Anda di halaman 1dari 6

Nama : Niken Alni Wiyanda Tungkagi

NIM : 811418030
Kelas : C – 1
Tugas : Ilmu Kesehatan Masyarakat

“ 1000 Hari Pertama Kehidupan dan ANC (Antenatal Care) “

1. 1000 Hari Pertama Kehidupan


A. Pengertian 1000 Hari Pertama Kehidupan
Periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang paling krusial
bagi anak. Terhitung sejak 270 hari selama dalam kandungan ibu, hingga 730
hari setelah anak lahir. Periode tersebut amat penting karena pada masa ini
otak mengalami tumbuh kembang dengan pesat. Agar anak dapat tumbuh dan
berkembang optimal, semua kebutuhan dasarnya harus dipenuhi. Antara lain
asupan nutrisi, kasih sayang, stimulasi, imunisasi, serta kebersihan.
Kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam periode 1.000 hari pertama
kehidupan akan menimbulkan dampak bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga
pada perkembangan mental, kecerdasan, dan perilaku anak. Untuk
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak pada 1.000 hari
pertamanya, ibu perlu memperhatikan asupan makanannya.
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif merupakan makanan terbaik bagi anak 0-6
bulan. ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan anak seperti energi,
protein, lemak, vitamin dan mineral serta komponen probiotik untuk
kesehatan saluran cerna. Saat menginjak umur genap enam bulan, anak dapat
diperkenalkan makanan pendamping ASI, dan sejak berumur genap satu
tahun, anak dapat diberikan makanan padat dan susu pertumbuhan.
Jika 1000 hari tersebut dibagi berdasarkan tahapan kehidupan anak, maka
ada 5 titik kritis yang harus diperhatikan pada seorang anak ialah :
 Masih dalam kandungan = 280 hari
 Umur 0-6 bulan = 180 hari
 Umur 6-8 bulan = 60 hari
 Umur 8-12 bulan = 120 hari
 Umur 12-24 bulan = 360 hari
B. Jenis-Jenis Imunisasi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
1. Hepatitis B
Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik diberikan sebelum
waktu 12 jam setelah bayi lahir. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah
penularan hepatitis B dari ibu ke anak saat proses kelahiran.
2. Polio
Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan.
Vaksin ini bisa diberikan pada saat lahir, kemudian pada usia 2 bulan, 4 bulan,
dan 6 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah lumpuh layu.
3. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan pemberiannya
sebelum bayi berusia 3 bulan. Paling baik diberikan saat bayi berusia 2 bulan.
Vaksin BCG ini berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang dapat
menyerang paru-paru dan selaput otak, dapat menyebabkan kecacatan bahkan
kematian.
4. Campak
Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24
bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi
diberikan ketika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan.
Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat
menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa menyerang
otak.
5. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT adalah imunisasi yang diberikan agar anak terhindar dari
penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak
3 kali pada anak usia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan. Metode yang dilakukan
pada pemberian vaksin ini dengan cara disuntikan pada anak. Pada imunisasi
ini efek samping yang akan dirasakan anak adalah demam, rasa nyeri pada
bagian yang disuntik, dan anak akan rewel selama kurang lebih 2 hari.
6. HIB
HIB adalah imunisasi yang diberikan guna mencegah penyakit HIB.
Dengan memberikan imunisasi ini, akan mencegah resiko serangan virus atau
bakteri lain. Imunisasi ini dilakukan ketika bayi berusia 2 bulan, 3 bulan dan 5
bulan.  Pada vaksin HIB terdapat sebuah vaksin kombinasi DPT dan HIB yang
memiliki daya imunogenitas yang tinggi namun tidak akan mempengaruhi
respon pada imun yang lain.
7. ROTA VIRUS
Imunisasi ROTAVIRUS adalah imunisasi dengan menggunakan vaksin
yang dapat mencegah timbulnya penyakit rotavirus yang dapat menyebabkan
kematian pada anak. Pada imunisasi ini vaksin yang diberikan adalah vaksin
monovalent ( Rotarix ) dan pentavalen ( Rotareq ) Beberapa penelitian
menghasilkan kesimpulan bahwa vaksin rotavirus terbukti sangat efektif
dalam melindungi tubuh anak. Para peneliti menyimpulkan bahwa vaksin ini
efektif, karena pada rumah sakit yang mendapatkan kasus tersebut terbukti
dapat menekan jumlah pasien diare sebanyak 50%. Dan penurunan kasus pada
pasien tersebut terjadi sekitar kurang lebih 2 tahun setelah program imunisasi
tersebut dijalankan.
8. MMR (Measless, Mumps, Rubella)
Imunisasi MMR ini di berikan pertama kali saat anak berusia 9 bulan.
Namun apabila anak tersebut belum mendapatkannya di usia tersebut, boleh
dilakukan pada usia 12 tahun. Pengulangan imunisasi MMR dilakukan pada
usia 6 tahun.
9. Pneumokokus (PCV)
Dapat diberikan pada anak usia 7-12 bulan sebanyak 2 kali dengan interval
2 bulan. Bila diberikan pada anak usia di atas 2 tahun, PCV cukup diberikan
sebanyak 1 kali. Vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari bakteri
pneumokokus yang dapat menyebabkan pneumonia, meningitis, dan infeksi
telinga.
10. Varisela
Diberikan setelah anak berusia 12 bulan, paling baik diberikan sebelum
anak masuk sekolah dasar. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak dari
cacar air.
11. Influenza
Diberikan pada anak minimal usia 6 bulan, dan diulang setiap tahun.
12. Hepatitis A
Dapat mulai diberikan saat anak berusia 2 tahun. Berikan sebanyak 2 kali
dengan interval 6-12 bulan.
2. ANC (ANTENATAL CARE)
A. Pengertian ANC (Antenatal Care)
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998)
Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semanjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan ANC, petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosisi kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Syaifuddin, 2005
dalam Harnany, 2006).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan
dengan ibu hamil dengan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan
bidan. Serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan
kotak social untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya
(Salmah, 2006).
B. Tujuan ANC
Tujuan umum dari ANC adalah sebagai berikut :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan
social ibu dan bayi.
3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dan pemberian ASI
Eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perintal.
Menurut Depkes RI (1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar
ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas
dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke
tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali :
1. Trimester I : 1 kali
2. Trimester II : 1 kali
3. Trimester III : 2 kali
1) Tujuan kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang
ibu hamil sesuai standar pada Trimester pertama kehamilan, dimana
usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan
minimal satu kali. Berikut adalah gambar perkembangan janin pada
trimester pertama yaitu mulai dari 1-12 minggu :
2) Tujuan Kunjungan K2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pada trimester II (usia kehamilan 16 – 24 minggu) dan mendapatkan
pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1. Berikut adalah gambar
perkembangan janin pada trimester kedua yaitu pada usia kehamilan
16-24 minggu :

3) Tujuan Kunjungan K3 dan K4


K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu
ke-36) dua kali kunjungan dan mendapatkan pelayanan 7T setelah
melewati K1 dan K2. Berikut adalah gambar perkembangan janin
pada trimester ke tiga yaitu pada usia kehamilan 28-40 minggu :

Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang


dianjurkan adalah :
a.       Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika
haid terlambat satu bulan
b.      Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c.       Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
d.      Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e.       Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah.
C. Jadwal Pemerikasaan Kehamilan
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam
waktu, yaitu sampai dengan kehamilan trimester I (<14 minggu) satu kali
kunjungan, dan kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali
kunjungan, dan kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah
minggu ke-36) dua kali kunjungan (Hanafiah, 2006).

D.Pelayanan Antenatal
Menurut Depkes (2009), pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan oleh profesional (dokter spesialis, kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi 5T
yaitu timbang berat badan, ukut tinggi badan, ukur tekanan darah,
pemberian imunisasi tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri dan
pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Menurut Muchtar (2005), pelayanan Antenatal meliputi:
1) Trimester I: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada 3 bulan
pertama usia kehamilan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi) disebut juga K1 (kunjungan
pertama ibu hamil).
2) Trimester II: ibu memeriksakan kehamilan minimal 1 kali pada umur
kehamilan 4-6 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T  (timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi).
3) Trimseter III: ibu memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali pada umur
kehamilan 7–9 bulan dengan mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian
imunisasi TT, dan pemberian tablet zat besi), disebut juga K4 (kunjungan
ibu hamil ke empat).
Pelaksanaan pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan
puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan,
perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI,
2002).

Anda mungkin juga menyukai