga yang tidak
terkelola secara baik dan benar.

NO 4
Terdapat banyak factor yang menyebabkan munculnya TPS illegal beberapa dari banyaknya factor
tersebut adalah faktor geofisik yaitu jarak dari sungai dan jenis peruntukan lahan, faktor
antropogenik yaitu jenis jalan, faktor kepadatan penduduk, ketersediaan TPS legal yang
disediakan. Sungai menjadi salah satu faktor dalam menentukkan penyebab munculnya TPS ilegal,
karena sampai saat ini sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dibuang ke sungai
maupun di pinggiran sungai, sehingga dapat mengganggu estetika lingkungan (Sidarto, 2010).
Setiap pemerintah daerah memiliki keputusan masing masing dalam penanggulangan TPS illegal,
namun kebanyakan dari pemerintah daerah akan secara langsung bergerak dalam penanganan
penyediaan TPS legal supaya masyarakat lebih mudah dalam membuang sampah. Karena
mayoritas masyarakat yang membuang sampah pada TPS illegal disebabkan oleh sulitnya akses
menuju TPS legal. Selain itu, rendahnya edukasi mengenai Kesehatan lingkungan juga menjadi
salah satu pemicu terbesar.
CONTOH PENANGANAN TPS ILEGAL DI MATARAM:
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Irwan Rahadi
mengatakan, salah satu solusi mengatasi tempat pembuangan sementara (TPS) illegal adalah
warga menaati jam buang sampah, yakni pukul 18.00 WITA

NO 5
Peran yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pencemaran sampah yaitu : Pisahkan Sampah
Sesuai Dengan Jenisnya. Selain itu kita juga bisa budayakan gaya hidup Reduce, Reuse and
Recycle atau biasa dikenal dengan 3R. Biasakan untuk mengurangi pemakaian plastik atau bahan-
bahan lain yang sulit terurai.Kemudian jangan lupa memanfaatkan barang bekas agar bisa
digunakan kembali.Terakhir, jangan lupa untuk selalu mendaur ulang sampah-sampah yang dapat
didaur ulang kembali.

NO 6
Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik pada prinsipnya sangat sederhana
sekali yaitu:
- Sampah dibakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi thermal)
- Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan
boiler
-Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin
T-urbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros
-Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan ke rumah – rumah atau ke pabrik.
Proses Konversi Thermal:
Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan
gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan
anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan
oksigen.
Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Di dalam inserator
sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk mengubah air
menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti debu
diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran).

Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya.
Sebagai ilustrasi: 100.000 ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi
masalah polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa
menghemat devisa

Anda mungkin juga menyukai