Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

I. KONSEP DASAR MEDIK


A. Defenisi Hipertensi
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak dijumpai dalam praktek
klinik sehari-hari. Menurut JNC VII (join National Committe), hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg. Prevalensi dunia
memperkitakan terdapat 1 milyar individu yang mengalami hipertensi.
WHO juga mencatat terdapat kecenderungan hipertensi merukapakan
penyebab utama terjadinya 62 persen pada kasus cerebrovascular disease
dan 49 persen penyebab terjadinya Penyakit jantung iskemik. Selain itu,
hipertensi juga salah satu penyebab terjadinya penyakit seperti stroke dan
gagal ginjal bila tidak ditangani secara baik.
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara
terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani, 2014)
B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Hipertensi primer atau hipertensi essensial.
Menurut Ardiansyah (2012) hipertensi primer yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi primer terdapat pada lebih
dari 90% klien dengan hipertensi. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi, antara lain :
a. Faktor keturunan atau genetik; individu yang mempunyai riwayat
keluarga dengan hipertensi, beresiko lebih tinggi untuk
mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang tidak.
b. Jenis kelamin dan usia; laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c. Diet; konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
d. Berat badan atau obesitas (>25% di atas BB ideal) juga sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain. Sekitar 5-10% dari klien yang mengalami hipertensi sekunder.
Beberapa gejala atau penyakit yang menyebabkan hipertensi jenis ini
antara lain :
a. Coarctation aorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang
(mungkin) terjadi pada beberapa tingkat aorta torasik atau aorta
abdominal. Penyempitan ini menghambat aliran darah melalui
lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di
atas area konstriksi.
b. Penyakit parenkim dan vascular ginjal.
Penyakit ini merupakan penyebab utama hipertensi sekunder.
Hipertensi renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu
atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke
ginjal.
c. Stress yang cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu. Jika stress telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
d. Peningkatan volume intravascular
e. Kehamilan
Hipertensi akibat kehamilan atau hipertensi gestasional adalah
peningkatan tekanan darah (≥ 140 mmHg pada sistolik; > 90
mmHg pada diastolik) terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu
pada wanita non-hipertensi dan membaik dalam 12 minggu
pascapartum (Aspiani, 2016 : 213).
C. Patofisiologi Hipertensi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung)
diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut
jantug). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom
dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti, 2010).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah kapiler, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah
kapiler. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila,
2013).
D. Manifestasi Klinis Hipertensi
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah gejala umum yang ditimbulkan
akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang,
bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera. (Aapiani,
2014).
E. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai macam
cara memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
(Aspiani, 2014)
1. Pengaturan diet
a. Diet rendah garam,
diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi
stimulasi sistem renin angiostensin sehingga sangata berpotensi
sebagai anti hipertensi.
b. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh
oksidanitat pada dinding vaskular.
c. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
2. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara menurunkan berat
badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi
beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi
dan hipertrofi ventrikel kiri.
F. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani,
2014)
1. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di
otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
2. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati
pembuluh darah.
3. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung
akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi.
4. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani 2014 buku asuham keperawatan gerontik. Jillid 1, EGC jakrta.

The Eight Joint National Commitee. Evidence based guideline for the
management of high blood pressure in adults-Report from the panel
members appointed to the eight joint national commitee. 2014.

ESH and ESC. 2013. ESH/ESC Guidelines For the Management Of


Arterial Hypertension. Journal Of hypertension 2013, vol 31, 1281-1357.

Mohammad Yogiantoro. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Hipertensi


Esensial. Perhipunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN HIPERTENSI

1. Riwayat keperawatan

Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara


subjektif ( data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode
anamnesa dan data objektif (data hasil pengakuan atau observasi).
Menurut Robbins Dkk.(2017), pengkajian yang harus dilakukan adalah :

a. Identitas : Nama, umur, alamat, agama, jenis kelamin, tanggal


masuk,tanggal pengkajian

b. Riwayat sakit dan kesehatan

a) Keluhan Utama : pasien mengeluh nyeri kepala

b) Riwayat penyakit sekarang

c) Riwayat penyakit sekarang : Dikaji apakah pasien pernah


menderita penyakit seperti ISPA, TBC paru, jantung, dan penyakit
lainnya.

d) Riwayat kesehatan keluarga : Apakah keluarga pernah mengalami


penyakit yang sama.

e) Riwayat alergi : dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi


terhadap beberapa obat, makanan, udarah, debu.

c. pemeriksaan fisik keperawatan

a) Keadaan umum : tampak lemas, ekspresi wajah meringis

b) Kesadaran : sesuai tingkat keparahan penyakit, (compos mentis)

c) Tanda-tanda vital :

TD : Diatas normal

Nadi ; takirdi
RR : Takipneu, dipsnue, napas dangkal

Suhu : Hipertermi

d) Kepala : Tidak ada kelainan,

e) Mata : Konjungtiva anemis

f) Hidung : Tidak terdapat cuping hidung

g) Integritas Ego

Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, faktor stress multiple


(hubungan keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)

Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue


perhatian, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan
pola bicara.

h) Eliminasi

Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi


atau riwayat penyakit ginjal pada masa lalu.

i) Makanan/cairan

Gejala : makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi


garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang di
goreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna hitam, dan
kandungan tinggi kalori, mual, muntah dan perubahan BB
meningkat / turun, riwayat penggunaan obat diuretik.

j) Pola tidur dan istirahat : Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan


persepsi terhadap energy, jumlah tidur pada siang dan malam,
masalah tidur, dan insomnia.
k) Pola aktivitas dan istirahat Menggambarkan pola latihan,
aktivitas, fungsi pernafasan, dan sirkulasi. Riwayat penyakit
jantung, frekuensi, irama, dan kedalaman pernafasan.

d. Diagnostik Test

Pemeriksaan Penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2017)


a) Pemerikaan Laboratorium
 Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagubilita, anemia.
 BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
 Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
 Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi
ginjal dan ada DM.
b) CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c) EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi
seperti : Batu ginjal, perbaikan ginjal.
d) Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
d. Masalah/ Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2) Resiko ketidakefktifan perfuji jaringan otak berhunungan dengan
menurunya suplai O2
3) Intoleransi berhunungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen
f. Intervensi keperawatan
Nyeri b/d agen cidera biologis
NIC :
1. Kaji tingkat nyeri komprehensif termasuk lokasi, karasteristik,
durasi,
2. Observasi tanda-tanda vital.
3. Memberikan posisi yang nyaman pada klien
4. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

Resiko ketidakefktifan perfuji jaringan otak b/d menurunya suplai


O2 menurun.

NIC :
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Atur posisi pasien senyaman mungkin
3. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat analgetik

Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen

NIC :
1. Kaji tingkat aktivitas pasien
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas
3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri
Kurang pengetahuan b/d kurang informasi
NIC :
1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
2. Beriksan informasi tentang penyakitnya
3. Ajarkan tentang pentingnya kesehatan

Anda mungkin juga menyukai