Anda di halaman 1dari 4

MENENTUKAN STRATEGI

MAINTENANCE PABRIK YANG


TEPAT
Strategi pemeliharaan (maintenance strategy), yang bertujuan untuk menemukan titik temu
antara biaya pemeliharaan sistem dan risiko atau keuntungan finansial dari sistem, merupakan
masalah penting namun kompleks. Dengan banyaknya tantangan, mungkin kita membutuhkan
saran dari sang ahli untuk menetapkan strategi yang krusial ini.
Maintenance strategy—strategi pemeliharaan—dapat didefinisikan sebagai aturan keputusan
yang menetapkan urutan tindakan yang harus dilakukan berkaitan dengan keadaan operasi sistem
manufaktur yang menjadi obyeknya.
Jika kita sering menghabiskan waktu membaca tentang tren industri, kita tentu tahu bahwa
perawatan prediktif semakin populer setiap hari. Maraknya Industry Internet of Things (IIoT)
memungkinkan organisasi untuk menggunakan perangkat lunak smart maintenance untuk
mengumpulkan data dan mengintegrasikan dengan perangkat yang terhubung untuk
meningkatkan proses manufaktur.
Strategi maintenance perlu dipilih berdasarkan penilaian risiko dan konsekuensi dari
kegagalan/kerusakan. Ini membutuhkan tinjauan secara menyeluruh terhadap total peralatan di
pabrik sehingga semua  kegagalan teridentifikasi.
Setelah semua jenis kegagalan diidentifikasi, maka konsekuensi untuk setiap kegagalan dapat
ditentukan. Ini akan memungkinkan kegagalan untuk diperingkat sesuai dengan dampaknya pada
keselamatan dan biaya.
Biaya ini dapat berupa output yang hilang atau mungkin biaya perbaikan yang tinggi. Jika pabrik
mengalami kegagalan mesin, maka ia memerlukan pemeliharaan agar dapat kembali beroperasi.
Ini membutuhkan sumber daya manusia dan material. Nah, tujuan penetapan strategi
pemeliharaan adalah untuk mencapai keseimbangan optimal dari semua faktor ini.
Karenanya, pemilihan strategi maintenance yang sesuai harus didasarkan pada kebutuhan untuk
mengurangi atau menghindari risiko yang ada. Karena pada kenyataannya persyaratan
operasional berbeda dari satu industri dengan industri lainnya, perbedaan ini juga mempengaruhi
periode serta pola maintenance yang diperlukan termasuk penjadwalannya.
Memilih strategi maintenance yang tepat bukanlah perkara mudah. Akan ideal jika ada
sebuah roadmap yang dikembangkan oleh para ahli dalam pemeliharaan dan kehandalan untuk
memberi tahu kita apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara mencapai tujuan kita—tetapi
seperti kehidupan pada umumnya, itu tidak mudah.
Untunglah kali ini kita mendapat sedikit bantuan dari pakar maintenance dan reliability dari
Worthington Industries, Michael Meehan. Berikut ini beberapa saran untuk membantu kita
menentukan strategi maintenance yang tepat untuk jenis operasional pabrik di perusahaan kita:
 
1) Ketahui Posisi Kita dari Perspektif Maintenance
Yang pertama kali dilakukan sebelum menentukan strategi pemeliharaan adalah mencari tahu di
mana kita berada dalam ‘perjalanan’ maintenance kita. Cara yang paling jelas untuk memulai
tugas ini adalah melalui observasi dan audit.
Perhatikan bagaimana proses maintenance bekerja setiap hari, apakah itu terkonsentrasi pada
tugas-tugas pencegahan dan perbaikan proaktif selama waktu berhenti yang dijadwalkan? Atau
sebaliknya, apakah malah sibuk “memadamkan api” sepanjang hari untuk menjaga peralatan dan
produksi tetap berjalan?
Jika kita menggunakan Computerized Maintenance Managemeny System (CMMS), kita dapat
mengumpulkan data untuk mendukung tingkat pemeliharaan reaktif versus terencana yang
terjadi.
Cara lain untuk mengidentifikasi posisi kita dalam rangkaian kematangan pemeliharaan adalah
dengan melakukan penilaian formal. Kita bisa membuat evaluasi sendiri menggunakan tolok
ukur untuk industri kita, atau tolok ukur “kelas dunia” yang tersedia dari organisasi
seperti Society for Maintenance and Reliability Professionals  (SMRP), yang gratis jika kita
memiliki keanggotaan, dan berbayar jika tidak.
 
2) Tentukan Kemana Tujuan Maintenance Kita
Setelah kita melakukan penilaian, langkah selanjutnya adalah meninjaunya dengan manajemen
dan mendiskusikan area/peralatan mana yang akan menjadi perhatian utama. Dalam hal ini
mempertimbangkan keselamatan kerja, waktu henti peralatan, biaya perawatan, tenaga kerja dan
tingkat keterampilan teknisi di antara item-item potensial lainnya.
Namun kita tidak boleh berkonsentrasi hanya pada area-area itu, karena akan ada bagian lain
yang mungkin perlu diperkuat untuk mendukungnya, dan ada juga hal lain yang harus dilakukan
selain item-item prioritas. Dengan melakukan hal diatas maka kita bisa menentukan arah
strategi maintenance  kita.
 
3) Pilih Strategi Maintenance
Untuk menyempurnakan rencana, kita harus berkonsultasi dan mengajukan beberapa
strategi maintenance yang akan diimplementasikan secara. Jangan terintimidasi oleh gagasan
bahwa ada banyak elemen yang mungkin belum kita sentuh. Cukup temukan satu yang “paling
cocok” untuk tujuan organisasi kita.
Di sinilah kita perlu mempertimbangkan elemen lain yang berhubungan dan akan mempengaruhi
upaya kita untuk meningkatkan kualitas maintenance. Perusahaan kita mungkin sedang dalam
proses melakukan implementasi industrial best practice (ex : lean, TPM) atau mungkin telah
menyelesaikannya. Ini akan memengaruhi cara kita membuat rencana dan
jenis maintenance yang telah kita pilih.
Mungkin kita bisa mencari tahu lebih banyak tentang jenis pemeliharaan “maintenance pyramid”
yang populer. Dan ada juga jenis lain yang tersedia dari organisasi profesional seperti SMRP.
Mungkin juga ada struktur pemeliharaan khusus dan praktik terbaik untuk industri yang spesifik.
Kita bisa mengetahuinya dari komunitas industri atau mungkin berkonsultasi dengan konsultan.
4) Bangunlah Roadmap
Setelah memiliki strategi maintenance, kita bisa memetakan skor penilaian maintenance ke
dalam jenis peralatan serta mengidentifikasi area-area dengan potensi terbesar untuk
ditingkatkan. Kita juga akan menemukan kekuatanselama proses tersebut
Kita bisa memanfaatkan salah satu kekuatan tersebut di awal untuk mendapatkan “Quick Wins”,
yang tidak hanya akan mendapatkan dukungan manajemen tetapi juga dapat memberi energi bagi
tim yang ditugaskan untuk melakukan pekerjaan yang harus dilakukan.
Upaya untuk merambah berbagai bidang strategi perlu direncanakan dan dicatat untuk membuat
strategi maintenance yang baru diimplementasikan berhasil. Dengan menggunakan Gantt
Chart atau metode serupa akan membantu merencanakan upaya tersebut, meningkatkan
penggunaan sumber daya, dan menyediakan timeline untuk keperluan pencatatan, penilaian dan
akuntabilitas.
 
5) Buat Rencana dan Jalankan
Sekarang kita sudah tahu di mana posisi kita saat ini, ke mana kita ingin pergi dan peta jalan
untuk membawa kita ke sana, sekarang saatnya untuk mengeksekusi. Gunakan alat implementasi
yang sudah kita pilih untuk melacak kemajuan dan memantau indikator dalam CMMS kita.
Tujuannya adalah untuk memverifikasi bahwa kita memang membuat kemajuan di sepanjang
prosesnya.
Sangat dianjurkan untuk mengecek secara berkala, misalnya setiap tahun, dan mengadakan
survei untuk mengukur kemajuan kita. Hal ini juga berguna untuk mengidentifikasi aspek-aspek
yang mungkin perlu lebih difokuskan.
Lakukan evaluasi berulang pada area yang kita pilih menjadi fokus, dan sesuaikan rencana kita
selanjutnya untuk memperkuat pondasi dan terus membuat kemajuan. Rencana kita akan menjadi
alat perbaikan berkelanjutan yang terus berubah.
Contoh Implementasi Strategi Maintenance
Pabrik memutuskan untuk memilih strategi Preventive Maintenance (PM) untuk mengurangi
kegagalan. Lalu mereka mengganti komponen yang aus. Misalnya, jika konveyor dimatikan
untuk melakukan PM dan menangani hanger bearing, maka bearing akan diganti—alih-alih
diperiksa—untuk menentukan apakah penggantian diperlukan.
Pendekatan ini sering diambil karena biaya untuk menghentikan lini dan tenaga yang diperlukan
untuk membongkar peralatan untuk diinspeksi lebih besar daripada biaya beberapa hanger
bearing. Setelah perbaikan selesai, bearing yang dilepas dapat diperiksa “di tempat lain” untuk
membantu menentukan waktu rata-rata antar kegagalan (MTBF) lebih lanjut dan dengan
demikian “mengubah” frekuensi tugas jika diperlukan. Ini menghilangkan hampir semua jenis
tugas evaluasi kondisi.
Frekuensi PM ditentukan oleh riwayat tata kerja dan teori. Jika ada pertanyaan tentang MTBF,
setiap pabrik yang diberikan akan memilih durasi yang lebih lama untuk mengatur frekuensi PM.
Mengapa mereka harus memilih durasi yang lebih lama untuk tingkat kegagalan?
Beberapa orang mungkin berpikir ini akan menyebabkan beberapa kegagalan, tetapi pikirkan ini:
Jika setiap PM dilakukan secara konservatif dan dilakukan pada interval pendek dan aman, akan
butuh waktu lama untuk mengetahui apakah kita mengukur sistem PM dengan tepat. Jika setiap
PM diatur pada interval yang sejauh pengetahuan kami adalah interval yang benar, akan ada
beberapa kesalahan yang dibuat, tetapi ini akan terbukti relatif cepat.
Ini mungkin lompatan besar bagi beberapa pabrik. Namun, untuk membuat langkah besar dalam
sebagian besar upaya kehandalan, ini akan terbukti menjadi metode yang benar. Jika beberapa
frekuensi terlewatkan, mereka akan dapat menerima kegagalan sementara dan meningkat seiring
waktu. Keberhasilan akan bergantung pada apakah frekuensi telah ditetapkan dengan tepat dan
kegagalan yang tidak diharapkan tidak meningkat.
Namun sekali lagi, memilih strategi maintenance memang perlu melihat kebutuhan dan situasi di
pabrik kita saat ini. Langkah-langkah yang disarankan Meehan di atas bisa membantu kita untuk
menentukan strategi tersebut.
Sumber: “How to Design the Right Maintenance Strategy” (Michael Meehan, Reliable Plant);
“Maintenance Strategy Journal” (Stochastic Processes, 2004); “How to Apply the Correct
Maintenance Strategy to Your Assets” (Reliable Plant).

Anda mungkin juga menyukai