Bentuk baku yang umum digunakan adalah bentuk standar yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Nilai ruas kanan setiap kendala nonnegative. Apabila nilai ruas kanan kendala negatif, dapat
dirubah menjadi positif dengan cara mengalikannya dengan minus satu (-1).
Contoh :
2X1 + 3X2 -30 dapat dirubah menjadi (2X1 + 3X2 -30) .(-1) = -2X1 - 3X2 30
Masing-masing kendala mempunyai satu variabel slack , kalau didalam soal ada tiga variabel
maka masing-masing variabel harus ditambahkan dengan variabel slack ( yang nilainya 1 =
1S)
Apabila kendala berbentuk lebih besar sama dengan ( ≥ ) dapat dirubah menjadi persamaan
dengan cara mengurangkannya dengan “surplus variabel” S
Contoh :
Kendala berbentuk 2X1 + 3X2 ≥ 30 maka dirubah menjadi 2X1 + 3X2 – S1 = 30
Keterangan tabel:
1. CB , koefisien fungsi tujuan untuk variabel dalam basis
2. Kolom variabel basis yang berisikan slack variabel akan digantikan oleh variabel keputusan
3. Kolom bi , berisikan konstanta ruas kanan setiap kendala
4. Baris Cj , berisikan koefisien fungsi tujuan setiapvariabel keputusan
5. Baris aj , berisikan variabel keputusan
6. Baris Z-C, berisikan angka hasil pengurangan Zj - Cj yang akan memberikan informasi sudah
otimal atau belum
7. Cari angka baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua angka yang
terdapat pada baris kunci dengan angka kunci.
Angka kunci adalah angka yang terdapat pada persilangan bariskunci dengan kolom kunci.
8. Mencari angka baru pada baris lain dengan rumus:
Angka baru = nilai pada baris lama dikurangi dengan perkalian koefisien pada kolom kunci
angka baru pada baris kunci
9. Apabila solusi optimal belum ditemukan, kembali kelangkah kelima diatas, sehingga nilai
yang terdapat pada baris Zj - Cj ≥ 0
Contoh :
Perusahaan Sepatu membuat 2 macam sepatu. Yang pertama merek GS dengan bahan sol dari
karet, dan merek GQ dengan bahan sol dari kulit. Untuk membuat sepatu-sepatu tersebut
perusahaan memiliki 3 macam mesin. Mesin 1 khusus membuat sepatu sol dari karet, mesin 2
membuat khusus sol dari kulit, dan mesin 3 membuat bagian atas sepat dan melakukan
assembling bagian atas dengan sol. Setiap lusin sepatu merek GS mula-mula dikerjakan di
mesin 1 selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin 2 terus dikerjakan di mesin 3 selama 6
jam. Sedang untuk sepatu merek GQ tidak diproses di mesin 1, tetapi pertama kali dikerjakan
di mesin 2 selama 3 jam kemudian di mesin 3 selama 5 jam. Jam kerja maksimum setiap hari
mesin 1 adalah 8 jam, mesin 2 adalah 15 jam, dan mesin 3 adalah 30 jam. Sumbangan terhadap
laba setiap lusin sepatu merek GS= Rp 30.000,00 sedang merek GQ= Rp 50.000,00.
Masalahnya adalah berapa lusin sebaiknya sepatu merek GS dan merk GQ yang dibuat agar
memaksimumkan laba.
3. Kendala :
1. 2X1 8
2. 3 X2 15
3. 6 X1+ 5 X2 30
4. X1 , X2 ≥ 0 non negativity
5.
Langkah 1.
Mengubah formulasi LP ke dalam bentuk standar dengan menambahkan slack variabel, kecuali
kendala nonnegative. Bentuk standar masalah PT Umsini :
Baris 6
Zj - Cj 0 -3 -5 0 0 0
Baris 1 : berisikan koefisien fungsi tujuan setiap variabel yaitu C1=3; C2=5; C3=0; C4=0; C5=0
Baris 2 : berisikan variabel yang berkorespondensi dengan baris pertama yaitu X1; X2; S1; S2; S3
Baris 3,4,5 : berisikan koefisien ketiga kendala, S1= 8; S2= 15; S3= 30 (ruas kanan kendala) ;
Kolom X1 = 2 ; 0; 6 ( nilai X1 dari semua kendala), dst
Baris 6 : diisi menggunakan rumus CBYj - Cj
8
1. Z = (0,0,0) [15] - 0 = 0
30
2
2. Z1= (0,0,0) [0] - 3 = -3
6
0
3. Z2= (0,0,0) [3] - 5 = -5
5
1
4. Z3= (0,0,0) [0] - 0 = 0
0
0
5. Z4= (0,0,0) [1] - 0 = 0
0
0
6. Z5= (0,0,0) [0] - 0 = 0
1
Nilai Z =0 menunjukkan bahwa pada tabel awal simplek nilai X1 dan X2 sama dengan nol
(belum berproduksi), jika dimasukkan ke dalam fungsi tujuan
Z =3 (0) + 5 (0) + 0 (8) + 0 (15) + 0 (30) = 0
Langkah 3.
Tabel simplek dikatakan optimal jika nilai Zj - Cj ≥ 0 (baris 6). Nilai Zj - Cj belum optimal karena masih
ada nilai negatif.
Langkah 4.
Mencari penyelesaian dengan iterasi :
1. Menentukan kolom kunci, kolom yang mempunyai nilai Zj - Cj negatif terbesar (kolom X1).
X1 akanmasuk dalam basis.
2. Menentukan baris kunci, baris yang mempunyai angkaindeks positif terkecil (S3).
S3 akan keluar dari basis diganti dengan variabel X1.
3. Menentukan angka kunci, angka yang terdapat pada persilangan kolom kunci dan baris kunci,
Angka kunci = 2
4. Mencari angka baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua angka yang
terdapat pada baris kunci dengan angka kunci
Baris kunci S2
Angka Lama 15 0 3 0 1 𝟎
3 3 3 3 3 𝟑
Angka baru baris kunci (X2) 1
5 0 1 0 0
3
Baris S3
Angka Lama 30 6 5 0 0 1
Angka baru baris kunci 1
5 0 1 0 (5) -
3 0
5
Angka baru 5 6 0 0 − 1
3
Baris Zj - Cj
Angka Lama 0 -3 -5 0 0 0
Angka baru baris kunci 1 0
5 0 1 0 (-5) -
3
5
Angka baru 25 -3 0 0 0
3
Hasil perhitungan di atas akan nampak pada tabel iterasi :
Tabel Iterasi 1
CB Vrb. Cj 3 5 0 0 0 Indeks
Dalam Basis bi X1 X2 S1 S2 S3
0 S1 8 2 0 1 0 0 8⁄ = 4
2
5 X2 5 0 1 0 1⁄ 0 5⁄ = ~
3 0
0 S3 5 6 0 0 − 5⁄3 1 5⁄
6
Zj - Cj 25 -3 0 0 − 5⁄3 0
Tabel iterasi 1 belum optimal karena Zj - Cj ≥ belum terpenuhi ( masih ada angka negatif 3),
Ulangi lagi langkah di atas. Mencari angka baru
5. Mencari angka baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua angka yang
terdapat pada baris kunci dengan angka kunci
Baris kunci S3
Angka Lama :6 5 6 0 0 − 5⁄3 1
Baris S1
Angka Lama 8 2 0 1 0 0
Angka baru baris kunci 5⁄ 1 0 0 5
− ⁄18 1⁄ (2) -
6 6
Angka baru
6 1⁄3 0 0 1 5⁄
9 − 1⁄3
Baris X2
Angka Lama 5 0 1 0 1 0
3
Angka baru baris kunci 5⁄ 1 0 0 − 5⁄18 1⁄6 (0) -
6
Angka baru 1 0
5 0 1 0
3
Baris Zj - Cj
Angka Lama 25 -3 0 0 5 0
3
Angka baru baris kunci 5⁄
6 1 0 0 − 5⁄18 1⁄6 (-3) -
1 5 1
Angka baru 27 0 0 0
2 6 2
Tabel Iterasi 2 (Tabel Optimum)
CB Vrb. Cj 40 30 0 0 0 Indeks
Dalam Basis bi X1 X2 S1 S2 S3
0 S1 6 1⁄3 0 0 1 5⁄
9 − 1⁄3
3 X2 5 0 1 0 1⁄ 0
3
5⁄ 1⁄
5 X1
6
1 0 0 − 5⁄18 6
Zj – Cj 27 1⁄2 0 0 0 5⁄
6
1⁄
2
Kesimpulan:
1. Pada tabel optimum :
X1 = 5⁄6 lusin setiap hari
X2 = 5 lusin setiap hari
Z (keuntungan ) = 27 1⁄2 artinya laba yang akan diproleh Rp. 275.000,- setiap hari
#tinggaldirumahjagajarak