KOORDINAT UMUM
SYARIFATUL ULFAH
2020442002
PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang bergerak di dalam lingkaran. Kata sifat "digeneralisasi" membedakan
parameter ini dari penggunaan asal istilah koordinat untuk merujuk ke koordinat
Kartesius. Misalnya, menjelaskan lokasi titik pada lingkaran menggunakan
koordinat x dan y. Meskipun mungkin ada banyak pilihan koordinat umum untuk
sistem, parameter yang sesuai biasanya dipilih untuk spesifikasi konfigurasi
sistem dan yang membuat solusi persamaan geraknya lebih mudah. Jika parameter
ini tidak bergantung satu sama lain, jumlah koordinat umum independen
ditentukan oleh jumlah derajat kebebasan system. Dan Koordinat umum
dipasangkan dengan momenta umum, gaya umum untuk memberikan koordinat
kanonik pada ruang fase.
Setelah menggeneralisasikan momentum dan gaya umum, ungkapan
mekanika di dalam sistem kordinat umum akan lengkap jika terdapat persamaan
gerak, yaitu mengubah persamaan gerak dalam sistem koordinat kartesian
(Hukum Newton) ke persamaan gerak dalam koordinat umum (Persamaan
Lagrange). Dan yang tidak kalah pentingnya juga yakni persamaan Hamiltonian.
Hamiltonian mekanik dari suatu sistem merupakan jumlah dari energi
kinetik dan energi potensial yang dinyatakan dalam fungsi posisi dan momentum
konjugatnya. Hamiltonian Mekanik mempunyai kesaaman dengan persamaan
Lagrangian dan juga secara alami muncul dari persamaan Lagrangian pula.
Sehingga perlu dipelajari lebih lanjut apa saja ruang lingkup dari koordinat umum
itu sendiri.
1.3 Tujuan
Mengetahui ruang lingkup pada Koordinat Umum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
(2.1)
Contoh:
(2.2)
3
diferensial, dan yang terakhir menentukan tetapan-tetapan berdasarkan syarat
awal.
Contoh:
b. Sebuah benda yang berada di luar sebuah bola berjari-jari a terkekang oleh
kendala yang hanya dapat dituliskan dalam bentuk ketidaksamaan
4
x2 + y2 + z2 − a2 ≥ 0
Contoh kendala tersebut adalah roda bergulir atau ujung pisau yang membatasi
arah vektor kecepatan. Batasan non-holonomis juga dapat melibatkan turunan
orde berikutnya seperti percepatan umum.
Oleh karena itu pertama-tama kita perlu mengenal sistem koordinat umum
terlebih dahulu. Sistem Koordinat Umum biasanya dinotasikan sebagai:
qi ; i = 1, 2, 3, 4, ..., n
Nilai n bergantung pada jumlah partikel dari sistem yang ditinjau dan juga
bergantung pada dimensi ruang yang ditinjau.
Contoh:
1. 1 partikel
Jika dinyatakan dalam Koordinat Kartesius 3 dimensi : x, y, z
Jika dinyatakan dalam Koordinat Umum : q1, q2, q3 ⇒ n = 3
2. 2 partikel
Jika dinyatakan dalam Koordinat Kartesius 3 dimensi:
partikel 1 : x1, y1, z1
partikel 2 : x2, y2, z2
Jika dinyatakan dalam Koordinat Koordinat Umum : q1, q2, q3, ..., q6
⇒n=6
3. N partikel
5
Jika dinyatakan dalam Koordinat Kartesius 3 dimensi:
partikel 1 : x1, y1, z1
partikel 2 : x2, y2, z2
partikel 3 : x3, y3, z3
.
partikel N : xN , yN , zN
Jika dinyatakan dalam Koordinat Umum: q1, q2, q3, ..., q3N ⇒ n = 3N
Karena (x1, y1, z1, x2, y2, z2, x3, y3, z3, ..., xN , yN , zN ) dan (q1, q2, q3, ..., q3N )
merepresentasikan sistem yang sama, sehingga kedua himpunan tersebut harus
dapat dihubungkan.
Ini berarti:
q1 = q1(x1, y1, z1, x2, y2, z2, x3, y3, z3, ..., xN , yN , zN , t)
q2 = q2(x1, y1, z1, x2, y2, z2, x3, y3, z3, ..., xN , yN , zN , t)
.
.
.
q3N = q3N (x1, y1, z1, x2, y2, z2, x3, y3, z3, ..., xN , yN , zN , t) (2.3)
6
zN = zN (q1, q2, q3, ..., q3N , t) (2.4)
Satu pengertian agar ungkapan persamaan (2.3) dan (2.4) diatas dipenuhi adalah
bahwa:
(2.5)
Contoh:
r =√ x 2 + y 2
y
θ=tan −1 −ωt
x
dengan q1 = r dan q2 = θ.
sehingga :
−1 y
q 1=√ x2 + y 2 dan q 2=tan −ωt
x
7
Gambar 2.1 Sistem Koordinat Polar
Atau
8
Apabila terdapat k buah persamaan kendala
f1(x1, y1, z1, x2, y2, z2, ..., xi, yi, zi, , x N , y N , zN ) = 0
f2(x1, y1, z1, x2, y2, z2, ..., xi, yi, zi, , x N , y N , zN ) = 0
.
.
.
fk(x1, y1, z1, x2, y2, z2, ..., xi, yi, zi, ..., xN , yN , zN ) = 0
(2.7)
Tinjau sistem berupa partikel tunggal. Jika partikel bergerak bebas dalam ruang,
maka dikatakan partikel tersebut tidak mengalami kendala, sehingga derajat
kebebasannya berjumlah tiga, yaitu
Jika partikel tersebut hanya dapat bergerak dalam bidang xy, maka derajat
kebebasannya berkurang menjadi dua, yaitu
Jika partikel tersebut hanya dapat bergerak dalam arah x, maka derajat
kebebasannya berkurang lagi menjadi satu, yaitu
x = x(q)
Contoh:
9
1. Dua buah kelereng besi disambung dengan batang tegar yang pan- jangnya
l, sehingga membentuk semacam barbel. Persamaan kendala untuk dua
kelereng itu adalah
x2 + y2 − a2 = 0dan z = tetapan.
(2.9)
r =√ x 2 + y 2
y
θ=t an−1 −ωt
x
Kecepatan Umum :
10
q˙2 = θ˙ ← laju tangensial
Karena sistem koordinat umum dan sistem koordinat kartesian saling terkait, maka
hal yang sama juga terjadi antara kecepatan, percepatan, dan lain-lain di dalam
sistem koordinat kartesian.
(2.10)
(2.11)
(2.12)
Sehingga :
11
2.5 Percepatan Umum
(2.13)
Ditinjau Koordinat x1 :
Perhatikan bahwa indeks i dan j hanya sekedar indeks boneka (dummy index ).
Jadi, indeks pada suku keempat dapat dibuat dalam i. Selanjutnya dapat
disederhanakan sebagai berikut:
12
Selanjutnya, perhatikan suku terakhir. Perlu diingat bahwa :
(2.14)
(2.15)
(2.16)
Dan
(2.17)
13
Pertama, tinjau komponen x. Secara eksplisit, x merupakan fungsi dari variabel r,
θ, dan t. Jika diturunkan terhadap waktu diperoleh :
(2.18)
(2.19)
(2.20)
Tampak bahwa hasilnya sama dengan persamaan (2.18). Adapun percepatan
diperoleh sebagai :
14
(2.21)
(2.22)
(2.23)
dengan Aij, Bi, T0 pada umumnya merupakan fungsi dari q1, q2, q3, ..., q3N , t. Jika
sistem koordinat qi bersifat ortogonal (vektor-vektor basisnya saling ortogonal)
maka: Aij = 0 untuk i ƒ= j dan Bi = T0 = 0.
15
r = xxˆ + yyˆ
˙r = q1 qˆ1 + q2 qˆ2
Vektor Kecepatan :
Energi Kinetik :
Gambar 2.2 Vektor posisi dilihat dari Koordinat Kartesius dan Koordinat
Umum
16
Dalam koordinat umum:
A11=A22 = m
A12= A21 = m cos α
A11 = A22 = m
A12 = A21 = 0
17
Contoh: Dalam koordinat polar ( 2 dimensi)
x = r cos θ
y = r sin θ
Definisi:
(2.24)
Tinjau N parikel dengan posisi (x1, y1, z1, x2, y2, z2, x3, y3, z3, : xN , yN , zN )
di dalam sistem Koordinat Kartesian atau oleh himpunan: (q1, q2, q3, , q3N ) di
dalam sistem Koordinat Umum. Jika masing-masing partikel bergeser sejauh (δx1,
δy1, δz1, ..., δxN , δyN , δzN ), maka kerja yang dilakukan oleh gaya yang bekerja
pada partikel:
18
dengan δxi, δyi, δzi dapat dinyatakan dalam pergeseran di dalam sistem ko- ordinat
umum δqi :
(2.25)
Analog :
` (2.26)
Maka :
`
`(2.27)
(2.28)
19
Jika gaya Fi bersifat konservatif, gaya tersebut dapat dinyatakan dengan
(2.29)
(2.30)
Contoh:
Dengan :
Dan
Sehingga diperoleh :
Dan
20
(2.31)
Dengan :
x = r cos θ
y = r sin θ
Maka:
Dan
21
2.8.2 Penurunan Persamaan Lagrange dari Konsep Gaya Umum
(2.32)
Sehingga:
Ingat bahwa
(2.33)
(2.34)
Analog :
22
Maka :
Sehingga :
(2.35)
23
(2.36)
q), maka :
Dengan demikian :
Diperoleh :
Hukum Newton: q1 = x; q2 = y; q3 = z
24
Dengan koordinat kartesius :
Sehingga :
Jadi,
Contoh:
Gerak partikel dalam 2 dimensi. Koordinat umum: q1 dan q2.
Persamaan Lagrange:
25
dan Energi potensial V = 0 (karena partikel bebas), sehingga Lagrangan L
diperoleh sebagai
26
legendre dari fungsi Lagrangian, dalam persamaan, Hamiltonian dapat dinyatakan
sebagai :
H ( q , p ,t ) ≔ q ˙ . p=L(q , q ˙ , t)
Dimana q = (q1,. . . , qn)T dan p = (p1, . . . , pn)T dan q˙ = q˙ (q,p,t) , serta notasi
n
untuk q˙.p dinyatakan dengan q ˙ . p=∑ q ˙ j . p j
j=1
∂H
q ˙ i=
∂ p'i
−∂ H
p ˙i=
∂ q 'i
Untuk i = 1, . . . , n. Ini merupakan persamanan canocial Hamilton, terdiri dari
persamaan gerak turunan pertama 2n. Didapatkan nilai dari H adalah
H = q ˙ ( q , p ) . p−L ( q , q ˙ ( q , p ) )
Pada persamaan Hamiltonian H = H (q.p) juga tidak terpengaruh terhadap nilai t
eksplisit. Kemudian dapat digunakan penurunan berantai untuk menunjukkan
bahwa jika H tidak eksplisit terhadap t maka H adalah :
a. Konstan terhadap geraknya
b. Kuantitasnya kekal
c. Integral dari geraknya
Oleh karena tidak adanya ketergantungan terhadap t yang eksplisit pada fungsi
Hamiltonian H dapat berfungsi sebagai sistem konseatif , walaupun H secara
umum mungkin bukan energi totalnya. Akan tetapi untuk sistem mekanik
sederhana dengan nilai energi kinetik T = T (q,q .) dan potensial V = V (q), maka
nilai H akan menjadi energi Totalnya. Dimana nilai dari H adalah :
H=T+V
Untuk membentuk persamaan Hamiltonian Canocial untuk proses sistem
mekanika adalah :
1. Memilih cordinat yang umum q = (q1,. . . , qn)T dan susunlah :
L (q,q’,t) = T – V
2. Tentukan dan hitung nilai momen secara umum
∂L
pi =
∂ q'i
27
untuk i = 1, . . . , n. Selesaikan hubungan untuk mendapatkan
q’i = q’i(q,p,t)
28
L=−m0 c 2 √1− β2 +eA . v−e
1
2 2 2 2
H ( q , p ,t )=e+c ⌈ ( p−eA ) + m c ⌉
o
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Posisi sebuah partikel dalam l ruang dapat dinyatakan dengan
menggunakan tiga jenis koordinat, dapat berupa koordinat kartesian, koordinat
bola atau koordinat silinder. Jika partikel bergerak pada sebuah bidang, atau pada
sebuah permukaan yang terbatas, maka hanya dibutuhkan dua koordinat untuk
menyatakan posisinya, sedangkan untuk partikel yang bergerak pada sebuah garis
lurus atau pada lintasan lengkung cukup dengan menggunakan satu koordinat
saja. Jika sistem yang ditinjau mengandung N partikel, maka diperlukan paling
kurang 3N koordinat untuk menyatakan posisi semua partikel. Secara umum,
terdapat n jumlah minimum koordinat yang diperlukan untuk menyatakan
konfigurasi system yang disebut dengan koordinat umum (generalized
coordinates). Koordinat qk dapat saja berupa sudut atau jarak.
Berdasarkan pada sistem mekanik yang terdiri dari N buah partikel. Untuk
menentukan posisi dari sistem seperti ini pada waktu tertentu, kita membutuhkan
buah vektor, sedangkan masing-masing vektor dapat dideskripsikan ke dalam tiga
koordinat. Tentunya, kita membutuhkan koordinat untuk mendiskripsikan sistem
mekanik tersebut. Jika terdapat gaya penghambat, maka jumlah total koordinat
yang dibutuhkan untuk menentukan sistem akan berkurang.
Adanya penghambat atau kendala mengakibatkan masalah, masalah dapat
diselesaikan dengan memperkenalkan koordinat umum. Sistem Koordinat Umum
adalah sistem koordinat yang bisa diinterpretasikan sebagai sistem koordinat
tertentu sesuai dengan keinginan kita.
Jika masing-masing koordinat dapat berbeda secara independen dengan
lainnya, maka sistem dikatakan holonomik. Dalam sistem tak holonomik, semua
30
koordinatnya tidak berbeda secara independen satu sama lain. Maka dari itu,
dalam sistem ini, jumlah derajat kebebasannya adalah kurang dari jumlah
minimum dari koordinat yang dibutuhkan untuk menentukan konfigurasi dari
sistem. Sehingga, satu set dari koordinat umum yang sesuai dengan sistem adalah
mereka yang hasil dalam persamaan geraknya mendorong kepada interpretasi
gerak yang mudah. Dan Koordinat umum dipasangkan dengan momenta umum,
gaya umum untuk memberikan koordinat kanonik pada ruang fase.
Setelah menggeneralisasikan momentum dan gaya umum, ungkapan
mekanika di dalam sistem kordinat umum akan lengkap jika terdapat persamaan
gerak, yaitu mengubah persamaan gerak dalam sistem koordinat kartesian
(Hukum Newton) ke persamaan gerak dalam koordinat umum (Persamaan
Lagrange). Dan yang tidak kalah pentingnya juga yakni persamaan Hamiltonian.
Hamiltonian mekanik dari suatu sistem merupakan jumlah dari energi
kinetik dan energi potensial yang dinyatakan dalam fungsi posisi dan momentum
konjugatnya. Hamiltonian Mekanik mempunyai kesaaman dengan persamaan
Lagrangian dan juga secara alami muncul dari persamaan Lagrangian pula.
3.2 Saran
Semoga menambah pemahaman tentang koordinat umum. Dan adanya
penulisan lebih lanjut untuk memberikan informasi terkait pembahasan tentang
kordinat umum.
31
DAFTAR PUSTAKA
32