Anda di halaman 1dari 5

Tugas Ringkasan

SIFILIS

Oleh :
Krisma Juliana Mazniati Tolombot
15014101136
MASA KKM
26 Oktober – 8 November 2020

HALAMAN JUDUL

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020

1
SIFILIS
A. DEFINISI
Sifilis merupakan infeksi sistemik kronik yang disebabkan oleh Treponema
pallidum, subspecies pallidum, infeksi menular seksual yang berkarakteristik dengan
adanya episode bergejala dan terdapat episode laten. Sifilis primer (SI), adanya ulkus
merupakan tanda dari gejala sifilis stadium 1, tetapi dimungkinkan terdapat luka yang
banyak. Ulkus tersebut biasanya (tapi selalu) berbatas tegas, bulat dan tidak sakit. Itu
terjadi pada lokasi dimana agen penyebab sifilis masuk ke tubuh. Sifiis sekunder
(SII), adanya ruam kulit dan/atau lesi membran mukosa (luka di mulut, vagina atau
anus) merupakan tanda dari gejala sifilis stadium II. Stadium ini umunya dimulai
dengan berkembangnya satu atau lebih ruam di tubuh, ruam akan muncul langsung
atau beberapa minggu setelah ulkus sembuh. Ruam tersebut tidak gatal.
B. ANAMNESIS
Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
Treponema pallidum, bersifat kronis, sejak awal merupakan infeksi sistemik,
dalam perjalanan penyakitnya dapat mengenai hampir seluruh struktur tubuh,
dengan manifestasi klinis yang jelas namun terdapat masa laten yang
sepenuhnya asimtomatik, mampu menyerupai berbagai macam penyakit,
dapat ditularkan kepada janin dalam kandungan, dan dapat disembuhkan.
Sifilis dapat diklasifikasikan menjadi sifilis didapat dan sifilis kongenital.
Sifilis didapat terdiri atas stadium primer, sekunder, dan tersier, serta periode
laten di antara stadium sekunder dan tersier.27,28
Pada anamnesis didapatkan:
 Riwayat berhubungan seksual (aktivitas seksual), penggunaan kondom
 Riwayat pajanan dan riwayat perjalanan ke daerah endemis
treponematosis lainnya
 Biasanya asimtomatik
 Terdapat luka di genital
C. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik pasien sifilis berbeda-beda pada setiap stadium sifilis


Stadium I (Sifilis primer)
 Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi, tidak nyeri;
terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional.

2
 Lokasi: di tempat kontak dengan lesi infeksius pasangan seksual. Pada
laki-laki sering didapatkan di penis (terutama di glans penis atau sekitar
sulkus koronarius) dan skrotum; pada perempuan didapatkan di vulva,
serviks,fourchette, atau perineum. Namun dapat pula ulkus tidak tampak
dan tidak disadari oleh pasien.

Stadium II (Sifilis sekunder)


 Terdapat lesi kulit yang polimorfik, tidak gatal dan lesi di mukosa, sering
disertai pembesaran kelenjar getah bening generalisata yang tidak nyeri
(limfadenopati).

Stadium laten
 Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien, namun tes serologi sifilis
(TSS) reaktif, baik serologi treponema maupun nontreponema.
Stadium III (Sifilis tersier)
 Didapatkan gumma, yaitu infiltrat sirkumskrip kronis yang cenderung
mengalami perlunakan dan bersifat destruktif. Dapat mengenai kulit,
mukosa dan tulang.

3
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan T.Pallidum
2. Tes Serologik Sifilis (TSS)
T.S.S. dibagi menjadi dua berdasarkan antigen yang dipakai, yaitu :
a. Nontreponemal (Tes Reagin)
1) Tes fiksasi komplemen: Wasserman (WR), Kolmer.
2) Tes flokulasi:
b. Tes Treponemal
1) Tes Imobilisasi: TPI (Treponemal pallidum
Imobilization Test).
2) Tes fiksasi komplemen: RPCF (Reiter Protein
Complement FixationTest).
3) Tes Imunofluoresen:
4) Tes hemoglutisasi: TPHA (Treponemal pallidum
Haemoglutination Assay),
5) 19SlgM SPHA (Solid-phase Hemabsorption Assay),
6) HATTS (Hemagglutination Treponemal Test for
Syphilis),

E. DIAGNOSIS BANDING
Untuk differential diagnosis dari Sifilis ini tergantung dari stadiumnya:

 Sifilis primer: herpes simpleks, ulkus piogenik, skabies, balanitis, LGV,


karsinoma sel skuamosa, penyakit Behcet, ulkus mole
 Sifilis sekunder: erupsi obat alergik, morbili, pitiriasis rosea, psoriasis,
dermatitis seboroik, kondilomata akuminata, alopesia areata
 Sifilis tersier: sporotrikosis, aktinomikosis, tuberkulosis kutis gumosa,
keganasan

F. PENATALAKSANAAN
Obat Pilihan :
1. Stadium primer dan sekunder:
 Benzatin – benzilpenisilin G (BBPG) 2,4 juta IU, dosis tunggal, injeksi
intramuscular. Cara: satu injeksi 2,4 juta Unit IM pada 1 bokong, atau
1,2 juta Unit pada setiap bokong. Atau
 Penisilinprokain injeksi IM 600.000 U/hari selama 10 hari Atau

4
 PAM (Penisilin prokain =2% alumunium monostreat) dosis total 4,8 jyta
unit/kali 2 kali seminggu.
2. Stadium Laten:
 Benzatin – benzilpenisilin G (BBPG) 2,4 juta Unit injeksi
intramuskular, setiap minggu, pada hari ke-1, 8 dan 15

Obat alternatif: bila alergi terhadap penisilin atau pasien menolak injeksi atau
tidak tersedia BBPG:
 Doksisiklin 2x100 mg oral selama 14 hari untuk stadium primer dan
sekunder atau selama 28 hari untuk sifilis laten. ATAU Doksisiklin
2x100 mg oral selama 30 hari untuk stadium primer dan sekunder atau
lebih dari 30 hari untuk sifilis laten.
 Eritromisin 4x500 mg oral selama 14 hari untuk ibu hamil dengan sifilis
stadium primer dan sekunder, atau 30 hari untuk sifilis laten ATAU
Eritromisin 4x500 mg oral selama 30 hari untuk ibu hamil dengan sifilis
stadium primer dan sekunder, atau lebih dari 30 hari untuk sifilis laten
Catatan : Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil/menyusui atau
anak berumur kurang dari 12 tahun.
Evaluasi terapi: evaluasi secara klinis dan serologi dilakukan pada bulan ke-
1, 3, 6, dan 12.

Edukasi
 Sedapat mungkin pasangan seksual ikut diobati
 Konseling/edukasi: Mengenai penyakit sifilis, cara penularan,
pencegahan, dan pengobatan, resiko mudah tertular HIV perlu dilakukan
KTIP (Konseling dan tes HIV atas inisiatif petugas kesehatan)
 Pasangan atau wanita hamil. Pada keadaan khusus seperti peningkatan
kasus pada suatu wilayah dapat dipertimbangkan terapi dengan
profilaksis.

Anda mungkin juga menyukai