Makalah Materi Genetika
Makalah Materi Genetika
Makalah Materi Genetika
BIOLOGI SEL
“MATERI GENETIKA”
Dosen Pengampu:
Siti julaikha, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
1. Muhammad Rizal Januardi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
P ♀ tt x ♂TT
(pendek) (tinggi)
Gamet: t T
F1 Tt
(tinggi)
F1 x F1 : ♀ Tt x ♂ Tt
(tinggi) (tinggi)
F2
♂ T T
♀
T TT Tt
(tinggi) (tinggi)
T Tt tt
(tinggi) (pendek)
2) Perkawinan Resiprok
Perkawinan kebalikan dari perkawinan pertama.
P ♀ HH x ♂hh Resiprok
(hijau) (kuning) ♀ hh x ♂HH
(kuning) (hijau)
Hh (hijau)
F1 Hh
(hijau)
F2
♂ H H
♀
H HH Hh
(hijau) (hijau)
H Hh Hh
(hijau) (kuning)
Backcross
P ♀ BB x ♂bb ♀ Bb x ♂BB
(hitam) (putih) (hitam) (hitam)
F1 Bb BB (hitam, 1)
(hitam) Bb (hitam, 1)
2) HUKUM MENDEL II
Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment,
menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang
sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada
sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat
beda) atau lebih.
Gambar 0.2 contoh dihibrid
Kalau contoh pada gambar 0.1 merupakan kombinasi dari induk
dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2
menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk
buntut dan warna kulit.
Pada gambar 0.2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek
dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit
(putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk
jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya
adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Lihat ganbar 0.2
Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1
dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian
dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet
F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil
individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam
kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau
Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat
(jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).
Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil
bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai
genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah
1:2:2:4:1:2:1:2:1.
C. Materi genetik dan sintesis protein
Asam nukleat merupakan materi genetik dan termasuk senyawa
organik serta menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak senyawa
ini diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada dua jenis asam
nukleat yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid).
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul
biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai
nukleotida yang mengandung informasi genetik. Asam nukleat yang
paling umum adalah Asam deoksiribonukleat (DNA) dan Asam
ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta
pada virus.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa
nitrogen heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan
sebuah gugus fosfat.
I. DNA (Asam deoksiribonukleat)
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa
Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang
tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di
dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai
materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas
sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang
menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk
organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Gambar 0.3 Struktur Double heliks DNA
Tahap-Tahap Translasi
Translasi secara sederhana dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
inisiasi, elongasi dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-
faktor protein yang membantu mRNA, tRNA dan ribosom selama proses
translasi.
1. Tahap Inisiasi(permulaan)
RNA polimerase menginisiasi proses transkripsi setelah terikat
pada urutan DNA spesifik yang dinamakan promotor, yaitu daerah DNA
dimana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi dan memberi
tanda dimana sintesis RNA dimulai. Suatu promotor mencakup titik awal
(start point) transkripsi( nukleotida dimana sintesis RNA yang sebenarnya
dimulai), dan biasanya terdiri atas beberapa nukleotida. Setelah ditemukan
kodon ini, maka akan dilanjutkan dengan tahapan translasi selanjutnya,
yaitu tahap elongasi atau perpanjangan.
2. Tahap elongasi (Pemanjangan)
Pada tahap elongasi, asam amino ditambahkan satu persatu pada
asam amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa
protein yang disebut faktor elongasi yang terjadi dalam tiga tahap, yaitu:
1) Pengenalan kodon. Kodon mRNA pada tempat A dari ribosom
membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru
masuk yang membawa asam amino yang tepat.
2) Pembentukan ikatan peptida. Molekul rRNA dari ribosom sub unit besar,
berfungsi sebagai ribozim yang mengkatalisis pembentukan ikatan peptida
yang memanjang dari tempat P ke asam amino yang baru tiba di tempat A.
3) Translokasi. TRNA di tempat A, sekarang terikat pada polipeptida yang
sedang tumbuh, ditranslokasikan ke tempat P. Saat RNA berpindah
tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan hidrogen pada kodon mRNA;
mRNA bergerak bersama-sama dengan antikodon ini dan membawa
kodon berikutnya untuk ditranslasi pada tempat A.
Daftar pustaka
Lewin.B. 1987. Genes III. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Starr, C dan Taggart, R. 2001. Biology: The Unity and Diversity of Life. Australia:
Brooks/Cole.
Suryo. 2005. Genetika Manusia. Cetakan 8. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Alberts, B at.al. 1998. Essential Cell Biology: An Introduction Molecular Biology
of the Cell. New York: Garland Publishing, Inc.
Burns, G.W. 1984. The Science of Genetics. 6th ed. New York: Macmillan Publ.
Co Inc.
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta. Erlangga.