Nurhaliza
1993141096
Manajemen C 2019
FAKULTAS EKONOMI
2020-2021
BAB IV
PERENCANAAN LOKASI PERUSAHAAN
b. Sumberdaya alam
Biaya produksi sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya biaya bahan baku dan
bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga bahan baku
dan bahan-bahan pembantu dipengaruhi pula oleh biaya yang harus ditanggung
dalam penyediaan bahan dan pendistribusiannya pada para pemakai atau
pabrik. Apabila suatu pabrik terletak jauh dari sumberdaya alam, maka akan
semakin tinggi biaya pengangkutan bahan dan distrubisi bahan tersebut.
c. Sumberdaya manusia
d. Pasar produk
Seperti halnya bahan baku , biaya distribusi perlu ditambahkan pada harga
barang jadi. Apakah produk itu perupakan barang yang harus dijual kepada
konsumen yang cukup luas atau hanya akan dijual kepada sebagian kecil
masyarakat ataupun barang tersebut sebagai bahan mentah pabrik lain. Akan
mempengaruhi penentuan lokasi pebrik.
e. Sarana transportasi
Tersedianya fasilitas transportasi yang baik (darat, laut dan udara) baik bahan
maupun hasil produksi yang dimiliki oleh suatu daerah, akan dapat mengatasi
kelemahan-kelemahan dararah tersebut karena faktor pasar dan bahan baku.
f. Sarana Komunikasi
g. Pembangkit tenaga
Lahan di daerah perkotaan tentu saja sulit diperoleh dan harganya jauh lebih
mahal dibanding dengan lahan di pedesaan apalagi di pegunungan. Oleh karena
itu tidak sedikit pabrik yang didirikan di luar kota dengan pertimbangan
tingginya harga tanah di kota serta kemungkinan untuk melakukan perlusan di
masa yang akan datang.
Bagaimanapun juga faktor lain juga mempengaruhi lokasi perusahaan, selera
pemilik perusahaan, tersedianya lahan untuk ekspansi, tersedianya bangunan
(tinggal disewa) sarana transportasi, bahan baku, pembangkit tenaga, sarana
komunikasi dan kesediaan masyarakat setepat untuk menerima kehadiran
perusahaan di lokasinya. Untuk mengambil keputusan tentang penentuan lokasi
perusahaan, dewasa ini telah tersedia berbagai model yang dapat membantu para
investor dalam pengambilan keputusan di daerah mana sebaiknya mereka
mendirikan perusahaan. Secara umum ada dua model Analisis dalam penentuan
lokasi perusahaan yaitu: Analisis kualitatif dan analisis Kuantitatif.
Terdapat tiga model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah lokasi
yaitu: Analisis Pemeringkatan Faktor (Analisis descriptive), Analisis Biaya, model
transportasi. Oleh karena itu bab ini menguraikan pendekatan-pendekatan tersebut
dalam melakukan evaluasi terhadap penentuan lokasi perusahaan.
Metode kualitatif adalah suatu model analisis yang digunakan dalam penentuan
lokasi perusahaan yang tidak dalam bentuk angka-angka. Motode kualitatif
dilakukan dengan cara melakukan survei di daerah yang akan dipilih secara
kualitatif. Baik buruknya suatu daerah untuk tepat operasi berhubungan dengan
faktor-faktor yang terdapat di daerah yang disurvei, sehingga investor dapat
membandingkan kelayakan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
Suatu motode sederhana yang dapat digunakan untuk melakukan pemilihan suatu
lokasi adalah dengan membentuk suatu tim, yang bertugas mengevaluasi setiap
lokasi atas dasar sejumlah faktor keinginan relatif kemudian mengevaluasi setiap
faktor dalam memberikan pertimbangan untuk menentukan suatu lokasi operasi
bagi suatu perusahaan.
Dalam melakukan analisis pemeringkatan factor ditempun enam tahap yaitu:
4. Analisis Biaya
Konsep biaya tetap dan biaya variabel dapat membantu para pengusaha dalam
melakukan pilihan lokasi perusahaan. Kombinasi biaya tetap dan biaya variabel
bagi lokasi yang berbeda-beda dapat menciptakan suatu persamaan biaya. Yang
menunjukkan hubungan antar biaya dan volume produksi yang berlaku bagi
masing-masing lokasi.
5. Metode Transportasi
Metode transportasi terutama digunakan untuk meminimisasi biaya transportasi
dari berbagai lokasi pabrik ke berbagai lokasi distributor/gudang. Dalam hal ini
perusahaan harus memilih berbagai lokasi dari berbagai alternatif lokasi yang ada.
Secara teknis metode transportasi sebenarnya merupakan masalah khusus dari
program linear. Beberapa alternatif metode-metode untuk memecahkan masalah
transportasi telah tersedia yaitu antara lain, metode Sudut Barat Laut, MODI
(Modified Distribution
BAB XI
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
1. Penjadwalan Proyek
Proyek didefinisikan sebagai rangkaian tugas-tugas (kegiatan) yang berkaitan
dan diarahkan menuju output yang besar. Seringkali proyek dalam suatu suatu
waktu menjadi tantangan bagi manajer operasi. Orang-orang berkepentingngan
sangat tinggi. Jutuaan bahkan milyaran biaya yang dihabiskan karena prencanaan
proyek yang sangat buruk. Penundaan yang tidak perlu telah terjadi karena
buruknya penjadwalan.
Organisasi proyek dalam perusahaan adalah menetapkan oranisasi tim guna
menangani banyak pekerjaan dan seringkali dibubarkan pada saat proyek telah
selesai. Secara umum manajemen proyek besar ,mencakup 3 fase yaitu:
a. Perencanaan
b. Penjadwalan
c. Pengendalian
Penjadwalan proyek pada dasarnya adalah menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan. Bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan
dalam setiap tahapan produksi dihitung dalam fase ini, juga ditentukan waktu yang
diperlukan untuk setiap aktivitas. Penjadwalan yang terpisah untuk kegiatan
personalia berdasarkan jenis kemampuan (manajemen teknik atau pengaliran yang
tepat misalnya dibuat dalam diagram). Diagram juga dapat dikembangkan untuk
menjadwalkan bahan baku.
PERT dan CPM adalah dua teknik jaringan yang banyak digunakan dan akan
dibicakan dalam bab ini, memiliki kemampuan untuk memperkirakan hubungan
utama dan kegiatan yang saling berkaitan yang dalam proyek yang komplkes.
2. Konsep PERT/CPM
Konsep PERT/CPM adalah perencanaan dan pengendalian proyek timbul karena
kompleksnya dan sifat saling bergantung dari kegiatankegiatan yang harus
dilaksanakan untuk menyelesaikan proyek. Metode perencanaan proyek yang sering
disebut dengan metode jaringan kerja (Network), mulanya dikembangkan secara
terpisah oleh dua kelompok yang berbeda. DuPont Company mengembangkan
metode yang dikenal dengan Critical Path methods (CPM), dikembangkan untuk
perencanaan dan pemeliharaan pabrik kimia. Selanyutnya metode ini digunakan
secara meluas oleh Dupont Company untuk banyak fungsi rekayasa.
PERT dan CPM adalah metode penjadwalan yang sangat penting, karena kedua
model ini dapat membantu menjawab pertanyaan berikut:
a. Kapan keseluruhan proyek akan diselesaikan
b. Apa aktivitas keritis atau tugas-tugas dalam proyek yaitu satu pekerjaan yang
akan menunda keseluruhan proyek jika pekerjaan itu terlambat.
c. Apakah aktivitas non kritis atau pekerjaan-pekerjaan yang bisa berjalan
terlambat tampa menunda penyelesaian keseluruhan proyek.
d. Berapa probabilitas proyek itu dapat diselesaikan pada tanggal tertentu.
e. Pad atanggal tertentu apajkah proyek sesuai jadwal, dibelakang jadwal atau
mendahului jadwal.
f. Pada suatu tanggal yang telah ditentukan apakah jumlah uang dibelanjakan itu
sama, kurang atau lebih besar dari jumlah yang telah dianggarkan.
g. Apakah ada sumberdaya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat pada
waktunya.
h. Jika proyek ingin diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat, cara apa yang
paling baik untuk menyelesaikan proyek ini dengan biaya yang sekecil
mungkin.
Aktivitas/Kegiatan (Activity) Adalah bagian dari keselurhan pekerjaan yang
dilaksanakan. Kegiatan mengkomsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai
waktu mulai dan waktu berakhir. Dalam diagram suatu kegiatan hanya digambarkan
dengan 1 anak panah saja, artinya bahwa setiap kegiatan digambarkan dengan anak
panah.
Peristiwa/Kejadian (Event) Menandai suatu permulaan dan akhir suatu aktivitas.
Dalam diagram suatu peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran dan juga diberi
nomor, cara penomoran adalah nomor lebih kecil bagi peristiwa-peristiwa yang
mendahuluinya. Dalam Diagram setiap aktivitas menghubungkan dua peristiwa.
Langkah-Langkah PERT/CPM :
1. Identifikasi semua kegiatan yang akan dilakukan sehubungan dengan
penyelesaian suatu proyek.
2. Merumuskan bagaimana hubungan antar kegiatan-kegiatan yang ada. Hubungan
tersebut sekaligus menunjukkan kegiatan mana yang harus dilaksanakan
pertama-tama, dan kegiatan mana yang harus dilaksanakan setelah selesainya
kegiatan tertentu.
3. Menetapkan waktu, jumlah tenaga kerja dan biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan.
4. Menyusun diagram diagram jaringan dengan memperhatikan hubungan yang
terdapat diantara kegiatan-kegiatan yang ada.
5. Dari diangram itu dengan memperhatikan waktu pelaksanaan kegiatan, tetapkan
jalur kritis proyek. Jalur kritis yang dimaksud adalah waktu yang paling
singkat/pendek untuk menyelesaikan suatu proyek secara keseluruhan
6. Mengting probabilitas penyelesaian proyek sesuai dengan waktu yang
diharapkan.
7. Menghitung biaya proyek dengan mepehatikan biaya dan waktu percepatan
proyek