Anda di halaman 1dari 7

Menghitung PPH ( Pajak Penghasilan )

Langkah2nya

1. Hitung Penghasilan 1 Tahun


2. Hitung Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP )
3. Hitung Penghasilan Kena Pajak ( PKP )

Adapun PTKP Antara Lain :

1. Wajib Pajak Pribadi/tahun Rp 54 juta


2. Nikah Rp 4.500.000
3. Anak maks 3 @ Rp 4.500.000

PKP = Penghasilan 1 Tahun – PTKP

Tarif Pajak

PKP Tarif

1. < Rp 50 Juta 5%
2. 50 Juta < PKP < = 250 Juta 15%
3. 250 Juta < PKP < = 500 Juta 25%
4. > 500 Juta 30%

Contoh Soal

Contoh 1 Penghitungan PPh 21 Pegawai Tetap

Retto pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh gaji
sebulan Rp5.750.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp200.000,00. 

Retto menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan Retto dari
PT Jaya Abadi hanya dari gaji.

Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Januari adalah sebagai berikut :


Contoh 2 Penghitungan PPh 21 Pegawai Tetap

Rohmad Nayoan pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak,
memperoleh gaji sebulan Rp8.000.000,00. 

PT Candra Kirana mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan Kecelakaan


Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-
masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. 

PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari
gaji sedangkan Rohmad Nayoan  membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari
gaji setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk
pegawainya.

PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Rohmad Nayoan  ke dana pensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp200.000,00,
sedangkan Rohmad Nayoan  membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. 

Pada bulan Juli 2016 Rohmad Nayoan  hanya menerima pembayaran berupa gaji.
Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2016 adalah sebagai berikut:
Contoh 3 Penghitungan PPh 21 Pegawai Tetap

dr. Aulia Rais (menikah dan mempunyai 3 anak kandung) merupakan dokter spesialis
kandungan yang bekerja sebagai pegawai tetap di rumah sakit swasta Sehat Tentrem
dengan gaji tetap sebesar Rp20.000.000,00. Jam praktik dr. Aulia Rais mulai pukul 8.00
s.d 12.00 selama 5 hari dalam seminggu.

Untuk bulan Agustus 2016 dr. Aulia Rais menerima pembayaran dari Rumah Sakit Sehat
Tentrem berupa gaji sebesar Rp20.000.000,00 dan menerima jasa medis sebagai dokter
yang bersumber dari pasien sebesar Rp25.000.000,00. Dokter Aulia Rais membayar iuran
pensiun sebesar Rp200.000,00 setiap bulannya.
Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan dr. Aulia Rais dari Rumah Sakit Tentrem
pada bulan Agustus 2016 adalah:

Contoh 4 Penghitungan PPh 21 Pegawai Tetap

Seorang karyawan bernama Adi Septiawan (kawin) dan memiliki 4 orang


anak, bekerja pada PT XYZ dengan memperoleh gaji sebesar Rp14.000.000
per bulan. Perusahaan tempat Adi bekerja mengikuti program jamsostek.

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM)
dan Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan
masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan 3,7% dari gaji.

Selain itu, Adi juga membayar iuran pensiun Rp150.000 dan iuran jaminan
hari tua sebesar 2% dari gaji untuk setiap bulan. Pada tahun berjalan, Adi
juga menerima bonus sebesar Rp8.000.000. Pertanyaannya, berapa besar
PPh Pasal 21 atas bonus tersebut?

Jawaban:
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun)

(a) Gaji setahun 168.000.000

(b) Bonus 8.000.000

(c) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000

(d) Premi Jaminan Kematian 504.000

(e) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c+d) 179.024.000

(f) Pengurangan

1. Biaya Jabatan 6.000.000

2. Iuran pensiun setahun 1.800.000

3. Iuran Jaminan Hari Tua 3.360.000

(g) Penghasilan neto setahun (e-f) 167.864.000

(h) PTKP (K/3) 72.000.000

(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 95.864.000

(j) PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp 50.000.000 2.500.000

15% x Rp 45.864.000 6.879.600

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus 9.379.600

PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun

(a) Gaji setahun 168.000.000


(b) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2.520.000

(c) Premi Jaminan Kematian 504.000

(d) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c) 171.024.000

(e) Pengurangan

1. Biaya Jabatan (5%) 6.000.000

2. Iuran pensiun setahun 1.800.000

3. Iuran Jaminan Hari Tua Setahun 3.360.000

(g) Penghasilan neto setahun (e-f) 159.864.000

(h) PTKP (K/3) 72.000.000

(i) Penghasilan Kena Pajak (g-h) 87.864.000

(j) PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp 50.000.000 2.500.000

15% x Rp 37.864.000 5.679.600

PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus 8.179.600

PPh Pasal 21 atas Bonus

Baca Juga: Memahami Proses Pengajuan Tax Holiday


PPh Pasal 21 atas Bonus adalah :

Rp 9.379.600 - Rp 8.179.600 = Rp 1.200.000

Jadi, besarnya PPh 21 atas bonus yang harus dibayarkan sebesar Rp 1.200.000
Menghitung PBB ( Pajak Bumi dan Bangunan )

1. Total Harga Bumi = Harga Tanah/M2 X Luas Tanah


2. Total Harga Bangunan = Hatga Bangunan/M2 X Luas Bangunan
====================================================== +
Nilai Jual Objek Pajak ( NJOP ) = 1 + 2
Nilai Jual Tidak Kena Pajak ( NJTKP ) = 12 Juta
Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB)/tahun = ( NJOP – NJTKP ) X 20% X 0.5%

Contoh Soal

Misalnya sebuah rumah dengan bangunan 100 m2 berdiri di atas lahan 200 m2. Dan jika
berdasarkan NJOP (nilai jual obyek pajak) harga tanah Rp700 ribu per m2 dan nilai
bangunan Rp600 ribu per m2. Lantas berapa besaran PBB yang harus dibayar oleh
pemilik rumah tersebut?

* Harga tanah : 200 m2 x Rp. 700.000       =    Rp    140.000.000


* Harga Bangunan: 100 m2 x Rp600.000    =    Rp      60.000.000
———————- +
* NJOP sebagai dasar pengenaan PBB        =    Rp    200.000.000
* NJOP Tidak Kena Pajak                          =    Rp      12.000.000
* NJOP untuk penghitungan PBB                =    Rp    188.000.000
* NJKP (Nilai Jual Kena Pajak): 20% x Rp188.000.000
=    Rp      37.600.000
* Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang :
0,5% x Rp37.600.000                               =    Rp          188.000

Anda mungkin juga menyukai