Anda di halaman 1dari 12

NAMA : DIAZ FEBRIANTY

NIM : 108117061
KELAS : S1 KEPERAWATAN 2B

LITERATUR TENTANG PEMASANGAN EKG


EKG merupakan suatu pemeriksaan ataupun perekaman menggunakan
gelombang elektrik kepada jantung. Langkahnya dengan cara memasang
elektroda-elektroda pada dada untuk menghasilkan rekaman 12 lead. 12 lead ialah
banyaknya arah/arus gelombang elektrik jantung yang akan diukur bukan jumlah
kabel yang ada pada elektroda yang diletakkan pada klien.
Pada umumnya EKG digunakan untuk menegakkan diagnosa terhadap
penyakit jantung. Sebagaimana EKG dilakukan untuk mengetahui adanya
keabnormalan irama jantung, kelainan pada otot jantung, akibat dari obat-obatan,
gangguan elektrolit, adanya kardiomegali atau pembesaran jantung, perikarditis
dan lain-lain. Agar menghasilkan hasil rekaman EKG yang berkualitas dan tepat,
seorang praktisi EKG harus mengerti dan memahami betul-betul mengenai
prosedur cara memasang EKG yang benar dan tepat. Elektrokardiogram
digunakan hanya pada saat :
1. Sesuai ketentuan/indikasi
2. Instruksi dari dokter

A. Alat-Alat :
1. Mesin EKG (yang dapat merekam 12 lead)
2. Kabel sebagai sumber listrik
3. Tissue
4. EKG paper/kertas EKG
5. Balon elektroda
6. Plat elektroda
7. Elektroda EKG
8. Kasa/kapas
9. Alkohol
10. Water based gel atau jeli EKG

B. Langkah-Langkah Pemasangan EKG


1. Salam, perkenalan, TWT (tempat, waktu dan topik)
2. inform consent
3. Mengatur posisi pasien, posisi supine atau terlentang
4. Memasang sampiran
5. Buka pakaian bagian atas pasien, jika pasien menggunakan gelang, ikat
pinggang, jam tangan atau logam-logam lainnya perintahkan untuk
dilepas
6. Bersihkan dada pasien dengan menggunakan kapas, kedua pergelangan
tangan serta kedua tungkai dilokasi penempatan manset elektroda.
7. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda yang akan dipasang serta
oleskan juga pada daerah tubuh yang akan dipasang tepatnya sekitar
dada.
8. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai.
9. Menghidupkan monitor Elektrokardiogram.
10. Menyambungkan kabel Elektrokardiogram di kedua tungkai
pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk
rekaman ekstremitas (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
• Warna merah di pergelangan tangan kanan
• Warna hijau di kaki kiri
• Warna hitam di kaki kanan.
• Warna kuning di pergelangan tangan kiri.
11. Elektoda pada ekstremitas atas dipasang di pergelangan tangan kiri dan
kanan dan searah terhadap telapak tangan.
12. Pada bagian ekstremitas bawah pasang pada pergelangan kaki kiri dan
kanan sebelah/arah bagian dalam.
Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
- V1 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kanan
- V2 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kiri
- V3 diletakkan pada pertengahan V2 dan V4
- V4 diletakkan pada interkosta kelima garis mid (pertengahan)
clavikula kiri
- V5 pada axila sebelah depan kiri
- V6 pada axila sebelah belakang kiri atau sejajar dengan axila line
13. Selanjutnya tinggal menekan tombol start tunggu beberapa saat
14. Bila rekaman Elektrokardiogram sudah lengkap terekam, semua
elektroda-elektroda yang melekat di tubuh pasien dilepas dan
dibersihkan dengan alkohol.
15. Membantu merapihkan pakaian pasien kembali.

Pemasangan EKG diatas adalah pemasangan EKG secara umum, biasanya


ada beberapa kasus dengan dipasangnya EKG yang menggunakan
pesangan elektroda EKG tambahan yaitu elektroda V7, V8, V9, dan V3R -
V9R. Jadi, mau dipasang dimana ini elektroda-elektroda lainnya.
- V7 dipasang di garis aksila bagian belakang sejajar V4
- V8 dipasang di garis skapula bagian belakang sejajar V4
- V9 dipasang di batas kiri dari yaitu kolumna vetebra sejajar V4
- V3R - V9R ditempatkan sama dengan posisi V3 - V9, tetapi
dibagian sebelah kanan. Jadi pada umumnya sebuah EKG dibuat
dengan 12 sandapan (lead).

Catatan Penting:

- Perlu diperhatikan pemasangan elektroda serta kabel elektroda pada EKG


agar supaya tidak terjadi kesalahan saat interpretasi data yang dikeluarkan
mesin EKG.
- Diusahakan pasien senyaman mungkin jangan tegang karena kontraksi otot
akan berpengaruh terhadap hasil EKG.
Sadapan dan Gelombang pada EKG

A. Elektrokardiogram

Jantung merupakan organ yang mampu memproduksi muatan


listrik. Karena tubuh adalah konduktir yang baik, maka impuls yang
dihasilkan jantung dapat menjalar ke seluruh tubuh, sehingga potensial
aksi yang dipancarkan oleh jantung dapat diukir dengan Galvanometer
melalui elektroda-elektroda yang diletakkan pada berbagai posisi di
permukaan tubuh. Potensial listrik yang timbul pada waktu jantung
berkontraksi dapat dicatat. Grafik yang tercatat melalui rekaman ini
disebut elektrokardiogram (EKG)
EKG sangat membantu dalam diagnosa, walaupun demikian tidak boleh
memberi penilaian berlebihan kepada hasil EKG dengan mengabaikan
pemeriksaan fisik dan anamnesa. Dalam pemeriksaan EKG harus
memperhatikan umur, berat badan, bentuk badan, tekanan darah, obat-
obatan yang digunakan serta keluhan seseorang.
Pada umumnya EKG yang tidak normal disertai pula fungsi,
anatomi struktur jantung yang tidak normal. Akan tetapi sering pula
jantung yang berfungsi baik menunjukkan kelainan EKG, sebaliknya pada
jantung yang berfungsi tidak baik selalu disertai kelainan EKG.
Komponen instrumen pada perekaman EKG :
1. Mesin EKG
Menurut banyaknya saluran pencatat, mesin EKG dapat dibagi
single, triple, atau multiple channel. Mesin EKG yang lebih modern
dilengkapi dengan sistem komputer yang memungkinkan semua lead dapat
sekaligus direkam berupa EKG. Ada mesin EKG yang dilengkapi dengan
monitor, misalnya digunakan di dalam Coronary Care Unit, kamar operasi
atau kamar tes pembebanan jantung.
Halter monitoring dan telemetry merupakan mesin EKG kecil yang
dipakai untuk mengamati aktivitas jantung dalam waktu tertentu. Mesin ini
digantung pada tubuh penderita dan aktivitas bioelektrik jantung direkam
ke dalam monitor yang kemudian hasilnya dianalisis oleh komputer
2. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis
tipis (1mm x 1mm) dan garis yang agak tebal (5mm x 5mm) secara
horizontal. Aksis horizontal mewakili waktu, kecepatan mencatat mesin
EKG sebesar 25 mm/detik. Dengan demikian 1 mm horizontal mewakili
0,04 detik dan 5 mm mewakili 0,2 detik. Dalam keadaan frekuensi denyut
jantung yang tinggi maka kecepatan rekaman dirubah menjadi 50
mm/detik.
Aksis vertikal mewakili voltase. Standardisasi baku untuk
voltase(amplitudo) adalah 1, artinya 10 kotak kecil vertikal (1cm)
mewakili 1 mV. Standardisasi ini harus selalu konsisten agar dengan
melihat amplitudo, gambaran EKG dapat menunjukkan atau mengetahui
ada tidaknya perubahan voltase dari konduksi jantung.
Apabila EKG jantung terekam terlalu kecil, maka standardisasi
amplitudo dapat diubah menjadi 0,5, artinya 0,5 cm mewakili 1mV.
Apabila kompleks EKG terlalu besar, maka standardisasi amplitudo
diubah menjadi 2, artinya 2 cm mewakili 1mV.
3. Elektroda
Elektroda dibuat dari bahan yang menjamin resistensi yang rendah antara
kulit dan permukaan elektroda. Bentuknya bermacam-macam, seperti :
suction elektroda, flat limb elektroda dan self adhesive silver chloride
elektroda. Elektroda berdasarkan polaritasnya dibagi menjadi :
- elektroda positif (anode)
- elektroda negatif (katode)
- netral (ground elektroda)

Agar perolehan gambar EKG jelas, maka dibubuhi krim atau jelly
sehingga resistensi antara elektroda dengan kulit menjadi seminimal
mungkin. EKG dapat direkam antara dua kutub (kurub positif dan
negatif) yang dipasang di permukaan tubuh dengan sebuah elektroda
netral sebagai kontak ketiga dan diletakkan di tungkai dan bertujuan
untuk menyalurkan arus listrik berlebihan ke tanah. EKG standar terdiri
dari 12 lead, yang hasil perekamannya pada tempat yang mampu
memberi gambaran aktivitas bioelektrik jantung.

B. Teknik Perekaman
Teknik perekaman yang baik akan memberikan hasil yang baik dan mudah
diinterpretasi.
1. Persiapan orang yang akan di EKG
Orang yang akan di EKG harus berada dalam keadaan santai, tenang,
dan berbaring terlentang. Badan yang berminyak atau kotor harus
dibersihkan terlebih dahulu dan tidak boleh dalam keadaan terlalu
kenyang atau terlalu lapar.
Selain itu juga harus menanggalkan semua benda-benda yang terbuat
dari logam yang menempel pada tubuh karena hal ini akan
mempengaruhi elektroda-elektroda yang ada di EKG.
2. Ruang atau Tempat Pemeriksaan
Kamar EKG harus sejuk, tenang, dan nyaman. Jangan berdekatan
dengan alat-alat X-Ray, mesin bermotor atau mesin bertegangan
tinggi. Selama perekaman berlangsung, benda-benda elektronik
sebaiknya dimatikan. Tempat tidur sebaiknya dari kayu atau bahan
non konduktor dan jangan bersentuhan dengan dinding yang
mengandung kabel aliran listrik.
C. Instrumen EKG
Mesin EKG diletakkan di tempat yang kabel mesin EKG tidak boleh
melewati badan penderita atau di bawah tempat tidur penderita untuk
mencegah timbulnya AC interprensi.
1. Prosedur Perekaman
Kaliberasi dahulu mesin EKG menjadi standardisasi 1mV untuk
semua lead (sandapan). Semua elektroda diperiksa agar sesuai
tempatnya, dan pembubuhan jelly harus sama rata, agar konfigurasi
EKG yang terekam tidak berbeda dengan sebelumnya.
2. Sandapan EKG
Elektroda yang dipasang di tempat tertentu padfa tubuh, merupakan
suatu sandapan. Garis hipotetis yang menghubungkan kedua elektroda
ini disebut poros sandapan. Terdapat tiga macam sandapan, yaitu:
a. Sandapan bipolar/standar
b. Sandapan unipolar extremitas
c. Sandapan unipolar prekordial

Pada praktikum yang dilakukan oleh para mahasiswa, digunakan


Sandapan unipolar prekordial yaitu sandapan unipolar dada ditandai
dengan huruf V. Penempatan elektroda pada sandapan ini sudah
dijelaskan pada bab prosedur percobaan.

3. Sandapan Bipolar ( I, II, III )


Melalui sandapan ini diukur perbedaan potensial antara dua elektroda
pada permukaan tubuh. Sandapan ini pertama kali digunakan oleh
Einthoven untuk mengetahui perbedaan potensial listrik pada bidang
frontal (Sandapan Einthoven). Sandapan disebut juga sandapan
standar yang ditandai dengan I,II dan III.
Sandapan I negatif : Elektroda positif yang dihubungkan dengan
LA danelektroda dengan RA. {menunjukkan
keadan jantung kiri lateral }
Sandapan II negatif : Elektroda positif yang dihubungkan dengan
LL dan elektroda dengan RA. { Berjalan
paralel dengan arah vektoryang normal }

Sandapan III negatif : Elektroda positif yang dihubungkan dengan


LA dan elektroda  dengan LL.
{ Menunjukkan keadaan jantung kanan dan
bawah }

4. Sandapan Unipolar Limb Load ( aVR, aVL, aVF )


Sandapan ini mengukur potensial listrik pada satu titik. Sandapan ini
pertama kali diguanakan oleh Wilson. Selanjutnya Goldberg
memperbaharui teknik perekaman dengan sandapan ekstremitas yang
diperbesar. Terdiri dari aVR, aVL, aVF.
Sandapan aVR : Sandapan unipolar lengan kanan yang
diperkuat {menunjukkan jantung kanan}
Sandapan aVL : Sandapan unipolar lengan kiri yang
diperkuat {menunjukkan jantung  kiri dan
lateral}
Sandapan aVF  : Sandapan unipolar tungkai kiri yang
diperkuat {menunjukkan jantung bawah}

5. Sandapan Unipolar Prekordial


Sandapan unipolar dada ditandai dengan huruf  V.
Penempatan elektroda sebagai berikut :

V1 :  ruang iga keempat pada garis sternal kanan

V2 : ruang iga keempat pada garis sternal kiri


V3:  terletak antara V2 dan V6

V4:  ruang iga kelima pada garis midclavicularis kiri.

V5:  garis axilla depan

V6:  garis axilla tengah.

V7: garis axilla belakang

V8: garis scapula belakang

V9: batas kiri columna vertebralis

V3R : lokasinya sama dengan V3 tetapi disebelah kanan.

Gambaran EKG pada sandapan ini menunjukkan  :

V1       : Menunjukkan keadaan jantung anterior atas


kanan dan anteroposterior.

V1, V2, V3 : Menunjukkan kadar jantung anteroseptal.

V4       : Menunjukkan keadaan jantung anteroapical.

V5-V6 : Menunjukkan keadaan jantung anterolateral atau


jantung kiri lateral.

Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan yaitu :

Keadaan jantung anteroseptal : V1,V2,V3

Keadaan jantung apical : I, II, III

Keadaan jantung superior : I, aVL

Keadaan jantung anterior : II, III, aVR

Keadaan jantung anterolateral : I, aVL,V5, dan V6


D. Elektrokardiogaram yang normal
EKG adalah suatu rekaman yang diperoleh dari perubahan aktivitas listrik
jantung yang ditandai dengan gelombang P, Q, R, S, T, dan U.
1. Gelombang P
Gelombang P merupakan depolarisasi atrium dan merupakan
perjalanan impuls dari impuls SA. Gelombang P yang normal selama
<0,08 detik dan amplitudonya <2,5 mm.
2. P-R interval
P-R interval menunjukkan waktu antara depolarisasi atrium sampai
dengan permulaan depolarisasi ventrikel. P-R interval diukur dari
permulaan gelombang P sampai permulaan QRS kompleks. P-R
interval waktumya 0,12-0,20 detik.
3. P-R segmen
P-R segmen merupakan perlambatan transmisi impuls di simpul AV.
P-R segmen diukur dari akhir gelombang P sampai permulaan QRS
kompleks.
4. QRS Kompleks
QRS kompleks menunjukkan depolarisasi ventrikel jantung. Ada
berbagai macam gambaran QRS kompleks.
5. S-T segmen
S-T segmen adalah interval antara akhir QRS kompleks dengan
permulaan gelombang T. ST segmen biasanya isoelektrik dan
waktunya antara 0.05-0,15 detik.
6. S-T interval
S-T interval diukur dari QRS sampai akhir gelombang T.
7. Q-T interval
QT interval menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi
dan repolarisasi ventrikel. QT interval diukur mulai dari permulaan
QRS kompleks sampai akhir gelombang T. Wakyu QT interval 0,35-
0,44 detik. QT interval tergantung frekuensi jantung.
8. Gelombang T
Gelombang T ditimbulkan oleh proses repolarisasi ventrikel. Waktu
gelombang T biasanya 0,10-0,25 detik. Gelombang T positif di I dan
II; mendatar difasis atau negatif di aVL dan aVF; negatif di V1 dan
positif di V2 sampai V6.
9. Gelombang U
Gelomnbang U adalah defleksi positif yang kecil sesudah gelombang
T, disebut juga after potensial. Gelombang U yang negatif selalu
berarti abnormal.
Dari sandapan-sandapan diatas dapat menunjukkan keadaan jantung
sebagai berikut:
Keadaan jantung antero septal pada sandapan : V1, V2, V3
Keadaan jantung superior : I, aVL
Keadaan jantung anterior : II, III, aVR
Keadaan jantung anterotorakal : I, aVL, V5 dan V6

http://hscfkunsoed.blogspot.com/2011/05/sadapan-dan-gelombang-pada-
ekg.html
https://www.catatanperawat.id/2017/01/prosedur-pemasangan-ekg.html

Anda mungkin juga menyukai