Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2020/2021

Mata Kuliah : Corporate Governance (EMA 469A)


Hari/Tanggal : Kamis, 1 April 2021
Waktu : 100 menit
Dosen : Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E.,M.Si.,Ak.,CA

Nama Mahasiswa : Putu Indy Surya Kinanti


NIM / No.Absen : 1807531122 / 15
Kelas : B2
JAWABAN
Jawaban Soal 1 :
Prinsip – prinsip GCG, yaitu :

1. Transparansi (Transparancy)
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan
informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan
tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga
hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan
pemangku kepentingan lainnya. Disini ada 2 indikator yang dipakai dalam menilai
transparansi perusahaan yaitu informasi dan kebijakan dalam perusahaan. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan prinsip transparansi adalah pengungkapan
informasi oleh Perusahaan dilakukan dengan:
a. Mematuhi Anggaran Dasar, peraturan perundang- undangan yang berlaku, Peraturan
Perusahaan dan prinsip-prinsip GCG.
b. Menyediakan informasi baik informasi yang wajib, sukarela tetapi menjadi nilai
tambah bagi Perusahaan dan tidak mengurangi kewajiban Perusahaan untuk memenuhi
ketentuan kerahasiaan kepada Pemegang Saham dan stakeholders secara akurat dan tepat
waktu, serta mudah diakses sesuai dengan batasan yang ditetapkan Perusahaan.
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi (accounting
system) yang berbasiskan standar akuntansi dan best practice yang menjamin adanya
laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas; mengembangkan Information
Technology (IT) dan Management Information System (MIS) untuk menjamin adanya
pengukuran kinerja yang memadai
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham
dan
pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas merupakan persyaratan yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Dalam menilai akuntabilitas sebuah
perusahaan bisa dilihat dari 2 indikator yaitu basis kerja dan audit. Realisasi dari prinsip
ini dapat berupa pendirian dan pengembangan komite audit yang dapat mendukung
terlaksananya fungsi pengawasan dewan komisaris, juga perumusan yang jelas terhadap
fungsi audit internal. Khusus untuk bidang akuntansi, penyiapan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku serta diterbitkan tepat waktu juga jelas
merupakan perwujudan dari prinsip akuntabilitas ini
3. Respontibilitas (Respontibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung
jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan
usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan Good Corporate Citizen CSR
(Corporate Social Responsibility) dan kepatuhan (compliance) terhadap peraturan
perundang undangan.
4. Independensi (Indepedency)
Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan
tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Ada 2 indikator untuk menilai independensi
perusahaan yaitu pengaruh internal dan pengaruh eksternal.
5. Kesetaraan Dan Kewajaran (Fairness)
Dalam melaksanaakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham, pemangku kepentingan lainnya dan semua orang yang
terlibat didalamnya berdasarkan prinsip kesetaraan dan kewajaran. Untuk menilai
kesetaraan dan kewajaran yang terjadi dalam perusahaan ada 2 indikator yang bisa dilihat
yaitu shareholder dan stakeholder. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat
peraturan korporasi yang melindungi kepentingan para pemegang saham minoritas;
membuat pedoman perilaku perusahaan (corporate conduct) dan dan atau kebijakan-
kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perlakuan buruk orang dalam, self-
dealing,
dan konflik kepentingan; menetapkan peran dan tanggung jawab dewan komisaris,
direksi, komite

Jawaban Soal 2 :
1) Manfaat GCG, antara lain :
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan
pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebihmurah sehingga dapat lebih
meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan
meningkatkan shareholders value dan dividen.

2) Keberhasilan good corporate governance tidak terlepas dari Faktor internal


maupun eksternal dari perusahaan. Adapun faktor tersebut adalah :
1. Profitabilitas, adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai
sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba/profit.
2. Ukuran Perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan.
3. Struktur kepemilikan merupakan satu mekanisme corporate governance untuk
mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham.
4. Leverage Perusahaan adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
aktiva perusahaan yang dibiayai oleh dana utang. Semakin besar angka leverage, maka
semakin banyak stakeholder yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.

Jawaban Soal 3 :
Good corporate governance (GCG) diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien,
transparan serta konsisten dengan peraturan perundang- undangan. Penerapan GCG perlu
didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai
regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa
dunia usaha. Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:

- Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang

menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan penegakan hukum secara konsisten (consistent law enforcement).

- Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan
usaha.

- Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak
dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social
control) secara objektif dan bertanggung jawab.

Melalui penerapan good corporate governance perusahaan selalu mampu menciptakan


pertumbuhan bisnis sesuai target dan rencana. Implementasi good corporate governance
merupakan sikap profesionalisme yang beretika dan bermoral tinggi, sehingga semua kekuatan
manusia korporasi tidak lagi berpolitik praktis di dalam perusahaan, tapi bersatupadu untuk
meningkatkan kualitas perusahaan menjadi lebih kuat dan lebih sehat. Implementasi good
corporate governance juga membuat perusahaan menjadi kokoh dan kuat dari segala macam
badai krisis, yang secara pasti tidak akan menggerogoti semua potensi hebat perusahaan.
Penerapan good corporate governance selalu menjaga dan mengendalikan semua kewajiban-
kewajiban perusahaan pada shareholder dan stakeholders, seperti gaji, biaya operasional rutin,
biaya bunga pinjaman, biaya-biaya tetap, dan biaya tidak tetap lainnya, melalui sebuah sistem
dan kultur yang terikat pada etika dan nilai-nilai implementasi korporasi yang sehat dan bersih.

Jawaban Soal 4 :
1. Teori Agency
Perkembangan tata kelola perusahaan yang berangkat dari teori kegenan (Agency
Theory) dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori tersebut
mendasarkan pada konflik yang timbul antara principal dan agen. Principal merupakan
pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan
perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah
diamanahkan oleh prinsipal kepadanya. Manajemen sebagai ‘agents” dianggap akan
bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana
serta adil terhadap Pemegang Saham. Adanya pemisahan kepemilikan dan perbedaan
kepentingan antara prinsipal dan agen menimbulkan agency problem (konflik
kepentingan). Corporate Governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori
keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada
para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka
investasikan. Corporate Governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat para
investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa
manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-
proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan
oleh investor. Selain itu Corporate Governance juga berkaitan dengan bagaimana para
investor mengontrol para manajer. Dengan kata lain yakni Corporate Governance
diharapkan akan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan
2. Stewardship Theory
Teori stewardship mengasumsikan bahwa manajer adalah pengelola dengan perilaku
yang selaras dengan tujuan principal mereka. Teori ini mendasarkan pada adanya
toleransi yang baik dalam diri seorang manajer. Manajer dipandang setia kepada
perusahaan dan tertarik dalam pencapaian kinerja yang tinggi. Motif dominan, yang
mengarahkan para manajer untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, adalah keinginan
mereka untuk melakukan tugas dengan sangat baik. Secara khusus, manajer dipahami
sebagai pihak yang termotivasi oleh kebutuhan untuk mencapai kepuasan intrinsik
melalui keberhasilan dalam melakukan pekerjaan yang menantang, untuk melaksanakan
tanggung jawab dan wewenang dan dengan demikian untuk mendapatkan pengakuan dari
pimpinan dan pihak lainnya terhadap keberhasilannya. Oleh karena itu ada unsur
motivator yang bersifat non keuangan bagi manajer. Teori ini juga berpendapat bahwa
sebuah organisasi membutuhkan struktur yang memungkinkan harmonisasi yang akan
dicapai dari hubungan yang efektif antara manajer dan pemilik. Dengan kata lain,
Stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk
bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder. Teori ini
menggambarkan situasi dimana para manajer tidak termotivasi pada tujuan individu
tetapi lebih ditujukan pada tujuan untuk kepentingan organisasi.
3. Stakeholder Theory
Stakeholder Theory atau Teori Pemangku Kepentingan memposisikan Pemeganag
Saham/Pemilik Modal hanya merupakan salah satu dari sejumlah kelompok stakeholder
yang penting. Sama seperti pelanggan, pemasok, karyawan dan masyarakat lokat.
Pemegang saham memiliki saham di dan dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan
perusahaan. Dalam kasus dimana ada konflik kepentingan antara Pemilik
Modal/Pemegang saham dengan stakeholder lainnya, maka kepentingan para Pemilik
Modal/Pemegang Saham, harus dimoderasi atau dikorbankan untuk memenuhi kewajiban
dasar bagi pemangku kepentingan lainnya. Dalam hukum perusahaan, Pemilik
Modal/Pemegang saham diberi status unggulan sebagai pemilik perusahaan. Mereka
mampu memilih semua atau sebagian besar anggota Direksi, memiliki hak untuk
mempekerjakan dan memecat para eksekutif senior dan menyetujui atau menolak
kebijakan penting dan strategi perusahaan. Corporate governace mengarahkan
pengelolaan perusahaan untuk profit dan sustainability secara seimbang. Pencapaian
keuntungan tersebut merupakan wujud pemenuhan pemegang saham (shareholder) dan
tidak dapat dilepaskan dari upaya pencapaian sustanaibility yang merupakan wujud
pemenuhan kepentingan para pemangku kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai