Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM SARAF

I. KONSEP SITEM SARAF


A. Definsi Sitem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap
dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls)
yang berupa rangsang atau tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan,
ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh
kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun
dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung
terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf
disebut neuron.
3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting
pada manusia adalah otot dan kelenjar.
a. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk
mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari
badan sel, dendrit, dan akson.
b. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel
saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf
terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan
golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan
kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein.
c. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
d. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang
yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam
neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk
mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut
dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar
disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin.
Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan. Berdasarkan struktur dan
fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet
(asosiasi).
1) Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan
sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2) Sel saraf motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem
saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa
tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat
pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
3) Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini
dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi
menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di
dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima
impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung
dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel
saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
1. Sistem Saraf Pusat
a) Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai
pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di
dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat
badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak
kecil (Cerebellum), dan batang otak.
b) Otak Besar ( cerebrum )
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang
disadari. Yaitu  Berpikir, berbicara, melihat, bergerak,
mengingat, dan mendengar termasuk kegitan tubuh yang
disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan
kanan dan belahan kiri. Masing-masing belahan pada otak
tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur
dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri,
sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan
bagian tubuh sebelah kanan.
c) Otak tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah merupakan pebghubung antara  otak depan dan
otak belakang, bagian otak tengah yang berkembang adalah
lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat refleksi pupil mata,
pengatur gerak bola mata, dan refleksi akomodasi mata.
d) Otak kecil ( cerebellum )
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di
bawah otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu
lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna
putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri
dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol.
Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh
dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan
melakukan kegiatan. Dan pusat keseimbangan tubuh. Otak
kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.
1. Otak depan meliputi :
a) Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera
makan, keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah
laku, kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
b) Talamus, merupakan pusat pengatur sensori,
menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik
cerebrum.
c) Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
2. Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus
yang merupakan pusat refleks mata.
3. Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan
medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur
denyut jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan,
sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk, dan
bersin.
a) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. terbagi
menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar
berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron.
Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit.
Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengatur
reflex fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut
jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain
yang tidak disadari.
b) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Sumsum tulang belakang terletak memanjang
didalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas
tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang
kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua
lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan
dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung
serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan
saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat
saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf
penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar
impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat
pengatur gerak refleks. 
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan
dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan
sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk
merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini
dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
a) Sistem saraf somatic ( saraf sadar )
sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar.
Sistem saraf somatis  terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan
31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal )  Kedua
belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu,
misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum
tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang
dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain
kaki, tangan, dan otot lurik.  Saraf-saraf dari sistem somatis
menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan
otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti
kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau
tidak  menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah
pengaruh sistem ini. Contoh dari sistem saraf somatis adalah
sebagai berikut.
1) Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari
telinga akan sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan
tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan
mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk
membukakan pintu.
2) Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit
akan menyampaikan informasi tersebut ke otak.
Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk
menghidupkan kipas angin.
3) Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan
menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan
menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan
tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
b) Sistem saraf otonom
Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak? Kamu kaget,
ketakutan, dan menjerit keras. Jantungmu berdetak dengan
cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang membuat responmu
dalam situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh
yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak
kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom
adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom
terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.
1. Sistem saraf simpati
Disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1
sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang
ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah
sebagai berikut.
a. Mempercepat denyut jantung.
b. Memperlebar pembuluh darah.
c. Memperlebar bronkus.
d. Mempertinggi tekanan darah
e. Memperlambat gerak peristaltis
f. Memperlebar pupil.
g. Menghambat sekresi empedu.
h. Menurunkan sekresi ludah.
i. Meningkatkan sekresi adrenalin.
2. Sistem saraf parasimpatik
Disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena
saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah
sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring
yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar
di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh
yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf
parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan
fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf
simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan
memperlambat denyut jantung.
B. Mekanisme kerja saraf
Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang
dari dendrit ke badan sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite
akson yang lain. Bila sampai di ujung akson, maka ujung akson akan
mengeluarkan neurohumor yang memacu dendrit yang berhubungan
dengan akson tadi.
1. Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan
melalui sel saraf dan sinapsis.
2. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel
saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di dalam membran (-).
Keadaan ini disebut polarisasi.
3. Penghantaran lewat Sinapsis
a. Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan
peningkatan permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion
Ca.
b. Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis
sambil mengeluarkan neurotransmiter ke celah sinapsis.
c. Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis.
Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil
kolinesterase menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan
dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.
C. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Saraf
Ada berbagai jenis kelainan dan penyakit yang menyerang sistem saraf
manusia, antara lain :
1. Amnesia.
Amnesia merupakan gangguan yang terjadi pada otak yang
disebabkan oleh kecelakaan (cidera) sehingga menyebabkan
trauma pada kepala atau dapat disebut dengan geger otak.
Penderita amnesia umumnya akan mengalami kebingungan serta
kehilangan ingatan. Amnesia dapat bersifat sementara atau
permanen tergantung dari parah tidaknya trauma yang diderita oleh
otak.
2. Stroke Stroke merupakan kerusakan pada otak akibat
tersumbatnya/pecahnya pembuluh darah pada otak. Penyebab
penyumbatan adalah adanya penyempitan pembuluh darah dan
juga penyumbatan karena suatu emboli. Umumnya, wajah pada
penderita stroke terlihat tidak simetris.
3. Epilepsi (Ayan) Epilepsi merupakan penyakit yang menyebabkan
kejang pada tubuh. Kejang yaitu periode hilang kesadaran yang
mungkin termasuk kontraksi otot yang sangat keras. Hal tersebut
dikarenakan adanya aktivitas listrik abnormal di otak. Penyebab
epilepsi adalah karena infeksi, cidera otak, dan tumor. Penderita
epilepsi biasanya mengalami kejang-kejang hingga mulutnya
keluar busa serta terjadi secara mendadak dan berulang-ulang. 
4. Parkinson Parkinson merupakan sebuah kelainan yang disebabkan
karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion.
Ciri-ciri penderita Parkinson antara lain tangan gemetaran waktu
istirahat, susah bergerak, mata sulit untuk berkedip, otot terasa
kaku sehingga kaki menjadi kaku saat bergerak dan berjalan. 
5. Neuritis Neuritis merupakan kelainan pada sistem saraf yang
disebabkan karena adanya tekanan, pukulan, keracunan, patah
tulang serta kekurangan vitamin B (B1, B6, B12). Pada penderita
neuritis ini sering mengalami kesemutan. 
6. Hidrosefalus Hidrosefalus merupakan sebuah kelainan yang terjadi
akibat gangguan aliran yang berupa cairan di dalam otak atau
penumpukan cairan di dalam otak sehingga menyebabkan
pembengkakan di dalam otak. Gangguan tersebut dapat
menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak sehingga akan
menekan jaringan otak di sekitarnya terutama pada pusat-pusat
saraf vital.
7. Meningitis (Radang Selaput Otak) Meningitis merupakan infeksi
pada selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.
Meningitis disebabkan oleh virus atau bakteri. Gejala meningitis
yaitu badan demam, sakit kepala yang berlebihan, leher terasa kaku
dan adanya ruam-ruam pada kulit. Meningitis bakteri jauh lebih
serius karena dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian.
8. Migrain Migrain merupakan nyeri kepala berdenyut yang disertai
mual dan muntah yang terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls
listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak sehingga
mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta
peradangan.
9. Kelumpuhan (Paralisis) Kelumpuhan merupakan hilangnya fungsi
satu atau banyak otot. Penyebab kelumpuhan yaitu hilangnya
perasaan pada bagian yang terpengaruh. Kelumpuhan juga dapat
disebabkan akibat kerusakan pada otak.
10. Transeksi
Transeksi merupakan sebuah kelainan pada sistem saraf khusunya
pada medulla spinalis karena tertembak atau jatuh yang disertai
dengan hancurnya tulang belakang. Penderita transeksi akan
mengalami hilangnya semua rasa (mati rasa).
11. Sklerosis Multipel
Sklerosis multipel merupakan suatu kelainan peradangan yang
terjadi pada otak dan sumsum tulang belakang. Penyebabnya yaitu
adanya serangan sistem kekebalan tubuh dan kerusakan sistem
saraf pusat sehingga neuron tidak dapat berfungsi secara normal.
Gejala pada penderita sklerosis multipel adalah kelemahan otot,
kesulitan dalam bergerak, dan kesulitan dalam menjaga tubuh
seimbang.
12. Radang Otak
Radang otak merupakan peradangan akut otak yang disebabkan
oleh infeksi virus. Gejala radang otak adalah demam, sakit kepala,
merasa ngantuk dan bingung. Sistem kekebalan tubuh telah
berusaha melawan infeksi otak dan infeksi lainnya, tetapi justru
akan membuat lebih berbahaya dari pada baiknya. Respon sistem
kekebalan tubuh dapat menyebabkan pembengkakan di otak.
Sehingga lama kelamaan tidak ada ruang untuk berkembang dan
menyebabkan otak mendorong tengkorak. Akibatnya otak menjadi
terluka bahkan dapat menyebabkan kematian.
13. Tumor Otak
Tumor otak merupakan proliferasi dan pertumbuhan tak terkendali
pada sel-sel di dalam dan di sekitar jaringan otak. Tumor otak
dapat mencakup antara 7-9 % dari semua jenis kanker yang dapat
terjadi pada semua usia.
14. Alzheimer (Pikun)
Pada dasarnya alzheimer bukanlah penyakit yang menular, tetapi
sindrom apoptosis sel-sel otak pada saat yang bersamaan sehingga
otak terlihat mengerut dan mengecil. Penyebabnya adalah
perubahan abnormal di otak sehingga menyebabkan hilangnya
sebagian besar fungsi otak normal. Gejala alzheimer adalah
kehilangan memori, kebingungan, perubahan suasana hati,
hilangnya bertahap kontrol atas kemampuan mental dan fisik.
Umumnya, Alzheimer terjadi pada lansia.
15. Polio
Polio dapat disebabkan karena infeksi virus polio pada sumsum
tulang belakang. Polio paling sering menyerang anak-anak. Virus
polio ini dapat menyebabkan demam, kelumpuhan, dan sakit
kepala yang berakhir pada hilangnya refleks. Polio dapat dicegah
dengan imunisasi polio.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM SARAF
A. Pengkajian 
1. Riwayat Penyakit sekarang
a. Keluhan utama, Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki, Trauma kepala; Hipertensi, Jantung, Migrain, Sakit
kepala, Epilepsi, Obesitas, Kanker, Hiperlipidemia, Diabetes,
Infeksi dan lain – lain.
b. Riwayat Keluarga
Hipertensi, Jantung, Obesitas, Stroke, Kanker, Retradasi
Mental, Epilepsi atau gangguan kejang lainnya.
2. Review Sistem
a. Susunan Saraf Pusat : vertigo, Paralisis, Pingsan, Insomnia
b. Sistem Kardio Respiratori: Palpitasi, dada tegang
c. Sistem Gastro Intestinal : gangguan mengunyah dan menelan ;
Sistem Saluran Kemih : gangguan mengontrol spinkter,
polyuri.
3. Kesadaran
a. E ( Membuka mata ) : 4=Membuka secara spontan, 
3=Membuka mata karena suara, 2=Membuka mata dengan
rangsangan nyeri atau bahaya, 1=Tidak ada respon, tidak
dapat membuka mata karena edema atau balutan.
b. M ( Motorik / Gerakan ) : 6=Mematuhi perintah
sederhana, 5=Melokalisasi nyeri / menunjuk arah nyeri
berasal, 4=Menarik fleksi ( bila ada rangsangan nyeri) ;
3=Fleksi abnormal ( bila ada rangsangan nyeri ), rigiditas
dekortikasi, 2=Ekstensi abnormal ( nyeri ), rigiditas
desebrasi, 1=Tidak terdapat respon motorik.
c. V ( Verbal ) : 5=Berorientasi bila di tanya, 4=Bingung,
3=Mengatakan kata – kata yang tidak tepat / ngelantur,
2=Menyuarakan suara / bunyi yang tidak bermakna /
menggumam, 1=Tidak terdapat respon verbal.
4. Selain mengkaji tingkat kesadaran, kita periksa juga fungsi
saraf kranial yang terganggu dari 12 saraf berikut
a. I        = Olfaktorius ( penghidu )
b. II      = Optikus ( Ketajaman penglihatan, lapang pandang,
pemeriksaan fundus )
c. III     = Okulomotorius ( Reflek pupil, otot okuler ekterna,
termasuk gerakan keatas, kebawah dan mediana ; kerusakan
akan menyebabkan ptosis, dilatasi pupil )
d. IV     = Troklearis ( gerakan okular ; kerusakan akan
menyebabkan ketidakmampuan melihat kebawah dan
kesamping ; nistagmus / jereng ) ;
e. V      =  Trigeminus ( Fungsi sensori, reflek kornea, kilit
wajah dan dahi, mukosa hidung dan mulut ; fungsi motorik,
refleks maksilaris ” rahang “)
f. VI     = Abdusen ( sama seperti saraf ke IV )
g. VII   = Fasialis  ( Fungsi motorik wajah bagian atas dan
bawah; kerusakan akan menyebabkan asimetris wajah dan
paresis ; fungsi sensori di uji dengan pengecapan )
h. VIII = Akustikus ( Tes saraf koklear : pendengaran,
konduksi udara dan tulang ; kerusakan akan menyebabkan
tinitus, kurang pendengaran atau ketulian )
i. IX     = Glosofaringeus ( Fungsi motorik : refleks gangguan
faringeal, menelan )
j. X      = Vagus (pengkajian pita suara berbicara dengan jelas
tanpa serak )
k. XI     = Asesorius ( Kekuatan otot trapesius dan
sternokleidomastoid; kerusakan akan menyebabkan ketidak
mampuan mengangkat bahu )
l. XII   = Hipoglosus ( Fungsi motorik lidah; kerusakan akan
menyebabkan penyimpangan ke arah lateral, atrofi, tremor,
ketidakmampuan menjulurkan atau menggerakkan lidah
dari samping kiri ke samping kanan atau sebaliknya ).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola pernafasan b/d Kerusakan neurologis atau
Ketidak efektifan bersihan jalan napas b/d kerusakan batuk dan
ketidakmampuan mengatasi lendir.
2. Gangguan perfusi jaringan otak b/d vasospasme sekunder terhadap
cidera hemoragi ; Peningkatan Tekanan Intra Kranial sekunder
terhadap cidera hemoragi
3. Perubahan eliminasi : inkontinensia urine b/d kerusakan atau
gangguan neurologis pada spinkter uri
4. Perbahan eliminasi : konstipasi b/d kerusakan neurologis
5. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan fungsi neurofisiologis
6. Gangguan komunikasi verbal b/d kerusakan saraf pada pusat bicara
( broca )
7. Perubahan persepsi sensori, kognitif, visual, auditori, kinestetik b/d
trauma neurologis
8. Perubahan respon psikis dan emosi b/d perubahan fisik
9. Potensial terjadinya deformitas
10. Potensial terjadinya gangguan integritas kulit b/d imobilitas fisik
C. Rencana Keperawatan
1. Mempertahankan fungsi vital sign
2. Mencegah terjadinya kerusakan otak irreversible
3. Mencegah terjadinya komplikasi : cacat fisik, mental dan sosial
Tindakan Keperawatan Utama pada Stroke
a. Manajemen pembebasan jalan napas: Kaji dan pantau
pernapasan, reflek batuk dan sekresi ; posisikan tubuh dan
kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan
memberikan pengeluaran sekresi yang optimal ; penghisapan
lendir; berikan oksigen sesuai kebutuhan ; pantau gas darah
arteri dan hemoglobin sesuai indikasi
b. Pemeriksaan nutrisi
c. Kompensasi untuk kesulitan persepsi
d. Meningkatkan mobilisasi, kolaborasi dengan rehab medic
e. Meningkatkan suport mental
f. Meningkatkan komunikasi
g. Meningkatkan rehabilitasi
h. Mencegah disuse syndrome
DAFTAR PUSTAKA

Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi


Kontraksi Otot Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USU
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Bandung :Yrama Widya
Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi
Sari, Mega. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan : Fakultas
Kedokteran USU
Sinaga, Erlintan dkk. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan : FMIPA Unimed

Anda mungkin juga menyukai