Anda di halaman 1dari 5

SERIKAT PEKERJA DAN KONFLIK

Serikat pekerja adalah organisasi yang mewakili kepentingan kolektif karyawan. Serikat
pekerja membantu pekerja bersatu untuk bernegosiasi dengan pengusaha mengenai upah, jam
kerja, tunjangan, dan kondisi kerja lainnya. Mereka seringkali spesifik untuk industri dan
cenderung lebih umum di bidang manufaktur, pertambangan, konstruksi, transportasi, dan sektor
publik.

peran serikat pekerja dalam mendorong produktivitas dan peningkatan


kesejahteraan para pekerja yaitu,

1. Pekerja sebagai sumber daya manusia yang paling penting dalam perusahaan.

2. Pekerja dianggap sebagai investor dengan memiliki perusahaan melalui program pensiun
mereka, dan rencana tabungan.

3. Memberdayakan pekerja untuk berpartisipasi dalam fungsi pengawasan dengan meminta


dewan perusahaan atau komite audit untuk menetapkan program whistleblower sehingga
mendorong pekerja untuk melaporkan kecurangan perusahaan, kegiatan penipuan keuangan
(farud), atau pelanggaran hukum yang berlaku. Peraturan tanpa adanya ketakutan dari terlapor.
Undang undang nomor. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Undang undang nomor 3 tahun
1992 tentang jamsostek, undang undang nomor 21 tahun 2001 tentang serikat pekerja atau
serikat buruh. Peraturan pemerintah nomor. 8 tahun 1981, tentang perlindungan upah.

Fungsi serikat pekerja yaitu sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003,
dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi
menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan
keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota
beserta keluarganya.
Sedangkan menurut UU No.21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat Pekerja,
Fungsi serikat  mencakup pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), penyelesaian perselisihan
industrial, mewakili pekerja di dewan atau lembaga yang terkait dengan urusan perburuhan, serta
membela hak dan kepentingan anggota serikat.

cara membuat serikat pekerja di tingkat perusahaan yaitu, sesuai pasal 5 UU No. 21


Tahun 2000, sebuah serikat pekerja dapat dibentuk oleh minimal 10 orang karyawan di suatu
perusahaan. Dalam undang-undang yang sama disebutkan bahwa pembentukan serikat pekerja
ini tidak diperbolehkan adanya campur tangan dari perusahaan, pemerintah, partai politik, atau
pihak manapun juga.  Selain daripada itu serikat pekerja juga harus memiliki anggaran dasar
yang meliputi :

 nama dan lambang


 dasar negara, asas, dan tujuan
 tanggal pendirian
 tempat kedudukan
 keanggotaan dan kepengurusan
 sumber dan pertanggungjawaban keuangan
 ketentuan perubahan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga

serikat pekerja juga memiliki beberapa hak diantaranya,

 Membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha.


 Mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial.
 Mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan.
 Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha peningkatan
kesejahteraan pekerja/buruh.
 Melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan dengan
perundang-undangan yang berlaku.

konflik adalah interaksi sosial yang bersifat disosiatif yang bertujuan untuk menentang,
melawan, dan menjatuhkan pihak lain.Konflik atau perbedaan pandangan adalah hal biasa.
Konflik dapat terjadi di manapun dan menimpa siapapun yang memiliki kepentingan. Di serikat
pekerja konflik bahkan tak dapat dipisahkan dari keseharian kerja organisasi buruh ini.
Permasalahan selalu muncul dan kerap kali tercampur antara yang organisasional dengan yang
personal. Tentu hal ini pun berlaku di banyak organisasi atau kelompok kepentingan lain.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa faktor-faktor pendorong terjadinya konflik antara lain
adanya perbedaan pendapat dan pandangan, perbedaan tujuan, ketidaksesuaian cara pencapaian
tujuan, ketidakcocokan perilaku, pemberian pengaruh negatif dari pihak lain pada apa yang akan
dicapai oleh pihak lainnya, persaingan, kurangnya kerja sama, dan lainlain.

Dalam serikat pekerja tentunya pernah mengalami sebuah konflik, entah itu
konflik antar anggota ataupun dengan atasan. Konflik dapat muncul dengan berbagai hal.
Seperti :

 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.


 Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
 Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
 Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Konflik tersebut dapat dicegah atau dikelola dengan :

 Disiplin : Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah


konflik. Manajer utama atau pemilik perusahaan harus mengetahui dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari
bantuan untuk memahaminya.
 Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan : Konflik dapat dikelola dengan
mendukung manajer utama atau pemilik untuk mencapai tujuan sesuai dengan
pengalaman dan tahapan hidupnya.

Misalnya : manajer junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti


pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi manajer senior yang berprestasi
dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
 Komunikasi : Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik
dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik
adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang
akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
 Mendengarkan secara aktif : Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk
mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah
memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para
pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.

Sebab-Sebab terjadinya konflik antar pekerja

1. Persaingan Terhadap Sumber-sumber Daya yang Langka, Setiap divisi akan berlomba-
lomba untuk mendapatkan bagian dari alokasi sumber-sumber daya yang ada. Masing-
masing menginginkan alokasi sumber daya yang banyak agar bisa mempercepat
pertumbuhan, kemajuan dan pengembangan dalam divisinya. Karena adanya persaingan
ini maka akan memicu timbulnya perselisihan . perselisihan ini bisa timbul akibat dari
ketersediaan sumber daya yang langka.
2. Ketergantungan Tugas (Interdependence), sudah pasti adanya ketergantungan antara dua
individu atau kelompok untuk mencapai kesuksesan dalam tugas-tugasnya. Apabila
diantara dua pihak ini ada perbedaan prioritas, kemungkinan munculnya perselisihan
akan semakin besar. Hal ini juga bisa disebabkan oleh keinginan dari kedua belah pihak
untuk bisa mencapai otonomi tanpa harus bergantung pada pihak lain. Semakin
perbedaan ini dipertahankan maka kemungkinan perselisihan juga akan berlangsung lebih
besar bahkan lama. Perselisihan ini biasanya muncul antara dua departemen yang saling
bergantung dan sangat terspesialisasi.
3. Kekaburan Batas-batas Bidang Kerja perselisihan mungkin sekali muncul apabila bidang
kerja tidak jelas. Hal ini akan menciptakan suatu kondisi dimana ada seseorang yang
mendominasi dalam bagiannya. Apabila ada sebuah keberhasilan maka dia akan merasa
dan menunjukkan seolah-olah itu hanya hasil kerjanya sendiri. Akan tetapi apabila ada
kesalahan maka dia akan mengalihkannya pada orang lain. Perselisihan juga bisa terjadi
apabila ada seseorang yang hanya ingin mengerjakan hal-hal yang disukainya sedangkan
yang tidak disukainyaakan diserahkan pada orang lain. Pada hakekatnya masing-masing
akan merasa yang paling penting dalam perusahaan.
4. Kriteria Kinerja yang Tidak Sesuai, perselisihan semacam ini disebabkan oleh adanya
imbalan atas kemajuan suatu divisi oleh perusahaan. Perselisihan bisa muncul apabila
kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap sub unit-sub unit yang berbeda. Sebagai
contoh bagian penjualan menuntut bagian produksi untuk dapat meningkatkan penjualan
akan tetapi hal sebaliknya terjadi terhadap bagian produksi. Bagian produksi harus
menerima hukuman dengan tidak mendapat bonus karena adanya peningkatan biaya
produksi. Peningkatan biaya produksi ini disebabkan oleh bagian produksi harus
menambah jam kerja karyawannya untuk dapat memproduksi secara banyak dan cepat.
Dapat di tebak apa yang akan timbul, sudah pasti akan ada perselisihan antara bagian
produksi dengan penjualan.
5. Perbedaan-perbedaan Tujuan dan Prioritas, perselisihan ini juga bisa disebabkan oleh
adanya usaha masing-masing sub unit untuk mencapai tujuannya masing-masing. Hal ini
bisa tumbuh menjadi perselisihan apabila ada ketidak sesuaian antar tujuan masing-
masing, bahkan usaha pencapaian tujuan suatu sub unit dapat menghalangi sub unit lain
dalam mencapai tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai