Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian


4.1.1 Keadaan georafis kecamatan salopa
Kecamatan Salopa merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah
Kabupaten Tasikmalaya. Kecamatan ini terletak disebelah selatan Kabupaten
Tasikmalaya dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jatiwaras
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jatiwaras
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gunung Tajung
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cineam dan Kabupaten
Pangandaran.
Berdasarkan Data BP3K Kecamatan Salopa 2019, secara geografis
Kecamatan Salopa mempunyai luas wilayah keseluruhan seluas 8.938 hektar.
4.1.2 Kondisi topografi
Bentuk permukaan tanah atau tofografi lahan di Kecamatan Salopa sebagian
besar 50% bergelombang, kurang lebih 30% berbukit, 20% dataran, dan memiliki
ketinggian sekitar 550 m diatas permukaan laut (dpl).
Tabel 4.1. Sebaran ketinggian per desa kecamatan salopa
No Sebaran (Desa) Ketinggian (mdpl)
1 Mandalahayu 560
2 Karyamandala 570
3 Mulyasari 590
4 Tanjungsari 585
5 Mandalaguna 560
6 Kawitan 558
7 Mandalawangi 565
8 Banjarwaringin 570
9 Karyawangi 550
Sumber : BPS Statistik Kabupaten Tasikmalaya 2018

22
23

4.1.3 Kemiringan lereng


Kemiringan lereng di Kecamatan Salopa dominan pada ketinggian landai
15-40%. Tersebar di desa Mandalahayu, Mulyasari, Tanjungsari, Mandalaguna,
dan Waringin.
4.1.4 Jenis tanah
Jenis tanah di Kecamatan Salopa meliputi keragaman untuk setiap ekologi
lahan, pada lahan sawah berpengairan sebagian besar terdiri dari kompleks tanah
jenis Grumusol (56%), Mediterania (39%) dan Alluvial (5%).
4.1.5 Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Salopa terdiri dari kawasan sawah, tegalan,
pemukiman, kolam, perkebunan, hutan dan lain-lain. Peta pola pengunaan lahan
di Kecamatan Salopa dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Penggunaan lahan di kecamatan salopa
No Penggunaan Lahan Luas (ha)
1 Sawah 1.441
2 Tegalan 2.766
3 Pemukiman 678,4
4 Kolam 97,53
5 Perkebunan 1.452
6 Hutan 2.465
7 Lain-lain 37,5
Sumber: BP3K Kecamatan Salopa (2019)
4.2 Pembahasan Survei Penelitian
Kesesuaian lahan untuk tanaman manggis dan kakao di Kecamatan Salopa
merupakan deskripsi kesesuaian lahan untuk pengembangan budidaya kedua
tanaman dengan menentukan lokasi yang cocok untuk dibudidayakan tersebut.
Penentuan kelas kesesuaian lahan dilakukan dengan cara mencocokan data
karakteristik lahan dengan syarat tumbuh tanaman manggis dan kakao. Penelitian
kesesuaian lahan didasarkan atas kondisi lahan saat penelitian dilakukan.
24

4.2.1 Analisis kesesuaian lahan


Analisis kesesuaian lahan di Kecamatan Salopa meliputi:

a. Suhu
Besarnya curah hujan selama 10 tahun terakhir menurut BP3K Kecamatan
Salopa, maka termasuk tipe iklim golongan tipe B2 (Oldman) dengan rata-rata
curah hujan 2.035 mm per tahun, dengan bulan basah rata-rata 6 bulan dan bulan
kering 3 – 4 bulan per tahun. Suhu harian umumnya berkisar antara 26-32 oC
dengan tingkat kelembapan udara kurang dari 75%.
b. Media perakaran
Media perakaran di Kecamatan Salopa dibatasi oleh karakteristik
kedalaman tanah. Kedalaman tanah bervariasi dari tanah dengan kedalaman yang
dalam hingga tanah yang dangkal, sedangkan untuk tekstur tanah pada daerah
penelitian bervariasi mulai dari yang halus, agak halus, sedang, dan agak kasar.
Bahan kasar yang berada di wilayah penelitian seluruhnya <15%.
c. Retensi hara
Retensi hara di Kecamatan Salopa dibatasi oleh pH tanah yang agak masam
yaitu antara 6,0 sampai dengan 6,5 dan memiliki kandungan C-Organik yang
cukup tinggi >2% yaitu di Desa Banjarwaringin, Kayamandala, Tanjungsari,
Kawitan, Karyawangi, dan Mulyasari. Sedangkan di Desa Mandalahayu,
Mandalawangi, dan Mandalaguna memiliki kadungan C-Organik kurang dari
<2%.
d. Hara tersedia
Hara tersedia di Kecamatan Salopa memiliki kandungan hara yang cukup
baik untuk tanaman. Yaitu unsur N (%) 0,18 sampai 0,37, P (mg/100 g) 16 sampai
36, dan K (mg/100 g) 18 sampai 34 (Lampiran 15).
 Kesuburan kimia tanah
Penentuan kesuburan kimia tanah di Kecamatan Salopa dilakukan dengan
cara analisis sampel tanah komposit pada tiap-tiap jenis tanah yang ada di
lapangan. Pengambilan sampel tanah diambil dari hasil overlay peta kemudian
diambil sampel dari setiap desa, tanah pada setiap desa yang kemudian
25

dikompositkan. Variabel atau parameter kimia tanah yang dianalisis terdiri atas:
pH tanah, C-Organik, P2O5, dan K2O.
 Kesuburan fisika tanah
Kesuburan fisika tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas tanah serta tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam
pengelolaan lahan. Sifat fisika tanah diamati dilapangan pada contoh tanah yang
meliputi kedalaman tanah dan tekstur.
e. Lahan
 Batuan di permukan
Batuan di permukan bumi adalah batuan yang terdapat di atas permukaan
tanah yang berdiameter 250 mm berbentuk bulat dan bersumbu panjang, dan lebih
dari 400 mm untuk bentuk oval. Batuan permukaan berbentuk bulat jumlahnya
antara 5-15%. Hasil pengamatan di lapangan tersebut menunjukan lahan pertanian
di Kecamatan Salopa mengandung batuan permukaan rendah sehingga termasuk
dalam tingkat kesesuaian lahan kelas S2 (cukup sesuai).
 Singkapan batuan
Singkapan batuan di Kecamatan Salopa yaitu <5% maka termasuk kedalam
tingkat kesesuaian lahan kelas S1 (Sangat sesuai).
4.2.2 Hasil analisis kesesuaian lahan
Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan cara matching (mencocokan)
antara karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh/penggunaan lahan. Hasil
analisis kesesuaian lahan.
Kriteria kelas kesesuaian lahan yang digunakan sebagai berikut: Kelas (S1)
untuk daerah yang sangat sesuai, Kelas (S2) untuk daerah cukup sesuai, dan Kelas
(S3) untuk daerah sesuai marginal dan Kelas (N) untuk daerah yang kurang
sesuai.

Anda mungkin juga menyukai