Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

GIZI MASYARAKAT

OLEH

KELAS C
KELOMPOK 5
1. YUSRIL MALIK MAMONTO (811418181)
2. NIKEN ALNI WIYANDA TUNGKAGI (811418030)
3. SRY INDRI YANI YASIN (811418104)
4. FITRIA NUR (811418113)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan TUGAS tentang “Gizi Masyarakat” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi
anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan karya ilmiah yang menjadi tugas
Dasar Ilmu Kesehatan Masyarkat dengan judul “Gizi Masyarakat”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
pembuatan tugas ini berlangsung sehingga selesai.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap tugas ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Gorontalo, Oktober 2018


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Gizi Kesehatan Masyarakat......................................................................................................3
2.2 Siklus Gizi Kesehatan Masyarakat...........................................................................................4
2.3 Ruang Lingkup Ilmu Gizi........................................................................................................4
2.4 Status Gizi................................................................................................................................5
2.5 Klasifikasi Status Gizi..............................................................................................................7
2.6 Metode Penentuan Status Gizi................................................................................................10
2.7 Pengelompokan Zat Gizi........................................................................................................13
2.8 Faktor – factor yang Mempengaruhi Status Gizi....................................................................17
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................19
3.2 Saran......................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak
faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun
pelayanan kesehatan saja (Supariasa dkk, 2012). Menurut Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (2013), prevalensi gizi buruk di Indonesia tahun 2007 (5,4%), tahun
2010 (4,9%), dan tahun 2013 (5,7%), sedangkan target Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2014 sebesar 3,6%. Jadi prevalensi gizi buruk di indonesia masih di bawah
target. Periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis karena
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, terjadinya
gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat permanen dan tidak dapat pulih walaupun
kebutuhan gizi di masa selanjutnya terpenuhi (Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan,
2013). Secara nasional, prevalensi gizi buruk dan kurang pada anak balita sebesar 19,6%,
yang berarti 212 masalah gizi berat dan kurang di Indonesia masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan mendekati prevalensi tinggi, sedangkan sasaran Sustainable
Development Goals (SDGs) tahun 2019 yaitu 17%. Oleh karena itu, prevalensi gizi buruk
dan kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 2,6% dalam periode 2015 sampai
2019.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Gizi Kesehatan Masyarakat ?
2. Bagaimana Siklus Gizi Kesehatan Masyarakat ?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Ilmu Gizi ?
4. Apa itu Status Gizi ?
5. Bagaiamana Mengklasifikasi Status Gizi ?
6. Bagaimana Metode Menentukan Status Gizi ?
7. Bagaimana Mengelompokan Zat Gizi ?
8. Apa Saja Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa Itu Gizi Kesehatan Masyarakat
2. Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Siklus Gizi Kesehatan Masyarakat
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui Ruang Lingkup Ilmu Gizi
4. Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa Itu Status Gizi
5. Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaiamana Mengklasifikasi Status Gizi
6. Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Metode Menentukan Status Gizi
7. Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Mengelompokan Zat Gizi
8. Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gizi Kesehatan Masyarakat


Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan kompetensi untuk
gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpinan nasional dan
internasional di lapangan. Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada gizi
sebagai komponen dari cabang kesehatan masyarakat, gizi dan kesehatan masyarakat
berkonotasi koeksistensi gizi dan kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat
mengacu pada cabang, kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat dengan menyediakan layanan berkualitas dan
program-program berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan yang unik
dari komunitas yang berbeda dan populasi. Gizi masyarakat meliputi program
promosi kesehatan, inisiatif kebijakan dan legislatif, pencegahan primer dan
sekunder, dan kesehatan di seluruh rentang hidup.
Pendekatan gizi kesehatan masyarakat berfokus pada peningkatan kesehatan yang
baik (pemeliharaan keadaan sehat atau sejahtera ; peningkatan kualitas hidup) melalui
gizi dan pencegahan primer (sekunder) penyakit yang berkaitan dengan gizi didalam
populasi. Gizi kesehatan masyarakat dibangun diatas landasan ilmu pengetahuan
dasar dan terapan, bergerak dalam konteks kesehatan masyarakat, dan menggunakan
keterampilan serta pengetahuan epidemiologi dan promosi kesehatan. The World
Health Organization ( WHO ) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat
jasmani, rohani, dan social, dan bukan hanya bebas dari penyakit serta kelemahan
(infirmitas). Kesehatan masyarakat diartikan sebagai tindakan kolektif yang
dilakukan masyarakat untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan seluruh
populasi. Disisi lain, kesehatan masyarakat dapat pula didefinisikan sebagai seni dan
pengetahuan tentang pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, dan perpanjangan
usia harapan hidup melalui berbagai upaya yang terorganisasi dalam masyarakat.
Epidemiologi mengartikan seperangkat metode yang cermat untuk meneliti kejadian
penyakit dalam populasi manusia.
2.2 Siklus Gizi Kesehatan Masyarakat
Gizi kesehatan masyarakat berkenaan dengan pemecahan permasalahan. Siklus
gizi kesehatan masyarakat telah dikembangkan untuk membantu mencapai arah
tujuan ini. (Gambar 1). Siklus ini dirancang untuk mengidentifikasi langkah-langkah
penting yang diperlukan dalam mengembangkan suatu pendekatan logis dengan cara
terbaik bagi pemecahan permasalahan.

1. Mengidentifikasi
permasalahan penting yang
berkaitan dengan gizi

6. Mengevaluasi program 5. Menetapkan tujuan umum


(goal)

7. Mengimplementasikan
4. Mendefinisikan tujuan khusus
program
(Objektif) untuk tujuan umum

3. Menetapkan target kuantitatif


2. Menyusun program

Gambar 1 : Siklus Gizi Kesehatan Masyarakat

Pada langkah siklus tersebut kita tidak boleh kehilangan pandangan tentang tujuan
melaksanakan upaya dan akivitas. Individu atau kelompok masyarakat tidak boleh
diminta untuk berubah sebelum terbukti bahwa perubahan tersebut akan membawa
manfaat.
2.3 Ruang Lingkup Ilmu Gizi
Ruang lingkup ilmu gizi berdasarkan Komisi Pangan dan Gizi Amerika tahun 1995
(Soekirman, 2001) dinagi kedalam empat kelompok yaitu Gizi Seluler, Pangan, Gizi
Masyarakat dan Gizi Organ Sistem, atas dasar pemahaman tersebut, WHO
menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan
sepanjang siklus kehidupan. Dengan pengertian itu WHO membagi ruang lingkup
Ilmu Gizi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok gizi biologi dan metabolic
2. Kelompok gizi perorangan sepanjang siklus hidup
3. Gizi masyarakat baik bersifat lokal, nasional, regional dan global
2.4  Status Gizi
1. Definisi Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya manusia
dan kualitas hidup. Untuk itu program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat (Deddy
Muchtadi, 2002:95). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat (Almatsier, 2001:3).
Sedangkan menurut Suhardjo, dkk (2003:256) status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Deswarni
Idrus dan Gatot Kusnanto (1990:19-24), mengungkapkan bahwa ada beberapa
istilah yang berhubungan dengan status gizi. Istilah-istilah tersebut adalah :
a. Gizi, adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan unruk
mempertahankan kehdupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi
b. Keadaan gizi, adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan
penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik
akibat dari tersdianya zat gizi dalam seluler tubuh.
c. Malnutrition (Gizi salah), adalah keadaan patofisiologis akibat dari kekurangan
atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi, ada empat
bentuk malnutrisi diantaranya adalah : (1) Under nutrition, kekurangan konsumsi
pangan secara relatif atau absolut untuk periode tertentu, (2) Specific deficiency,
kekurangan zat gizi tertentu, (3) Over nutrition, kelebihan konsumsi pangan
untuk periode tertentu, (4) Imbalance, karena disproporsi zat gizi, misalnya
kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein),
HDL (High Density Lipoprotein), dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein),
(5) Kurang energi protein (KEP), adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari
atau gangguan penyakit tertentu. Anak dikatakan KEP bila berat badan kurang
dari 80% berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NHCS.
Status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, Bachyar Bakri,
dkk (2002:1) mengatakan bahwa meskipun sering berkaitan dengan masalah
kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan
pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana
alam, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat
masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah
tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Karenanya, peningkatan
status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota
masyarakat untuk memproleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya, dalam
konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tapi juga
masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.
Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat kompleks.
Daly Davis dan Robertson (1979) dalam buku Supriasa (2002:14) membuat
model faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu, konsumsi makanan
dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan,
makanan, dan tersedianya bahan makanan. Faktor yang mempengaruhi keadaan
gizi model Daly dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

2.5 Klasifikasi Status Gizi


Berdasarkan baku WHO NCHS status gizi terbagi atas :
1. Gizi lebih
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan
pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan
menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight) dan obesitas.
Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau
gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan
sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini. Selanjutnya penurunan
pengeluaran energi akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif.
Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di
perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pola makan. Pola
makan berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidat, rendah serat kasar,
dan tinggi lemak sehingga menjadikan mutu makanan ke arah tidak seimbang.
Dampak masalah gizi lebih tampak dengan semakin meningkatnya penyakit
degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes mellitus (DM), hipertensi, dan
penyakit hati. Penanggulangan masalah gizi lebih adalah dengan
menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan
penambahan latihan fisik. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan
membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alcohol.
Berikut contoh gambar gizi lebih :
2. Gizi baik
Gizi baik adalah gizi yang seimbang. Gizi seimbang adalah makanan yang
dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5
kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan. Tanda-tanda umum gizi baik , yaitu:
a. Bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi. Tubuh dengan asupan
gizi baik akan mempunyai tulang dan otot yang sehat dan kuat karena
konsumsi protein dan kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium
terpenuhi maka massa tubuh akan bertambah dan tubuh akan bertambah
tinggi.
b. Postur tubuh tegap dan otot padat. Tubuh yang memiliki massa otot yang
padat dan tegap berarti tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi
susu dapat membantu mencapai postur ideal.
c. Rambut berkilau dan kuat. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang-
kacangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat.
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Kulit dan kuku bersih menandakan
asupan vitamin A, C, E dan mineral terpenuhi.
e. Wajah ceria, mata bening dan bibir segar. Mata yang sehat dan bening didapat
dari konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat
dari vitamin B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang,
mangga, jeruk.
f. Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi dan gusi sehat dibutuhkan untuk
membantu menceerna makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan
vitamin B pun diperlukan.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Nafsu makan baik dilihat dari
intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun
harusnya setiap hari agar sisa makanan dalam usus besat tidak menjadi racun
bagi tubuh yang dapat mengganggu nafsu makan.
h. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur dan tidur nyenyak.
3. Gizi Kurang
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan
semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif bersifat
ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5
tahun. Gizi buruk adalah kondisi gizi kurang hingga tingkat yang berat dan di
sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan
terjadi dalam waktu yang cukup lama (Khaidirmuhaj, 2009). Berikut contoh gambar
gizi kurang :

4. Gizi Buruk
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu
lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau
hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik
kwashiorkor. Berikut contoh gambar gizi buruk :
5. Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru
nampak saat anak berusia 2 tahun. Normalnya untuk usia 5 tahun tinggi badannya
mencapai 110 cm. Berikut contoh gambar stunting :

Penyebab stunting di Indonesia sangat beragam atau bersifat multidimensional


seperti berikut ini : 
a. Praktik pengasuhan yang tidak baik. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.
b. Kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. 1 dari 3 ibu hamil mengalami
anemia atau bahan makana  mahal.
c. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC, PNC dan pembelajaran
dini berkualitas. 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang
memadai. 
d. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. 1 dari rumah tangga masih BAB di
ruang terbuka dan 1 dari 3 rumah  tangga belum memiliki akses air minum bersih.
2.6 Metode Penentuan Status Gizi
Penentuan status gizi dibagi atas dua yaitu, secara langsung dan tidak langsung.
1. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing penilaian tersebut
akan dibahas secara umum sebagai berikut.
a. Antropometri
Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan
penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
IMT ini merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan. Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta
resikonya. Misalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap
penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap
penyakit degeneratif.
Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi berat
badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang cara-cara yang
dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang kemudian
disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat
badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang
dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja,
ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut :
Berat Badan (Kg)
IMT = ——————————————————-
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standard IMT
seseorang dengan berpedoman sebagai berikut :
Kategori IMT
Kekurangan berat badan tingkat
Kurus <>
berat
Kekurangan berat badan tingkat
Kurus sekali 17,0 – 18,4
ringan
Normal Normal 18,5 – 25,0
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk 25,1 – 27,0
ringan
Kelebihan berat badan tingkat
Obes > 27,0
berat
b. Klinis
Teknik penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara klini. Pemeriksaan
secra klinis penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan
atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan
zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)
seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid
clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.
c. Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh, seperti darah, urine, tinja, jaringan otot, hati.
Penggunaan metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang
kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Metode ini secara umum digunaakan dalam situasi tertentu
seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang
digunakan adalah tes adaptasi gelap.
2. Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
a. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan
data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai
zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital dilakukan dengan menganalisis
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. Teknik ini
digunakan antra lain dengan mempertimbangkan berbagai macam indikator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain – lain
(Bengoa). Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi.
2.7 Pengelompokan Zat Gizi
Makanan yang dikonsumsi oleh manusia mengandung berbagai unsur. Unsur
tersebut ada yang bermanfaat dan ada pula yang tidak manfaat bagi kesehatan manusia.
Berbagai zat tersebut dapat berupa enzim, gizi maupun toksik (racun). Zat gizi
merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang memberikan manfaat bagi
kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi memiliki
kandungan gizi yang berbeda antara makanan yang satu dengan yang lainnya.
Zat gizi dikelompokkan berdasarkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan Fungsinya
Masing-masing zat gizi memiliki fungsi yang spesifik dan tidak dapat berdiri sendiri
dalam membangun tubuh dan menjalankan proses metabolisme. Menurut Almatsier
(2011), zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan.
a. Zat Gizi Sebagai Sumber Energi
Sebagai sumber energi zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh dan proses
metabolisme di dalam tubuh. Zat gizi yang tergolong sebagai zat yang berfungsi
memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga zat tersebut
memberikan sumbangan energi bagi tubuh dan terdapat dalam jumlah paling banyak
dalam bahan pangan.  Namun penyumbang energi terbesar dari ketiga unsur zat gizi
tersebut adalah lemak.
b. Zat Gizi untuk Pertumbuhan dam Mempertahankan Jaringan Tubuh
Zat gizi ini memiliki fungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh
manusia serta berfungsi sebagai pengganti sel-sel tubuh yang rusak dan
mempertahankan fungsi organ tubuh. Zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini
adalah protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun zat gizi yang memiliki sumber
dominan dalam proses pertumbuhan adalah protein.
c. Zat Gizi Sebagai Pengatur atau Regulasi Proses di Dalam Tubuh
Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam
upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibody sebagai penangkal
organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam
tubuh. mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses
oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam
tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di
dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan dan mengatur suhu
tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-siasa atau ekskresi dan lain-lain.dalam
melaksanakan fungsinya di dalam tubuh , zat-zat gizi saling berhubungan erat,
sehingga terdapat saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.
2. Berdasarkan Jumlah
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh zat gizi terbagi dua, yaitu :
a. Zat Gizi Makro
Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkandalam jumlah besar dengan satuan
gram. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro dalah karbohidrat, lemak dan
protein.
1) Karbohidrat
Merupakan senyawa organik yang mengandung unsur Karbon, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen dan Oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Fungsi utama karbohidrat yaitu sebagai sumber energi utama
bagi tubuh. sumber karbohidrat yaitu biji-bijian, umbi-umbian, kacang-kacangan,
sagu, daging dan hati. Jenis karbohidrat di kelompokkan menjadi tiga yaiti
Monosakarida, Disakarida dan Polisakarida.
2) Lemak
Lemak disebut juga dengan lipid yang merupakan sumber energi yang dapat
menyediakan energi sekitar 2,25 kali lebih banyak dari pada yang diberikan
karbohidrat atau protein. Sumber lemak nabati yaitu minyak kelapa, minyak
jagung, margarin dan kacang-kacangan. Sumber lemak hewani yaitu susu, telur,
daging, unggas dan mentega. Asam lemak dibagi menjadi dua yaitu asam lemak
Esensial (linoleat, linolenat, arcchidonat) dan Non Esensial (asam palmitat, asam
butirat, asam kaproat, asam stearat dan asam laurat).
3) Protein
Protein merupakan zat makanan yang mengandung nitrogrn, yang diyakinin
sebagai faktor penting untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh, sehingga tidak
mungkin ada kehidupan tanpa adanya protein (Mulder, 1938). Protein merupakan
komponen terbesar setelah air, tersebar diseluruh tubuh, otot, kulit, rambut,
jantung, paru dan otak. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh
karena selain berfungsi sebagai sumber energi, namun juga berfungsi sebagai zat
pembangun tubuh dan zat pengatur di dalam tubuh. selain zat pembangun fungsi
utama bagi tubuh adalah membentuk jaringan baru serta memelihara jaringan
yang telah ada (pengganti jaringan yang aus atau rusak). Sumber protein nabati
dari tahu, tempe, oncom dan kacang-kacangan. Sumber protein hewani dari
daging, ikan, susu, keju, sea food, dll.
b. Zat Gizi Mikro
Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau
sedikit. Zat gizi yang termasuk dalam zat gizi mikro adalah vitamin, mineral dan air.
1) Vitamin
Kata vitamin berasal darin gabungan kata bahasa latin yaitu “vita” yang
berarti hidup dan “amina” yang mengacu pada gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N). Vitamin berperan penting dalam proses pertumbuhan,
mempertahankan kesehatan dan proses metabolisme normal. Vitamin juga
berfungsi sebagai pengatiur metabolisme tubuh, unit pelindung, biokatalis dan
merupakan bagian dari enzim. Jenis vitamin berdasarkan kelarutannya ada dua
macam, yaitu vitamin yang larut dalam air (Vitamin B dan Vitamin C) dan
vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A. D, E, K). Vitamin yang larut dalam
air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan didalam
jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.
2) Mineral
Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan
kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses an-organik, mempunyai
sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai atom-atom secara beraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Berdasarka jumlah yang
dibutuhkan tubuh, mineral diklasifikasikan sebagai Makro Mineral ( Ca, Na, K,
Cl, P, Mg, S) dan Mikro Mineral (Fe, I, Mn, Cu, Zn). Mineral juga berperan
penting dalam pembentukan struktural dari jaringan keras dan lunak, kerja sistem
enzim, kontraksi otot dan respon syaraf serta dalam pembekuan darah.
3) Air
Air dalam tubuh merupakan unsur esensial . jaringan yang metabolismenya
paling aktif mengandung air yang terbanyak, misalnya otot. Air dalam tubuh
orang dewasa twrdapat sekitar 60% dari berat badannya (47 liter). Dalam tubuh
air merupakan  dasar bagi cairan intraselular dan ekstraselular, menjadi konstituen
semua sekresi dan ekskresi tubuh. air berfungsi membantu proses pencernaan
makanan, mengatur zat-zat gizi ke seluruh tubuh, mengeluarkan sisa-sisa
pencernaan makanan, melumasi persendian dan mengurangi resiko batu ginjal.
2.8 Faktor – factor yang Mempengaruhi Status Gizi
Ada yang membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri atas :
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
a. Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga,
yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso,
1999).

b. Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan
perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang
baik (Suliha, 2001).
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga (Markum, 1991).
d. Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).
2. Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
a. Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua
dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
b. Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia,
semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang
buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena
pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
(Suhardjo, et, all, 1986).
c. Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yaitu :
1. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
2. Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan kompetensi untuk
gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpin nasional dan
internasional dilapangan.
3. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-
buruknya penyediaan makanan sehari-hari
4. Indikator status gizi yaitu tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang
keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh
5. Beberapa faktor yang memengaruhi status gizi seseorang yaitu faktor lingkungan,
faktor ekonomi, faktor sosial-budaya, faktor biologis/keturunan, dan faktor religi.
3.2 Saran
Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di negara
kita. Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki gizi
masyarakat Indonesia. Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan yaitu upaya
pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi
beraneka ragam pangan; Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng
diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan
tingkat rumah tangga; Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan
dimulai dari tingkat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan
Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Atmarita TS. Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. jakarta: rineka cipta:2004
Budiyanto AK. 2002. Gizi dan Kesehatan. Malang: Bayu Media dan UMM press
DepKes RI. Pedoman Gizi Seimbang http://www.depkes.go.id/article/view/16051300002/tidak-
hanya-orang-tua-guru-juga-perlu-paham-gizi-seimbang-.html (Diakses 15 Oktober 2018)
H.R, Hasdianah dkk. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika
http://dunia-kesmas.blogspot.com/2016/04/gizi-kesehatan-masyarakat_13.html?m=1 (Diakses
15 Oktober 2018)
Kartasapoetra G. 2010. Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja. Jakarta:
Rineka Cipta
Kemenkes.Pengertian Gizi Kesehatan Masyarakat http://gizi.depkes.go.id/gizi-dan-nutrisi
(Diakses 15 Oktober 2018)
Proverawati A. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Supariasa., Bakri B., Fajar I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Erlangga.
Santoso Sugeng.2004.Kesehatan dan Gizi.PT.Rineka Cipta:Jakarta
Siagian Albiner.2010.Epideomologi Gizi.Erlangga:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai