Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

Dengue Haemorrhagic Fever Pada Anak

Disusun Oleh :
 Daliah
 Fauziah Aprilia Effendi
 Ranti Rosaliani
 Leolita Zetira Matalih
 Maryati
 Siti Khotijah Yusup

STIKES Ichsan Medical Centre BINTARO


TAHUN AKADEMIK
2018-2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak dengan judul
“Dengue Haemorrhagic Fever Pada Anak”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Tangerang Selatan, 10 Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1. Latar Belakang..................................................................................................1
2. Tujuan...............................................................................................................1
3. Manfaat Penulisan............................................................................................2
4. Sistematika Penulisan.......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
1. Konsep Dasar Dengue Hemorrhagic Fever......................................................3
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan................................................................5
3. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................7
4. Perencanaan Keperawatan..............................................................................8
5. Pelaksanaan Keperawatan.............................................................................10
6. Evaluasi Keperawatan....................................................................................11
7. Dokumentasi Keperawatan.............................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................................12
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................26
1. Kesimpulan.....................................................................................................26
2. Saran..............................................................................................................27
DAFTAR PUSAKA.....................................................................................................28

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang
dapat menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes Aegypti )
yang tersebar luas sehingga penularannya dapat terjadi di semua tempat. Karena
banyaknya kasus demam berdarah yang terjadi negara Indonesia, maka Indonesia
berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang
disepakati setiap tanggal 15 Juni. Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah
meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya
pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana
sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan.Sedangkan di Indonesia,
Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan
tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama
dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Berdasarkan
data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Potensi
penyebaran DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat
banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.
Bila pada kasus anak dengan DHF ini lambat penanganannya, maka akan dapat terjadi
komplikasi seperti efusi pleura karena adanya kebocoran lambung akibat meningkatnya
permeabilitas membrane, perdarahan pada lambung karena anak mengalami mual dan
muntah serta kurangnya nafsu makan, terjadi pembesaran pada hati, limpa dan kelenjar
getah bening karena bocornya plasma yang mengandung cairan, dan dapat terjadi syok
hipovolemik karena adanya peningkatan nilai hematokrit.
Berdasarkan angka kejadian diatas dan masalah-masalah yang terjadi akibat
lambatnya penanganan, maka kelompok akan memberikan asuhan keperawatan pada
klien An. D dengan diagnose medis DHF sehingga penulisan dalam makalah ini
mengambil judul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien An. D dengan Dengue Hemorrhagic
Fever ( DHF ).

2. Tujuan
 Tujuan umum
Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyakit DHF serta agar
dapat diaplikasikan asuhan keperawatan pada anak yang terinfeksi DHF.
 Tujuan Khusus
Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF,
kelompok akan dapat :
a.       Memberikan gambaran tentang pengkajian asuhan keperawatan pada anak usia
prasekolah tentang penyakit DHF
b.      Memberikan gambaran tentang diagnose keperawatan yang akan muncul jika
1
seorang anak terinveksi virus dengue.
c.       Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan pada anak dengan DHF
d.      Memberikan gambaran tentang implementasi keperawatan pada anak dengan
DHF
e.       Memberikan gambaran tentang evaluasi keperawatan pada anak dengan DHF
f.       Memberikan gambaran tentang dokumentasi keperawatan pada anak dengan DHF
setelah melakukan pengevaluasian dari semua tindakan.

3. Manfaat Penulisan
Meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam melakukan
asuhan keperawatan pada keluarga secara langsung. Laporan makalah ini diharapkan
dapat menjadi tolak ukur sejauh mana upaya meningkatkan kemampuan penulis dalam
melakukan asuhan keperawatan keluarga.

4. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan urutan :
Bab 1 Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Manfaat Penulisan, dan Sistematika Penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
Terdiri dari Pengertian, Etiologi, Patofisiologi.
Bab 3 Tinjauan Kasus
Terdiri dari uraian asuhan keperawatan yang berisi pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Dasar Dengue Hemorrhagic Fever


1. Pengertian
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar
secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001). Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat
serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara
klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus
Dengue. (Saroso, 2007)

2. Etiologi
DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini
telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B dari
arthropedi borne viruses ( Arbovirus ), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Infeksi oleh salah satu serotype menimbulkan antibody seumur hidup terhadap
serotype bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipr lain. Virus
dengue ini terutama ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes
albopictus,  aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan. Jenis
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari 1000
m di atas permukaan laut. Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur
hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang
menggigit dan menghisap darah serta memilih dari manusia untuk memotong
telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah, melainkan hidup
Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina sekitar ± 2
minggu. ( Hadinegoro, 1999 )

3. Patofisiologi
 

Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk, terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi
berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah melalui
gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus dengue yang akan merangsang
endotoxin,selanjutnya merangsang zat pyrogen dan endogen, mengakibatkan
interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga terjadi menggigil,
3
demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan meningkatkan stress,
merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI, mengiritasi
lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang tidak adekuat
sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Pemeriksaan penunjang
a. Darah
Pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari ke 2 atau ke 3 pada DBD
dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi
b. Air Seni
Mungkin ditemukan albuminuria ringan

5. Tanda dan gejala


a. Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari ( tanpa sebab jelas )
b. Manifestasi pendarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif dan adanya
salah satu bentuk pendarahan yang lain, misalnya : ptekiae, ekimosis,
epistaksis, pendarahan gusi, melena atau hematemesis
c. Pembesaran hati
d. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, dan konstipasi
e. Nyeri ulu hati karena adanya pendarahan di lambung, nyeri otot, nyeri  tulang
sendi.
f. Syok yang ditandai nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi yang
menurun ( 20 mmHg atau kurang ), tekanan darah yang menurun ( tekanan
sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang ), dan kulit yang teraba dingin
dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki. Penderita gelisah serta
timbul sianosis di sekitar mulut.

6. Penatalaksanaan
Bila anak diduga atau sudah didiagnosa medis DHF, maka hal yang harus
dilakukan adalah :
a. Tirah baring
b. Beri makanan yang lunak. Apabila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk
minum banyak 1, - 2 liter dalam 24 jam ( susu, air, dengan gula atau sirup ).
Atau air tawar yang ditambahkan dengan garam saja.
c. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Hiperpireksia dapat diberikan
kompres es di kepala, ketiak dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminoferen, eukinin, atau dipiron. Hindari pemberian asetol karena bahaya
pendarahan.
d. Pemberian cairan intravena pada anak tanpa renjatan dilakukan bila anak terus
menerus muntah, sehingga tidak mungkin diberi makanan peroral atau
didapatkan nilai hematokrit yang terus meningkat ( >40vol% ). Jumlah cairan
yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit,
dianjurkan cairan glukosa 5 % dalam 1/3 larutan NaCl 0,9% dengan jumlah
4
tetesan 16 x/ menit.

7. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat pengembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia.
b. Biologis
Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan
cupang )
c.  Kimiawi
Pengendalian kimiawi antara lain :
 Pengasapan/fogging berguna untyk mengurangi kemungkinan penularan
sampai batas waktu tertentu.
 Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti
gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1.      Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam
melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa,
sehingga dapat diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan
sistematis akan membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien
serta memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan. ( Doenges : 2000 ).
Tahap pengkajian adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan
kelemahan klien dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik
melalui keluarga, orang terdekat, masyarakat, maupun rekam medic.
b. Identitas klien dan keluarga, terdiri dari :
1) Nama klien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama.
2) Nama ayah, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
3) Nama ibu, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
4) Tanggal anak masuk rumah sakit, diagnose medis, dan segala sumber
informasi yang diperoleh.
c. Keluhan utama, yaitu alas an yang paling menonjol pada pasien dengan DHF
untuk datang ke rumah sakit
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil
dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke
5
7 dan keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri
telan, mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya manifestasi
pendarahan pada kulit
2) Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah mengalami
serangan ulang DHF.
Pemeriksaan fisik, terdiri dari :
Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan
klien ( inspeksi adanya lesi pada kulit ). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan
jalan mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal
atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan
meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan
stetoskop ( auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus )
3) Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindari
4) Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor
predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual,
muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak
disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
e. Pola kebiasaan
 Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang,
dan nafsu makan menurun.
 Eliminasi alvi ( buang air besar ). Kadang-kadang anak mengalami
diare/konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena.
 Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering buang air kecil, sedikit/banyak,
sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria
 Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
  Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk.
f. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :
o Hb dan PCV meningkat ( ≥20%)
o Trambositopenia (≤100.000/ml)
o Leukopenia
o Ig.D. dengue positif
o Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia
6.
o Urium dan Ph darah mungkin meningkat
o Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg
o SGOT/SGPT mungkin meningkat

III. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respons
actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawata mempunyai
lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. ( Perry Potter, 2005 )
Nursalam ( 2001 ) menyatakan diagnosa keperawatan yang dapat timbul pada
klien dengan DHF adalah :
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
c.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
d.  Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber
informasi
Menurut Nanda, diagnose keperawatan dinyatakan dengan benar adalah
sebagai berikut :
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
Batasan Karakteristik
   Konvulsi
   Kulit kemerahan
   Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
   Kejang
   Takikardi
   Takipnea
   Kulit terasa hangat
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Batasan Karakteristik
   Perubahan status mental
   Penurunan tekanan darah
   Penurunan tekanan nadi
   Penurunan volume nadi
   Penurunan turgor kulit
   Penurunan turgor lidah
   Pengeluaran haluaran urine
   Penurunan pengisian vena
   Membrane mukosa kering
   Kulit kering
   Peningkatan hematokrit
   Peningkatan suhu tubuh
   Peningkatan frekuensi nadi
7
   Peningkatan konsentrasi urine
   Penurunan berat badan tiba-tiba
   Haus
   Kelemahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Batasan Karakteristik
   Kram abdomen
   Nyeri abdomen
   Menghindari makanan
   Berat badan turun 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal
   Kerapuhan kapiler
   Diare
   Kehilangan rambut berlebihan
   Bising usus hiperaktif
   Kurang makanan
   Kurang informasi
   Kurang minat pada makanan
   Penurunan berat badan denagn asupan makanan adekuat
   Kesalahan konsepsi
   Kesalahan informasi
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber
informasi
Batasan Karakteristik
   Perilaku hiperbola
   Ketidakakuratan mengikuti perintah
   Ketidakakuratan melakukan tes
   Perilaku tidak tepat
   Pengungkapan masalah

IV. Perencanaan Keperawatan


Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. ( Perry Potter, 2005 )
a. Menetapkan prioritas bukan semata-mata memberikan nomor pada diagnose
keperawatan dengan dasar keparahan atau kepentingan fisiologis. Prioritas
diklasifikasikan sebagai tinggi, menengah, atau rendah. (Perry Potter, 2005 )
b. Merumuskan tujuan dan criteria hasil, pedoman penulisan criteria hasil
berdasarkan “ SMART “
S    : Spesifik ( tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda )
M   : Measurable ( tujuan harus dapat diukur )
A   : Achievable ( tujuan harus dapat dicapai )
R   : Reasonable ( tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ( ilmiah )
8
T    : Time ( waktu keperawatan )
Nanda (2009) dan Doenges (2000), menyatakan bahwa rencana tindakan
keperawatan yang dapat disusun untuk setiap diagnose adalah :
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
Tujuan : Mempertahankan suhu tubuh normal dengan criteria hasil
suhu tubuh 35,50-37,00 C
Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 370 C, membrane mukosa basah, nyeri
otot hilang
Rencana  :
1) Ukur tanda-tanda vital ( suhu )
Rasional          : Suhu 38,90c-41,10c, menunjukkan proses penyakit infeksi
akut
2) Berikan kompres hangat
Rasional          : Kompres hangat akan terjadi perpindahan panas konduksi
3) Tingkatkan intake cairan
Rasional          : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
evaporasi
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Tujuan             :  Kebutuhan cairan terpenuhi dengan criteria hasil mata tidak
cekung, membrane mukosa tetap lembab, turgor kulit baik
Kriteria hasil    : Turgor kulit baik, kulit tidak kering, membrane mukosa tetap
lembab
Rencana :
1) Observasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam
Rasional          : Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan
kehilangan cairan mengakibatkan hipotensi dan takikardia
2) Observasi dan cata intake dan output
Rasional    : Menunjukkan status volume sirkulasi,terjadinya/perbaikan
perpindahan cairan, dan respon terhadap terapi
3) Timbang berat badan
Rasional  : Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi
ginjal
4) Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
Rasional     : Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Tujuan             : Kebutuhan nutrisi adekuat dengan criteria hasil berat badan
stabil atau meningkat
Rencana :
1) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi
Rasional          : Mengganti kehilangan vitamin karena malnutrisi/anemia
2) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik
9
porsi kecil tapi sering secara bertahap
Rasional          : Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan
3) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala
yang sama
Rasional          : Mengawasi penurunan berat badan
4) Pertahankan kebersihan mulut klien
Rasional : Mulut yang bersih meningkatkan selera makan dan
pemasukan oral
5) Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan
penyakit
Rasional : Meningkatkan motivasi klien untuk makan
d. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan
Tujuan             : Perfusi jaringan perifer adekuat dengan criteria hasil tanda-
tanda vital stabil, nadi 8-100x/menit, pernapasan 15-25 x/menit, suhu tubuh
aksila 35,5-37,0 c, tekanan darah 95-1a20/50-70 mmHg
Rencana :
1) Kaji dan catat tanda-tanda vital
Rasional          : Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan
kehilangan cairan mengakibatkan hipotensi
2) Nilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti
dingin, nyeri, pembengkakan kaki
Rasional          : Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan
immobilisasi
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber
informasi
Tujuan             : Klien mengerti dan memahami proses penyakit dan
pengobatan
Rencana         :
1) Tentukan kemampuan dan kemauan untuk belajar
Rasional : Adanya keinginan untuk belajar memudahkan penerimaan
informasi
2) Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum
obat sesuai resep
Rasional : Dapat meningkatkan kerjasama dengan terapi obat dan
mencegah penghentian pada obat dan atau interkasi obat yang merugikan
3) Beri pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF
Rasional : Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan dapat
mengurangi kecemasan

V. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
10
dan diselesaikan. (Perry & Potter, 2005 )
a) Tindakan Keperawatan Mandiri
Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan
keperawatan mendiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan
lingkungan yang tenang, mengompres hangat saat klien demam.
b) Tindakan Keperawatan Kolaboratif
Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja
dengan anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan
bersama yang bertahan untuk mengatasi masalah klien

VI. Evaluasi Keperawatan


Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan.
Evaluasi terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya
adalah pada hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien
mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnose keperawatan.
( Perry Potter, 2005 )
Pada saat akan melakukan pendokumentasian, menggunakan SOAP, yaitu :
S    : Data subyektif merupakan masalah yang diutarakan klien
O  : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan
diagnose keperawatan
A   : Analisis dan diagnose
P    : Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang akan datang dari
intervensi

VII. Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang
berwenang. ( Perry Potter, 2005 )

11
BAB 3

TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
An. D berumur 4 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 20 September 2016.
Ibu klien mengatakan anaknya  mengalami demam secara mendadak naik turun
disertai mual, muntah dan tidak adanya nafsu makan selama 5 hari. Ibu klien
mengatakan bahwa sudah lama mengalami demam tetapi ia hanya menganggap 
demam biasa.

2. Identitas klien
 

An. D (perempuan)berumur 3 tahun beragama islam dengan beralamatkan  Ds.


Gadingrejo RT 02 RW 01 Juwana , masuk rumah sakit pada tanggal 20 september
2016. Klien mulai dikaji pada tanggal 21 September 2016 dan di diagnose medis
DHF, dengan hasil laborat Hb : 11,1 mg / dl , HT : 39,5 % Leucosit :
9800 sel/mm3 , trombosit : 65000 sel

3. Identitas orang tua


 

Nama ibu dari An. W adalah Ny. A berusia 30 tahun. Pendidikan terkhir ibu
klien adalah SLTA. Sehari-hari ibu klien bekerja sebagai wiraswasta. Ny. A sendiri
beragama islam dan bertempat tinggalDs. Gadingrejo RT 02 RW 01 Juwana.

4. Riwayat kesehatan klien


a. Keluhan utama
“ Anak saya demam tanpa sebab “
b. Riwayat penyakit sekarang
Sebelumnya klien belum pernah masuk rumah sakit rawat inap. Klien demam
kira-kira selama 3 hari mulai tanggal 17 September 2016, paginya klien di kompres
dan sudah tidak panas lagi pada siang hari. Namun ternyata sore hari badan klien
demam kembali. Ibu klien langsung membawa ke rumah sakit karena khawatir
dengan keadaan anknya.
c. Riwayat penyakit lalu
1) Prenatal Care
Pemeriksaan kehamilan rutin di bidan praktek, selama hamil tidak ada keluhan
atau penyakit yang ibu alami. Ibu klien tidak pernah terpapar dengan radiasi.
Berat badan selama kehamilan 62 kg.
2) Natal
Ibu melahirkan di rumah sakit. Jenis persalinan normal.
3) Post natal
Kondisi bayi saat lahir tidak ada cacat. Klien lahir dengan BB : 18 Kg, PB :
101 Cm. Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti sekarang.
4) Riwayat kesehatan keluarga
12
Setahun yang lalu kakak kandungnya dirawat di rumah sakit dengan penyakit
yang sama.
5) Riwayat imunisasi
Klien mendapatkan imunisasi polio pada umur 1 bulan dan reaksinya adalah
demam. Imunisasi terakhir pada umur 3 bulan dengan mendapatkan imunisasi
DPT.
6) Riwayat tumbuh kembang
A. Pertumbuhan Fisik
a. BB saat sakit : 16 kg
b. BB sebelum sakit : 18 kg
c. PB : 101 cm
B. Perkembangan tiap tahap
a. Berguling : 6 bulan
b. Merangkak : 9 bulan
c. Duduk : 10 bulan
d. Mengeluarkan suara : 1 tahun
C. Riwayat nutrisi
a. Pemberian asi
Klien menyusui setelah lahir, klien mendapatkan asi langsung dari ibu.
Lama pemberian asi ± 1 tahun
b. Pemberian susu formula
Klien diberi susu formula sejak umur 5 bulan sampai sekarang
c. Perubahan pola nutrisi tiap tahap usia – sekarang
Klien usia 0 – 5 bulan mendapatkan asi eksklusif. Umur 6 – 10 bulan
mendapat asi dan bubur. Umur 11 – 16 bulan mendapatkan asi dan
bubur TIM. Umur 3 tahun sampai sekarang mendapatkan nasi, telur,
sayur dan lain – lain.
d. Riwayat psikososial
Klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan seorang
adiknya. Klien tidur bersama dengan sang adik. Sehari – hari klien
bermain dengan adiknya karena klien tidak mempunyai kegiatan
khusus.
e. Riwayat spiritual
Anggota keluarga klien rajin dalam beribadah
f. Aktivitas sehari –hari
1)        Nutrisi
Sebelum sakit klien suka makan. Sehari klien makan 3
kali dengan lauk apapun. Tetapi saat sakit, klien hanya makan 1 – 2
kali yaitu sebanyak 3 – 4 sendok makan dari porsi makan yang
disediakan. Ibu klien mengatakan “ anak saya tidak nafsu makan “.
2)        Cairan
Sebelum sakit klien minum susu setiap pagi jika ada dan
minum air putih. Klien dalam sehari minum 5 – 7 gelas perhari. Pada
13
saat sakit klien hanya minum air putih saja dengan takaran 2 gelas / ±
400 cc per hari dan diberi tambahan cairan infuse RL 28 tetes/menit.
3)        Eliminasi
 BAB
Sebelum sakit klien BAB 2 kali / hari dengan
konsistensi lunak. Saat di rumah sakit klien ada BAB 1 kali /
hari dengan konsistensi lunak. Klien pergi ke toilet tanpa
bantuan dan tanpa pengawasan ibu klien.
 BAK
Sebelum sakit klien BAK 3 – 4 kali / hari dan saat
sakit klien BAK ± 500 cc perhari, klien tidak ada masalah
dengan BAK.
 Istirahat Tidur
Sebelum sakit klien jarang tidur siang. Klien tidur
malam mulai jam 21.00 – 06.00 WIB. Klien tidak mengalami
kesulitan tidur.
 Olahraga
Klien tidak mempunyai jadwal olahraga yang rutin.
Klien biasanya hanya bermain sepak bola hamper setiap hari
dengan teman –temannya.
 Personal Hygene
Klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat
gigi, dan pasta gigi. Saat sakit klien tidak dapat mandi sendiri
dan hanya di seka oleh ibu klien dengan bantuan perawat
sebanyak 1 kali sehari. Rambut klien terlihat bersih karena ibu
klien rajin menyisir rambut klien.
 Aktivitas / mobilitas fisik
Kegiatan sehari – hari klien adalah bermain dengan
saudara dan teman – teman klien di rumah. Saat sakit klien
hanya berbaring di tempat tidur ditemani sang ibu.
 Rekreasi
Klien hanya berkunjung ketempat keluarga terdekat.
Dalam keluarga klien tidak ada program khusus dalam rekreasi
baik sebelum sakit maupun saat sakit.
g. Pemeriksaan fisik
1)        Keadaan umum
KU            : sedang, kesadaran komposmentis
2)        Tanda – tanda vital
Nadi          : 126x/menit
Suhu          : 380 C
Pernafasan       : 28x/menit
3)        Antropometri
A.       BB             : 16 Kg
14
B.       TB             : 101 cm
C.       Lingkar kepala      : 39 cm
D.       Lingkar lengan atas           : 16 cm
E.        Lingkar dada                     : 51 cm
F.        Lingkar perut                    : 52 cm
4)        Sistem pernapasan
Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada tumor teraba, gerakan dada
saat bernafas simetris.
5)        Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, tidak ada sianosis, bibir kering
6)        Sistem pencernaan
Kemampuan menelan klien baik, tidak ada kembung, mukosa bibir
kering.
7)        Sistem indra
Mata      : konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak ada secret
Telinga  : Daun telinga keadaannya semistris, fungsi pendengaran baik.
Data Subyektif Data Obyektif
“ badan anak saya panas “ 1.      Suhu tubuh 38 oC
2.      Keadaan umum sedang
3.      Akral terasa hangat
“ anak saya kurang sekali 1.      Klien minum sehari hanya 2 gelas
minumnya” 2.      Klien terlihat lemas
3.      Mukosa bibir kering
 “ anak saya tidak nafsu makn “ 1.      Berat badan sebelum sakit 18 kg
setelah sakit 16 kg
2.      Konsistensi makan 4 -  sendok
3.      Klien mual dan kadang muntah
4.      Klien terlihat lemah
“ saya tidak tahu anak saya sakit 1.      Ibu klien banyak bertanya
apa “ 2.      Ibu klien terlihat binggung saat
dilakukan tindakan
8      
A.  Tingkat kesadaran komposmentis
B.       Gerakan tubuh lemah
C.       Fungsi sensorik klien baik pada sentuhan benda tajam dan benda
dingin dengan menolaknya
9)        Sistem integemen
Rambut     : warna hitam, terlihat bersih
Kulit          : akral hangat, tidak terdapat gatal – gatal
Kuku         : warna merah muda, tidak mudah patah dan bersih
h. Terapi
Amoxsan : 3 x 500 mg
Sanmol : 3 x ½ sendok
Vometa ; 3 x ½ sendok
15
IVFD RL : 28 Tetes / meni
3.1.5.           Klasifikasi Data
Tabel 3.1
No Data Etiologi Masalah
1 DS : “ Badan anak saya Bakteri Peningkatan suhu
hangat, kulitnya merah-                                    tubuh
Masuk kedalam
merah, dan kadang saluran
kejang- kejang” Pencernaan
DO :
1). Konvulsi Mengeluarkan
endotoin
2). Peningkatan suhu
            
tubuh diatas kisaran Interleukin I
normal
3). Takikardia Prostaklandin
4). Takipnea
Endotoxin

Menggigil
        Demam

                  

 
2 DS : “ anak saya sering Tubuh yang telah Defisit volume
 
kehausan, badannya digigit nyamuk cairan
 
lemah sekali, dia gelisah“ Virus masuk ke
 
DO : dalam aliran darah
 
1). Kulit kering Infeksi virus dengue
 
2). Membran  mukosa Terbentuknya
 
kering kompleks antibody
 
3). Peningkatan Aktivasi system
 
frekuensi nadi komplemen C3a dan
 
4). Penurunan turgor C5a
 
kulit Menyerang sel
 
trombosit
 
Pelepasan histamine
 
san serotonin
 
Permeabilitas kapiler
 
meningkat
 
Kebocoran plasma
 
Ekstravasi cairan
                                   
vaskuler
Rejatan hipovolemik
Defisit volume
cairan
Kurang nafsu makan
Intake nutrisi kurang
Akumulasi gas
Perut kembung
Mual muntah
3.1.6.       

  

3.1.6.  Diagnosa keperawatan
1.        Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolism
DS : “ Badan anak saya hangat, kulitnya merah-merah, dan kadang kejang- kejang”
DO : 1). Konvulsi
2). Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
3). Takikardia
4). Takipnea

2.        Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan aktif


DS : “ anak saya sering kehausan, badannya lemah sekali, dia gelisah“
DO : 1). Kulit kering
2). Membran  mukosa kering
3). Peningkatan frekuensi nadi
4). Penurunan turgor kulit

3.        Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan butuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
DS : “ anak saya tidak mau makan karena tidak ada nafsu, perutnya sakit,BAB terus, ada
sariawan   “
DO :  1) Berat badan 20 % dibawah berat badan ideal
2). Stretorea
3). Bising usus hiperaktif
4). Tonus otot menurun
4.        Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
DS : “ Bagaimana keadaan anak saya sus, sakitnya parah atau tidak, saya takut sekali jika
anak saya kenapa-kenapa“
DO : 1). Ketikakuratan mengikuti perintah
          2). Ketidakakuratan performa uji

3.1.7.      Intervensi Keperawatan
 Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
Peningkatan Klien akan dapat Ukur tanda-tanda vital ( Suhu 38,90c-41,10c,
suhutubuh melaporkan suhu suhu  ) menunjukkan proses
berhubungan tubuh normal dalam Berikan kompres penyakit infeksi akut
 dengan waktu 1 x 24 jam hangat Kompres hangat akan
peningkatan laju dengan criteria hasil : Tingkatkan intake terjadi perpindahan
metabolism 1.      Badan hangat cairan panas konduksi
2.      Kulit normal Untuk mengganti
3.        Tidak terjadi cairan tubuh yang
kejang hilangakibatevaporasi

Defisit volume Klien akan dapat Observasi tanda-tanda Penurunan sirkulasi


cairan melaporkan vital paling sedikit darah dapat terjadi
berhubungan kebutuhan cairan setiap tiga jam dari peningkatan
dengan terpenuhi dalam Observasi dan cata kehilangan cairan
kehilangan waktu 2 x 24 jam intake dan output mengakibatkan
cairan aktif dengan criteria hasil : Timbang berat badan hipotensi dan
1.      Volume cairan Monitor pemberian takikardia
adekuat cairan melalui intravena Menunjukkan status
2.      Kekuatan tubuh setiap jam volume sirkulasi,
kembali normal terjadinya/perbaikan
3.      Klien tenang perpindahan cairan,
dan respon terhadap
terapi
Mengukur
keadekuatan
penggantian cairan
sesuai fungsi ginjal
Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit

Kebutuhan Klien akan dapat Timbang berat badan Memberikan


nutrisi kurang melaporkan nutrisi setiap hari atau sesuai informasi tentang
dari terpenuhi dalam indikasi kebutuhan
kebutuhan tubuh waktu 2 x 24 jam Ciptakan lingkungan diet/keefektifan terapi
berhubungan dengan criteria hasil : yang nyaman Lingkungan yang
dengan 1.      Nutrisi adekuat BAB Berikan makanan yang nyaman menurunkan
stress dan lebih
ketidakmampuan normal disertai dengan kondusif untuk
untuk mencerna2.      Tidak ada sariawan suplemen nutrisi untuk makan
makanan meningkatkan kualitas Memberikan
intake nutrisi masukan nutrisi yang
Anjurkan kepada orang adekuat yang
diperlukan tubuh
tua untuk memberikan
Porsi lebih kecil
makanan dengan teknik
dapat meningkatkan
porsi kecil tapi sering
masukan
secara bertahap
Mulutmyang bersih
Anjurkan kebersihan
dapat meningkatkan
oral
nafsu makan
Timbang berat badan
Mengawasipenurunan
setiap hari pada waktu
berat badan
yang sama dan dengan
skala yang sama
Adanya keinginan
Defisiensi Klien akan dapat Tentukan kemampuan
untuk belajar
pengetahuan melaporkan  mengert dan kemauan untuk
memudahkan
berhuibungan i dan memahami belajar
penerimaan informasi
dengan tidak proses penyakit dan Jelaskan rasional
Dapat meningkatkan
familiar dengan pengobatan dalam pengobatan, dosis, efek
kerjasama dengan
sumber waktu 1 x 45 menit samping dan
terapi obat dan
informasi dengan criteria hasil : pentingnya minum obat
mencegah
1.      Ibu klien tenang, sesuai resep
penghentian pada
tidak cemas Beri pendidikan
obat dan atau
2.      Informasi adekuat kesehatan mengenai
interkasi obat yang
penyakit DHF
merugikan
Dapat meningkatkan
pengetahuan pasien
dan dapat
mengurangi
kecemasan

3.1.8.      Implementasi Keperawatan
Hari/Tanggal DX Implementasi Keperawatan Hasil
21 september 2016 I 1.  Mengukur tanda-tanda vital
08.00 ( suhu ) 1.      Suhu tubuh 37,5
09.00 2.   Memberikan kompres hangat 2.      Badan klien Panas
3.    Meningkatkan intake cairan 3.      Cairan tubuh yang
10.00 hilang tidak adekuat

21 september 2016 II 1.   Mengobservasi tanda-tanda 1.  Suhu tubuh 37,5 c


11.00 vital paling sedikit setiap tiga jam
2.     Mengobservasi dan catat 2.  Intake dan output
12.50 intake dan output tidak adekuat
3.   Menimbang berat badan 3.  Berat badan klien 16
08.30 4.    Menonitor pemberian cairan kg
melalui intravena setiap jam 4. Cairan tubuh klien
12.05 5.      Memberikan makanan yang tidak adekuat
disertai dengan suplemen nutrisi 5.  Nafsu makan klien
untuk meningkatkan kualitas belum ada
12.10 intake nutrisi Klien makan 1/4 dari
6.   Menganjurkan kepada orang porsi yang disediakan
tua untuk memberikan makanan 6. Ibu klien
dengan teknik porsi kecil tapi menerapkan saran
sering secara bertahap perawat
7.  Menimbang berat badan setiap 7.  Tidak terjadi
13.00 III hari pada waktu yang sama dan peningkatan berat
dengan skala yang sama badan
Berat badan klien 16
kg
        Menimbang berat badan setiap
14.00 hari atau sesuai indikasi 1. Berat badan klien 16
        Menganjurkan istirahat sebelum kg
makan
        Memberikan kebersihan mulut 2. Klien terlihat
terutama sebelum makan Tenang
21 september 2016         Menciptakan lingkungan yang 3.     Klien makan 3-4
08.30 nyaman sendok
11.30         Mengkolaborasi dengan tim ahli

gizi 4.  Klien terlihat tenang


12.00 5.   Klien diberi vometa
½ sendok makan dan
IV klien masih mual
12.30 setelah minum obat
1.      Menententukan kemampuan dan
12.45 kemauan untuk belajar
2.      Menjelaskan rasional
pengobatan, dosis, efek samping 1.    Ibu klien mau untuk
dan pentingnya minum obat belajar
sesuai resep 2.    Keluarga
3.      Memberi pendidikan kesehatan klien mengerti tentang
21 september 2016 mengenai penyakit DHF rasional pengobatan
09.45 3.    Ibu klien dapat
menjelaskan dan
09.55 mengulang mengenai
penyakit DHF
I
1.      Mengukur tanda-tanda vital
( suhu )
10.05 2.      Memberikan kompres hangat 1.      Suhu tubuh klien 37,0
c
3.      Meningkatkan intake cairan 2.      Badan klien masih
II hangat
3.      Intake cairan tidak
1.      Mengobservasi tanda-tanda vital adekuat
22 september 2016 paling sedikit setiap tiga jam
08.00 2.      Mengobservasi dan cata intake 1.      Suhu tubuh klien 37 c
dan output Nadi 116 x/menit
09.00 3.      Menonitor pemberian cairan 2.      Intake dan output tidak
10.00 melalui intravena setiap jam adekuat, minum 3-4
gelas perhari
3.      IV RL 28 tetes / menit
22 september 2016 III 1.       Menimbang berat badan setiap

11.00 hari atau sesuai indikasi


2.      Mmberikan kebersihan mulut1.    Berat badan klien 17
terutama sebelum makan kg
12.50 3.      Mengkolaborasi dengan tim ahli2.     Nafsu makan
gizi klien   belum ada
3.    Klien mual

12.05
I
1.    Mengukur tanda-tanda vital
2.    Memberikan kompres hangat
22 september 2016
08.30 3.    Meningkatkan intake cairan 1.      Suhu tubuh 36,5 c
2.      Badan sudah tidak
12.00 panas lagi
3.       Intake cairan
1.      Mengobservasi tanda-tanda vital terpenuhi
12.45
II setiap tiga jam atau sesuai
indikasi
23 September 2016 2.      Mengobservasi dan catat intake 1.      Suhu tubuh normal
output 36,5 c
08.00 2.      Intake dan output
09.00 3.      Intake dan output adekuat, klien adekuat, klien minum
minum -6 gelas / hari -6 gelas / hari
10.00 3.      IV RL 20 tetes/menit

     23 September 2016


III 1.    Menimbang berat badan setiap
11.00 hari atau sesuai indikasi 1.      Berat badan 18 kg
2.    Memberikan kebersihan mutut
terutama sebelum makan 2.      Nafsu makan kembali
12.50 3.    Mengkolaborasi dengan tim ahli normal
gizi 3.       Klien tidak mual atau
12.05 muntah saat diberikan
vometa 1/2

23 September 2016

                 08.30
12.00

12.45

9.      Evaluasi keperawatan
HARI 1 21 September 2016
DX I
S : “ badan anak masih panas“
O : suhu tubuh klien 37,5 c
A : Suhu tubuh tidak normal
P  : Lanjutkan intervensi
1)   Mengukur tanda-tanda vital ( suhu )
2)   Memberikan kompres hangat
3)   Meningkatkan intake cairan

21 September 2016
DX 2
S : “ anak saya hanya minum sedikit “
O : - Mukosa bibir kering, minum sehari 1-2 gelas
A : Volume cairan tidak adekuat
P  : Lanjutkan intervensi
1)  Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam
2)  Mengobservasi dan cata intake dan output
3)  Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

21 Sepetember 2016
DX 3
S : “ anak saya belum mau makan “
O : BB 16,0 kg
A : Kebutuhan nutrisi tidak adekuat
P  : Lanjutkan intervensi
1)  Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
2)  Memberikan kebersihan mulut terutama sebelum makan
3)  Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

21 september 2016
DX 4
S : “ saya sudah mengetahui tentang penyakit anak saya “
O : Ibu klien melakukan tindakan mandiri dan tidak terlihat bingung
23
A : Pengetahuan adekuat
P : Pertahankan intervensi

HARI 2, 22 September 2016


DX 1
S : “ badan anak saya masih panas “
O : Suhu tubuh 37 c
A : Suhu tubuh tidak normal
P : Lanjutkan intervensi
1)      Mengukur tanda-tanda vital ( suhu )
2)      Memberikan kompres hangat
3)      Meningkatkan intake cairan

22 September 2016
DX 2
S : “ anak saya sedikit minum sus “
O : minum 3-4 gelas /hari, turgor kulit jelek
A : volume cairan tidak adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1)  Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam
2)  Mengobservasi dan cata intake dan output
3)  Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

22 September 2016
DX 3
S : “ anak saya makan sedikit saja “
O : berat badan 17 kg, makan setengah dari porsi yang disediakan
A : Nutrisi tidak adekuat
P  :Lanjutkan intervensi
1)  Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
2)  Memberikan kebersihan mulut terutama sebelum makan
3)  Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

HARI 3,23 September 2016


DX 1
S : “ anak saya sudah tidak panas lagi badannya “
O : suhu tubuh 36,5 c
A : Suhu tubuh kembali normal
P : Pertahankan intervensi
DX 2
S : “ anak saya sudah mau dan sering minum sus “
O : Klien minum 5-6 gelas / hari
Klien tidak ada muntah
24
A : Volume cairan adekuat
P : pertahankan intervensi

DX 3
S : “ anak saya sudah mau makan sus “
O : Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan
Klien tidak ada muntah
Berat badan klien 18 kg
A : Nutrisi terpenuhi/ adekuat
P : Pertahankan intervensi
25

BAB 4

PENUTUP

1. Kesimpulan
a.      Pada pengkajian yang penulis lakukan didapatkan data yang menunjukkan gejala DHF,
adanya demam tinggi, badan lemas, mukosa bibir kering disertai sedikit minum dan tidak
nafsu makan. Terjadi penurunan berat badan hingga 2 kg. Klien di diagnose medis DHF
akibat terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
b.      Pada diagnose keperawatan yang penyusun dapatkan pada An. W ada 4 diagnosa yaitu :
Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, defisit volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan, defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.
c.       Intervensi keperawatan yang telah disusun semua berdasarkan standar asuhan keperawatan.
Pada diagnose hipertermi intervensi yang dibuat adalah Ukur tanda-tanda vital ( suhu  ),
Berikan kompres hangat, Tingkatkan intake cairan. Diagnosa deficit volume cairan intervensi
yang dibuat adalah Observasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam, dan Observasi
dan cata intake dan output. Diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
intervensi yang dibuat adalah Timbang berat badan, Monitor pemberian cairan melalui
intravena setiap jam, Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi, Ciptakan
lingkungan yang nyaman, Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi, Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan
dengan teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap, Anjurkan kebersihan oral, Timbang
berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.Diagnosa
defisiensi pengetahuan intervensi yang dibuat adalah Tentukan kemampuan dan kemauan
untuk belajar, Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat
sesuai resep, Beri pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF.
d.      Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah diagnose hipertermi
berhubungan dengan peningkatan laju metabolism tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya adalah mengukur tanda-tanda vital ( suhu  ), memberikan kompres hangat,
meningkatkan intake cairan. Diagnosa deficit volume cairan tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya adalah mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam, dan
mengobservasi dan cata intake dan output. Diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah menimbang berat badan,
memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam, menimbang berat badan setiap hari
atau sesuai indikasi, menciptakan lingkungan yang nyaman, memberikan makanan yang
disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi, menganjurkan
kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara
bertahap, menganjurkan kebersihan oral, menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama dan dengan skala yang sama. Diagnosa defisiensi pengetahuan tindakan yang dilakukan
untuk mengatasinya adalah menentukan kemampuan dan kemauan untuk belajar,
26
menjelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat sesuai
resep, dan tidak lupa memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF.
e.       Pada tahap akhir, yaitu evaluasi disimpulkan bahwa 4 diagnosa yang ada telah diatasi semua
selama tiga hari perawatan pada An. W yaitu diagnose. Hipertermi berhubungan dengan
peningkatan laju metabolism, ditandai dengan  suhu tubuh kembali normal 36,5 C. Defisit
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan tidak muntah lagi
dan minum 5-6 gelas/hari. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai dengan berat badan kembali
normal 18 kg,tidak ada muntah, dan menghabiskan porsi makan yang disediakan. Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi ditandai dengan
dapat melakukan tindakan mandiri, mengerti tentang penyakit anaknya.

2. Saran
a.       Hendaknya institusi meyediakan referensi yang terbaru untuk meningkatkan kemampuan
penulis sehingga dapat memecahkan adanya masalah yang ada di rumah sakit.
b.      Hendaknya masyarakat dapat menyebutkan tanda-tanda DHF sehingga komplikasi DHF
dapat diidentifikasi sedini mungkin.
c.       Hendaknya profesi keperawatan dapat menjamin kompetensi profesi perawat melalui uji
kompetensi yang dilakukan pada setiap perawat sehingga perawat terampil dalam
memberikan asuhan keperawatan.
27
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta


Herdman, T. Heather. 2009. Diagnosa Keperawatan Nanda Internasional. EGC. Jakarta
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta
Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda
M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika.
Jakarta
Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi 2. Sagung Seto. Jakarta
http://jateng.metrotvnews.com/read/2016/01/07/468146/pasien-demam-berdarah-di-
rsud-pati-membludak
28

Anda mungkin juga menyukai