Anda di halaman 1dari 22

Visi

Pada tahun 2025 menghasilkan Ners yang unggul dalam


asuhan keperawatan lanjut usia dengan menerapkan
Ilmu dan Teknologi Keperawatan

RESUME KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. N DENGAN GANGGUAN PROSES
PIKIR: WAHAM . DIRUANG PERAWATAN PSIKIATRI LANTAI 3 GEDUNG A
RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO

Program Studi : Keperawatan Program Sarjana Terapan dan Program


Studi Pendidikan Profesi Ners
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Suliswati ,S.Kep, M.Kes
Endang Banon ,SPD,SKP,M.Kep ,Ns.Sp.Kep.J
Pem Ruangan : Ns. Riris M.Kep, Sp.Jiwa

Kelas B Ners Alih Jenjang :

Nurul Cholifah P3.73.20.3.20.127

JURUSAN KEPERAWATAN SARJANA TERAPAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


PROFESI NERS POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
Tahun 2021
LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

A. Masalah Utama
Gangguan Proses Pikir: Waham
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Waham adalah keyakinan terhadap suatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
normal. (Keliat, 2014).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI, 2012).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui
proses interaksi atau informasi secara akurat (Fitria, 2012).

2. Tahapan proses terjadinya Waham


a. Fase Lack of Huma Need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang – orang
dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Ada juga klien yang secara
sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal
sangat tinggi. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa dirinya
eksis di dunia ini dan dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan tumbuh
kembang.
b. Fase Lack of Self Esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
c. Fase Control Internal Eksternal
Klien mencoba berpikir secara rasional bahwa apa yang dirinya yakini atau apa –
apa yang dirinya katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak
sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu
yang sangat berat dikarenakan kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya,
karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.
d. Fase Environment Support
Adanya beberapa orang yang mempercayai dengan lingkungannya menyebabkan
klien merasa di dukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebabgai suatu kebenaran karena seringnya diulang – ulang.
Hal ini menimbulkan kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma (super
ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan saat berbohong.
e. Fase Comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai dengan halusinasi pada saat klien menyendiri dari
lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari
interaksi sosial.
f. Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering
berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham yang dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain serta perlunya mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan
religiusnya bahwa apa yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi sosial.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada klien dapat perubahan proses pikir waham adalah sebagai
berikut:
a. Menolak makan
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
g. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
h. Menghindar dari orang lain
i. Mendominasi pembicaraan
j. Berbicara kasar
k. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

4. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

1. Pikiran logis 1. Kadang proses pikir 1. Gangguan isi pikir


2. Persepsi akurat terganggu halusinasi
3. Emosi konsisten dengan 2. Ilusi 2. Perubahan proses emosi
pengalaman 3. Emosi berlebihan 3. Perilaku tidak
4. Perilaku sesuai 4. Berperilaku yang tidak terorganisasi
5. Hubungan sosial harmonis biasa 4. Isolasi sosial
5. Faktor Predisposisi
5. Menarik diri
a. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan
persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan
emosi tidak efektif.
b. Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham.
c. Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan peningkatan terhadap kenyataan.
d. Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak,
atau perubahan pada sel kortikal dan limbik
e. Faktor Genetik

6. Faktor Presipitasi
a. Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
b. Faktor Biokimia
Dopamine, neropineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang.
c. Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemapuan untuk mengatasi masalah
sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang
menyenangkan.

7. Macam-macam Waham
a. Waham Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan secara
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“kalau saya masuk surge saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari,” atau
klien mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan yang dapat mengendalikan
makhluknya.
b. Waham Kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau
kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“ saya ini pejabat di Dapartemen Kesehatan lho..”
“ saya punya tambang emas!”
c. Waham Curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh:
“saya tahu…semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka
semua iri dengan kesusksesan yang dialami saya.”
d. Waham Somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.
e. Waham Nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”

8. Status Mental
Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik dan
aneh. Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadaporang lain. Klien
biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data.
Selain itu perasaan hatinya konsisten dengan isi waham.
9. Sensori dan Kognisi
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap
orang, tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya akurat.
Pengendalian implus pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana
untuk bunuh diri, membunuh, atau melakukan kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir: waham biasanya diawali dengan adanya riwayat
penyakit berupa kerusakan pada bagian korteks dan limbik otak. Bisa dikarenakan
terjatuh atau di dapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya perubahan emosional
seseorang yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah
diri, kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran
akan timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhannya. Bila respons lingkungan kurang mendukung terhadap perilakunya di
mungkinkan akan timbul resiko perilaku kekerasan pada orang lain.

C. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Isolasi Sosial: Menarik Diri

Gangguan Sensori Waham


Harga Diri Rendah Kronis

D. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Isolasi Sosial
4. Harga Diri Rendah Kronis

E. Data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji


Gangguan proses pikir: Subjektif :
waham kebesaran 1. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang
paling hebat.
2. Klien mengtakan bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus.
Objektif :
1. Klien terus bebicara tentang kemampuan yang
dimilikinya
2. Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang
3. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.

F. Diagnosis Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham kebesaran.

G. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Rencana tindakan keperawatan pada klien.
Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien.
a. Membantu orientasi realitas.
b. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
c. Membantu klien memenuhi kebutuhannya.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
c. Melatih kemampuan yang dimiliki.
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk klien.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur.
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan hari ini.
Tindakan keperawatan untuk klien.
a. Tidak mendukung atau membantah waham klien.
b. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
c. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
d. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi karena dapat
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
e. Jika klien terus- menerus membicarakan wahamnya,dengarkan tanpa memberikan
dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
f. Berikan pujian jika penampilan dan orientasi klien sesuai denga realitas.
g. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimiliki pada saat yang lalu
dan saat ini.
h. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.
i. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
j. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien.
k. Berbicara dalam konteks realitas.
l. Biala klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya.
m. Berikan pujian yang sesuai.
n. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat,dosis obat, jenis
dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
o. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa konsultasi.

2. Rencana tindakan keperawatan untuk keluarga


Strategi pelaksanaan 1 (SP1) untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham yang dialami klien beserta
proses terjadinya.
c. Menjelaskan cara-cara merawat klien waham
Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk keluarga
a. Melatih keluarga memperaktikan cara merawat klien waham.
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat klien waham
Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Tindakan keperawatan untuk keluarga klien
a. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
b. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham dirumah, follow
up dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama, obat, dosis, frekuensi, efek
samping,dan akibat penghentian obat).
d. Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.
Daftar Pustaka

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.


Amino Gonohutomo, 2003
Santoso, Budi. 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Nanda. Jakarta : Prima
Medika.
Stuart, G.W. dan Sundden, S.J. ( 2006). Buku Saku Keperawatan
Jiwa. Jakarta :
EGC
Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 2006
Yosep Iyus, 2009, Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung : Refika Aditama
Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.
Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
(Basic Course).Yogyakarta: EGC.
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
RESUME KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. N DENGAN GANGGUAN
PROSES PIKIR: WAHAM , DIRUANG PERAWATAN PSIKIATRI LANTAI 3
GEDUNG A RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO

Pengkajian

Identitas Klien :
Inisial : Ny N
Tanggal pengkajian : 25 Maret 2021
Umur : 32 tahun
MR No. : 4520788
Informan : Suami Pasien
Diagnosa Medik : Skizoprenia paranoid dd Skizoafektif

Alasan masuk rumah sakit

Pasien dibawa keluarga ke igd karena gelisah, ingin keluar dari rumah, setiap pasien
melihat suaminya. Sejak 1 hari sebelum masuk Rs, pasien baru pulang dari bandung,
sendirian, keluarga tidak mengerti apa yang dilakukan pasien ke bandung, 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit pasien membawa kedua anaknya kepuncak, dihotel pasien
tidak mau berinteraksi dengan pelayan hotel yang lelaki, pasien berbicara sendiri dan
hannya makan 1 kali. Sejak 2 tahun yang lalu pasien menuduh suami pasien selingkuh
dan pasien mengatakan bahwa dia dipelet oleh suami, sehingga pasien minta cerai.
Saat ini masalah yang ditemukan adalah: pasien mengatakan saat ini merasa dapat wahyu,
kemarin ada dapat 2 kali petunjuk.pasien mengatakan harus fokus dalam mendapatkan
wahyu Allah tersebut dan mengatakan bahwa dirinya akan menjadi orang paling hebat
dalam agama dan kelak akan menjadi pendakwa agama islam yang sukses. Pasien saat ini
mengatakan bahwa 2 hari lalu pasien harus melakukan petunjuk ilahi untuk selalu berbuat
kebaikan dan harus menjadi orang hebat dan memiliki kehebatan agama karena saya sudah
mendapatkan wahyu ilahi langsung dari Allah.

Kondisi klien:

Pasien seorang ibu rumah tangga dan memiliki 2 orang anak, Penampilan pasien rapi, sesuai
dengan perempuan seusianya.Pasien saat ini menggunakan pakaian syaari,dan menggunakan
cadar Pasien selama dirawat malas untuk mandi berhias dan gosok gigi harus dibantu dengan
motivasi dulu.bicara spontan, volume cukup,artikulasi jelas Aktivitas motoric tampak tenang,
pasien mengatakan putus asa karena kondisi rumah tangga yang saat ini tidak harmonis.Afek
Luas, serasi selama wawancara pasien cukup kooperatif ,koheren dan fokus saat dilakukan
wawancara Pasien sadar menderita gangguan jiwa, klien tahu gejala yang dirasakan adalah
konsentrasi mudah buyar dan bingung. Pasien dapat menerima penyakit yang dialami adalah
takdir dari tuhan. Pasien mengatakan bahwa saat ini dia baik baik saja dan disembuhkan oleh
pertolongan dan petunjuk Allah serta bertemu orang-rang baik (Masalah Keperawatan :
Waham Agama)
Terapi Medik :
 Depakote 1x250 mg (malam)
 Lorazepam 2x0,5 mg ( pagi dan malam)
 Risperidone 1x 2 mg (malam)
 Risperidone 1 x 3 mg (pagi)

Diagnosis Keperawatan : gangguan proses fikir : waham


Tujuan umum : Pasien dapat menjelaskan bahwa waham yang yakininya tidak benar, dan
dapat berkomunikasi dengan baik dan terarah.
Tujuan khusus :

1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya


2. Pasien dapat mengetahui wahamnya
3. Pasien dapat mengontrol wahamnya
4. Pasien dapat dukungan dari keluarga dalam mengpntrol wahamnya
5. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar
(Iskandar dkk:2012:63)

ANALISIS DATA

Data Masalah
Subjektif: Gangguan proses piker : waham
Pasien rajin melakukan kegiatan ibadah Karena pasien
yakini dia sudah mendapatkan wahyu dari ilahi dan
harus selalu rutin melakukannya dan terus berbuat
kebaikan.
Pasien saat ini mengatakan bahwa 2 hari lalu pasien
harus melakukan petunjuk ilahi untuk selalu berbuat
kebaikan dan harus menjadi orang hebat dan memiliki
kehebatan agama karena saya sudah mendapatkan
wahyu ilahi langsung dari Allah.
Pasien mengatakan bahwa dia baik baik saja kalau dia
tidak sehat tidak mungkin saya bisa dapat wahyu dari
Allah
Objektif:
Klien terus bebicara tentang kemampuan yang
dimilikinya.
Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang.
Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA DI GED A LANTAI 3 PSIKIATRI

INISIAL:Ny N RUANGAN:Rawat inap Psikiatri RM NO: 4520788

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Gangguan pola pikir: Klien dapat berkomunikasi Kriteria Evaluasi : Strategi pelaksanaan 1 (SP 1) untuk klien.
waham dengan baik dan terarah. 1.Ekspresi wajah bersahabat. a. Membantu orientasi realitas.
2. Ada kontak mata. b. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
3. Mau berjabat tangan. c. Membantu klien memenuhi kebutuhannya.
4. Mau menjawab salam. d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
5. Klien mau duduk harian.
berdampingan.
6. Klien mau mengutarakan Strategi pelaksanaan 2 (SP 2) untuk klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
c. Melatih kemampuan yang dimiliki.

Strategi pelaksanaan 3 (SP 3) untuk klien.


a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur.
c. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
hari ini.
d. Tindakan keperawatan untuk klien.
e. Tidak mendukung atau membantah waham klien.
f. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
g. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
h. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak
terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa
takut, dan marah.
i. Jika klien terus- menerus membicarakan
wahamnya,dengarkan tanpa memberikan dukungan atau
menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
j. Berikan pujian jika penampilan dan orientasi klien sesuai
denga realitas.
k. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang
dimiliki pada saat yang lalu dan saat ini.
l. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai
kemampuan yang dimilikinya.
m. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak
terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut
dan marah.
n. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional klien.
o. Berbicara dalam konteks realitas.
p. Biala klien mampu memperlihatkan kemampuan
positifnya.
q. Berikan pujian yang sesuai.
r. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya
(manfaat,dosis obat, jenis dan efek samping obat yang
diminum serta cara meminum obat yang benar).
s. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum
obat tanpa konsultasi.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWAAN KESEHATAN JIWA
DI GEDUNG A LANTAI 3 PSIKIATRI RSCM

Nama : Ny N Ruangan: Rawat inap pskiatri RM No. : 4520788

No. Hari, IMPLEMENTASI EVALUASI SOAP TTD


Diagnosa tgl, jam
DX 1 Kamis SP 1 Waham S : Senang bisa ngobrol bareng dengan Nurul
TUK 1 25 Maret 1. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari ners nurul
2021 waham O:
2. Menjelaskan cara mengendalikan waham dengan orientasi - Bicara lancar
Jam
realita : panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat / - Kontak mata lama
15.00
lingkungan. - Ekspresi tenang
3. Melatih pasien orientasi realita : panggil nama, orientasi waktu, - Pasien mampu melakukan latihan
orang, dan tempat /lingkungan. orientasi realitas, panggil nama,
waktu,orang dan tempat/lingkungan
SP 2 Waham dengan mandiri.
1. Minum obat secara teratur - Pasien mampu minum obat secara
2. Menjelaskan tentang obat yang diminum ( 6 benar) teratur dan mampu menyebutkan
3. Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tak minum manfaat dari obat yang diminum
obat dan waktu makan minum obat
4. Melatih pasien cara minum obat secara teratur dengan bantuan
A: Waham
Rencana tindak lanjut P:
SP 3 waham Latihan
1. Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan pasien yang tidak - Orientasi realita: panggil nama,
terpenuhi akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi orientasi waktu, orang,tempat dan
kebutuhannya lingkungan
2. Melatih cara memenuhi kebutuhan dasar pasien yang tidak - Minum obat secara teratu
terpenuhi akibat waham dan kemamuan memenuhi - Depakote 1x250 mg (malam)
kebutuhannya. - Lorazepam 2 x 0,5 mg (pagi
dan malam)
- Risperidon 1 x 2 mg (malam)
- Risperidonh 1 x 3 mg
(pagi)
1 Jumat SP 3 Waham S : pasien mengatakan senang karena Nurul
26 Maret 1. Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terp dapat mengobrol lagi dengan Ners

2021 enuhi akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuha nurul


nnya Pasien mengatakan ingin pulang bert
2. Melatih cara memenuhi kebutuhan dasar klien yang tidak ter emu anaknya
penuhi akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutu O:
hannya Klien mampu memenuhi kebutuhan da
RTL: sar dengan mandiri seperti :
SP 4 Waham Makan 3xsehari
1. Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien Mandi 2xsehari
2. Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien Olahraga 2xsehari
Melatih kemampuan positif yang dipilih A : Waham (+)
TUK 3 tercapai, klien dapat
mengidentifi kasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi.
P : Pertahankan kondisi, lanjutkan
1 Sabtu , SP 4 Waham S: pasien mengatakan senang karena Nurul
27 Maret 1. Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien diajak ngobrol Ners Dewa

2021 2. Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien O:


3. Melatih kemampuan positif yang dipilih Kontak mata lama
Bicara lancar
RTL : Ekspresi tenang
Waham : Follow up dan evaluasi SP 1-4 Waham melakukan kemampuan positif yang
dimiliki dengan motivasi
Menulis

A : Waham (+)
P : Pasien melakukan kemampuan posit
if yang dimiliki : Menulis

Anda mungkin juga menyukai