Anda di halaman 1dari 30

Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.

2, (2015)

Jurnal Aksioma Ad-Diniyah ISSN 2337-6104


Vol. 3│No. 2

Pengaruh Pembelajaran Group Investigation Terhadap


Kognitif Siswa di MTs Bani Idris Kalanganyar Kabupaten
Lebak

Ernawati Sulhatul
STAI La Tansa Mashiro Indonesia

Article Info Abstract


Keywords: Learning as an activity to achieve instructional objectives,
learning group types and procedures of activities, requires complex
investigation
cognitive students thinking, and also balanced participation between students
and educators in order to achieve maximum goals.
The purpose of this study was to study the effect of group
learning on cognitive students at MTs Bani Idris
Kalanganyar, Lebak Regency. The method used in this
study is the writer who uses correlational quantitative
methods. a model of causal relationships. Quantitative
method is a method used to present research results in the
form of numbers or statistics, while correlational research is
a study to determine whether there is a relationship between
two or several variables. Based on the results of the study
found positive study group investigations of cognitive
students.

124
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

Pembelajaran sebagai kegiatan untuk mencapai


Coreresponding
Author: tujuan instruksional, jenis dan prosedur kegiatannya,
Ernawati4@gmail.co
membutuhkan rangkaian pemikiran yang cermat, selain itu
m
juga adanya interaksi yang seimbang antara peserta didik
dengan pedidik agar mencapai tujuan yang lebih maksimal.
Tujuan Penelitian ini adalh untuk mengetahui pengaruh
pembelajaran group investigation terhadap kognitif siswa di
MTs Bani Idris Kalanganyar Kabupaten Lebak. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis
menggunakan metode kuantitatif korelasional. model
hubungan kausal (sebab akibat). Metode kuantitatif adalah
metode yang digunakan untuk penyajian hasil penelitian
dalam berbentuk angka-angka atau statistik, sedangkan
penelitian korelasional merupakan penelitian untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara dua atau
beberapa variable. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
bahwa pembelajaran group investigation berpengaruh
positif terhadap kognitif siswa.

@ 2015 JAAD. All rights reserved


Pendahuluan fungsional yang tinggi sebagai alat
untuk pencapaian tujuan
Pembelajaran sebagai kegiatan
mencerdaskan kehidupan Bangsa
untuk mencapai tujuan instruksional,
sebagaimana tercantum dalam UUD
jenis dan prosedur kegiatannya,
1945 alinea ke-4 yaitu :
membutuhkan rangkaian pemikiran
"Kemudian dari pada itu
yang cermat, selain itu juga adanya
untuk membentuk suatu
interaksi yang seimbang antara
Pemerintah Negara
peserta didik dengan pedidik agar
Indonesia yang melindungi
mencapai tujuan yang lebih maksimal
segenap Bangsa Indonesia
(Kunandar , 2011 : 296) .
dan seluruh tumpah darah
Pembelajaran inilah termasuk nilai
125
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

Indonesia dan untuk Metode pembelajaran Group


memajukan kesejahtraa investigation mengambil model dari
umum mencerdaskan masyarakat, terutama mengenai
kehidupan Bangsa dan ikut mekanisme sosial yang ada pada
melaksanakan ketertiban masyarakat yang biasa dilakukan
Dunia yang berdasarkan melalui kesepakatan bersama,
kemerdekaan perdamaian Melalui kesepakatan inilah siswa
abadi dan keadilan social". mulai belajar melakukan peroses
Keterlibatan faktor-faktor yang perubahan tingkah sebagai hasil
menjadi pendukung mencerdaskan dari interaksi dengan lingkungannya
Bangsa salah satuya dengan kegiatan sebagai bekal memenuhi kebutuhan
pembelajaran yang melibatkan hidupnya (Slameto, 2010 :2 ). Pada
pendidik yang berkompeten dalam dasarnya masih ada beberapa guru
melaksanakan tugasnya diperlukan yang belum mampu menerapkan
dalam pencapaian tujuan yang pembelajaran yang aktif dan efisien,
bekerja sama dengan pemerintah sehingga siswa hanya berperan pasif
dalam mencerdaskan kehidupan apalagi kualitas kecerdasan yang
Bernegara. didapatkannya, padahal peserta didik
Kegiatan guru yang berkenaan merupakan generasi muda yang
dengan penelusuran, pemilihan jenis berkecimpung langsung dengan
dan prosedur kegiatan serta lain-lain masyarakat. Sejak zaman dahulu
pendukung kegiatan pembelajaran perkembangan pendidikan telah
tersebut, lazimnya disebut kegiatan dirancang dalam berbagai strategi
pemilihan strategi peroses pembelajaran sehingga
pembelajaran,agar hasil dari belajar bertujuan untuk mencerdaskan
mampu menanamkan nilai kehidupan berbangasa dan
pengalaman yang menjadikan barnegara untuk mampu mencapai
peradaban di masyarkatnya demikian kemajuan di Era Globalisasi
pendapat Ibnu Kaldun (Abdul dibutuhkan generasi muda yang
Majid,2012:107). cerdas dan berkualitas. Maka tidak

126
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

mudah karena pengaruh budaya (Martinis, 2013 :41).


asing dari berbagai media, dengan Menurut Winataputra
demikian adanya sebuah pendidikan (Martinis, 2013 :41) Pengelolaan
yang menciptakan Pembelajaran kelas merupakan cara-cara yang
yang komplek dalam menciptakan dilalui peserta didik untuk
SDM yang memiliki daya pikir yang menciptakan lingkungan yang
unggul dalam menghadapi berbagai bertujuan
permasalahan sosial yang terjadi saat pada akademis dan sosial, "Pada
ini maupun yang akan datang. dasarnya kemampuan memahami
Penerus bangsa dituntut salah perkembangan
satunya memiliki kemampuan sosial diwujudkan dengan
memahami berbagai kondisi sosial mengetahui berbagai sisi psikologi,
itu sangat penting untuk bekal etnis, dan filosofis,
kesejahtaraan hidupnya salah sehingga bisa menghadapi berbagai
satunya dengan menerapkan masalah kehidupan sosial yang
pembelajaran investigation kompleks dan
group(Winataputra,2011:34) demokrasi inilah yang
Strategi pembelajaran yang melatarbelakangi pembelajaran
baik adalah ketika tercipta suasana Group Investigation (Robert, 2014 :
pembelajaran yang kondusif bagi 214).
tercapainya tujuan pendidikan. Sehingga pembelajran group
Selain itu, strategi pembelajaran juga investigation sangat tepat digunakan
harus memperhitungkan semua dalam pembelajran materi Sejarah
kondisi siswa, baik itu keadaan Kebudayaan Islam, manfa'at dari
internal maupun eksternal siswa, pembelajaran ini berhubungan
selain itu juga dibutuhkan langsung pada kehidupan sosial,
pengelolaan kelas dengan berbagai peserta didik yang mengambil ibroh
pendekatan dengan tujuan dari kebudayaan islam akan
mengolah, menganalisis secara menjadikan cermin kehidupannya
sistematis agar memperoleh hasil dalam kehidupan masyarakat yang
yang efektif dalam pembelajaran lebih baik sesuai syariat Islam, Dari
127
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

stetemen tersebut dapat mendukung kecerdasan, permasalahan ketika


terciptanya pemahaman keterampilan awal penulis melakukan penelitian
pada masalah social. Kegiatan masih banyak siswa yang belum
peroses pendidikan dalam mencapai KKM yang ditentukan
pembiasaan kepekaan terhadap sekolah apalagi, kemampuan
lingkungan, Terutama dimulai pada menganaliais, menyebutkan
lingkungan pendidikan sekolah, perencanaan, implementasi, analisis,
karena sudah sintesis, penyajian hasil akhir, dan
jelas mendapatkan pengalaman dari tahap akhir siswa mampu
berbagai aspek, untuk mencapai mengevaliasi karena ini merupakan
kapasitas sesuai dengan ranah dari kognitif yang masih
perkembangan kognitif kebutuhan rendah dimiliki siswa Bani Idris,
siswa yang heterogen ketika peroses padahal ranah kognitif tersebut
pembelajaan berlangsung, Belajar termasuk dalam taksonomi bloom
adalah peroses interaksi antara dalam (Arikunto Suharsimi :131),
peserta didik dengan lingkungannya tahap awal yang harus dimiliki oleh
sehingga terjadi perubahan prilaku semua peserta didik sehingga siswa
kearah yang lebih baik (Kunandar, mengalami perubahan kecerdasan.
2011: 293). Maka pembelajaran tidak
Aktifitas belajar mengajar terfokus pada guru saja akan tetapi
banyaknya hambatan Maka dengan keterlibatan siswa sangat
demikian dengan adanya proses dibutuhkan untuk menumbuhkan
pembelajaran kelompok atau grouf kreativitas pembelajaran yang
investigation mampu menanamkan menyenangkan kepedulian kerja
nilai-nilai sejarah terutama sama antar siswa terjalin, sekaligus
pendidikan islam., inilah kualitas kognitif siswapun tercapai
permasalahan yang ada bahkan dalam pembelajaran group
pembelajran yang monoton dan investigation sadar ataupun tidak
natural sehingga siswa kurang siswa dituntut mampu
menarik, apalagi perubahan melaksanakan perencanaan,

128
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

implementasi, analisis, sintesis, kedudukannya sebagai tenaga


penyajian hasil akhir, dan tahap professional, sesuai dengan tuntunan
akhir siswa mampu mengevaliasi masyarakat yang semakin
hasil kerja kelompoknya ini berkembang, professional inilah
merupakan bekal keterampilan yang yang mendorong kemajuan
nantinya siswa terjun dalam masyarakat (Oemar Hamalik, 2013
masyarakat sudah terbiasa kerja :127).
sama dari berbagai golongan yang Mengenai Undang-Undang
heterogen (Triatno,2007:59), selain Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
itu juga peka terhadap dan Dosen, Pasal 1 Ayat 1
permasalahan-permasalahan diatas ditegaskan pula bahwa guru adalah
menjadi gambaran yang belum pendidik profesional dengan tugas
terselesikan dalam lingkup utama mendidik, mengajar,
pengaajaran sehingga dihawtirkan membimbing, mengarahkan,
problematika yang terjadi dalam melatih, menilai, dan mengevaluasi
lingkungan masyarakat nantinya peserta didik pada pendidikan anak
tidak mampu membenahinya, Hal ini usia dini jalur pendidikan formal,
tidak mudah dibutuhkan adanya pendidikan dasar, dan pendidikan
inovasi pembelajaran yang aktif, menengah. Pasal 20 menyatakan pula
dibutuhkan Guru yang professional bahwa salah satu kewajiban
sebagai salah satu pendukungnya. profesional guru adalah
Pada dasarnya Guru adalah merencanakan pembelajaran,
salah satu komponen manusiawi melaksanakan proses pembelajaran
dalam proses belajar mengajar, yang yang bermutu, menilai dan
ikut berperan dalam usaha mengevaluasi hasil pembelajaran,
pembentukan sumber daya manusia serta meningkatkan dan
yang potensial di bidang mengembangkan kualifikasi
pembangunan. Oleh karena itu, guru akademik dan kompetensi secara
yang merupakan salah satu unsur di berkelanjutan sejalan dengan
bidang kependidikan harus berperan perkembangan ilmu pengetahuan,
serta secara aktif dan menempatkan teknologi, dan seni,sesuai dengan
129
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

tuntunan Zaman (Oemar Hamalik, dengan profesinya akan


2013 :135). menciptakan kualitas keberhasilan
Seiring dengan berjalannya pendidikan seperti ini sejalan
ketentuan yang telah ada, maka dengan tujuan Pendidikan yang
Peraturan Pemerintah Nomor 74 diasumsikan salah satu Tokoh
Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 52 Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Ayat 1 menegaskan pula tentang bahwa pendidikan merupakan
tugas pokok guru, yaitu: tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
merencanakan pembelajaran, anak-anak maksudnya menuntun
melaksanakan pembelajaran, segala kekuatan kodrat yang ada
menilai hasil pembelajaran, pada anak-anak itu agar mereka
membimbing dan melatih peserta sebagai manusia dan sebagai
didik, dan melaksanakan tugas anggota masyarakat mampu
tambahan yang melekat pada mencapai keselamatan dan
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai kebahagian'an yang setinggi-
perencanaan mengajar (Oemar tingginya (Hasbullah, 2009 : 4) .
Hamalik, 2013 :135). Sehingga bagi pendidik yang
Salah satu tugas pokok kurang memperhatikan
pendidik guru dan dosen adalah pembelajaran yang berkualitas maka
melakukan proses output peserta didik menjadi sampah
pembelajaran (mulai merancang, masyarakat, Peran pendidik yang
menyajikan, dan sampai kepada acuh tak acuh terhadap
evaluasi proses dan hasil pembelajaran, sehingga, kurangnya
pembelajaran) agar diperoleh hasil rangsangan untuk menumbuhkan
pembelajaran yang sesuai dengan kesadaran semangat siswa
tujuan yang direncanakan untuk memaparkan penjelasan saat
mengetahui secara komprehensif pembelajaran, melatih siswa
pada siswa secara individu maupun menyebutkan materi. Pembelajaran,
keseluruhan (Slameto, 2010 :52 ). membangun kerja sama antar siswa
Peranan guru yang sesuai menganalisis ketika pembelajaran,

130
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

memotivasi, bekerja sama dalam landasan pemikiran, yaitu


mengevaluasi kegiatan pembelajaran berdasarkan pandangan
dan lain-lain, dapat menyebabkan konstruktivistik, democratic
perestasi peserta didik kurang teaching, dan kelompok belajar
berkualitas dalam ranah kognitifnya kooperatif, Berdasarkan pandangan
bahkan tidak berhasil, sedangkan konstruktivistik, proses
Kognitif merupakan salah satu aspek pembelajaran dengan model group
penting dari perkembangan peserta investigation memberikan
didik yang berkaitan langsung kesempatan seluas-luasnya kepada
dengan proses pembelajaran, dan siswa untuk terlibat secara langsung
sangat menentukan keberhasilan dan aktif dalam proses pembelajaran
mereka di sekolah. Guru khususnya mulai dari perencanaan sampai cara
sebagai tenaga pendidik yang mempelajari suatu topik melalui
bertanggunng jawab melaksanakan investigasi. Democratic.
interaksi edukasional di dalam kelas, Teaching adalah proses
perlu memahami hal yang berkaitan pembelajaran yang dilandasi oleh
dengan nilai-nilai demokrasi, yaitu
perkembangan kognitif. Karena penghargaan terhadap kemampuan,
dengan bekal tersebut dapat menjunjung keadilan, menerapkan
membantu guru dalam persamaan kesempatan, dan
melaksanakan proses pembelajaran memperhatikan keberagaman
yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, sehingga tercipta
kognitif peserta didik sehingga untuk keefektifan dalam pembelajaran
mencapai tujuan siswa yang aktif (Maritis, 2013 :133). Group
maka dengan menggunakan investigation adalah kelompok kecil
Model Group untuk menuntun dan mendorong
investigation,sehingga pembelajaran siswa dalam keterlibatan belajar.
ini disebut sebagai metode Metode ini menuntut siswa untuk
pembelajaran kooperatif yang paling memiliki kemampuan yang baik
kompleks, Hal ini disebabkan oleh dalam berkomunikasi maupun dalam
metode ini memadukan beberapa keterampilan proses kelompok (Siti
131
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

Maesaroh, 2005:28). Hasil akhir dari Kabupaten Lebak ?


kelompok adalah sumbangan ide dari 3. Bagaimana pengaruh
tiap anggota serta pembelajaran pembelajaran group
kelompok yang notabennya lebih investigation terhadap kognitif
mengasah kemampuan intelektual siswa di MTs Bani Idris
siswa dibandingkan belajar secara Kalanganyar Kabupaten Lebak
individual. ?
Semoga dengan adanya
penelitian ini paradigma pendidik, Metode Penelitian
masyarakat, pemerintahan lebih Dalam penelitian ini penulis
peduli pada siswa di MTs Bani Idris menggunakan metode kuantitatif
terhadap kemajuan kualitas korelasional. model hubungan
pendidikan agar siswa lebih kausal (sebab akibat). Metode
bersemangat mengikuti peroses kuantitatif adalah metode yang
pembelajaran di dalam kelas dan digunakan untuk penyajian hasil
menjadi insan yang bermartabat bagi penelitian dalam berbentuk angka-
Nusa dan Bangsa. Adapun tujuan angka atau statistik, sedangkan
dalam penelitian ini adalah Untuk penelitian korelasional merupakan
menjawab permasalahan- penelitian untuk mengetahui ada
permasalahan tersebut di atas, secara tidaknya pengaruh antara dua atau
terperinci dapat dirumuskan beberapa variabel (Arikunto, 1998
masalahnya sebagai berikut : :362). Pada dasarnya penelitian
1. Bagaimana proses korelasional merupakan penelitian
pembelajaran group untuk mengetahui ada tidaknya
investigation di MTs Bani Idris hubungan antara dua atau beberapa
Kabupaten Lebak ? variabel. Maka dalam penelitian ini
2. Bagaimana kognitif siswa di maksudkan untuk mengetahui dua
terhadap perencanaan variabel yaitu pengaruh
pembelajaran group pembelajaran grouf investigation
investigation di MTs Bani Idris (X) terhadap kognitif siswa (Y).

132
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

Teknik analisis korelasional Hamalik, 2013 : 27). Pendapat yang


ialah teknik analisis statistis serupa bahwa merupakan belajar
mengenai hubungan antara dua merupakan prilaku ketika peroses
variabel atau lebih. ( Sudijono 2011 belajar dilakukan maka responnya
:188). menjadi lebih baik bagi orang yang
Metode penelitian tersebut telah belajar, Morgan (dalam Agus
penulis gunakan untuk mengetahui Suprijono, 2013 :3), seterusnya
dan menjelaskan permasalahan yang Belajar merupakan bukan untuk
ada yaitu bagaimana pengaruh mengubah tingkah laku yang lebih
pembelajaran grouf investigation baik saja akan tetapi mengubah
terhadap kognitif siswa kelas VIII di kurikulum sekolah menjadi
di MTs Bani Idris Kabupaten Lebak sedemikian rupa bertujuan agar
- Banten. siswa dapat belajar lebih banyak dan
mudah menurut J. Burner dalam
Pembahasan Slameto ( 2010 : 11 ).
Belajar merupakan suatu Dengan demikian dalam
usaha yang telah direncanakan belajar selain mengubah kurikulum
dengan tujuan mendapatkan sekolah dan perubahan kelakuan
pengetahuan dan perubahan tingkah juga akan mendapatkan pengetahuan
laku melaui peruses pengalaman baru baru mencangkup keseluruhan
belajar, kemudian pendapat lain merupakan pengalamannya sendiri
belajar adalah berusaha, berlatih dengan interaksi pada lingkungannya,
untuk mendapat pengetahuan (Desi karena dilalui oleh peroses seseorang
Anwar, 2001 : 85). Akan tetapi yang bersungguh-sungguh.
belajar bukan hanya mendapatkan Sebagaimana belajar dalam
pengetahuanakan tetapi modifikasi (Slameto, 2010 : 2), Karena dalam
memperteguh kelakuan belajar sangat erat korelasinya
melalui pengalaman, sehingga belajar dengan pembelajaran sesuai dengan
membutuhkan adanya peroses yang pengertian belajar sama-sama
menghasilkan sebuah pengalaman bertujuan untuk mencapai tujuan
dan perubahan kelakuan ( Oemar Pendidikan, Sedangkan
133
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

Pembelajaran menurut KBBI asal pembentukan sikap dan kepercayaan


kata dari pembelajaran yaitu belajar, pada peserta didik. Dengan kata lain,
dan kata belajar asalnya dari kata pembelajaran adalah proses untuk
ajar yang artinya petunjuk yang membantu peserta didik agar dapat
diketahui, sedangkan belajar yaitu belajar dengan baik melalui proses
petunjuk yang diberikan kepada interaksi peserta didik dengan
orang supaya berusaha memperoleh pendidik (Martinis, 2013: 71).
kepandaian atau ilmu berlatih dan Sejalan dengan Undang-
berubah tingkah laku yang Undang No.20 Tahun 2003 Tentang
disebabkan atau tanggapan yang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 yaitu
disebabkan oleh pengalaman. Pembelajaran merupakan sebuah
Pembelajaran adalah proses proses interaksi antara peserta didik
menjadikan orang atau mahluk dengan pendidik dan sumber belajar
hidup belajar, pendapat yang lain, dalam suatu lingkungan belajar.
pembelajaran adalah peroses Sehingga Pembelajaran yang efektif
perbuatan dengan cara mempelajari akan menghasilkan tujuan
peranan Guru mengorganisir pendidikan yang mencerdaskan
lingkungn yang dibutuhkan ketika peserta didik, dalam konteks
pembelajran itu berlangsung, maka pendidikan, guru mengajar agar
dengan demikian siswa agar lebih peserta didik dapat belajar dan
aktif dalam melakukan belajar menguasai isi pelajaran hingga
(Suprijono, 2013 :12). mencapai sesuatu objektif yang
Dalam pembelajaran selain ditentukan aspek kognitif, juga
siswa aktif tapidibutuhkan sumber dapat memengaruhi perubahan
belajar pada suatu lingkungan sikap aspek afektif, serta
belajar. Pembelajaran merupakan keterampilan aspek psikomotor,
bantuan yang diberikan pendidik Maka dari itu peran penting dari
agar dapat terjadi proses perolehan pembelajaran yang efektif sangat
ilmu dan pengetahuan, penguasaan dibituhkan dalam mewujudkan
kemahiran dan tabiat, serta tercapainya ranah kognitif (Dimyati

134
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

dan Mudjono, 2012 :5 ). berdasarkan fakta-fakta dari masalah


Sedangkan Tujuan belajar yang di tampilkan, tapi sebuah
dan Pembelajaran tercapainya asumsi menyatakan bahwa
perubahan perilaku atau kompetensi frekuensi akan mempengaruhi
pada siswa setelah mengikuti masalah seperti siswa yang berada
kegiatan pembelajaran tercapainya dalam kelas unggul tetapi tidak
perubahan perilaku atau kompetensi belajar dengan tipe yang benar atau
pada siswa setelah mengikuti yidak sesuia dengan isi pembelajaran.
kegiatan pembelajaran, upaya Pendekatan ini sering terjadi jika
merumuskan tujuan pembelajaran "tipe yang benar dan sesuai dengan
dapat memberikan manfaat tertentu, isi pembelajaran" sesuai dengan isi
baik bagi guru maupun siswa, standar kurikulum dan bagan kerja,
adanya keaktipan partisipasi dari perangkat pembelajaran, pelatihan
siswa agar tujuan pembelajaran manual, dan lain sebagainya,
efektif (Slameto 2010 :92), Tujuan Masalah pada pendekatan ini, harus
pembelajaran yang lainnya, sesuai dengan standar isi dimana
memudahkan dalam tidak banyak yang sesuai atau tidak
mengkomunikasikan maksud ada jalan keluar yang cukup mampu
kegiatan belajar mengajar kepada untuk organisasi atau kebutuhan
siswa, sehingga siswa dapat sosial.
melakukan perbuatan belajarnya Tujuan khusus melalui
secara lebih mandiri, memudahkan pendekatan tugas akan valid jika
guru memilih dan menyusun bahan melalui perencanaan yang tepat dan
ajar, membantu memudahkan guru melalui latihan dengan petugas yang
menentukan kegiatan belajar dan ahli dalam pelatihan tersebut atau
media pembelajaran, memudahkan jika pendesain pembelajaran dapat
guru mengadakan penilaian. melatih pemahaman dan kecakapan
Menurut Dimiyati dan untuk mengkonfirmasi atau
Mujiono (2010 :54) pendekatan mengubah tujuan pembelajaran
penguraian isi pembelajaran. setelah menemukan fakta.
Pendekatan ini lebih menetapkan Pendekatan yang keempat yaitu
135
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

pendekatan pada teknologi laku yang diharapkan tercapai oleh


penampilan, dimana dalam tujuan siswa setelah berlangsung
pembelajaran disusun dalam pembelajaran, maka pentingnya
menanggapi masalah atau adanya pembelajaran yang efektif
kesempatan dalam sebuah agar semua tujuanbelajar dan
struktu,dengan menggunakan pembelajran terlaksana. Agar proses
system yang sesuai kebutuhan pembelajaran dapat terkonsepsikan
pembelajaran (Oemar Hamalik, 2013 dengan baik, maka seorang guru
:54), Kegiatan menyusun rencana dituntut untuk mampu menyusun
pembelajaran merupakan salah satu dan merumuskan tujuan
tugas penting guru dalam memproses pembelajaran secara jelas dan
pembelajaran siswa. efektif, maka ada faktor-faktor yang
Dalam perspektif kebijakan mempengaruhi, sejalan dengan
pendidikan nasional yang pendapat Slameto (2010: 54)
dituangkan dalam Permendiknas RI mengemukakan bahawa faktor-
No. 52 Tahun 2008 tentang Standar faktor yang mempengaruhi belajar
Proses disebutkan bahwa salah satu banyak jenisnya, tetapi dapat
komponen dalam penyusunan digolongkan menjadi dua golongan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran saja, yaitu faktor internt dan faktor
(RPP) yaitu adanya tujuan eksternt, jadi Faktor internt adalah
pembelajaran yang di dalamnya faktor yang ada dalam diri individu
menggambarkan proses dan hasil yang sedang belajar meliputi faktor
belajar yang diharapkan dapat jasmaniah, faktor psikologis dan
dicapai oleh peserta didik sesuai faktor kelelahan, sedangkan faktor
dengan kompetensi dasar (Dimiyati Eksternt, Faktor eksterent adalah
dan Mujiono 2013 :152). faktor yang ada di luar individu.
Sementara itu, Oemar Faktor eksternal
Hamalik (2013 :44) menyebutkan dikelompokan menjadi tiga faktor,
bahwa tujuan pembelajaran adalah yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah
suatu deskripsi mengenai tingkah dan faktor masyarakat, keberhasilan

136
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

dari belajar dan pembelajaran akan pelajaran yang menarik minat siswa,
berpengaruh pada keberhasilan salah lebih mudah dipelajari dan disimpan,
satunya kecerdasan atau intelegensi, karena minat menambah kegiatan
minat, bakat, motif, kematangan dan belajar (Abdul Majid,2011:122).
kesiapan, Uraian berikut akan Bakat adalah kemampuan
membahas faktor-faktor tersebut, untuk belajar. Kemampuan itu baru
yaitu: Intelegensi, Kecakapan yang akan terealisasi menjadi kecakapan
terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan yang nyata sesudah belajar atu
untuk menghadapi dan berlatih, Dalam proses belajar harus
menyelesaikan ke dalam situasi yang diperhatikan yang dapat mendorong
baru dengan cepat dan efektif, siswa agar belajar dengan baik atau
mengetahui relasi dan mempunyai motif untuk berpikir dan
mempelajarinya dengan cepat memusatkan perhatiaan,
(Martinis,2013:234). merencanakan dan melaksanakan
Intelegensi besar kegiatan yang berhubungan atau
pengaruhnya terhadap prestasi menunjang belajar.
belajar. Dalam waktu yang sama, Kesiapan adalah ketersediaan
siswa yang memiliki tingkat untuk memberi respon atau reaksi.
intelegensi yang tinggi maka lebih Ketersediaan itu timbul dari diri
berhasil dari pada siswa yang seseorang dan juga berhubungan
memiliki tingkat intelegensi rendah, dengan kematangan. Kesiapan perlu
selain itu, Minat adalah diperhatikan dalam proses belajar,
kecenderungan yang tetap untuk karena jika siswa belajar sudah ada
memperhatikan dan mengenang kesiapan, maka hasil belajarnya akan
beberapa kegiatan, Minat besar baik, dan kemandirian adalah suatu
pengaruhnya terhadap belajar. sikap dimana seorang mampu berdiri
Bahan pelajaran yang sendiri tanpa bergantung kepada
dipelajari tidak sesuai dengan minat orang lain. Kemandirian dalam
siswa, maka siswa tidak akan belajar belajar mempengaruhi prestasi
dengan sebaik-baiknya, sehingga belajarnya karena siswa akan
prestasinyapn akan rendah. Bahan berusaha memecahkan kesulitan
137
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

belajarnya sendiri sehingga akan selanjutnya melaporkan pada kelas


dapat menambah ilmunya yang atau kelompok lain yang sedang
nantinya akan dapat meningkatkan melakukan diskusi, secara harfiah
kualitas kecerdasan Siswa, karena investigasi diartikan sebagai
ini merupakan faktor psikologis penyelidikan dengan mencatat atau
yang dipengaruhi oleh pengalaman merekam fakta-fakta, melakukan
manfaat dari belajar dan peninjauan dengan tujuan
pembelajaran (Slameto, 2010: 56). memperoleh jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tentang suatu
Pembelajaran Investigation Group
peristiwa atau sifat.
Invetigation menurut kamus
Definisi investigasi atau
inggris indonesia John Hasan (2010
penyelidikan sebagai kegiatan
:330) mengartikan pemeriksaan,
pembelajaran yang memberikan
pengusutan, penyelidikan, dan
kemungkinan siswa untuk
penelitian, sedangkan Group adalah
mengembangkan pemahaman siswa
kelompok, golongan, dan berkumpul.
melalui masalah dan melalui
Sedangkan Menurut Agus Suprijon
pemecahan masalah, memperoleh
(2013 : 93 ) Investigation Group
pengetahuan dan menjadi sebuah
merupakan pembelajaran yang
kelompok sosial yang lebih efektif .
dilakukan dengan pembagian
Pembelajaran ini pada
kelompok, kemudian guru dan siswa
dasarnya kemampuan memahami
memilih topik tertentu permasalahan
perkembangan sosial diwujudkan
itu dikembangkan setelah disepakati
dengan mengetahui berbagai sisi
dan tujuan pengembangan tersebut
psikologi, etnis, dan filosofis,
untuk memecahkan masalah,
sehingga bisa menghadapi berbagai
Menurut Robert dan Slaven (2014
masalah kehidupan sosial inilah
:214 )
yang melatarbelakangi pembelajaran
Investigation Group
Group Investigation. ( Robert dan
merupakan sebuah kelompok atau
Slaven 2014 :214 -215). Kehidupan
tim menyiapkan informasi tahapan
sosial yang baik dan berkualitas

138
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

akan didapatkan dengan hasil pembahasannya, dan Guru


pembelajaran SKI yang efektif memberikan penjelasan singkat
diperoleh dengan cara pembelajaran (klarifikasi) bila terjadi kesalahan
investasion grouf yang mampu konsep dan memberikan kesimpulan
menghadapi permasalahan yang dan Evaluasi, maka Tahap-tahap
terjadi, ini merupakan bekal bagi pembelajaran Grup Investigasion
peserta didik, sedangkan Langkah- dalam pelaksanaan.
langkah model pembelajaran Group Langkah-langkah
Investigation Sharan (dalam pembelajaran di atas tentunya harus
Supandi, 2005 : 6) mengemukakaan berdasarkan prinsip pengelolaan
langkah-langkah pembelajaran pada atau reaksi dari metode
model pemelajaran Grouf pembelajaran kooperatif model
Investigation sebagai berikut, Guru Group Investigation, Dimana di
membagi kelas menjadi beberapa dalam kelas yang menerapakan
kelompok yang heterogen. Guru model Group Investigation, pengajar
menjelaskan maksud pembelajaran lebih berperan sebagai konselor,
dan tugas kelompok yang harus konsultan, dan pemberi kritik yang
dikerjakan, Guru memanggil ketua- bersahabat, Slavin dan Robert (2014
ketuaa kelompok untuk memanggil :220). Dalam kerangka ini pengajar
materi tugas secara kooperatif dalam seyogyanya membimbing dan
kelompoknya, Masing-masing mengarahkan kelompok sebagai
kelompok membahas materi tugaas berikut :
secara kooperatif dalam Mengidentifikasikan topik
kelompoknya, Setelah selesai, dan mengatur ke dalam kelompok-
masing-masing kelompok yang kelompok penelitian, Merencanakan
diwakili ketua kelompok atau salah investigasi di dalanm kelompok,
satu anggotanya menyampaikan hasil Melaksanakan investigasi,
pembahasannya, (Siti Menyiapkan laporan akhir,
Maesaroh,2005:28). Mempresentasikan laporan akhir dan
Kelompok lain dapat evaluasi pencapaian, Sedangkan
memberikan tanggapan terhadap tahap pemaknaan dari pembelajaran
139
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

ini berkenaan dengan proses Siswa melakukan kegiatan belajar


pengkajian bagaimana kelompok individual dan kelompok, Siswa
menghayati kesimpulan yang menganalisis kemajuan dan proses
dibuatnya, dan apa yang yang dilakukan dalam proses
membedakan seseorang sebagai hasil penelitian kelompok, dan
dari mengikuti proses tersebut Melakukan proses pengulangan
sebagai alat ukur pembelajaran yang kegiatan.
efektif (Abdul Majid, 2005 :22). Peran guru dalam model
Untuk lebih praktis model dapat pembelajaran inipun dibutuhkan,
diadaptasi dalam bentuk kerangka sehingga Setiawan (2006 :12)
operasional inilah bagan-bagan mendeskripsikan peranan guru
pembelajaran Group dalam pembelajaran Group
Invedtigation (slaven Robert,2014 Investigation diantaranya,
:218). Memberikan informasi dan instruksi
Penjelasan dari kerangka yang jelas, Memberikan bimbingan
Pembelajaran Grup Investigasi. Dari seperlunya dengan menggali
kerangka operasional pembelajaran pengetahuan siswa yang menunjang
Group Investigation yang ditulis oleh pada pemecahan masalah bukan
Joise & Weil (dalam Abdul Majid, menunjukan cara penyelesaianya,
2005 :25) ini dapat kita ketahui Memberikan dorongan sehingga
bahwa kerangka operasional model siswa lebih termotivas, Menyiapkan
pembelajaran Group Investigation fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan
diantaranya, Siswa dihadapkan oleh siswa, dan Memimpin diskusi
dengan situasi bermasalah,Siswa pada pengambilan kesimpulan akhir.
melakukan eksplorasi sebagai Maka dengan demikian dalam setiap
respon terhadap situasi yang pembelajran ada kelebihan dan
problematis, Siswa merumuskan kekurangan begitu juga dengan
tugas-tugas belajar atau learning Pembelajaran Group Investigation.
taks dan mengorganisasikan untuk Setiawan (2000 : 9)
membangun suatu proses penelitian, mendeskripsikan beberapa kelebihan

140
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

dari pembelajaran GI, yaitu sebagai pembelajaran Group Investigation


berikut: Secara Pribadi dalam proses tersebut, jelas bahwa model
belajarnya dapat bekerja secara pembelajaran Group Investigation
bebas, memberi semangat untuk mendorong siswa untuk belajar lebih
berinisiatif, kreatif, dan aktif, rasa aktif dan lebih bermakna. Artinya
percaya diri dapat lebih meningkat, siswa dituntut selalu berfikir tentang
dapat belajar untuk memecahkan, suatu persoalan dan mereka mencari
menangani suatu masalah, bicara sendiri cara penyelesaiannya,
Sosial Kelompok, meningkatkan Sedangkan Fungsinya dari adanya
belajar bekerja sama, belajar pembelajaran Group Investigation
berkomunikasi baik dengan teman mereka akan lebih terlatih
sendiri maupun guru, belajar untuk selalu menggunakan
berkomunikasi yang baik secara keterampilan pengetahuannya,
sistematis, belajar menghargai sehingga pengetahuan dan
pendapat orang lain, meningkatkan pengalaman belajar mereka akan
partisipasi dalam membuat suatu tertanam untuk jangka waktu yang
keputusan, sedangkan kekurangannya cukup lama.
sebagai berikut : Hal ini sesuai dengan
Sedikitnya materi yang pendapat Pieget (Sagala, 2007 :.24)
tersampaikan pada satu kali bahwa dalam proses perkembangan
pertemuan, Sulitnya memberikan dan pertumbuhan kognitif anak
penilaian secara personal, Tidak terjadi proses asimilasi dan
semua topik cocok dengan model akomodasi. Proses asimilasi
Group Investigation pembelajran merupakan penyesuaian atau
cocok untuk diterapkan pada suatu mencocokan informasi yang baru
topik yang menuntut siswa untuk dengan apa yang telah ia ketahui.
memahami suatu bahasan dari Sedangkan proses akomodasi adalah
pengalaman yang dialami sendiri, anak menyusun dan membangun
Diskusi kelompok biasanya berjalan kembali atau mengubah apa yang
kurang efektif, Berdasarkan telah diketahui sebelumnya sehingga
pemaparan mengenai model informasi yang baru itu dapat
141
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

disesuaikan dengan lebih baik. daripada pembelajaran secara


Sementara itu menurut ekspositori.
Suherman (2003:.36) bahwa proses Berdasarkan pemaparan
asimilasi dan akomodasi merupakan mengenai model pembelajaran
perkembangan skemata. Skemata Group Investigation tersebut, dapat
tersebut membentuk suatu pola dismpulkan bahwa model
penalaran tertentu dalam pikiran pembelajaran mendorong siswa
anakKemudian jika dilihat dari untuk belajar lebih aktif dan lebih
fase-fase pembelajaran , terlihat bermakna. Artinya siswa dituntut
adanya proses interaksi antara siswa selalu berfikir tentang suatu
dalam pembelajaran, memberikan persoalan dan mereka mencari
kesempatan kepada siswa untuk sendiri cara penyelesaiannya.
terlibat secara berkelompok dalam Dengan demikian mereka akan lebih
menyelidiki, mmukan, dan terlatih untuk selalu menggunakan
memecahkan masalah, Dengan keterampilan pengetahuannya
demikian diharapkan kompetensi pemahamannya Agus Suprianto,
penalaran siswa dapat lebih baik. 2010 :93).
Hal ini sesuai dengan pendapat
Pieget (Sagala, 2007:190) bahwa Kognitif Siswa
pertukaran gagasan-gagasan tidak Kognitif atau akal
dapat dihindari untuk perkembangan merupakan karunia Allah SWT yang
penalaran. walaupun penalaran tidak paling besar bagi seluruh manusia
dapat diajarkan secara langsung, khususnya siswa bagi mereka yang
perkembangannya dapat distimulasi berakal mampu mengambil
oleh konfrontasi kritis, khususnya pelajaran atau memanfaatkan untuk
dengan teman-teman setingkat. Oleh kepentingan menambah ilmu
karena itu diharapkan dengan pengetahuan sebagaimana dalam al-
menggunakan model pembelajaran quran surat al-ankabut ayat 20 yang
Group Investigation ini, kompetensi artinya:
penalaran siswa dapat lebih baik "Apakah mereka tidak pernah

142
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

merenung berpikir tentang diri dikenal dengan istilah intelek.


mereka sendiri.",
Intelek berasal dari Bahasa Inggris
Pada dasarnya kecerdasan "intellect" yang diartikan sebagai,
atau kognitf merupakan penjabaran Proses kognitif, proses berpikir, daya
dari sifat Nabi Muhammad SAW menghubungkan, kemampuan
yakni fathonah,karena mampu menilai dan kemampuan
menangkap peristiwa sebagai mempertimbangkan kemampuan
pengalaman menjadikan pelajaran mental atau inteligensi (Martinis,
yang berharga dalam memperkaya 2013 :17 )
khazanah berbagai pengetahuan Sedangkan intelligence atau
(Abdul Majid, 2011 :72 ), sedangkan intelegensi menurut Jean Piaget
pendapat lain Kognitif merupakan (dalam Tohirin, 2008 :49 )
kemampuan untuk menyesuaikan diri dalamdiartikan sama dengan
dengan lingkungannya (Alex Sobur, kecerdasan yaitu seluruh
2011 :156) kemampuan berpikir dan bertindak
Istilah "Cognitive" berasal secara adaptif termasuk kemampuan-
dari kata cognition artinya adalah kemampuan mental yang kompleks
pengertian, mengerti. Kognitif seperti berpikir,
adalah proses yang terjadi secara mempertimbangkan, menganalisis,
internal di dalam pusat susunan saraf mensintesis, mengevaluasi, dan
pada waktu manusia sedang menyelesaikan persoalan-persoalan.
berpikir, Pengertian yang luasnya Perkembangan kognitif menurut
cognition (kognisi) adalah perolehan, Jean Piaget adalah proses
penataan, dan penggunaan pemahaman anak-anak berubah
pengetahuan, aliran kognitifis, mengikuti tahap umur dan
tingkah laku seseorang anak itu pengalama, karena kognitif adalah
senantiasa didasarkan pada kognisi, semua proses mental yang terlibat
yaitu tindakan mengenal atau dalam perolehan ,hasil
memikirkan situasi dimana tingkah pngetahuan,penggunaan
laku itu terjadi (Slameto 2010:128). pengetahuan dan pegawalan proses
Istilah kognitif seringkali mental. Informasi yang diberikan di
143
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

padankan dan diklasifikasikan Sejumlah ahli psikologi juga


dengan informasi yang tersimpan menggunakan istilah thinking atau
dalam ingatan jangka pendek dalam fikiran ini untuk menunjukkan
jangka panjang. Informasi baru yang pengertian yang sama dengan
lebih bermakna ada pada tahap yang cognition, yang mencakup berbagai
tinggi ( Mohd azhar Abd.Hamid,2007 aktifitas mental, seperti: penalaran,
:35). pemecahan masalah, berfikir sebagai
Kognitif adalah proses "kemampuan membayangkan dan
internal yaitu pemikiran berbeda menggambarkan benda atau
dengan tingkah laku dengan tingkah peristiwa dalam ingatan dan
laku yang boleh dilihat, Dalam bertindak berdasarkan
Dictionary of Psychology karya penggambaran ini. Pemecahan
Drever, dijelaskan bahwa "kognisi masalah yang berdasarkan pikiran
adalah istilah umum yang mencakup dibedakan dengan pemecahan
segenap mode pemahaman, yaitu masalah melalui manipulasi yang
persepsi, imajinasi, penangkapan nyata (Abdul Majid, 2011 :74).
makna, penilaian dan penalaran" Dapat disimpulkan kognitif
Pengertian ini pun hampir senada atau pemikiran istilah yang
dengan pengertian pada Dictionary digunakan oleh ahli psikologi untuk
of Psychology dijelaskan bahwa menjelaskan semua aktivitas mental
"kognisi adalah konsep umum yang yang berhubungan dengan persepsi,
mencakup semua bentuk pikiran, ingatan dan pengolahan
pengenalan, termasuk didalamnya informasi yang memungkinkan
mengamati, melihat, seseorang memperoleh pengetahuan.
memperhatikan, memberikan, Dapat disimpulkan kognitif
menyangka, membayangkan, atau pemikiran istilah yang
memperkirakan, menduga, dan digunakan oleh ahli psikologi untuk
menilai dan mempengaruhi menjelaskan semua aktivitas mental
intelaktual siswa (Slameto 2010: yang berhubungan dengan persepsi,
132). pikiran, ingatan dan pengolahan

144
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

informasi yang memungkinkan sekaligus pengendali ranah-ranah


seseorang memperoleh pengetahuan, kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif
memecahkan masalah, dan (rasa) dan ranah psikomotor (karsa),
merencanakan masa depan, atau Sekurang-kurangnya ada dua macam
semua proses psikologis yang kecakapan kognitif siswa yang amat
berkaitan bagaimana individu perlu dikembangkan segera
mempelajari, memperhatikan, khususnya oleh guru, yakni strategi
mengamati, membayangkan, belajar memahami isi materi
memperkirakan, menilai dan pelajaran, strategi meyakini arti
memikirkan lingkungannya penting isi materi pelajaran dan
sejak masa bayi hingga akhir hayat aplikasinya serta menyerap pesan-
(Tohirin, 2008 :49 ). pesan moral yang terkandung dalam
Tahapan perkembangan materi pelajaran tersebut.
kognitif pada manusia, Piaget Ranah kognitif merupakan
(dalam Tohirin, 2008 :49 ). bagian dari tujuan instruksional yang
membagi perkembangan kognitif umumnya dikelompokkan ke dalam
anak ke dalam 4 periode utama yang tiga kategori, yakni domain
berkorelasi dengan dan semakin kognitif, afektif dan psikomotor.
canggih seiring pertambahan usia, Domain kognitif mencakup tujuan
Periode sensorimotorik (usia 0-2 yang berhubungan dengan ingatan,
tahun), Periode praoperasional (usia pengetahuan, dan kemampuan
2-7 tahun), Periode operasional intelektual. Kunandar ( 2011: 379).
konkrit (usia 7-11 tahun), dan Berikut ini uraian tujuan belajar
Periode operasional formal (usia 11 dalam ranah kognitif yang terdiri atas
tahun sampai dewasa). enam bagian. Pertama, Ingatan,
Abdul Majid ( 2011 :74) Mengacu kepada kemampuan
Ranah psikologis siswa yang mengenal atau mengingat materi
terpenting adalah ranah kognitif. yang sudah dipelajari dari yang
Ranah kejiwaan yang berkedudukan sederhana sampai pada teori-teori
pada otak ini, dalam perspektif yang sukar yang penting adalah
psikologi kognitif, adalah sumber kemampuan mengingat keterangan
145
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

dengan benar. Kedua, Pemahaman, Kelima adalah Sintesis, mengacu


mengacu kepada kemampuan kepada kemampuan memadukan
memahami makna materi. Aspek ini konsep atau komponen- komponen
satu tingkat di atas pengetahuan dan sehingga membentuk suatu pola
merupakan tingkat berpikir yang struktur atau bentuk baru. Aspek ini
rendah. Ketiga adalah Penerapan, memerlukan tingkah laku yang
mengacu kepada kemampuan kreatif. Sintesis merupakan
menguraikan materi ke dalam kemampuan tingkat berpikir yang
komponen-komponen atau faktor lebih tinggi daripada kemampuan
penyebabnya, dan mampu sebelumnya. Dan yang keenam adalah
memahami hubungan di antara Evaluasi, mengacu kepada
bagian yang satu dengan yang kemampuan memberikan
lainnya sehingga struktur dan pertimbangan terhadap nilai- nilai
aturannya dapat lebih dimengerti. materi untuk tujuan tertentu.
Keempat adalah Analisis, merupakan Evaluasi merupakan tingkat
tingkat kemampuan berpikir yang kemampuan berpikir yang tinggi,
lebih tinggi daripada aspek Ranah kognitif adalah ranah yang
pemahaman maupun penerapan. mencakup kegiatan mental (otak).
Analisis mengacu kepada Segala upaya yang menyangkut
kemampuan menguraikan materi ke aktivitas otak.
dalam komponen-komponen atau Tujuan aspek kognitif
faktor penyebabnya, dan mampu berorientasi pada kemampuan
memahami hubungan di antara berfikir yang mencakup kemampuan
bagian yang satu dengan yang intelektual yang lebih sederhana,
lainnya sehingga struktur dan yaitu mengingat, sampai pada
aturannya dapat lebih kemampuan memecahkan masalah
dimengerti.Analisis merupakan yang menuntut siswa untuk
tingkat kemampuan berpikir yang menghubungakan dan
lebih tinggi daripada aspek menggabungkan beberapa ide,
pemahaman maupun penerapan. gagasan, metode atau prosedur yang

146
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

dipelajari untuk memecahkan lingkungan sekolah maupun di


masalah tersebut, Dengan demikian lingkungan keluarga serta juga pada
aspek kognitif adalah subtaksonomi lingkungan masyarakat dimana anak
yang mengungkapkan tentang tersebut tinggal. Pada dasarnya
kegiatan mental yang sering berawal siswa sebagai peserta didik dituntut
dari tingkat pengetahuan sampai ke untuk lebih memahami mengenai
tingkat yang paling tinggi yaitu kewajiban, etika serta pelaksanaanya.
evaluasi, karena dalam hal ini Pengertian siswa menurut
merupakan potensi yang ada pada para ahli ini mengacu pada pesera
manusia yang harus dikembangkan didik yang mana dalam bahasa arab
kemampuannya yang dianugrahkan sendiri di sebut sebagai Tilmidz
Allah (Eneng Muslihah, 2010 :144 ). yang mengandung artian jamak
Sedangkan pengertian Siswa adalah Talamid, yang mengandung
Menurut Kamus Besar Bahasa artian adalah "murid", yang artinya
Indonesia (KBBI) siswa adalah adalah orang- orang yang
orang yang sedang berguru, Dapat membutuhkan pendidikan. Dan
disimpulkan bahwa siswa adalah menurut bahasa arab lainnya siswa
orang atau anggota yang berusaha adalah Thalib, jamaknya artinya
mengembangkan potensi diri melalui adalah Thullab, yang berarti mencari
proses pembelajaran pada jalur maksudnya merupakan orang-orang
pendidikan baik pendidikan formal yang sedang mencari ilmu.
maupun pendidikan nonformal. Pada Menurut tokoh Abu Ahmadi
jenjang pendidikan dan jenis yang juga menuliskan pengertian
pendidikan tertentu. peserta didik atau siswa adalah orang
Menurut para ahli yang belum mencapai dewasa, yang
memandang seorang siswa adalah membutuhkan usaha, bantuan
peserta didik yang memiliki pontensi bimbingan dari orang lain yang telah
dasar yang penting di kembangkan dewasa guna melaksanakan tugas
melalui proses belajar mengajar baik sebagai salah satu makhluk tuhan,
di lakukan secara fisik maupun sebagai umat manusia, sebagai
secara mental, dan baik di warga negara yang baik, dan sebagai
147
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

salah satu masyarakat serta sebagai utama dalam pendidikan. Siswa


suatu pribadi atau individu. sebagai individu sedang berada
Menurut J. J Rassue dalam dalam proses berkembang, yaitu
Oemar Hamalik (2013 :100 ) Siswa berkembang ke arah kematangan atau
dan anak didik adalah memandang kemandirian. (Sulistyarini dan Jauhar
anak sebagai sebuah jiwa yang suci 2014 : 22 ).
dan tergantung pengaruh lingkungan Murid merupakan unsur yang
masyarakatnya maka ia menjadi harus diperhitungkan, karena
kotor. Sedangkan J. Looke metode-metode yang hendak
mengibaratkan sebagai tabula rasa ditetapkan ini merupakan alat untuk
seperti sebuah meja lilin yang dapat menggerakkan mereka agar dapat
ditulis dengan apa saja disesuaikan mencerna atau mempelajari bahan
kemauan pendidik, salah satu yang akan disajikan. (Darajat 2008 :
komponen manusiawi yang 142)
menempati , posisi sentral dalam Sedangkan, Departemen
proses belajar mengajar. (Sardiman Pendidikan Nasional (2003)
2004 :111) menegaskan bahwa, peserta didik
Siswa adalah organisme yang adalah anggota masyarakat yang
unik yang berkembang sesuai berusaha mengembangkan dirinya
dengan tahap perkembangannya. melalui jalur, jenjang dan jenis
(Sanjaya 2008 :24), Anak didik pendidikan. Peserta didik merupakan
adalah subjek belajar, sebab anak subyek yang menjadi fokus utama
didik adalah sentral kegiatan dan dalam penyelenggaraan pendidikan
pihak yang mempunyai tujuan. Anak dan pembelajaran. ( Sulistyarini dan
didik/siswa sebagai subjek belajar Jauhar 2014 : 117 ).
sebenarnya memiliki berbagai Karakteristik Siswa
kebutuhan yang harus dipenuhi sebagaimana Sardiman (2004 :120-
misalnya kebutuh ,an jasmaniah, 122) berpendapat bahwa,
sosial dan intelektual. (Sardiman karakteristik siswa adalah
2004 : 123 -124), Siswa adalah unsur keseluruhan kelakuan dan

148
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

kemampuan yang ada pada siswa siswa antara lain dapat disebutkan di
sebagai hasil dari pembawaan dan bawah ini. Kebutuhan jasmaniah,
lingkungan sosialnya sehingga Tuntutan yang bersifat jasmaniah,
menentukan pola aktivitas dalam yang menyangkut kesehatan jasmani
meraih cita-citanya. Dengan yang dalam hal ini olahraga menjadi
demikian, penentuan tujuan belajar materi utama. Di samping itu
itu sebenarnya harus dikaitkan atau kebutuhan-kebutuhan lain seperti
disesuaikan dengan keadaan atau makan, minum, tidur, pakaian dan
karakteristik siswa itu sendiri. sebagainya, perlu mendapat
Adapun karakteristik siswa perhatian, Sedangkan Kebutuhan
yang dapat mempengaruhi kegiatan sosial, Pemenuhan keinginan untuk
belajar siswa antara lain: Latar saling bergaul sesame siswa dan
belakang pengetahuan dan taraf guru serta orang lain, merupakan
pengetahuan, Gaya belajar, Usia salah satu upaya untuk memenuhi
kronologi, Tingkat kematangan, kebutuhan sosial anak didik/siswa.
Spektrum sosial ekonomi, Dalam hal ini sekolah harus
Hambatan-hambatan lingkungan dipandang sebagai lembaga tempat
dan kebudayaan, intelegensia, para siswa belajar, bergaul dan
keselarasan, dan prestasi belajar dan beradaptasi dengan lingkungan,
motivasi, Maka Kebutuhan Siswa misalnya bergaul sesama teman yang
sesuai dengan pendapat Oemar berbeda jenis kelamin, suku bangsa,
Hamalik (2013 : 98 ) Pemenuhan agama, status sosial dan kecakapan.
kebutuhan siswa, di samping Kebutuhan intelektual, Setiap
bertujuan untuk memberikan materi siswa tidak sama dalam hal minat
kegiatan setempat mungkin, juga untuk mempelajari sesuatu ilmu
materi pelajaran yang sudah pengetahuan. Minat semacam ini
disesuaikan dengan kebutuhan, tidak dapat dipaksakan, kalau ingin
biasanya menjadi lebih menarik. mencapai hasil belajar yang optimal.
Dengan demikian, akan membantu Pembelajaran menurut KBBI
pelaksanaan proses belajar-mengaja, asal kata dari pembelajaran yaitu
Adapun yang menjadi kebutuhan belajar,dan kata belajar asalnya dari
149
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

kata ajar yang artinya petunjuk yang model pembelajaran mendorong


diketahui (diturut), sedangkan siswa untuk belajar lebih aktif dan
belajar yaitu petunjuk yang lebih bermakna. Artinya siswa
diberikan kepada orang supaya dituntut selalu berfikir tentang suatu
berusaha memperoleh kepandaian persoalan dan mereka mencari sendiri
atau ilmu berlatih dan berubah cara penyelesaiannya.
tingkah laku yang disebabkan atau Dengan demikian mereka
tanggapan yang disebabkan oleh akan lebih terlatih untuk selalu
pengalaman, pembelajaran adalah menggunakan keterampilan
proses menjadikan orang atau pengetahuannya pemahamannya,
mahluk hidup belajar, pendapat yang sedangkan Intelegensi atau
lain pembelajaran adalah peroses kecerdasan merupakan kemampuan
perbuatan dengan cara mempelajari untuk berfikir, menurut beberpa
peranan Guru mengorganisir tokoh Terman mendefinisikan
lingkungn yang dibutuhkan ketika kemampuan berfikir secara absetrak,
pembelajran itu berlangsung, maka sedangkan Colvin kemampuan untuk
dengan demikian siswa agar lebih menyesuaikan diri dengan
aktif dalam melakukan belajar lingkungannya.(Alex Sobur,
(Suprijono, 2013 :12). 2011:156).
Upaya merumuskan tujuan Penjelasan diatas sudah jelas
pembelajaran dapat memberikan dalam setiap peserta didik memiliki
manfaat tertentu, baik bagi guru kemampuan intelegensi kognitif
maupun siswa, adanya keaktipan yang beragam ,karena akal pada
partisipasi dari siswa agar tujuan manusia secara teoretis memiliki
pembelajaran ( Slameto 2010 :92), empat bagian yaitu akal materiil,
Pembelajaran agar lebih efektif bakat, aktual dan perolehan yang
dilakukan dengan berbagai cara dan terdapat pada setiap jiwa yang
setrategi salah satunya dengan bernyawa,sehingga cara
menggunakan investigation agroup, memanfaatkan akal yang membawa
karena dapat dismpulkan bahwa maslahat itu akan mencapai syariah

150
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

atau jalan yang sudah ditentukan dibutuhkan kualitas pendidik yang


dalam islam yang bersumber dari al- kompeten dalam mendidik siswa
quran dan hadis, karena dengan terutama dalam pembelajaran yang
memanfaatkan pembelajaran. berbobot agar nantinya siswa
Tujuan aspek kognitif berpriaku secara filosofis
berorientasi pada kemampuan tindakannya secara sadar hal
berfikir yang mencakup kemampuan tersebut tumbuh dengan perantara
intelektual yang lebih sederhana, logikanya,agar mendorong siswa
yaitu mengingat, sampai pada lebih giat dalam belajarnya untuk
kemampuan memecahkan masalah mencapai hal tersebut dibutuhkan
yang menuntut siswa untuk adanya sebuah pendukung
menghubungakan dan komponen pembeljaran yang efektif
menggabungkan beberapa ide, untuk mencapai tujuan pendidikan.
gagasan, metode atau prosedur yang Agar pengaruh dari pembelaran
dipelajari untuk memecahkan terimplementasi dengan efisien
masalah tersebut, Dengan demikian sehingga ranah kognitif tercapai
aspek kognitif adalah subtaksonomi untuk bekal siswa dalam tingkatan
yang mengungkapkan tentang kemampuan, pengetahuan,
kegiatan mental yang sering berawal pemahaman, penerapan, analisis,
dari tingkat pengetahuan sampai ke sintesis, dan evaluasi dalam materi
tingkat yang paling tinggi yaitu pembelajaran khususnya SKI
evaluasi,karena dalam hal ini ,disinilah pengaruh pentingnya
merupakan potensi yang ada pada pembeljaran pengaruh pembelajaran
manusia yang harus dikembangkan grouf investigation terhadap kognitif
kemampuannya yang dianugrahkan siswa dalam meningkatkan mutu
Allah (Eneng Muslihah, 2010 :144 ). pendidikan yang berkualitas sejalan
Akal yang sudah terdidik dengan UU Nomor 2 th 2003 bahwa
secara baik akan memghasilkan pendidikan merupakan usaha sadar
tujuan nilai pendidikan islam salah dan terencana untuk mewujudkan
satunya tidak menyalahi fitrahya suasana belajar dan peroses
masing-masing dari pemikiran diatas pembelajaran agar peserta didik
151
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 3 No.2, (2015)

secara aktif mengembangkan potensi Daftar Pustaka


dirinya untuk memiliki kekuatan Arikunto, S. (2013). Prosedur
sepiritual keagamaan, pengendalian Penelitian Suatu Pendekatan
diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
mulia, serta keterampilan yang Hasibuan, M. S. (2008). Organisasi
diperlukan dirinya ,masyarakat dan Motivasi. Jakarta: PT. Bumi
,bangsa ,dan Negara. (Hasbullah, Aksara.
2009:8). Kompri. (2015). Manajemen
Dari uraian diatas dapat di Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
simpulkan bahwa pengaruh Ruzz Media.
pembelajaran grouf investigation Margono, S. (2010). Metodologi
terhadap kognitif siswa sangat Penelitian Pendidikan. Jakarta:
besar dalam minat menentukan Rineka Cipta.
keberhasilan siswa, kaarena tanpa Noor, J. (2014). Metodologi
adanya pengaruh pembelajaran yang Penelitian. Jakarta: Kencana
efisien bukan hal yang mustahil hasil Prenadamedia Group.
belajar anak tidak baik dan bisa jadi Nusantara, J. R. (2013). Skripsi:
sangat minim hasilnya. Maka agar Pengaruh Kegiatan
bagaimanapun lembaga pendidikan Ekstrakurikuler Dan Perilaku
sangat penting dan peranan sangat Belajar Terhadap Prestasi
penting dalam menentukan kognitif Akademik Pada Mata Pelajaran
siswa hal ini yakni untuk Ekonomi Kelas IX IS di SMA
mewujudkan sistem pendidikan Negeri 7 Semarang. Semarang:
nasional di negara kita, maka FE UNNES.
kerjasama antara pihak sekolah , Pramesti, G. (2015). Kupas Tuntas
orangtua siswa, masyarakat dan Data Penelitian Dengan SPSS
aparat pemerintahan yang terkait 22. Jakarta: PT. Elex Media
pendukung kualitas kelancaran Komputindo.
pendidikan yang akan dating. Sari, N. N. (2013). Skripsi:
Hubungan Antara Keaktifan

152
Ernawati Pengaruh Pembelajaran Group Investigation terhadap Kognitif Siswa/124-153

Berorganisasi Dan Motivasi


Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Di Organisasi
Forum Anak Sleman. Sleman:
FIP UNY.
Selva Temalagi, Hengky Latan.
(2013). Analisis Multivariate
Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program IBM
SPSS 20,0. Bandung: Alfabeta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sobur, A. (2011). Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Soetopo, H. (2012). Perilaku
Organisasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Wahab, R. (2015). Psikologi Belajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

153

Anda mungkin juga menyukai