2, Agustus 2014
Abstract: The Role of Audit Committee Characteristic and Auditor Reputation in Audit Quality
Improving. The purpose of this paper is to investigate the relationship between characteristic of audit
committee (independence, financial and accounting expertise, governance expertise and activity) and
auditor reputation with audit quality. The audit quality is measured based on current accrual. Population
consists of Indonesian Stock Exchange listed companies from manufacturing industry in 2008 until 2011.
Sample was collected based on purposive sampling and resulted in 25 companies who voluntarily switch
their auditors within four years observation. Data was collected from the annual report and was analyzed
with factor analysis. Hypotesis tested with multiple regression analysis. The research results found that
audit committee characterictics and auditor reputation have significant effect on current accrual but in
positive direction. This finding indicates that both auditor reputation and committee audit was unable to
reduce current accrual and improve audit quality.
Abstrak: Peran Karakteristik Komite Audit Dan Reputasi Auditor Dalam Meningkatkan Kualitas
Audit. Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi hubungan antara karakteristik komite audit
(karakteristik independensi, keahlian akuntansi dan keuangan, keahlian tata kelola dan aktivitas komite
audit) dan reputasi auditor dengan kualitas audit. Kualitas audit diukur dengan menggunakan proksi
akrual lancar. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2011. Penentuan sampel berdasarkan purposive sampling dan memperoleh 25
perusahaan yang mengganti auditornya secara sukarela selama empat tahun amatan. Data dikumpulkan
dari annual report dan dianalisa menggunakan analisis faktor. Pengujian hipotesis menggunakan analisis
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik komite audit dan reputasi
auditor memiliki pengaruh yang signifikan pada akrual lancar dengan arah positif. Temuan ini
mengindikasikan bahwa karakteristik komite audit dan reputasi auditor tidak mampu mengurangi tingkat
akrual lancar dan meningkatkan kualitas audit
Akuntan Publik”, kemudian disempurnakan dengan anggota komite audit harus independen dan memiliki
dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan keahlian yang berkompeten dalam bidang akuntansi
Republik Indonesia No. 17/ PMK. 01/ 2008 Pasal dan keuangan, serta memiliki pengalaman dalam
3 mengenai pemberian jasa audit atas laporan implementasi good corporate governance. Selain
keuangan suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor karakteristik kompetensi, kinerja komite audit juga
Akuntan Publik paling lama 6 (enam) tahun buku tidak bisa terlepas dari aktivitas yang dilakukan yaitu
berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik 3 jumlah rapat yang dilaksanakan oleh anggota komite
(tiga) tahun buku berturut-turut (Pasal 3 ayat 1). dalam setiap tahunnya.
Penerapan ketentuan rotasi wajib ini dilandasi Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh
alasan teoritis bahwa penerapan rotasi wajib bagi karakteristik komite audit yang terdiri atas
auditor dan KAP diharapkan akan meningkatkan karakteristik independensi, keahlian akuntansi dan
independensi auditor baik secara tampilan maupun keuangan, keahlian dan pengalaman governance
secara fakta sehingga menghasilkan kualitas audit serta aktivitas komite audit pada kualitas audit.
yang tingi pula (Giri, 2010). Penelitian ini juga menguji pengaruh reputasi auditor
Di sisi lain, kemampuan auditor untuk bersikap yang diproksikan dengan KAP yang berafiliasi
independen dan profesional dalam melaksanakan dengan KAP Internasional (Big 4) pada kualitas
proses audit seringkali ditunjukkan melalui ukuran audit. Kualitas audit yang digunakan dalam
Kantor Akuntan Publik (KAP), karena KAP besar penelitian ini diproksikan dengan akrual lancar.
tidak akan tergantung secara ekonomi pada klien. Penggunaan akrual sebagai proksi dari kualitas
KAP yang berafiliasi dengan KAP Internasional (Big audit juga digunakan oleh beberapa peneliti
4) dipakai sebagai proksi reputasi auditor. Reynold sebelumnya yaitu Myers et al. (2003), Manry et
dan Francis (2000) menemukan bahwa tindakan al. (2008) dan Giri (2010).
manajemen laba akan lebih mudah dideteksi oleh Penelitian ini berbeda dengan penelitian
auditor yang berkualitas tinggi (KAP internasional) sebelumnya karena sampel yang digunakan adalah
karena mereka memiliki pengetahuan yang cukup perusahaan-perusahaan manufaktur yang
untuk mencegah tindakan manajemen laba yang melakukan pergantian auditor secara sukarela selama
oportunis oleh klien. tahun 2008-2011. Adanya pergantian auditor secara
Namun meskipun perusahaan tersebut telah sukarela seringkali diindikasikan dengan penurunan
diaudit oleh KAP berkualitas ternyata belum dapat kualitas audit sebab auditor yang baru akan
menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki memerlukan waktu yang cukup lama untuk
kualitas audit yang baik. Berkaca dari kasus Enron menghimpun pemahaman mengenai bisnis klien.
menunjukkan bahwa nama besar suatu kantor Dugaan ini muncul juga dilandasi oleh alasan logis
akuntan publik tidak cukup untuk menjamin kualitas bahwa hubungan perikatan yang cukup lama antara
audit yang dilakukan. Oleh karena itu diperlukan auditor dengan klien akan mendorong terciptanya
komite yang dapat menjaga sistem pengendalian pengetahuan bisnis bagi seorang auditor. Pengetahuan
internal yang memadai serta melakukan monitoring ini dapat digunakan untuk merancang program audit
kinerja auditor eksternal untuk mewujudkan tata yang efektif dan menciptakan laporan keuangan
kelola perusahaan yang baik (Rustiarini, 2012). yang berkualitas tinggi. Sehingga muncul satu
Komite audit adalah mekanisme corporate proposisi yang menyatakan bahwa kualitas audit akan
governance internal yang diharapkan dapat semakin tinggi ketika tenur auditor semakin lama.
melakukan supervisi atau pengawasan atas proses Hasil penelitian Giri (2010) membuktikan bahwa KAP
pelaporan keuangan dan proses audit. Komite audit dengan tenur lebih dari tiga tahun berpengaruh negatif
berperan untuk membantu dewan komisaris dalam terhadap kualitas audit yang diukur dengan akrual
memberikan pandangan mengenai masalah-masalah lancar.
yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi dan Berdasarkan latar belakang tersebut,
keuangan,melakukan pengawasan atas fungsi penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya
pengendalian intern dan eksternal perusahaan, serta pengaruh karakteristik komite audit dan reputasi
merekomendasikan penunjukkan dan penggantian auditor pada kualitas audit. Hasil penelitian ini
auditor eksternal. diharapkan memberikan pemahaman mengenai peran
Berbagai karakteristik komite audit akan sangat dan keterkaitan karakteristik yang dimiliki oleh
menentukan keberhasilan komite audit dalam anggota komite audit serta pemilihan auditor yang
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Task bereputasi terhadap kualitas audit pada perusahaan
Force Komite Audit (2002) telah mengatur bahwa manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang melakukan
150 Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 19, No. 2, Agustus 2014
pergantian auditor secara sukarela selama tahun independen, memiliki kompetensi dalam bidang
2008-2011. Adanya pemahaman terhadap akuntansi dan keuangan serta berpengalaman dalam
karakteristik komite audit ini diharapkan dapat implementasi good corporate governance. Selain
menjadi pertimbangan bagi manajemen perusahaan karakteristik kompetensi, kinerja komite audit juga
dalam mewujudkan good corporate governance tidak bisa terlepas dari aktivitas yang dilakukan yaitu
(tata kelola perusahaan) yang baik. jumlah rapat yang dilaksanakan oleh anggota komite
dalam setiap tahunnya.
KAJIAN PUSTAKA Komite audit dibentuk untuk melakukan
pengawasan independen atas tata kelola perusahaan,
Teori Keagenan (Agency Theory) proses pelaporan keuangan, proses penilaian risiko
Teori keagenan menjelaskan hubungan dan pengawasan atas auditor eksternal. Peran ini
kontraktual antara dua pihak yakni prinsipal (pemilik/ diharapkan dapat meningkatkan efektivitas,
pemegang saham) dan agen (manajemen), dimana tanggung-jawab, keterbukaan dan obyektifitas
pihak prinsipal memberikan tugas dan kewenangan sehingga meningkatkan kepercayaan publik akan
tertentu kepada agen untuk memaksimalkan utilitas laporan keuangan serta kontrol internal yang lebih
prinsipal. Namun kemudian timbul masalah keagenan baik. Komite audit yang lebih independen dan
(agency problems) karena pihak manajemen yang menguasai keahlian akuntansi dan keuangan akan
seharusnya melakukan tindakan yang selaras dengan lebih efektif dalam mengurangi implikasi terhadap
kepentingan pemegang saham, dalam hal tertentu terjadinya pergantian auditor setelah penerbitan opini
dapat bertindak untuk kepentingan sendiri. Adanya audit going concern (Merawati, 2013). Komite audit
asimetri informasi dimana prinsipal menugaskan yang aktif dan independen juga diyakini akan
manajemen untuk memaksimalkan utilitas prinsipal menuntut kualitas audit yang tinggi untuk
sementara agen memaksimalkan utilitasnya sendiri menghindarkan perusahaan dari timbulnya kerugian.
yang berujung pada terjadinya konflik keagenan Rustiarini (2012) berhasil menemukan bahwa
(agency conflicts). gender, kebangsaan, usia, tingkat pendidikan, jumlah
Dalam teori agensi konflik yang timbul pertemuan komite audit dapat mengurangi tingkat
diharapkan dapat diatasi dengan adanya pihak ketiga akrual, yang berarti meningkatkan kualitas audit.
yaitu auditor, sebagai pihak yang dianggap mampu Komite audit juga dapat mengurangi sifat oportunistik
menjembatani kepentingan prinsipal dengan pihak manajemen yang melakukan manajemen laba dengan
agen dalam mengelola keuangan perusahaan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan
(Setiawan, 2006). Asimetri informasi ini juga pengawasan pada audit eksternal (Hamonangan dan
menyebabkan agen dapat menyajikan informasi yang Mas’ud, 2006). Oleh karena itu dirumuskan hipotesis
tidak sebenarnya pada pemegang saham. Oleh bahwa karakteristik komite audit berpengaruh negatif
karena itu, keberadaan komite audit memiliki peran pada akrual lancar
yang sangat penting dalam melakukan pengawasan
atas kinerja manajemen termasuk menjaga Reputasi Auditor dan Kualitas Audit
kredibilitas penyusunan laporan keuangan. Reputasi auditor identik dengan Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berafiliasi dengan Big 4,
Karakteristik Komite Audit dan Kualitas Audit pendidikan auditor, pengalaman auditor, spesialisasi
Pembentukan komite audit memegang peranan industri KAP dan kualitas audit. Dalam penelitian
yang sangat penting dalam implementasi corporate ini, reputasi auditor diproksikan dengan afiliasi KAP
governance. Tugas utama komite audit adalah Big 4. KAP yang berafiliasi dengan KAP
melakukan pemeriksaan dan pengawasan dalam Internasional dipakai sebagai proksi reputasi auditor
proses pelaporan keuangan serta kontrol internal karena hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
sehingga diharapkan dapat menjawab kekhawatiran KAP akan mempengaruhi kualitas audit (Rossieta
akan pengawasan dan tata kelola yang baik bagi dan Wibowo, 2009; Giri, 2010; Nuratama, 2011). KAP
perusahaan di Indonesia. Karakteristik komite audit Big 4 dianggap cenderung memberikan kualitas audit
dalam penelitian ini diasosiasikan berdasarkan yang baik karena memiliki kelebihan dalam skala
karakteristik independensi, keahlian akuntansi dan auditor baik dari jumlah klien, jumlah staf audit dan
keuangan, keahlian dan pengalaman tata kelola ragam jasa yang ditawarkan. Ukuran KAP
(governance) serta aktivitas komite audit merujuk menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap
pada aturan yang dikeluarkan oleh TFKA (2002) yang independen dan melaksanakan audit secara
mengatur bahwa anggota komite audit harus profesional. KAP besar juga cenderung memberikan
Luh Komang Merawati, Peran Karakteristik Komite Audit dan ... 151
opini kebangkrutan perusahaan klien (Lenox, 1999). menggunakan persentase jumlah anggota komite
Semakin besar ukuran KAP maka akan semakin baik audit yang independen. Keahlian akuntansi dan
kualitas audit yang dihasilkan (Rossieta dan Wibowo, keuangan (FINEXPERT) yang diukur
2009). Auditor yang berafiliasi dengan KAP internasional berdasarkan persentase jumlah anggota komite
akan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit yang audit yang memiliki keahlian akuntansi dan
diukur dengan akrual lancar (Becker et al.,1998). Giri keuangan. Keahlian dan pengalaman
(2010) menyatakan KAP besar identik dengan KAP governance (GOVEXPERT) yang diukur
bereputasi tinggi. Dibandingkan dengan KAP kecil, KAP berdasarkan rata-rata jumlah posisi governance
besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam yang sedang atau yang pernah dipegang anggota
melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas komite audit. Posisi governance yaitu jabatan
audit yang lebih tinggi. Hal tersebut karena KAP besar sebagai pihak independen yang mengawasi
mempunyai kelebihan yaitu (i) besarnya jumlah dan laporan keuangan seperti dewan komisaris,
ragam klien yang ditangani KAP; (ii) banyaknya ragam komite audit, dan sekretaris perusahaan
jasa yang ditawarkan; (iii) luasnya cakupan geografis, (Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A). Posisi
termasuk adanya afiliasi international; dan (iv) banyaknya sebagai auditor internal dan auditor eksternal juga
jumlah staf audit dalam suatu KAP. Dengan demikian termasuk ke dalam pengalaman governance.
dirumuskan hipotesis bahwa reputasi auditor berpengaruh Aktivitas komite audit (ACT) yang diukur dengan
negatif pada akrual lancer jumlah pertemuan yang dilakukan minimal empat
kali atau lebih tiap tahun (TFKA, 2002),
METODE PENELITIAN menggunakan variabel dummy dengan jumlah
pertemuan yang dilakukan minimal empat kali atau
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data lebih tiap tahun diberikan nilai 1 dan jika tidak
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan diberikan nilai 0.
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang Reputasi auditor menggunakan proksi reputasi
telah mempublikasikan laporan tahunan (annual report) KAP. Reputasi KAP merupakan variabel
tahun 2008-2011. Penentuan sampel menggunakan kategorial/ non metrik/ dummy yang diproksikan
metode purposive sampling yang akan ditunjukkan pada dengan afiliasi dengan The Big Four Auditors.
Tabel 3.1. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, Jika KAP termasuk dalam kategori The Big Four
maka diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan. Auditors maka diberi nilai 1, jika tidak maka diberi
nilai 0.
Definisi Operasional Variabel
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Teknik Analisis Data
kualitas audit yang diproksikan dengan akrual lancar dan Teknik analisis yang digunakan untuk
telah digunakan beberapa peneliti sebelumnya (Myers menguji hipotesis pada penelitian ini adalah
et al., 2003; Manry et al., 2008; dan Giri, 2010). Myers analisis regresi linear berganda. Analisis faktor
et al. (2003) menyatakan bahwa tingginya tingkat akrual digunakan untuk mereduksi variabel independen
berhubungan positif dengan kegagalan audit serta yaitu karakteristik independensi, keahlian
kurangnya konservatisme auditor. Tingkat akrual yang akuntansi dan keuangan, keahlian dan
rendah diasosiasikan dengan tingginya tingkat konservatisme pengalaman governance serta aktivitas komite
yang dimiliki seorang auditor sehingga dipandang dapat audit menjadi satu faktor yang diberi nama
meningkatkan kualitas audit. Adapun akrual lancar dapat karakteristik komite audit (KKOMAUD) serta
dirumuskan sebagai berikut: menghitung skor faktor yang akan digunakan
Akrual Lancar = (ΔAL–ΔKAS– (ΔLL-ΔLJP) ......(1) dalam analisis regresi. Sebelum dilakukan analisis
Keterangan:
regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik
ΔAL = Perubahan aset lancar
yaitu normalitas, multikolinearitas,
ΔKas = Perubahan kas dan ekuivalen kas
heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Ghozali,
ΔLL = Perubahan liabilitas lancar
2006). Model regresi yang digunakan dalam
ΔLJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek
dan utang jangka panjang yang akan jatuh penelitian ini adalah:
tempo
Variabel independen penelitian ini adalah sebagai AL =á + â1 KKOM + â2 REP + ε………. (2)
karakteristik komite audit dan reputasi auditor. Keterangan:
Karakteristik independensi (IND) yang diukur AL = Akrual lancar
152 Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 19, No. 2, Agustus 2014
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
Gambar 2.1
Model Penelitian
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Metode Purposive
Lampiran 2
Analisis Faktor Tahap 1
156 Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 19, No. 2, Agustus 2014
Lampiran 3
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linear Berganda