Anda di halaman 1dari 4

Tugas II Farmakologi Molekuler

Nama : Muthia Sarrah

NPM : 2019212176

Kelas : B

Buat lah narasi yang menjelaskan gambar ini :


1. Gambar 1 jurnal PPAR

2. Figur 2 pada jurnal estrogen

Jawab :

1. Mekanisme kerja secara molekuler Peroxisom Proliferators-Activated Receptor (PPAR)


pada gambar:
PPAR merupakan reseptor inti yang memiliki peran terhadap fungsi-fungsi
homeostasis dan metabolisme seperti homeostasis glukosa, adiposa dan berperan pada
organ tubuh diantaranya pada jantung, otot, hati dan regulasi sel imun. PPAR berada
dalam bentuk heterodimer dengan protein Rhetinoid X receptor (RXR) di dalam inti sel.
Kinerja PPAR sangat tergantung pada Co-represor dan Co-aktivator. Dalam keadaan
inaktif, PPAR diikat oleh suatu protein co-represor sebagai stabilizer.
Dalam gambar memperlihatkan mekanisme molekuler dari ikatan kompleks
Ligand dan PPARᵧ , Thiazolidindion (TZD) merupakan ligand sintetik yang dapat
berikatan dengan PPARᵧ dimana ikatan TZD dan PPARᵧ memiliki aktivitas anti Diabetes
melitus bagi tubuh. Ligand Thiazolidindion (TZD) masuk ke dalam sel dengan
menembus membran lalu menuju intisel dan berikatan dengan PPARᵧ dalam keadaan
heterodimer dengan RXR. Saat ligand menduduki reseptor secara otomatis co-represor
akan lepas dari ikatannya sehingga kompleks tersebut dapat mengikat co-aktivator untuk
melakukan proses transkripsi dan translasi pada sekuen DNA tertentu yang menyandi
protein-protein yang berperan dalam menanggulangi masalah diebetes melitus seperti
GLUT4. Hasil dari peroxisome proliferator-activated receptor response element (PPRE)
tidak hanya menghasilkan Ekspresi gen terhadap protein GLUT4 namun juga protein-
protein lain yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Berikut hasil dari Ekspresi
gen yang diakibatkan oleh post-translational modification(PTM) kompleks ligand TZD
dan PPARᵧ :

No Organ Target Ekspersi gen Efek


.
1. Otot - Meningkatkan LPL, PCK2, GLUT4, -meningkatkan
CPT1b, ACSL1, dll ambilan glukosa
-meningkatkan FA
oxidation
2. Hati - Meningkatkan GLUT2, CK, CD36, -menurunkan
PEPCK,CAT, dll glukoneogenesis
-meningkatkan FA
oxidation dan
penyimpanan lemak
3. Sel adiposa - Meningkatkan GLUT4,CAP, Ap2, -Meningkatkan
ACB, LPL, ACS, CD36, IRS2, PCK2, ambilan glukosa
GlyK, PEPCK, dll pada sel
-Meningkatkan
adipogenesis
-Meningkatkan
diferensiasi sel
-Meningkatkan
browning
-Menigkatkan TG
storage
4. Sel imun - Meningkatkan CD36, STAT6 -Meningkatkan
- Menurunkan NfkB, dll Polarisasi M2
-Menurunkan
inflamasi
5. Jantung - Meningkatkan VG, NO, PI3K -Menurunkan
- Menurunkan VCAM-1, MCP-1, PAI-1, inflamasi
MMP9, dll -meningkatkan
ketidakstabilan
(kebocoran jantung)
- meningkatkan atau
menurunkan
neovaskularisasi

Dari data yang dituliskan di jurnal, TZD nyata bermanfaat bagi pengobatan DM
karena dapat membatu meningkatkan ambilan glukosa darah untuk dapat masuk ke dalam
sel namun TZD memiliki efek samping yang besar karena itu dijadikan obat pilihan
kedua dalam terapi DM. Peneliti mencoba mengetahui berbagai aksi kompleks ligand
reseptor dan mekanisme reaksi yang terjadi dalam tubuh sebagai efek dari penggunaan
TZD untuk memperbaiki kerja obat dan mengurangi efek samping dengan cara mencari
agonist atau modulator dari TZD.

2. Mekanisme kerja molekuler Esterogen Reseptor


Steroid hormon memiliki peran penting dalam pertumbuhan sel, diferensiasi,
development dan homeostasis. 17β-estradiol (E2) adalah hormon yang dihasilkan tubuh
guna menjaga fungsi-fungsi reproduksi dan seksual manusia juga memiliki dampak
psikologi, seperti mood, nafsu makan bahkan kesuburan. Berbagai efek dari E2 pada
tubuh merupakan efek farmakologi dari ikatan ligand dan Esterogen reseptor (ER) pada
inti sel.
Pada figur 2 dalam jurnal dapat dilihat mekanisme kerja molekuler kompleks
ligand E2 dan ER menghasilkan efek terhadap fungsi sel melalui dua mekanisme aksi
yaitu non genomik dan genomik.
a. Mekanisme aksi non genomik kompleks ligand E2 dan ER
E2 masuk ke dalam sel dengan cara menembus membran sel, karena sifat dari
hormon steroid yang lipofilik maka E2 dapat dengan mudah menembus membran.
Dalam sitoplasma, E2 mengikat ER sehingga menyebabkan Heat shock protein (HSP)
yang bertindak sebagai co-represor terlepas dari ER. Ikatan ligand reseptor ini juga
mengundang Co-aktivator protein seperti P38, Sch, Caveolin, MNAR, Src untuk
mengaktifkan sinyal secara kaskade kepada sel sehingga terjadilah berbagai fungsi sel
sebagai efek dari aktivitas kompleks tersebut.
b. Mekanisme aksi genomik kompleks ligand E2 dan ER
E2 masuk ke dalam sel dengan cara menembus membran sel, karena sifat dari
hormon steroid yang lipofilik maka E2 dapat dengan mudah menembus membran.
Dalam sitoplasma, E2 mengikat ER sehingga menyebabkan ER berdimer dan Heat
shock protein (HSP) yang bertindak sebagai co-represor terlepas dari ER. Kompleks
ligand E2 dan ER masuk kedalam inti sel dan terjadi proses transkripsi terhadap
sekuen DNA secara langsung dan tidak langsung.
1) Transkripsi secara langsung dapat terjadi apabila kompleks Ligand E2 dan ER
menduduki co-aktifator transkripsi DNA pada inti sel. Aksi ini menyebabkan
kompleks ligand reseptor memodulasi secara langsung proses transkripsi dan
translasi pada sekuen DNA sehinga menghasilkan protein-protein tertentu yang
dapat mempengaruhi fungsi sel.
2) Transkripsi secara tidak langsung terjadi apabila kompleks ligand E2 dan ER
mengikat Activator Protein (AP) -1 dan Stimulating protein (Sp) -1 pada inti sel.
AP-1 dan Sp-1 merupakan protein yang bertindak sebagai modulator dalam
proses transkripsi sekuen DNA. Aksi ini akan mempengaruhi proses transkripsi
dan translasi DNA yang dimodulasi hingga menghasilkan protein-protein tertentu
yang dapat mempengaruhi fungsi sel.

Anda mungkin juga menyukai