134-Article Text-10942-1-10-20190329
134-Article Text-10942-1-10-20190329
2, Agustus 2018
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.134
Abstrak
Sistem kesehatan jiwa yang baik akan menghasilkan masyarakat Indonesia yang sehat jiwa dengan ketersediaan
pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu, merata, tanggap, efisien dan terjangkau. Tulisan ini bertujuan untuk
memberikan tinjauan sistem kesehatan jiwa di Indonesia beserta tantangannya. Studi ini merupakan kajian di
bidang kesehatan jiwa. Informasi diperoleh melalui telaah kepustakaan, dokumen, curah pendapat, kunjungan
ke lapangan dan wawancara terhadap pelaksana program jiwa. Hasil kajian memperlihatkan masih minimnya
sumber daya kesehatan, pengeluaran biaya kesehatan yang masih rendah di Indonesia dibandingkan negara-
negara tetangga. Sistem informasi kesehatan juga belum memadai. Kelebihan yang dimiliki Indonesia adalah
adanya obat psikotropika yang cukup variatif dalam daftar obat esensial, memiliki Undang-Undang Kesehatan
Jiwa, dan beberapa Peraturan Menteri Kesehatan yang menyangkut kesehatan jiwa. Meskipun memiliki
Undang-Undang Kesehatan Jiwa, namun belum tersedia perangkat hukum dibawahnya untuk melaksanakan
Undang-Undang. Peran serta sektor lain serta upaya promotif dan preventif belum dirasakan.
Kata kunci: sistem kesehatan jiwa, undang-undang kesehatan jiwa, sumber daya, sistem informasi, Indonesia
Abstract
A good mental health system will produce a healthy mental Indonesian community with the availability of good
quality, equitable, responsive, efficient and affordable mental health services. This paper aims to provide a
review of the mental health system in Indonesia and it challenges. This study is a review of mental health.
Information is obtained through literatures and documents review, brainstorming, field visits and interviews with
the implementers of the mental health program. The result shows that human resources, health expenditure are
still minimal than neighbour countries. Health information system has not yet been adequate. The advantages
of Indonesia are this country have adequate list of essential medicines, have a Mental Health Law and some
Ministerial decree related to mental health. Although Indonesia has a Mental Health Law, but there has no legal
devices available under the law to implement it. Other sector role’s and promotive, prevention program have
not been felt.
Keywords: mental health system, mental health law, resources, information system, Indonesia
70
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
71
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
72
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
Tabel 1. RSU Pemerintah yang Memiliki Poliklinik dan Rawat Inap Jiwa Berdasarkan Provinsi, Rifaskes
Tahun 2011
berhubungan dengan kesehatan jiwa misalnya sebagai pengganti Keputusan Menteri Kesehatan
pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dan (KEPMENKES) No. 128 tahun 2004 tentang
pelayanan kekerasan terhadap anak (KTA). kebijakan dasar Puskesmas. Terdapat istilah baru
Tanggal 17 Oktober 2014 dikeluarkan yang diperkenalkan yaitu UKM (upaya kesehatan
Permenkes mengenai Puskesmas yaitu Permenkes masyarakat) dan UKP (upaya kesehatan perorangan).
No 75 tahun 2014. Permenkes ini disusun Puskesmas wajib menyelenggarakan UKM dan
73
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
UKP di pelayanan primer. UKM dibedakan hanya tersedia di RSJ dan sebagian kecil RSU.
menjadi upaya kesehatan masyarakat esensial Fasilitas pelayanan lain misalnya rumah singgah,
dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. rumah perawatan di komunitas, day care treatment
UKM esensial sebagaimana dimaksud meliputi: dan sebagainya belum ada di Indonesia. Data yang
pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan tersedia adalah jumlah total tempat tidur psikiatri di
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan Indonesia sebanyak 10.012 TT dengan rasio 3,32-4
keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pencegahan per 100.000 populasi. Rasio psikiater per 100.000
dan pengendalian penyakit. UKM pengembangan penduduk adalah 0,01 pada tahun 2011 dan telah
merupakan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi 0,3 di tahun 2014.5,6,9 Peningkatan yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya sangat tinggi ini masih perlu ditelaah lebih lanjut.
inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan Faktor kemungkinan adanya kesalahan informasi
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas atau sumber data belum dapat disingkirkan.
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja Tabel 3 memberikan gambaran perbandingan
dan potensi sumber daya yang tersedia di masing- pengeluaran kesehatan jiwa dan rasio psikiater. Data
masing Puskesmas. UKP dijalankan dalam bentuk pengeluaran kesehatan diperoleh dari Atlas of Mental
pelayanan rawat jalan, gawat darurat, pelayanan satu Health tahun 2011, sedangkan untuk rasio psikiater
hari (one day care), home care dan/atau rawat inap diperoleh dari Atlas of Mental Health 2014 oleh
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan karena data pengeluaran kesehatan tidak terdapat
kesehatan. pada atlas tahun 2014. Tabel 3 memperlihatkan
Permenkes No.75 mengintergrasikan bahwa Indonesia termasuk negara ASEAN yang
kesehatan jiwa menjadi bagian dari UKM dan mempunyai pengeluaran kesehatan yang rendah
UKP dan seperti halnya penyakit lain atau upaya (2,36% dari GDP).6 Sampai dengan saat ini belum
kesehatan lain yang tidak disebutkan misalnya mata, ada data pasti mengenai biaya kesehatan jiwa yang
haji, gigi, lanjut usia dan sebagainya, namun setelah dikeluarkan pemerintah, data yang diperoleh hanya
dikeluarkannya Permenkes No 75 tahun 2015 belum berupa anggaran untuk kesehatan jiwa yang terdapat
pernah dilakukan telaah atau penelitian yang menilai di Kementerian Kesehatan yaitu sekitar 2,89% dari
pelaksanaan upaya kesehatan jiwa. total anggaran kesehatan.9
Sumber daya manusia yang bekerja dibidang
Sumber Daya Manusia dan Pembiayaan kesehatan jiwa selain psikiater antara lain perawat
Kesehatan Jiwa sebanyak 2,67 per 100.000 penduduk, psikolog
Data mengenai fasilitas kesehatan jiwa 0,18 per 100.000 penduduk, pekerja sosial 0,05 per
selain RSJ dan RSU dengan layanan jiwa hampir 100.000 penduduk. Data mengenai dokter umum,
seluruhnya belum tersedia oleh karena sampai terapis okupasi dan pekerja lain dibidang kesehatan
saat ini tempat tidur (TT) psikiatri dapat dikatakan belum tersedia.6
74
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
75
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
76
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
diketahui lebih efektif dibandingkan yang berbasis tidak hanya tergantung oleh sistem informasinya
RS.13,14 Adapun di negara-negara lain program tetapi erat kaitannya dengan perilaku sumber daya
kesehatan berbasis masyarakat tidak seperti yang manusia dan organisasinya.22
dilaksanakan di Indonesia. Di Indonesia program Proses rujukan dan rujuk balik dari PPK2
kesehatan jiwa masyarakat umumnya berbentuk ke PPK1 belum berjalan lancar. Hal ini terlihat dari
pelayanan dan kunjungan rumah kepada para sangat kecilnya angka kasus gangguan jiwa yang
penderita gangguan jiwa oleh petugas Puskesmas. berobat di Puskesmas dirujuk ke fasilitas kesehatan
Sesungguhnya program kesehatan jiwa berbasis rujukan tingkat lanjut (FKRTL) baik PPK2 atau
masyarakat dapat berbentuk Asertive Community PPK3 dan sebaliknya. Salah satu penyebab
Treatment (ACT), manajemen kasus dan lain lain. sedikitnya kasus gangguan jiwa di PPK1 bisa terjadi
ACT misalnya adalah sebuah tim yang memberikan karena diagnosis yang tersedia untuk pelaporan
pelayanan jiwa kepada masyarakat dan tidak selalu hanya untuk kasus-kasus berat, sedangkan gejala
milik pemerintah.15 Meskipun program kesehatan gangguan jiwa yang sering ditemui di PPK1 pada
jiwa berbasis masyarakat diakui sangat baik, namun umumnya masih dalam taraf ringan sampai sedang.23
diperlukan dukungan sumber daya, biaya dan Era pelaksanaan JKN, petugas kesehatan,
perencanaan yang baik untuk melaksanakannya.14,16 pasien dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat
Sehubungan dengan pasar bebas ASEAN, lanjut belum menjalankan mekanisme rujuk balik.
dengan pengeluaran kesehatan jiwa yang sangat Program pengelolaan penyakit kronis (prolanis)
rendah dan rasio tenaga psikiater untuk penduduk hipertensi dan diabetes melitus layak ditiru untuk
yang jauh dibawah negara-negara ASEAN maka program preventif dan kuratif pasien gangguan jiwa
sangat kecil kemungkinan pengiriman tenaga berat. Panduan Praktik Klinis dokter di pelayanan
dokter ke luar negeri oleh karena kebutuhan di primer masih memerlukan penyempurnaan serta
dalam negeri masih sangat tinggi. Demikian peninjauan kembali mengenai prioritas penyakit
halnya dengan anggaran kesehatan yang sangat yang harus tuntas di pelayanan kesehatan tingkat
rendah, dengan situasi seperti saat ini akan besar pertama.23
peluang bagi pihak asing menanamkan modal atau UU No 18 Tahun 2014 menyebutkan bahwa
mendatangkan tenaga dokter asing. Sebaliknya upaya kesehatan jiwa tidak hanya menjadi tanggung
pengiriman psikiater ke negara lain (liberalisasi jawab Kementerian Kesehatan, tetapi juga menjadi
tenaga kesehatan) tampaknya masih jauh dari tanggung jawab Pemerintah Daerah dan peran serta
harapan karena untuk menuju liberalisasi diperlukan masyarakat. Demikian juga halnya dengan fasilitas
sertifikasi internasional. Disamping itu tenaga kesehatan jiwa dapat merupakan fasilitas pelayanan
kerja kesehatan yang sudah dipersiapkan melalui non kesehatan misalnya fasilitas pelayanan yang
Memorandum Recognition Arrangement (MRA) berada dalam naungan Kementerian Sosial dan
masih terbatas pada perawat, dokter umum dan pelayanan berbasis masyarakat.
dokter gigi.17 Indonesia beruntung telah memiliki UU
Adanya penyakit yang tidak terdata pada kesehatan jiwa sehingga dapat berfungsi sebagai
sistem pelaporan di Puskesmas mengindikasikan payung program-program kesehatan jiwa, namun
perlunya perbaikan dalam sistem pelaporan. Kajian terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan dan
ini belum menelaah sistem informasi seperti disempurnakan antara lain belum tersedia Peraturan
Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) atau Sistem Pemerintah serta turunannya untuk melaksanakan
Informasi Puskesmas Elektronik (Simpustronik) amanat UU tersebut sehingga saat ini belum ada
yang tentunya akan mempunyai masalah tersendiri. mekanisme yang mengatur fasilitas non kesehatan
Indonesia juga belum memiliki data-data prevalensi yang melakukan pengobatan dan perawatan pasien
gangguan jiwa seperti yang dimiliki beberapa negara gangguan jiwa.24 Sebagai dampaknya misalnya
misalnya Thailand atau India.18-21 Data prevalensi rehabilitasi pasien gangguan jiwa sampai saat ini
gangguan jiwa sangat diperlukan untuk perencanaan belum jelas bentuknya serta kriterianya. Hal lain
serta perhitungan beban penyakit disamping data yang masih perlu dilakukan adalah mendorong
rutin dari fasilitas kesehatan. Ketersediaan data upaya promotif dan preventif di tingkat keluarga,
77
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
sekolah, lingkungan kerja dan media sosial. pengeluaran kesehatan jiwa, tetapi secara umum
Upaya promotif selayaknya dapat dilakukan untuk pengeluaran kesehatan di Indonesia masih dibawah
mengurangi stigma mengenai gangguan jiwa di pengeluaran kesehatan negara-negara tetangga.
masyarakat. Upaya yang telah dilaksanakan selama Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dalam
ini lebih banyak upaya kuratif. hal sistem informasi kesehatan jiwa baik dalam hal
Diantara sekian peristiwa dan permasalahan kode diagnostik serta sistem pelaporan dan hal ini
yang ada, semua upaya dan intervensi di bidang terkait perilaku sumber daya manusia serta budaya
kesehatan selayaknya direncanakan dan dilakukan organisasi.
evaluasi berbasis bukti oleh karena tidak semua Hal-hal positif yang dimiliki sektor
program-program yang dijalankan mempunyai kesehatan jiwa di Indonesia antara lain obat-obatan
hasil sesuai yang diharapkan atau mempunyai nilai esensial di bidang kesehatan jiwa sudah cukup
ekonomis yang baik bagi pemerintah. Beberapa memadai dan termasuk dalam daftar obat esensial
negara lain melakukan penelitian-penelitian terhadap dan formularium nasional. Indonesia juga beruntung
program-program kesehatan termasuk promotif dan telah memiliki UU khusus kesehatan jiwa ditambah
preventif.25 Indikator kinerja, mutu layanan juga dengan adanya kesehatan jiwa pada daftar standar
perlu dilakukan pemantauan karena kadangkala data pelayanan minimal yang harus dimiliki daerah serta
survei saja tidak cukup menggambarkan kondisi menjadi rapor kepala daerah. Indikator keluarga
yang sebenarnya.26-29 sehat Indonesia salah satunya menyebutkan
Indonesia sebagai negara low-middle income bahwa penderita gangguan jiwa berat tidak boleh
country (LMIC) memerlukan waktu dan kerja keras ditelantarkan memperlihatkan pentingnya kesehatan
untuk membangun sistem kesehatan yang setara jiwa di Indonesia.
dengan negara-negara lainnya. Tidak mudah untuk Akses terhadap pelayanan kesehatan jiwa
menerapkan program-program yang baik di negara perlu ditingkatkan baik ketersediaan sarana fasilitas
LMIC. Kekurangan sumber daya manusia dapat kesehatan jiwa serta sumber daya manusianya.
menjadi hambatan oleh karena kualitas pelayanan Masih perlu upaya legislasi agar pembiayaan
yang kurang baik. Hal seperti ini telah dibuktikan di kesehatan dan khususnya kesehatan jiwa terus dapat
negara LMIC lain.30 ditingkatkan. Sistem informasi serta pelaporan
Masih banyak hal-hal yang belum dibahas perlu diperbaiki serta didukung dengan survei-
pada tulisan ini oleh karena tidak tersedia data atau survei khusus. Meskipun obat esensial telah
belum adanya perhatian. Sebagai contoh belum memadai keragamannya, namun ketersediaannya
adanya data tentang kualitas dan mutu layanan belum pernah diteliti secara khusus. Undang-
kesehatan jiwa di Indonesia. Hal-hal tersebut Undang Kesehatan Jiwa yang telah ada harus segera
menjadi salah satu keterbatasan tulisan ini. didukung dengan perangkat hukum dibawahnya
misalnya Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri
Kesimpulan dan lain-lain agar dapat dilaksanakan di tengah-
Kondisi akses pelayanan kesehatan jiwa tengah masyarakat.
di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan Hasil pemaparan ini disarankan agar
akan layanan kesehatan yang bermutu, merata dan pemerintah segera memperbanyak layanan kesehatan
terjangkau. Hal ini ditandai oleh masih adanya 7 jiwa atau poliklinik psikiatri di RSUD sehimgga
provinsi yang belum memiliki RSJ ditambah dengan dapat mengatasi masalah ketidaktersediannya RSJ
hanya 32-33% RSU pemerintah yang menyediakan di beberapa provinsi. PP dan peraturan turunan UU
pelayanan kesehatan jiwa. Jumlah psikiater di No 18 tahun 2014 mendesak segera dikeluarkan
Indonesia masih kurang dibandingkan dengan untuk menggerakkan upaya promotif, preventif
negara tetangga. Di Puskesmas, tenaga kesehatan dan rehabilitatif. Adapun kekurangan lainnya
yang melakukan pelayanan di bidang kesehatan jiwa dapat ditindak lanjuti selanjutnya, oleh karena itu
baik di dalam dan di luar gedung masih memiliki memerlukan upaya yang lebih besar.
banyak tugas rangkap. Tidak ada data pasti mengenai
78
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
79
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus 2018
M. Factors associated with data quality in the 27. Drapeau A, Boyer R, Diallo FB. Discrepancies
routine health information system of Benin. between survey and administrative data on the
Archives of Public Health [Internet]. 2014; use of mental health services in the general
72(25):[about 8 p.]. Available from: http://www. population: findings from a study conducted in
archpublichealth.com/content/72/1/25. Québec. BMC Public Health [Internet]. 2011;
23. Idaiani S. Penyakit-penyakit di bidang psikiatri 11 [about 10 p.]. Available from: http://www.
yang harus dituntaskan di puskesmas. Kebijakan biomedcentral.com/1471-2458/11/837.
Kesehatan Indonesia. 2016;5 No.4:168-77. 28. Augustinavicius JL, Greene MC, Lakin DP,
24. Ayano G. Significance of mental health Tol WA. Monitoring and evaluation of mental
legislation for successful primary care for health and psychosocial support programs in
mental health and community mental. Afr J humanitarian settings: a scoping review of
Prm Health Care [Internet]. 2018:[about 4 p.]. terminology and focus. Conflict and Health.
Available from: https://doi.org/10.4102/phcfm. 2018;12:9. doi:10.1186/s13031-018-0146-0
v10i1.1429. 29. Perić N, Hofmarcher MM, Simon J. Headline
25. Barry MM, Clarke AM, Jenkins R, Patel V. A indicators for monitoring the performance of
systematic review of the effectiveness of mental health systems: findings from the european
health promotion interventions for young people Health Systems_Indicator (euHS_I) survey.
in low and middle income countries. BMC Archives of Public Health [Internet]. 2018;
Public Health [Internet]. 2013; 13:[about 19 76(32):[about 17 p.]. Available from: https://
p.]. Available from: http://www.biomedcentral. archpublichealth.biomedcentral.com/track/
com/1471-2458/13/835. pdf/10.1186/s13690-018-0278-0.
26. Lauriks S, Buster MC, Wit MAd, Arah OA, 30. Acharya B, Ekstrand M, Rimal P, et al.
Klazinga NS. Performance indicators for public Collaborative Care for Mental Health in Low-
mental healthcare: a systematic international and Middle-Income Countries: A WHO Health
inventory. BMC Public Health [Internet]. 2012; Systems Framework Assessment of Three
12:[about 26 p.]. Available from: http://www. Programs. Psychiatric services (Washington,
biomedcentral.com/1471-2458/12/214. DC). 2017;68(9):870-872. doi:10.1176/appi.
ps.201700232.
80