Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 14

Budaya Organisasi

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata kuliah : Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu : Muhammad Rasyidi, M.Pd.I

Disusun Oleh kelompok :

Rizki Pangestu

NIM 1804120871

Ikhsan Pratama Putra

NIM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2021M/1442H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barkatuh


Dengan menyebut nama Allah subhanahu wata’ala yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang mana
telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang "Budaya Organisasi". Shalawat serta salam
tidak lupa pula kami haturkan keharibaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita
menuju alam yang terang benderang, dan yang kita harapkan sekali syafaat dan karunia
beliau.
Kami juga menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan baik dari segi penulisan, pemilihan kata, kerapihan dan isi. Oleh
karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna
kesempurnaan dalam makalah ini dalam berbagai hal kedepannya demi menambah
wawasan kita semua.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barkatuh
Palangka Raya, Maret 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan untuk pembahasan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian budaya organisasi?
2. Bagaimana peranan budaya organisasi?
3. Bagaimana membangun serta membina budaya organisasi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, berdasarkan pada rumusan
masalah diatas adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian budaya organisasi
2. Untuk mengetahui peranna budaya organisasi
3. Untuk mengetahui bagaimana membangun serta membina budaya organisasi

D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu
dengan telaah kepustakaan (library research) dan (internet research) sebagai
referensi yang ada kaitannya atau hubungan dengan pembuatan makalah ini dan
kami simpulkan dalam bentuk makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilainilai
(values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-
norma yang telah berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi
sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya.1

Budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang


dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan
arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam organisasi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mangkunegara yang menyatakan bahwa
budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai, dan
norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.

Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi


dalam diri anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan pola


keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang diyakini dan dijiwai oleh seluruh anggotanya
dalam melakukan pekerjaan sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan
merasakan terhadap masalah-masalah terkait, sehingga akan menjadi sebuah nilai atau
aturan di dalam organisasi tersebut.2

1
Sutrisno Edy, 2010, Budaya Organisasi, (Jakarta: Prenadamedia Group), h. 1
2
Ibid, h. 2
Berikut beberapa pengertian tentang budaya organisasi menurut para ahli di
antaranya adalah sebagai berikut :
1. Stephen P. Robbins
Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi itu, suatu sistem dari makna bersama.
2. F. E. Kast dan J. E. Rosenzweig
Budaya organisasi adalah seperangkat nilai, kepercayaan dan pemahaman yang
penting dan sama-sama dimiliki oleh para anggotanya. Budaya organisasi
menyatakan nilai-nilai atau ide-ide dan kepercayaan bahwa yang sama-sama
dianut oleh para anggota itu seperti terwujud dalam alat-alat simbolis seperti
mitos, upacara, cerita, legenda, dan bahasa khusus.

Dari pengertian budaya dan organisasi baik secara umum maupun secara khusus
dan begitu juga dari definisi budaya organisasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
budaya organisasi adalah sistem nilai, norma atau aturan, falsafah, kepercayaan dan
sikap (perilaku) yang dianut bersama para anggota yang berpengaruh terhadap pola
kerja serta pola manajemen organisasi.3

Keberadaan budaya di dalam organisasi atau disebut dengan budaya organisasi


tidak bisa dilihat oleh mata, tapi bisa dirasakan. Budaya organisasi itu bisa dirasakan
keberadaannya melalui perilaku anggota karyawan di dalam organisasi itu sendiri.
Kebudayaan tersebut memberikan pola, cara-cara berfikir, merasa menanggapi dan
menuntun para anggota dalam organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi akan
berpengaruh juga terhadap efektif atau tidaknya suatu organisasi. Dalam rangka
mewujudkan budaya organisasi yang cocok diterapkan pada sebuah organisasi, maka
diperlukan adanya dukungan dan partisipasi dari semua anggota yang ada dalam
lingkup organisasi tersebut.4

3
Sulistyorini, 2009, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras), cet. ke-1, h. 249.
4
Ibid, h. 175.
B. Peranan Budaya Organisasi
Budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti
oleh para anggota organisasi, termasuk anggota organisasi yang berada dalam hirarki
organisasi, misalnya bagi organisasi yang didominasi oleh pendiri, maka budaya
organisasi yang ada didalam organisasi tersebut menjadi wahana untuk
mengkomunikasikan harapan-harapan pendiri kepada pekerja lainnya. Jika budaya
terbentuk dari norma-norma moral, sosial dan perilaku dari sebuah organisasi yang
didasarkan pada keyakinan, tindak-tanduk, dan prioritas anggota-anggotanya, maka
pemimpin secara definitive adalah anggota dan banyak mempengaruhi perilaku-perilaku
dengan contoh ketulusan anggota organisasi itu sendiri.5

Budaya Organisasi mempunyai dua tingkatan yang berbeda yang dapat ditinjau
dari sisi kejelasan, dan ketahanan terhadap perubahan. Pada tingkatan yang lebih dalam
dan kurang terlihat, budaya merujuk kepada nilai-nila yang dianut bersama oleh orang
dalam kelompok dan cenderung bertahan sepanjang waktu bahkan meskipun anggota
kelompok sudah berubah. Mengetahui peran budaya organisasi dalam suatu organisasi.
Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat besar dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Akan tetapi budaya organisasi juga dapat menghambat perkembangan
organisasi. Berikut ini dikemukakan peran budaya organisasi terhadap organisasi,
anggota organisasi, dan mereka yang berhubungan dengan organisasi.

5
Ariwibowo Onedy, 2010, Peran Budaya Organisasi, (Semarang: Universitas Diponegoro), h. 44
Peranan penting yang dilakukan oleh budaya organisasi adalah sebagai berikut :

1. Identitas organisasi
Budaya organisasi berisi satu set karakteristik yang melukiskan organisasi dan
membedakannya dengan organisasi yang lain. Budaya organisasi menunjukan identitas
organisasi kepada orang diluar organisasi.
2. Menyatukan organisasi
Budaya organisasi merupakan lem normative yang merekatkan unsur-unsur organisasi
menjadi satu. Norma, nilai-nilai, dan kode etik budaya organisasi menyatukan dan
mengkoordinasi anggota organisasi. Ketika akan masuk menjadi anggota organisasi,
para calon anggota organisasi mempunyai latar belakang budaya dan karakteristik yang
berbeda. Agar dapat diterima sebagai anggota organisasi, mereka wajib menerima dan
menerapkan budaya organisasi.
3. Reduksi konflik
Budaya organisasi sering dilukiskan sebagai semen atau lem yang menyatukan
organisasi. Isi budaya mengembangkan kohesi sosial anggota organisasi yang
mempunyai latar belakang berbeda, pola pikir, asumsi, dan filsafat organisasi yang sama
memperkecil perbedaan dan terjadinya konflik diantara anggota organisasi.
4. Komitmen
Budaya organisasi bukan saja menyatukan, tetapi juga memfasilitasi komitmen anggota
organisasi kepada organisasi dan kelompok kerjanya. Budaya organisasi yang kondusif
mengembangkan rasa memiliki dan komitmen tinggi terhadap organisasi.
5. Reduksi ketidakpastian
Budaya organisasi mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kepastian. Dalam
mencapai tujuannya, organisasi menghadapi ketidakpastian dan kompleksitas
lingkungan, demikian juga aktivitas anggota organisasi dalam mencapai tujuan tersebut.
6. Menciptakan konsistensi
Budaya organisasi menciptakan knsistensi berpikir, berperilaku, dan merespon
lingkungan organisasi. Budaya organisasi memberikan perauran, panduan, prosedur,
serta pola memproduksi dan melaytani konsumen, nasabah, pelanggan, atau klien
organisasi.
7. Motivasi
Budaya organisasi merupakan kekuatan tidak terlihat dibelakang faktor-faktor
organisasi yang kelihatan dan dapat diobservasi. Budaya merupakan energi sosial yang
membuat anggota organisasi untuk bertindak. Budaya organisasi memotivasi anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
8. Kinerja organisasi
Budaya organisasi yang kondusif menciptakan, meningkatkan, dan mempertahankan
kinerja tinggi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan kepuasan kerja, etos kerja,
dan motivasi kerja karyawan.
9. Keselamatan kerja
Budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap keselamatan kerja. Faktor penyebab
kecelakaan industri adalah budaya organisasi perusahan. Ada hubungan kausal positif
antara budaya organisasi dan kecelakaan industri. Untuk meningkatkan kinerja
keselamatan dan kerja.
10. Sumber keunggulan kompetitif
Budaya organisasi merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif. Budaya
organisasi yang kuat mendorong motivasi kerja, konsistensi, efektivitas, dan efisiensi,
serta menurunkan ketidakpastian yang memungkinkan kesuksesan organisasi dalam
pasar dan persaingan.6

6
Ibid, h. 45-46
C. Membangun Serta Membina Budaya Organisasi
Pada dasarnya, untuk membangun budaya organisasi yang kuat memerlukan
waktu yang cukup lama dan bertahap, boleh jadi dalam perjalanannya akan mengalami
pasang surut yang berbeda dari waktu ke waktu. Budaya organisasi yang kuat memiliki
beberapa tujuan, salah satunya adalah mendapatkan usahausaha produktif karyawan dan
membantu setiap orang untuk bekerja mencapai tujuan-tujuan yang sama.7

Berdasarkan paparan terdahulu, dapat kita simak bahwa membangun budaya


organisasi bagi suatu Organisasi merupakan suatu kebutuhan. Organisasi yang memiliki
budaya organisasi yang khas akan memberikan berbagai kemudahan kepada
publiknya, baik publik internal maupun eksternal. Bagi publik internal, terutama
kemudahan dalam memberikan identitas Organisasi kepada sivitas akademika dan
karyawannya; dalam membangun komitmen kolektif atau jiwa kebersamaan; dalam
mempromosikan stabilitas sistem sosial di dalam tubuh Organisasi itu sendiri; dan
dalam membentuk perilaku dengan membantu pimpinan Organisasi merasakan
keberadaannya.

Bagi publik eksternal, kemudahan dalam mengenali identitas Organisasi


mengenali dan mamahami visi, misinya; memahami positioning , dan meyakini kredibilitas
Organisasi yang bersangkutan. Membangun budaya organisasi di Organisasi dapat dilakukan
dengan cara mengenali unsur-unsur pembentuk budaya organisasi, seperti:

1. Mengumpulkan dan mengenali berbagai jenis pesan yang telah ada dan biasa
dilakukan, baik melalui komunikasi interaktif (lisan), maupun melalui penelusuran
dokumen (pesan-pesan permanen seperti newsletter, laporan tahunan, pidato-pidato
dan sambutan, memorandum, desain ruang, logo, simbol, lambing materi, dll).
2. Menganalisis perbendaharaan kata, bahasa, istilah-istilah, terminologi, metafora,
cerita/ kisah, kejadian, atau pun arsitektur.

7
Prasetyo Iis, 2012, Membangun Budaya Organisasi dengan Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta) h. 4
3. Mengkaji dan mengeksplorasi norma-norma yang dianut, peraturan-peraturan, motif-
motif, agenda (pengaturan waktu), dan berbagai gaya berkomunikasi di antara para
anggota.
4. Mengkaji dan mengembangkan konstruk- konstruk yang dibangun atas dasar
konsep- konsep yang diyakini organisasi yang telah diinterpretasikan oleh para anggota
organisasi, dan bagaimana upaya mewujudkan berbagai konstruk tadi melalui interaksi
para anggota menjadi bentuk organisasi yang real/nyata.

Berpedoman kepada hasil analisis dan kajian terhadap berbagai item tersebut, para
pendiri atau pimpinan Organisasi dapat merumuskan secara nyata budaya organisasi yang
ingin ditanamkan dan dibangunnya. Kemudian menuangkannya ke dalam bentuk simbol
verbal atau nonverbal, ke dalam bentuk tindakan eksplisit ataupun implisit, sehingga
seoptimal mungkin dapat dinterpretasi- kan secara seragam, terhindar dari berbagai bias
di kalangan sivitas akademika dan karyawannya.

Setelah dibangun budaya organisasi harus dijaga dan disosialisasikan. Cara menjaga
budaya organisasi bisa dilakukan sejak masa seleksi anggota atau calon sivitas akademika
dan karyawan, harus ditetapkan kriteria seleksi yang jelas, dengan bingkai budaya
organisasi, kemudian pada tahap berikutnya perlu ada keteladanan dari manajemen
puncak. Sebagai contoh, bila pimpinan selalu datang siang dan ngaret, maka sulit
diharapkan tumbuh dan terjaga budaya disiplin dan tepat waktu dari para anggota
organisasi. Tahap akhir yang sangat signifikan untuk membangun dan menjaga budaya
organisasi adalah dengan terus menerus melakukan upaya sosialisasi ke segala lini dan ke
segala arah, baik kepada publik internal maupun eksternal.8

8
Yuningsih Ani, 2004, Membangun dan Menyosialisasikan Budaya Organisasi sebagai Keunggulan
Kompetitif, Mediator, Vol. 5, No.1 h. 117-118
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai