Page 2 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
Page 3 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
Para filosof Yunani cenderung melihat hukum sebagai bagian atau satu
aspek saja dalam pembicaraan mereka tentang negara. Hal ini tergambar
dalam buku Aristoteles yang berjudul “Retorica” yang menyebut istilah
“common law” dalam arti “the natural law” yang tidak lebih daripada stu
pengertian dari negara hukum. Karena itulah pemahaman konstitusi pada
masa itu tidak lebih hanyalah merupakan suatu kumpulan dari peraturan serta
adat kebiasaan semata-mata, dan konstitusi pada masa itu hanya diartikan
secara materiil, karena konstitusi belum diletakkan dalam suatu naskah
tertulis.
Page 4 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
Piagam Madinah ini merupakan salah satu siasat Rasulullah SAW untuk
membina kesatuan hidup berbagai golongan warga Madinah, yang dirumuskan
dalam kebebasan beragama, hubungan antar kelompok, kewajiban
mempertahankan kesatuan hidup dan lain-lain.
semua pihak (defining their rights and obligations), berikut jaminan dan
perlindungan;
Dari apa yang tertulis diatas tampak bahwa Piagam Madinah memang
sudah memenuhi syarat sebagai konstitusi, bahkan telah memenuhi hakekat
konstitusi modern adalah konstitusi yang memenuhi syarat dalam pengaturan
dalam pasal-pasalnya yaitu :
Pada jaman abad pertengahan ini beranjak dari pemikiran Cicero tentang
Tuhan, yang oleh Thomas Aquinas pemikiran Cicero ini dipertajam sesuai
dengan aliran teokrasi, yang ingin mengetahui siapa sebenarnya Tuhan itu,
bagaimana kedudukan dan peranan Tuhan dalam bentuk yang lebih kongkrit,
bukan pada tataran angan-angan belaka. Karena itu konstitusi yang
berkembang pada jaman abad pertengahan ini lebih bercorak agama (gereja),
sedang negara hanya dipakai sebagai alat untuk menjamin aturan hidup
segenap manusia sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan berdasarkan ajaran
Page 6 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
gereja.
Page 7 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
E. Supremasi Konstitusi
Diawali dengan petanyaan, benarkah konstitusi dalam suatu negara
mempunyai derajat yang tertinggi?. Terhadap pertanyaan ini pada intinya
kedudukan konstitusi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu aspek hokum dan
aspek moral.
tahun 1955, mendapat tugas untuk menyusun rancangan UUD baru sebagai
pengganti UUD 1945 sebagai wujud akomodasi dari aspirasi masyarakat
yang menginginkan adanya perubahan dari UUDS ke UUD baru mengalami
kemacetan (stagnan) selama dua tahun. Mengingat dampak dari
stagnannya pembahasan RUUD baru tersebut dalam waktu yang relatif
lama menimbulkan kekhawatiran bahwa dewan konstituante akan gagal
menyelesaikannya. Kondisi politik yang demikian membuat pemerintah
(Presiden Ir. Soekarno) mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
isinya kita kembali ke UUD 1945.
4. UUD 1945, Berlaku 5 Juli 1959 Sampai 1966
Dalam kurun waktu 1959-1999, penyelenggaraan pemerintahan negara
terklasifikasi dalam dua kurun waktu, yaitu kurun waktu 1959-1966 yang
dikenal dengan istilah Orde Lama (ORLA) dan kurun waktu 1966-1999 yang
dikenal dengan istilah Orde Baru (ORBA). Pada kurun waktu yang pertama,
pemerintahan negara dipimpin oleh Presiden Soekarno dan pada kurun
waktu yang kedua di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
Pelaksanaan UUD 1945 pada kurun waktu kepeinimpinan Presiden Ir.
Soekarno adalah beberapa hal yang perlu dicatat mengenai penyimpangan
konstitusi (UUD 1945) yaitu:
a. Presiden merangkap sebagai penguasa eksekutif dan legislatif.
b. Mengeluarkan UU dalam bentuk Penetapan Presiden dengan tanpa
c. persetujuan DPR.
d. MPRS mengangkat presiden seumur hidup.
e. Hak Budget DPR tidak berjalan, karena setelah tahun 1960 pemerintah
tidak mengajukan RUU APBN untuk mendapat persetujuan DPR.
f. Pimpinan lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara diangkat
menjadi menteri-menteri negara dan presiden menjadi Ketua DPA.
Sedangkan dalam kepemimpinan Presiden Soeharto, hal-hal yang perlu
dicatat mengenai pelaksanaan konstitusi (UUD), yaitu:
a. Membentuk lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 yang
ditetapkan dengan undang-undang.
b. Menyelenggarakan mekanisme kepemimpinan nasional lima tahunan,
yaitu melaksanakan Pemilu DPR, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden,
c. Mengangkat kabinet; laporan pertanggungjawaban dalam Sidang
Umum
d. MPR, dan seterusnya.
e. Menggunakan sistem pemerintahan Presidensial sebagaimana diatur
dalam Konstitusi (UUD 1945), dan lain-lain
5. UUD 1945 pada Tahun 1966 sampai dengan 1999
Hal-hal yang terjadi dalam Pelaksanaan UUD 1945 kurun waktu tahun
1966 -1999 ini dapat diklasifikasi dalam 4 bagian, yaitu :
a. Pelaksanaan UUD 1945 tahun 1966-1999. Pelaksanaan UUD 1045
dalam kurun waktu 1966-1999, memiliki nilai penting bagi kelangsungan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia pasca pemerintahan Presiden
Soekarno. Pemerintahan yang kita kenal dengan sebutan Pemerintahan Orde
Lama, yaitu pemerintahan yang menjalankan tatanan kehidupan berbangsa
dan bernegara dengan tatanan yang belum sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Kenyataan (realitas) ini secara bertahap
dilakukan perbaikan dan koreksi dalam berbagai bidang kehidupan bangsa dan
negara oleh Pemerintahan Presiden Soeharto. Pemerintahan ini dikenal dengan
sebutan Pemerintahan Orde Baru, yaitu pemerintahan yang menjalankan
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara menurut Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen..
Page 10 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
Page 11 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
Page 13 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
ditentukan oleh ada tidaknya keadilan yang dapat dinikmati setiap anggota
masyarakat.
Rule of law tidak saja hanya memiliki sistem peradilan yang sempurna di
atas kertas belaka, akan tetapi ada tidaknya rule of law di dalam suatu negara
ditentukan oleh "kenyataan," apakah rakyatnya benar-benar dapat menikmati
keadilan, dalam arti perlakuan yang adil dan baik dari sesama warga
negaranya, maupun dari pemerintahannya, sehingga inti dari rule of law
adanya jaminan keadilan yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa. Rule of law
merupakan suatu legalisme yang mengandung gagasan bahwa keadilan dapat
dilayani melaluipembuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat
objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.
Page 14 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
5. Daftar Bacaan:
Page 15 of 16
Pancasila dan KWN/Konstitusi dan UUD 1945 Brawijaya University 2012
6. EVALUASI
Page 16 of 16