Anda di halaman 1dari 7

Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 9(1), Mei 2020 19

Research Article
Daya Antibakteri Ekstrak Jintan Hitam dan Daun Sirih terhadap
Staphylococcus aureus pada Plat Gigi Tiruan
Antibacterial Power of Black Seed and Betel Leaf Extract towards Staphylococcus aureus on Denture Base
Zeny Putri Ayu1, Hastoro Pintadi2,*
1
Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Indonesia.
2
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Brawijaya, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Indonesia.

Received date: November 19th, 2019; reviewed date: December 27th, 2019 revised date: January 5th, 2020; accepted date: March 31st, 2020
DOI : 10.18196/di.9113

Abstrak
Resin akrilik heat-cure sebagai bahan membuat plat gigi tiruan memiliki kekurangan yaitu porositas permukaan
yang kasar pada bagian fitting surface, sehingga akumulasi sisa makanan dan mikroorganisme seperti
Staphylococcus aureus dapat berkembang dan menimbulkan denture stomatitis. Pencegahan dapat dilakukan
dengan merendam gigi tiruan pada larutan yang mengandung antibakteri seperti jintan hitam dan daun sirih yang
mengandung thymoquinon, thymohydroquinone, tannin, kavikol, fenol, seskuiterpan, dan flavanoid. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan daya antibakteri ekstrak jintan hitam dan daun sirih hijau terhadap
Staphylococcus auerus pada plat gigi tiruan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris.
Sampel penelitian berupa 27 plat resin akrilik yang selanjutnya dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jenis
larutan perendamannya yaitu dengan larutan ekstrak jintan hitam 0,5%, larutan daun sirih 25%, dan aquades
sebagai kontrol negatif. Data dianalisis menggunakan Mann-Whitney test. Hasil rata-rata pertumbuhan bakteri
pada larutan jintan hitam 0,5% yaitu 3,11; larutan daun sirih 25% yaitu 1.00; aquades yaitu 6.00. Hasil uji Mann-
Whitney Test menunjukkan p = 0,135 (p>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok
perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak jintan hitam dan ekstrak daun sirih tidak memiliki perbedaan
bermakna dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Kata Kunci: Daun Sirih (Piper betle L); Jintan Hitam (Nigella sativa); Resin Akrilik; Staphylococcus aureus

Abstract
Heat-cure acrylic resin as a material to create denture plates has the disadvantage of rough surface porosity in
the fitting surface so that the accumulation of food scraps and microorganisms such as Staphylococcus aureus
can develop and cause denture stomatitis. Prevention can be carried out by soaking the denture in an antibacterial
solution, such as black cumin and betel leaf containing thymoquinone, thymohydroquinone, tannin, chavicol,
phenol, sesquiterpene, and flavanoid. This study aims to determine differences in the antibacterial power of black
cumin extract and green betel leaf against Staphylococcus aureus on denture plates. This research is experimental
laboratory research. The research sample consisted of 27 acrylic resin plates, which were further divided into
three groups based on the type of immersion solution, namely 0.5% of black cumin extract solution, 25% of betel
leaf solution, and distilled water as a negative control. Data were analyzed using the Mann-Whitney test. The
average yield of bacterial growth in 0.5% of black cumin solution was 3.11; 25% of betel leaf solution was 1.00;
distilled water was 6.00. A Mann-Whitney test result showed p = 0.135 (p> 0.05), which indicated there was no
significant difference among the treatment groups. It can be concluded that black cumin extract and betel leaf
extract have no significant differences in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria.

Keywords : Betel leaf (Piper betle L); Black cumin (Nigella sativa); Acrylic resin; Staphylococcus aureus

* Corresponding author, e-mail: phastoro@ymail.com


20 Zeny Putri Ayu, Hastoro Pintadi | Daya Antibakteri Ekstrak Jintan Hitam dan Daun Sirih terhadap Staphylococcus aureus pada
Plat Gigi Tiruan

PENDAHULUAN peradangan pada jaringan mukosa dibawah


Gigi tiruan merupakan protesa yang gigi tiruan yang disebut denture stomatitis.6
digunakan untuk menggantikan gigi yang Denture Stomatitis merupakan
hilang. Masyarakat Indonesia yang gangguan umum bagi pengguna gigi tiruan.
menggunakan gigi tiruan mencapai 4,5% Hal ini ditandai sebagai peradangan dan
dan di Yogyakarta penggunaan gigi tiruan eritema pada area mukosa mulut yang
mencapai 5,9%.1 Bahan yang sering ditutupi oleh gigi tiruan. Faktor lain yang
digunakan oleh dokter gigi dalam menyebabkan denture stomatitis yaitu usia
pembuatan plat gigi tiruan adalah resin pengguna gigi tiruan, penggunaan gigi
akrilik. Pemilihan penggunaan resin akrilik tiruan terus menurus dan kurangnya
sebagai bahan gigi tiruan karena estetiknya menjaga kerbersihan rongga mulut
baik, harga murah, mudah dimanipulasi, pengguna gigi tiruan.7
tidak larut dalam cairan mulut, mudah Menjaga kebersihan gigi tiruan dapat
direparasi, dan mudah dibersihkan.2 mengurangi akumulasi sisa-sisa makanan
Sedangkan kekurangan dari resin akrilik dan plak serta perlekatan bakteri pada
adanya porositas pada permukaan sehingga permukaan gigi tiruan untuk mencegah
permukaan menjadi kasar. Hal ini terjadi terjadinya denture stomatitis. Perawatan
pada tahap pengadukan yang tidak tepat kebersihan gigi tiruan dapat dilakukan
antara bubuk dan cairan.3 dengan cara mekanik, membersihkan gigi
Porositas pada permukaan plat gigi tiruan menggunakan sikat, pasta atau
tiruan yang kasar akan memudahkan bubuk, dan pembersih ultrasonik.8
terjadinya akumulasi dari sisa-sisa Pembersihan dengan kimiawi biasanya
makanan dan mikoroogansime. Deposit dilakukan dengan cara perendaman gigi
plak dan sisa makanan tersebut dapat tiruan dengan menggunakan larutan
menyebabkan mikroorganisme yang desinfektan, alkali peroksida, alkali
terdapat pada membran mukosa rongga hipoklorit, dan enzim.9
mulut bereaksi.4 Mikroorganisme flora Daun sirih (Piper betle L.) merupakan
normal manusia yang sering ditemukan tanaman yang sudah lama dipakai orang
pada rongga mulut salah satunya adalah Indonesia dan bangsa-bangsa Asia lainnya
Staphylaccocus aureus. Menurut penelitian yang telah terbukti secara ilmiah memiliki
yang sudah dilakukan Monroy (2005),5 aktivitas sebagai antibakteri (daya
orang yang menggunakan gigi tiruan yang antiseptik), antioksidan, dan antijamur.10
mengalami denture stomatitis pada Kandungan daun sirih yang dapat
membran mukosanya terdapat Candida menghambat pertumbuhan bakteri yaitu,
albican 66,7%, Staphylococcus aureus dan kavikol yang mempunyai daya membunuh
Streptococcus mutans sebanyak 49,5%. bakteri lima kali lipat dari fenol biasa.11
Bagian plat akrilik yang berkontak Terdapat tannin dan fenol yang dapat
langsung dengan saliva akan mengabsrobsi membunuh bakteri dengan cara
molekul saliva, dan membentuk lapisan mendenaturasi protein sel.12 Seskuiterpen
tipis yang disebut acquired pellicle. Protein merupakan kandungan kimia daun sirih
yang terkandung dalam pellicel dapat yang memliki akitivitas farmakologi seperti
mengikat mikroorganisme rongga mulut, antibakteri, antifungi, dan antimalaria.13
sehingga mikroorganisme yang melekat Habatussaudah atau disebut dengan
pada permukaan gigi tiruan akan Jintan hitam (Nigella sativa) digunakan
berkembang biak dan berkoloni dengan oleh orang Negara Timur Tengah sebagai
mikroorganisme lainnya untuk membentuk obat tradisional dalam mengobati
14
plak gigi tiruan. Plak tersebut akan penyakit. Zat utama yang dikandung oleh
menyebabkan gangguan pada pengguna minyak jintan hitam yang berfungsi sebagai
gigi tiruan salah satu dampaknya adalah zat antibakteri yaitu, thymohydroquinone,
tannin, dan thymquinone.15 Thymoquinone
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 9(1), Mei 2020 21

merupakan bahan aktif dalam minyak atsiri


yang terdapat pada jintan hitam yang
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteri gram positif dan menyebabkan
gangguan fungsi sel bakteri dengan
menghambat sintesa protein.16 α-pinene
memiliki aktivitas antibakteri gram positif
dan gram negatif serta memilik efek yang
kuat terhadap jamur.17
Berdasarkan dari zat yang
terkandung, kedua tumbuhan tersebut
dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan daya antibakteri
ekstrak jintan hitam dan ekstrak daun sirih
hijau terhadap pertumbuhan Gambar 1. Perendaman resin akrilik dalam
Staphylococcus auerus pada plat gigi tiruan suspense Staphylococcus aures
resin akrilik.
kelompok III sebagai kontrol negatif
MATERIAL DAN METODE menggunakan akuades. Perendaman
Jenis penelitian ini merupakan dilakukan selama 8 jam pada suhu kamar,
penelitian eksperimental laboratoris yang terlihat pada Gambar 2.
dilakukan di Laboratorium Makrobiologi Cakram resin akrilik yang telah
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan direndam kedalam larutan ekstrak jintan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta hitam, ekstrak daun sirih, dan aquades
dan Laboratorium Penelitian dan Penguji kemudian dimasukan kedalam tabung
Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada reaksi dan masing-masing dikocok dengan
pada bulan September 2018. Sampel yang vortex mixer selama 1 menit dengan
digunakan pada penelitian ini adalah resin pengenceran seri 10-3. diambil 0,01 ml
akrilik heat cured sebanyak 27 sampel yang larutan tes dari pengenceran P3 , lalu
dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, diteteskan dan diratakan pada cawan petri
sehingga masing-masing kelompok terdiri agar MHA (Gambar 3 dan 4) dan
atas 9 resin akrilik. Penelitian ini dieramkan dalam incubator selama 24 jam
menggunakan metode dilusi atau pada suhu 37oC kemudian hitung jumlah
pengenceran seri dan pelarut metanol 96%. bakteri. Data yang diperoleh kemudian
Subjek penelitian yang digunakan adalah dianalisis dengan menggunakan Mann-
Staphylococcus aureus. Whitney test.
Cakram resin akrilik dengan
diameter 10 mm dan ketebalan 2 mm yang
berjumlah 27 buah direndam dalam saliva
selama 1 jam untuk membantu perlekatan
Staphylococcus aureus. Cakram resin
akrilik dimasukan kedalam cawan petri
yang berisi suspense Staphylococcus
aureus (Gambar 1), kemudian diinkubasi
selama 24 jam dengan suhu 370C.
Kelompok kontrol I direndam
kedalam ekstrak jintan hitam 0,5%,
Gambar 2. Perendaman resin akrilik dalam ekstrak daun
kelompok kontrol II direndam dengan sirih dan ekstrak jintan hitam.
ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 25%,
22 Zeny Putri Ayu, Hastoro Pintadi | Daya Antibakteri Ekstrak Jintan Hitam dan Daun Sirih terhadap Staphylococcus aureus pada
Plat Gigi Tiruan

terhadap jumlah Staphylococcus aureus


selanjutnya diketahui melalui uji Mann-
Whitney seperti tampak pada Tabel 3. Data
Tabel 3 menunjukan peringkat rata-rata tiap
kelompok pertumbuhan jumlah koloni
Gambar 3. Bakteri S.aures pada ekstrak jintan bakteri pada ekstrak jintan hitam 0,5% yaitu
hitam 11,33 lebih tinggi dari pada rerata peringkat
pertumbuhan jumlah koloni bakteri ekstrak
daun sirih 25% yaitu 7,76. Kemudian,
berdasarkan nilai Asymp. Sig. (2- Tailed)
atau p-value yaitu 0,135 lebih dari 0,05 (p
>0,05) yang berarti H0 diterima artinya
tidak terdapat perbedaan yang bermakna
Gambar 4. Bakteri S.aureus ekstrak daun sirih antara kelompok ekstrak jintan hitam
dengan kelompok ekstrak daun sirih
HASIL sebagai daya antibakteri terhadap
Pertumbuhan bakteri pada masing- Staphyloccocus aureus pada plat gigi tiruan
masing kelompok tampak pada Tabel 1. resin akrilik.
Rerata pertumbuhan bakteri pada kelompok
I larutan ekstrak jintan hitam 0,5% PEMBAHASAN
didapatkan yaitu 3,11, kelompok II larutan Perbedaan angka rata-rata
ekstrak daun sirih 25% yaitu 1.00, dan pada pertumbuhan koloni bakteri pada kelompok
kelompok III larutan aquades yaitu 6.00. ekstrak jintan hitam 0,5% yaitu 3,11 dan
Hasil dari tes homogenitas pada ekstrak daun sirih 25% yaitu 1,00. Hal yang
seperti pada Tabel 2 menunjukan nilai sig. mempengaruhi perbedaan angka rata-rata
Levene’s test jumlah koloni Staphylococcus pada penelitian ini salah satunya adalah
aureus pada ekstrak jintan hitam 0,5%, konsentrasi yang diberikan dalam
ekstrak daun sirih 25%, dan aquades yaitu menghambat pertumbuhan bakteri.
0,096 atau lebih dari 0,05 (p>0,05) yang Penelitian sebelumnya mengungkapkan
dinyatakan bahwa data tersebut homogen. bahwa semakin tinggi konsentrasi esktrak
yang diberikan menyebabkan kandungan
Tabel 1. Jumlah Pertumbuhan Bakteri senyawa aktif dalam menghambat
Jumlah koloni bakteri pertumbuhan mikroba semakin besar.18
I II III Berdasarkan penjelasan tersebut,
Jumlah 28 9 54 konsentrasi pada daun sirih lebih besar
Rerata 3,11 1,00 6,00 dibandingkan konsentrasi jintan hitam,
sehingga kemampuan daun sirih dalam
Tabel 2. Hasil uji homogenitas Levene's menghambat Staphyloccocus aureus lebih
Levene Statistic Df1 Df2 Sig. banyak.
2.591 2 24 0,096 Perlekatan bakteri pada permukaan
gigi tiruan akrilik juga dapat disebabkan
Tabel 3. Hasil uji peringkat rata-rata dan karena porositas dari akrilik dan permukaan
perbedaan signifikan Mann Whitney test kasar yang pada gigi tiruan. Permukaan
Jenis Ekstrak Mean Asymp. Sig. yang kasar tersebut memudahkan
Rank (2-tailed) mikroorganisme untuk berkembang biak
Jintan hitam 0,5% 11,33 ,135 dan retensi organisme. Bagian yang paling
Daun sirih 25% 7,67 banyak terkontaminasi, pada daerah
posterior gigi tiruan daripada daerah
Pengaruh ekstrak jintan hitam dan anterior dan bagian dalam gigi tiruan lebih
ekstrak daun sirih pada plat resin akrilik
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 9(1), Mei 2020 23

banyak terkontaminasi dibandingkan gigi penelitian ini kandungan kimia dalam sirih
tiruan bagian luar.19 dapat mengahambat pertumbuhan bakteri
Faktor lain yang mempengaruhi dengan cara merusak membran sel dengan
penelitian ini yaitu, suhu dan iklim tempat cara berikatan dengan dinding sel bakteri.
tanaman berasal. Faktor iklim yang dapat Eugenol pada daun sirih dapat merusak
mempengaruhi laju pertumbuhan dan lapisan membran bakteri karena
proses metabolisme tanaman salah satunya terganggunya rantai asam lemak dari
yaitu suhu udara.20 Jintan hitam berasal dari bakteri sehingga terjadi peningkatan
daerah yang beriklim subtropis yang permeabilitas membran sel kemudian sel
memiliki suhu udara yang rendah (di bawah bakteri rusak dan mati.23
20°C), tumbuh di dataran tinggi dengan Terdapat zat thymohydroquinone,
lingkungan tanah basa dan curah hujan tannin, dan thymquinone yang merupakan
rendah. Sedangkan Indonesia beriklim zat utama yang terkandung dalam minyak
tropis yang mempunyai suhu udara, curah atsiri jintan hitam yang berfungsi sebagai
hujan, dan kelembapan yang lebih tinggi, zat antimikroba. Thymquinone dan
serta tingkat keasaman tanah yang rendah.21 thymohydroquinone berfungsi sebagai
Kondisi tersebut menyebabkan jintan hitam inaktivasi protein pada bakteri karena zat
di Indonesia tidak dapat tumbuh dengan tersebut dapat membentuk kompleks yang
baik dan kandungan zat aktif pada jintan irreversibel dengan asam amino nukleofilik
hitam pun tidak optimal. Hal ini pada protein bakteri.15 α-pinene memiliki
mempengaruhi kualitas dari jintan hitam aktivitas antibakteri gram positif dan gram
tersebut sehingga berpengaruh terhadap negatif serta memilik efek yang kuat
kemampuan jintan hitam dalam terhadapa jamur. Mekanisme kerja α-
menghambat pertumbuhan bakteri. pinene sebagai antibakteri adalah dengan
Sebaliknya, tanaman sirih dapat tumbuh menyebabkan efek toksik pada struktur dan
pada daerah iklim tropis dengan ketinggian fungsi membran.17
100-300 meter diatas permukaan laut, dapat Pada penelitian ini adanya
tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama kandungan suatu zat yang sama pada daun
ditanah yang mengadung bahan organik, sirih dan jintan hitam yang dapat
cukup air, dan mendapatkan cahaya menganggu membran sel dengan cara
matahari penuh.10 Sehingga, pertumbuhan menghambat kerja enzim ekstraseluler
daun sirih dapat hidup dengan baik di sehingga dapat menghambat pertumbuhan
Indonesia dan kandungan zat aktifnya sel bakteri. Tanin yang terkandung dalam
dalam menghambat pertumbuhan bakteri jintan hitam mempunyai sifat pengelat
pun optimal. berefek spasmolitik yang dapat
Minyak atsiri yang terdapat dalam mengerutkan dinding sel bakteri atau
kandungan daun sirih tersebut mampu membran sel sehingga permeabilitas selnya
melawan beberapa bakteri gram positif terganggu. Tannin juga mempunyai daya
dan bakteri gram negatif yang melekat anti bakteri dengan cara mempresipitasikan
pada plat gigi tiruan resin akrilik. protein, karena diduga tanin mempunyai
Kandungan kimia yang terdapat daun sirih efek yang sama dengan senyawa fenolik.5
yang paling dominan yaitu kavikol.13
Kavikol memiliki sifat daya antibakteri KESIMPULAN
lima kali lipat dari fenol biasa sehingga Berdasarkan hasil penelitian yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri telah dilakukan maka dapat disimpulkan,
dari plat resin akrilik. Flavonoid yang tidak terdapat perbedaan yang bermakna
terkandung dalam daun sirih berfungsi antara ekstrak jintan hitam dan ekstrak daun
sebagai bahan antimikroba dengan sirih dalam menghambat pertumbuhan
membentuk ikatan komplek dengan
dinding sel dan merusak membran.22 Pada
24 Zeny Putri Ayu, Hastoro Pintadi | Daya Antibakteri Ekstrak Jintan Hitam dan Daun Sirih terhadap Staphylococcus aureus pada
Plat Gigi Tiruan

Staphylococcus aureus pada plat gigi 8. Garg R. Denture Hygiene, Different


tiruan. Strategies. Webmed Central Dentistry
2010; 1(10): WMC00932.
DAFTAR PUSTAKA 9. Oussama, & Ahmad, H., Materials And
1. Agtini, M. D. (2010). Persentase Methods For Cleaning Dentures- A
pengguna protesa di Indonesia. Media Review. Int. J. Clin. Dent., 2014;
penelitian dan pengembangan 6(2):19-22.
kesehatan, 2010; 20(2): 50-58. 10. Moeljanto, R.D. & Mulyono, Khasiat
2. Noort, R.V., Introduction To Dental & Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab
Material. 3rd Ed. Philadelphia, USA: Dari Masa Ke Semasa. Jilid I. Jakarta:
Elsevier, 2007. Agromedia Pustaka, 2003.
3. Anusavice, K.J., Philips ; Buku Ajar 11. Pambudi, R. R., Sulistyorini, R., &
Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. 10th Ed. Mayasari, L. O. Perbedaan
Translated By L. Juwono. Jakarta: Perendaman Plat Resin Akrilik Pada
EGC, 2003. Tablet Pembersih Gigi Tiruan
4. Audira, I.A., Widyastuti, N.H. & Sari, Effervescent dan Air Rebusan Daun
F.N.M., Pengaruh Perendaman Plat Sirih Terhadap Penurunan Jumlah
Resin Akrilik Dalam Larutan Ekstrak Koloni Jamur Candida albicans. In
Daun Pandan (Pandanus Prosiding Seminar Nasional &
Amaryllifolius Roxb.) Terhadap Internasional, 2017; 1(1): 319-322.
Pertumbuhan Jamur Candida 12. Block, S.S., Disinfection, Sterilization,
Albicans. Skripsi tidak diterbitkan. And Preverstion. 5th Ed. Philadelphia:
Solo: Universitas Muhammadiyah Lippincott Williams and Wilkins,
Surakarta, 2015. 2001.
5. Baena-Monroy, T., Moreno- 13. Alfizia, K. Z., Kornialia, K., & Utami,
Maldonado, V., Franco-Martinez, F., S. P. Pengaruh Berkumur dengan
Aldape-Barrios, B., Quindos, G., & Seduhan Daun Sirih Merah terhadap
Sánchez-Vargas, L. O. (2005). Nilai Plak pada Pemakai Piranti
Candida albicans, Staphylococcus Ortodonti Cekat. B-Dent: Jurnal
aureus and Streptococcus mutans Kedokteran Gigi Universitas
colonization in patients wearing dental Baiturrahmah, 2016; 3(1): 23-30.
prosthesis. Med Oral Patol Oral Cir 14. Yulianti, S. & Junaedi, E., Sembuhkan
Bucal, 2005; 10(Suppl 1): E27-E39. Penyakit Dengan Habbatussaudah.
6. Dharmautama, M., Edy M & Sardi, M., Jilid I. Jakarta: Agromedia Pustaka,
Pertumbuhan Bakteri Plak Dan 2006.
Candida Albicans Pada Basis 15. Stern, J.L., Hagerman, A.E., Steinberg,
Gigitiruan Lepasan Akrilik Setelah P.D. et al. Phlorotannin-protein
Perendaman Dalam Infusa Bunga interactions. J Chem Ecol, 1996;
Rosella. Laporan penelitian. Makassar: 22(10): 1877–1899.
Bagian Protodonsia Fakultas 16. Supriyana, S., Aryati, E., Sadimin, S.,
Kedokteran Gigi Universitas & Utami, W. J. D. Kemampuan Obat
Hasanuddin, 2014. Kumur Ekstrak Jinten Hitam Sediaan
7. Smith, A. J., Robertson, D., Tang, M. Kantong Celup terhadap Monosit dan
K., Jackson, M. S., MacKenzie, D., & Neutrofil pada Adhesi Streptococcus
Bagg, J. Staphylococcus aureus in the Mutan. LINK, 2019; 15(2): 36-41.
oral cavity: a three-year retrospective 17. Zhang, X., Lambe, A. T., Upshur, M.
analysis of clinical laboratory data. Br A., Brooks, W. A., Gray Bé, A.,
Dent J, 2003; 195(12): 701-703. Thomson, R. J., et al. Highly
oxygenated multifunctional
compounds in α-pinene secondary
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 9(1), Mei 2020 25

organic aerosol. Environ Sci Technol, 21. Aziz, S. A., Kurniawati, A., & Faridah,
2017; 51(11): 5932-5940. D. N. Pertumbuhan dan Produksi
18. Puteri, T., & Milanda, T. Uji Daya Habbatussauda (Nigella sativa L.) di
Hambat Ekstrak Daun Lidah Buaya Tiga Ketinggian di Indonesia. J Agron
(Aloe vera L.) Terhadap Bakteri Indones., 2017; 45(3): 323-330.
Escherichia coli dan Staphylococcus 22. Dewi, R., Febriani, A., & Wenas, D.
aureus. Farmaka, 2016; 14(2): 9-17. M. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak
19. Salim, S. Gigi Tiruan Jembatan: Fixed Metanol Daun Sirih (Piper betle L.)
Dental Prosthesis. Surabaya: Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Airlangga University Press, 2017. Propionibacterium acnes dan Khamir
20. Kepel, B. J., & Bodhi, W. Pengaruh pH Malassezia furfur. Sainstech Farma,
dan Suhu terhadap Aktivitas Pereduksi 2019; 12(1): 32-38.
Merkuri Bakteri Resisten Merkuri 23. Rahmah, N., & KN, A. R. Uji
Tinggi Bacillus cereus yang Diisolasi fungistatik ekstrak daun sirih (Piper
dari Urin Pasien dengan Amalgam betle L.) terhadap Candida albicans.
Gigi. e-GiGi, 2020; 8(1): 15-21. BioScientiae, 2018; 7(2): 17-24.

Anda mungkin juga menyukai