Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEFINISI FILSAFAT DALAM ILMU ATAU SAINS

Disusun Oleh:

Harry Tama F. (1302617035)


Ayu Annisa F. (1302617049)
Muqarrabiin Haqqul Yaqiin (1302617071)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2017
PERTANYAAN
Pertanyaan utama dari studi ini terkait dengan apa kualifikasi sebagai sains, reabilitas teori teori
sains, dan tujuan akhir dari sains

KUALIFIKASI SAINS
Filsafat ilmu memiliki cabang filsafat yang beraneka ragam. Salah satu cabang filsafat
yang akan dibahas adalah pengetahuan sains. Filsafat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Maka tak heran bahwa filsafat ilmu dijadikan sebagai “Mother of Science” yang artinya adalah
ibu dari semua pengetahuan.
Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan, memandang
dan mengamati keberadaan (eksistensi) alam ini sebagai suatu objek. Berdasarkan Webster New
Collegiate Dictionary definisi dari sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari
hukum -hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah.
Sains merupakan ilmu yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.
Fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita merupakan salah satu dari bagian pengetahuan
sains yang terkadang kita sebagai manusia belum mengenal dan mengetahuai lebih luas tentang
fenomena alam tersebut. Contohnya adalah bagaimana manusia itu bisa berkembang dari bayi
hingga tua ynag dijelaskan dalam Biologi, bagaimana air laut itu terasa asin ynag dijelaskan
dalam pelajaran Kimia dan mengapa buah kelapa itu selalu jatuh ke bawah yang dijelaskan
dalam ilmu Fisika. Semua itu merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural sience.
Dalam pengetahuan sains manusia tidak hanya menebak fenomena-fenomena alam
tersebut dengan sendirinya, namun diperlukan upaya atau langkah-langkah penyelidikan untuk
mencari kejelasan tentang gejala-gejala alam tersebut. Langkah tersebut adalah merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan
akhimya menyimpulkan.
Menyadari pentingnya peran dari filsafat ilmu dalam konteks pengetahuan sains maka
makalah ini menyebutkan beberapa hal tentang bagaiaman proses fenomena tersebut terjadi,
bagaimana hukum atau teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan, dan apakah hakikat
dari ilmu sains itu (ontologi, epistimologi dan aksiologi sains), bagaimana cara sains
menyelesaikan masalah, dan apa sajakah manfaat sains dalam kehidupan manusia. Hal tersebut
akan dibahas lebih luas dan mendalam dalam makalah ini.

DEFINISI SAINS
Sains pada prinsipnya merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat
dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah
(observasi, eksperimen, survey, studi kasus dan lain-lain). Lebih lanjut dijelaskan bahwa sains
adalah gambaran yang lengkap dan konsisten tentang berbagai fakta pengalaman dalam suatu
hubungan yang mungkin paling sederhana (simple possible terms). Sains dalam hal ini merujuk
kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan
dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di
alam.

ONTOLOGI SAINS
Ontologi adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau
mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil. Ontologi di sini
membahas semua yang ada secara universal, berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan
meliputi semua realitas dalam segala bentuknya.
1) Sain Kealaman
• Astronomi;
• Fisika: mekanika, bunyi, cahaya dan optik, fisika nuklir;
• Kimia: kimia organik, kimia teknik;
• Ilmu Bumi: paleontologi, ekologi, geofisika, geokimia, mineralogi, geografi;
• Ilmu Hayati: biofisika, botani, zoologi;
2) Sain Sosial
• Sosiologi: sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi pendidikan
• Antropologi: antropologi budaya, antropologi ekonomi, entropologi politik.
• Psikologi: psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal;
• Ekonomi: ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan;
• Politik: politik dalam negeri, politik hukum, politik internasional
3) Humaniora
• Seni: seni abstrak, seni grafika, seni pahat, seni tari;
• Hukum: hukum pidana, hukum tata usaha negara, hukum adat (mungkin dapat
dimasukkan ke sain sosial);
• Filsafat: logika, ethika, estetika;
• Bahasa, Sastra;
• Agama: Islam, Kristen, Confusius;
• Sejarah: sejarah Indonesia, sejarah dunia (mungkin dapat dimasukkan ke sain
sosial).

EPISTIMOLOGI SAINS
Pengalaman manusia sudah berkembang sejak lama. Yang dapat dicatat dengan baik
ialah sejak tahun 600-an SM. Yang mula-mula timbul agaknya ialah pengetahuan filsafat dan
hampir bersamaan dengan itu berkembang pula pengetahuan sain dan pengetahuan mistik.
1. Objek pengetahuan sains
Objek-objek yang dapat diteliti oleh sain banyak sekali: alam, tetumbuhan, hewan, dan manusia,
serta kejadian-kejadian di sekitar alam, tetumbuhan, hewan dan manusia itu; semuanya dapat
diteliti oleh sain. Dari penelitian itulah muncul teori-teori sain. Teori- teori itu berkelompok atau
dikelompokkan dalam masing-masing cabang sain.
2. Cara memperoleh pengetahuan sains
Pengetahuan sains didapat dengan menerapkan paham humanisme, rasionalisme, empirisme, dan
positivisme. Humanisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu
mengatur dirinya dan alam. Humanisme telah muncul pada zaman Yunani Lama (Yunani Kuno).
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur
pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur dengan akal pula. Empirisisme
ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris.
Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisme, yang terukur.

AKSIOLOGI SAINS
Aksiologi adalah cara untuk menerapkan pengetahuan yang didapat. Menurut Wibisono
(dalam Surajiyo, 2009:152) aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan
moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu. Aksiologi adalah
ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi Aksiologi merupakan
ilmu yang mempelajari hakikat, dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya
ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkanya dan tentunya
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dijalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak
sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya
pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai kegunaan ilmu tersebut
dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan
sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
a. Alat eksplanasi
Menurut T. Jacob (Manusia, Ilmu dan Teknologi, 1993: 7-8) sain merupakan suatu sistem
eksplanasi yang paling dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem lainnya dalam memahami
masa lampau, sekarang, serta mengubah masa depan.
b. Alat prediksi
Ketika membuat eksplanasi, biasanya para ilmuwan telah mengetahui faktor yang menyebabkan
timbulnya suatu gejala. Dari faktor tersebut para ilmuwan dapat membuat sebuah ramalan atau
prediksi.
c. Alat pengontrol
Eksplanasi merupakan bahan untuk membuat ramalan atau prediksi dan alat pengontrol.
Perbedaan antara prediksi dengan alat pengontrol adalah prediksi lebih cenderung bersifat pasif,
karena ketika timbul gejala tertentu, maka kita dapat membuat prediksi, misalnya akan terjadi
keadaan atau kondisi tertentu pula. Sedangkan alat pengontrol lebih bersifat aktif terhadap
sesuatu keadaan, contohnya kita membuat tindakan efektif yang mampu meminimalisir dampak
yang ditimbulkan dari adanya suatu gejala tersebut.

REABILITAS TEORI-TEORI SAINS


Cara memperoleh pengetahuan sains dengan menerapkan teori humanisme, rasionalisme,
empirisme, positivisme, dan metode ilmiah.
Kegunaan sains adalah ssebagai alat eksplanasi, alat prediksi, dan alat pengontrol.

Cara sains menyelesaikan masalah adalah pertama, mengidentifikasi masalah. Kedua,


mencari teori tentang sebab-sebab masalah. Peneliti Ketiga, menetapkan tindakan penyelesaian
Filsafat merupakan materi yang tidak menuntut hafalan atau kepintaran dari otak manusia
melainkan bagaimana kita sebagai manusia berfikir. Filsafat menuntut cara berfikir seseorang,
untuk itu pertanyaan yang tepat untuk mata kuliah filsafat MIPA ini adalah :

“Apakah sains akan membuat kita tidak percaya dengan adanya Tuhan melainkan akan membuat
kita atheis?”

Kenyataannya, sains tidak membuat kita sebagai atheis. Filsafat MIPA inilah yang
membuka fikiran-fikiran kita sebagai manusia yang terkurung dunia seperti sekarang ini. Filsafat
membantu kita dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Filsafat juga membantu otak kita lebih
terbuka terhadap gagasan-gagasan atau fikiran-fikiran yang ada saat ini atau yang akan datang
dimasa mendatang.

 Sains adalah observasi, identifikasi, deskripsi, penyelidikan eksperimental, dan penjelasan


teoritis dari fenomena. Hal tersebut khususnya digunakan dalam kegiatan yang diterapkan ke
objek atau studi penyelidikan.

Menurut Webster's New Collegiate Dictionary, definisi sains adalah "Pengetahuan yang dicapai
melalui studi atau praktek," atau "Pengetahuan yang memiliki kebenaran dari pengoperasian
ilmu seperti yang diperoleh dan diuji melalui metode ilmiah."

TUJUAN AKHIR DARI SAINS

Tujuan akhir dari sains adalah agar dapat menghasilkan suatu model yang dapat
digunakan untuk realitas. Dan tujuan akhir ini sesungguhnya sangat berhubungan erat dengan
studi filsafat. Karena pada dasarnya filsafat adalah berpikir, pemikiran, atau ide. Oleh karena itu,
sains sangat diperlukan agar dapat membuktikan kebenaran dari pemikiran- pemikiran atau ide –
ide manusia.

Anda mungkin juga menyukai