Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya laporan ini dapat disusun tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum uji sondir dan bor tangan
yang telah dilakukan di Jalan Raya Anggungan, Lukluk, Mengwi, Kabupaten
Badung (SD Negeri 1 Lukluk) dan uji laboratorium. Laporan ini juga disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Tanah 2 yang merupakan salah satu
mata kuliah yang wajib ditempuh di Fakultas Teknik Universitas Warmadewa.
Seperti pepatah mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak” Dari itulah
disadari sepenuhnya bahwa menyusun laporan ini bukanlah hal yang mudah,
sehingga masih banyak kekurangannya. Itu berarti laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat kontsruktif sangat diharapkan
dari para pembaca demi sempurnanya laporan ini. Dan akhir kata diucapkan
terima kasih kepada :
Tim Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum.............................................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................3
2.1 Uji Sondir (Dutch Cone Penetration Test).......................................................3
2.2 Uji Bor Tangan (Hand Boring)........................................................................5
2.3 Penentuan Berat Jenis Butir Tanah (specific gravity)......................................6
2.4 Penentuan Batas-batas Atterberg (tterberg limit).............................................7
2.5 Analisis Ukuran Butir (grain size analysis)...................................................10
BAB III METODELOGI.............................................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum........................................................................11
3.2 Metode Pengumpulan Data............................................................................12
3.3 Alat dan Bahan Praktikum..............................................................................12
3.5 Prosedur Kerja................................................................................................14
3.5.1 Prosedur Kerja Uji Sondir......................................................14
3.5.2 Prosedur Kerja Uji Bor Tangan..............................................16
3.5.3 Prosedur Kerja Uji Berat Jenis Butir Tanah...........................17
3.5.4 Prosedur Kerja Uji Analisis Ukuran Butir.............................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................22
4.1 Uji Sondir dan Uji Bor Tangan......................................................................22
4.2 Uji Berat Jenis Butir Tanah dan Ukuran Butir Tanah....................................26
BAB V PENUTUP......................................................................................................34
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................34
5.2 Saran...............................................................................................................34
Daftar Pustaka..............................................................................................................35
ii
Lampiran I....................................................................................................................36
Lampiran II...................................................................................................................39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada praktikum ini, dilakukan uji sodir dan uji bor tangan untuk
memperoleh sampel tanah di lokasi yang akan dibangun Rumah Sakit
Warmadewa, Jalan Sidan Astina Timur, Banjar Sidan Kelod, Desa Sidan,
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Sampel tanah yang didapat
selanjutnya diuji di laboratorium untuk menentukan berat jenis butir tanah serta
ukuran butir tanah dengan uji saringan.
1
Pada laporan ini, penulis mepaparkan hasil uji sondir, uji bor tangan, dan
uji saringan sampel tanah yang diperoleh dari lokasi Jalan Raya Anggungan,
Desa Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung tepatnya di SD Negeri 1
Lukluk. Selanjutnya hasil pengujian ini, akan menjadi dasar untuk perencanaan
pondasi sesuai dengan karakteristik tanah di lokasi tersebut.
1. Bagaimana hasil uji sondir dan bor tangan untuk sampel tanah yang
didapat di lokasi praktikum?
2. Bagaimana hasil uji laboratorium terkait berat jenis butir tanah dan
ukuran butir tanah untuk sampel tanah yang didapat di lokasi
praktikum?
1. Menambah wawasan mengenai uji sondir dan bor tangan tangan untuk
sampel tanah yang didapat di lokasi praktikum
2. Menambah wawasan mengenai berat jenis butir tanah dan ukuran butir
tanah untuk sampel tanah yang didapat di lokasi praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dutch Cone Penetration Test atau sering disebut dengan sondir adalah
salah satu survey lapangan yang berguna untuk memperkirakan letak lapisan
tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan tanah lempung. Dari tes ini
didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan penetrasi konus adalah
perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan
luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung
bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan penetrasi konus dan
hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada manometer.
HL=L x f ……………………………………………………………(2.1)
3
4
Keterangan:
Keterangan:
5
Sumber: Buku MEKANIKA TANAH. Jilid 2 : Prinsp-prinsip rekayasa geoteknis.
Uji bor tangan (hand boring) adalah pekerjaan pengambilan sampel tanah
asli untuk mengetahui kondisi tanah perlayer dan jika memungkinkan sampai ke
tanah keras. Penyelidikan tanah dengan metode ini bertujuan menentukan jenis
dan sifat-sifat tanah (soil properties) pada lokasi yang akan dibangun pondasi dari
tiap tebal lapisannya. Pengambilan sample tanah ini dikenal dengan sebutan
undisturbed soil sample (pengambilan tanah tidak terganggu). Pengambilan
sampel tanah ini adalah dengan cara mengebor sampai kedalaman tertentu dengan
menggunakan tabung (pipa) logam berongga kedalam tanah.
Partikel tanah dapat dibagi menjadi beberapa dua kelompok utama, yaitu:
1. Berbutir kasar.
Kelompok berbutir kasar terdiri dari:
a. Batu Kerikil (gravel).
b. Pasir (sand).
Golongan batu kerikil (gravel) dan pasir (sand) terdiri dari pecahan batu
dengan berbagai ukuran dan bentuk. Butiran batu kerikil biasanya terdiri dari
pecahan batu, atau terdiri dari satu macam zat mineral tertentu, seperti kwartz.
Butiran pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat mineral, terutama
kwartz.
2. Berbutir halus.
Kelompok berbutir kasar terdiri dari:
a. Lanau (silt).
6
Lempung terdiri dari butiran-butiran yang sangat kecil dan menunjukkan
sifat-sifat kohesi dan plastis. Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa
bagian-bagian bahan itu melekat satu sama lain. Plastisitas adalah sifat
yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah-rubah tanpa perubahan isi
atau kembali ke bentuk asalnya tanpa terjadi retak-retakan atau terpecah-
pecah.
b. Lempung (clay).
Lanau merupakan peralihan antara lempung dan pasir halus. Lanau
memperlihatkan sifat kurang plastis, lebih mudah ditembus air dari pada
lempung, serta adanya sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung.
Dilatasi adalah gejala perubahan isi apabila dirubah bentuknya. Lanau
sebagaimana juga pasir menunjukkan sifat “quick” (hidup) apabila
diguncang atau digetarkan.
7
2.3 Penentuan Berat Jenis Butir Tanah (specific gravity).
W3
Gs ( Pada T ° C ) =
( W 1+W 3 ) −W 2
γw ( pada .T ℃ )
Gs ( Pada 20 ℃ )=Gs(Pada T ℃ ) { γw ( pada .T ℃ ) }
¿ Gs ( Pada T ℃ ) . a ………………………………….....................….(2.3)
Dimana:
γw ( pada. T ℃ )
a= { γw ( pada. T ℃ )}………………………………………………….....
(2.4)
Keterangan:
Temperatur (T) ᵒC α
18 1,004
19 1,002
20 1,000
8
22 0,9996
24 0,9991
26 0,9986
28 0,9980
Sumber: Buku MEKANIKA TANAH. Jilid 2 : Prinsp-prinsip rekayasa geoteknis.
9
1. Penentuan Batas Cair (Liquid Limit).
Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air dari
masing-masing sample, kemudian digambar dalam bentuk grafik. Jumlah ketukan
(pukulan) sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedangkan nilai kadar
air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa. Dengan membuat garis lurus
melalaui titik-titik tersebut atau jika diperoleh titik-titik tersebut tidak pada satu
garis lurus, maka garis lurus dibuat sebagai garis regresi linear dari ketiga titik
tersebut. Kadar air pada batas cair ditentukan pada jumlah ketukan (pukulan) 25.
Kadar air inilah yang disebut Batas Cair (Liquid Limit). Kadar air dapat
ditentukan dengan persamaan berikut sesuai dengan uji penentuan kadar air dalam
buku pedoman praktikum mekanika tanah ini. Penentuan kadar air dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
W 2−W 3
w= x 100 % …………………………………………...........(2.5)
W 3−W 1
Keterangan:
w : kadar air.
W1 : berat cawan susut.
W2 : berat cawan + tanah basah.
W3 : berat cawan + tanah kering.
Batas Plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah
yang merupakan kadar air pada batas keadaan plastis dan keadaan semi solid.
Batas ini didefinisikan sebagai kadar air yang dinyatakan dalam persen (%)
dimana tanah apabila digulung sampai mencapai diameter 1/8 inch (3.2 mm)
menjadi retak-retak. Ukuran keplastisan tanah disebut Indeks Plastis (PI), yaitu:
PI =¿−PL …………………………………………….…………...(2.6)
10
Keterangan:
Dimana:
SL : Batas susut tanah (kadar air batas susut)
Wo : Berat benda uji setelah kering
Vo : Volume benda uji setelah kering
Gs : Berat jenis tanah
w : Kadar air tanah basah yang diisi pada container
V : Volume tanah basah
Jadi angka susut (Srinkage Ratio = SR) dapat dihitung dengan rumus:
Wo
SR= ……………………………………………….……………(2.9)
Vo
11
2.5 Analisis Ukuran Butir (grain size analysis).
Secara umum tanah terdiri atas tiga bagian, yaitu butiran, air, dan udara.
Sifat-sifat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirannya.
Ukuran butiran menentukan klasifikasi macam tanah tersebut. Untuk butiran kasar
dipakai cara penyaringan dalam penentuan ukiran butiran tanah. Tanah
dikeringkan dan disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran diameter kisi
saringan tertentu dari mulai yang kasar hingga yang halus. Dengan demikian
butiran tanah terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang
diketahui. [ CITATION Bra00 \l 1033 ]
Perhitungan
W d −W t
boleh melebihi 2% = ×100 %............................................................
Wd
(7.2)
Keterangan :
12
BAB III
METODELOGI
Lok
asi
Prak
3.1.2 Uji Berat Jenis Butir Tanah dan Analisis Ukuran Butir:
a. Tahap 1 dilakukan pada:
Waktu : Pukul 15.00 WITA – selesai.
Tanggal : 6 November 2017.
Tempat : Laboratorium Teknik Sipil Universitas Warmadewa.
13
b. Tahap 2 dilakukan pada:
Waktu : Pukul 12.00 WITA – selesai.
Tanggal : 7 November 2016.
Tempat : Laboratorium Teknik Sipil Universitas Warmadewa.
14
1. Minyak Hidrlolik.
2. Tanah.
3.3.2 Alat Uji Bor Tangan.
a. Alat:
1. Mata bor.
2. Stang bor.
3. Kunci T pemutar.
4. Stang Pemutar.
5. Tabung contoh.
6. Stick apparatus.
7. Kop penahan.
8. Palu dengan berat 10 kg.
9. Kunci pipa.
10. Meteran.
3.3.3 Alat dan Bahan Uji Berat Butir Tanah di Laboratorium.
a. Alat:
1. Piknometer dengan volume 500 ml.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr.
3. Saringan no. 40 ASTM.
4. Oven.
5. Kompor listrik.
6. Termometer.
7. Alat pembersih.
8. Cawan.
b. Bahan:
1. Aquades.
2. Sample tanah lolos saringan no. 40 sebanyak 500 gr kering oven.
3.3.4 Alat dan Bahan Uji Ukuran Butir di Laboratorium.
a. Alat:
1. Nomor saringan standar yang digunakan adalah nomor saringan 4,
10, 20, 40, 60, 100, 200 dan pan.
15
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
3. Oven.
4. Mesin pengguncang saringan.
5. Talam, kuas, sikat kuningan, sendok.
b. Bahan:
1. Tanah yang telah didapatkan pada saat praktikum.
16
Gambar 3.3 Pemasangan Alat Sondir
Sumber: Foto diambil 27 Oktober 2017
4. Memasang Traker, tekan stang dalam. Pada penekanan pertama ujung
konus akan bergerak ke bawah sedalam 4 cm, kemudian manometer
dibaca yang menyatakan perlawanan ujung.
5. Menekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan
sampai setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm.
17
Gambar 3.5 Pencatatan Perlawanan Konus
Sumber: Foto diambil 27 Oktober 2017
7. Melakukan hal yang sama dengan langkah kerja di atas sampai
pembacaan manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai ≥150
kg/cm2 dan jika penekanan mesin sondir sudah mencapai maksimalnya
atau dirasa telah mencapai tanah keras, maka pengujian ini dapat
dihentikan.
18
3. Lakukan pengangkatan setelah dirasa mata bor penuh kurang lebih 10
sampai 15 cm.
19
3.5.3 Prosedur Kerja Uji Berat Jenis Butir Tanah.
20
Tanah terlebih dahulu diaduk dengan aquades sampai menyerupai
pasta, kemudian rendam dengan tambahan aquades selama ½ sampai
1 jam, dan masukkan ke dalam piknometer.
Untuk tanah pasir/nonkohesif.
Tanah dapat langsung dimasukkan ke dalam piknometer.
5. Piknometer berisi pasta tanah atau tanah kering tersebut diberi aquades
sampai di bawah leher piknometer, udara yang terperangkap dalam
tanah pada piknometer dihilangkan dengan cara dipanaskan sambil
digoyang-goyang selama ± 15 menit, sampai gelembung udara tidak
ada dan air diatas tanah bersih, kemudian diisi aquades sampai tanda
500ml dan ditimbang (W2) gr. Temperatur aquades dalam piknometer
diukur dan digunakan nilai koreksi temperatur (α) seperti dalam tabel
2.1 di tinjauan pustaka.
21
6. Tuangkan campuran tanah dan aquades dari dalam piknometer kedalam
cawan sampai semua butir-butir tanah benar-benar bersih dari
piknometer dengan cara membilasnya.
22
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 miligram.
3. Oven.
4. Mesin pengguncang saringan.
5. Talam, kuas, sikat kuningan, sendok.
B. Pelaksanaan Pengujian Analasis Ukuran Butir:
1. Contoh tanah yang sudah dioven, disaring
dengan saringan nomor 4 dengan diameter 4,75 mm ditempatkan paling
atas, dilanjutkan dengan saringan-saringan nomor 10, 20, 40, 60, 100,
200, dan pan.
23
Gambar 3.14 Penyaringan Tanah dengan Mesin
Sumber: Foto diambil 7 November 2017
3. Contoh tanah yang tertinggal pada masing-masing saringan ditimbang.
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
25
sebesar 40 kg/cm 2, local friction sebesar 1 kg /cm2 dan frixtion ratio
sebesar 2,5% sehingga termasuk jenis tanah lempung
7. Pada tekanan ke-34 dengan kedalaman 6,3 m menghasilkan jumlah
perlawanan konus sebesar 140 kg /cm2 , menghasilkan perlawanan
konus sebesar 130 kg /cm2 , local friction sebesar 1 kg /cm2 dan frixtion
ratio sebesar 0,77% sehingga termasuk jenis tanah lanau berpasir.
8. Pada tekanan ke-35 dengan kedalaman 6,4 m menghasilkan jumlah
perlawanan konus sebesar 1 50 kg/ cm2, menghasilkan perlawanan
konus sebesar 1 40 kg /cm2, local friction sebesar 1 kg /cm2 dan frixtion
ratio sebesar 0,71% sehingga termasuk jenis tanah lanau berpasir.
9. Pada tekanan ke-36 dengan kedalaman 6,5 m menghasilkan jumlah
perlawanan konus sebesar 1 60 kg/cm2, menghasilkan perlawanan
konus sebesar 150 kg /cm2 , local friction sebesar 1 kg /cm2 dan frixtion
ratio sebesar 0,67% sehingga termasuk jen6is tanah lanau berpasir.
10. Sampai pada tekanan terakhir dengan kedalaman 6,6 m menghasilkan
jumlah perlawanan konus sebesar 200 kg /cm 2, menghasilkan
perlawanan konus sebesar 200 kg /cm2, local friction sebesar 0 kg /cm2
dan frixtion ratio sebesar 0% sehingga termasuk jenis tanah lempung.
Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel hasil perhitungan data
sondir pada lampiran II.
B. Menentukan tingkat kekerasan dan hambatan lekat tanah:
26
25
15
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Kedalaman Tanah
500
Jumlah Hambatan Lekat
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Kedalaman Tanah
27
1. Pada Pengeboran pertama dengan kedalaman 0,2 m didapat tanah-
tanah berwarna coklat kehitaman sehingga termasuk jenis tanah
lempung.
2. Pada Pengeboran kedua dengan kedalaman 0,4 m didapat tanah-tanah
berwarna hitam ke abuan sehingga termasuk jenis tanah lanau berpasir.
3. Pada Pengeboran pertama dengan kedalaman 0,6 m didapat tanah-
tanah berwarna coklat kemerahan sehingga termasuk jenis lempung.
4. Pada Pengeboran pertama dengan kedalaman 0,8 m didapat tanah-
tanah berwarna hitam ke abuan sehingga termasuk jenis tanah lanau
berpasir.
5. Pada Pengeboran pertama dengan kedalaman 1 m didapat tanah-tanah
coklat kehitaman sehingga termasuk jenis tanah lempung
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.1 Hasil Uji Bor Tangan.
4.2 Uji Berat Jenis Butir Tanah dan Ukuran Butir Tanah.
28
Untuk pengujian berat butir tanah (specific gravity) pada no pengujian 1
sampai 5 memiliki kode / no piknometer yang sama yakni 11, selain itu berat
piknometer + aquadesh (W1) dari sampel 1 sampai 5 juga memiliki berat yang
sama yakni 664 gram. Kemudian berat piknometer + aquadesh + tanah (W2)
untuk no pengujian 1 memiliki berat 845 gram, untuk no pengujian 2 memiliki
berat 865 gram, no pengujian 3 seberat 795 gram, untuk no pengujian 4 seberat
837 gram no pengujian 5 seberat 770 gram. Berikutnya untuk berat tanah kering
(W3) pada no pengujian 1 seberat 232 gram, no pengujian 2 seberat 272 gram,
lalu untuk no pengujian 3 seberat 139,2 gram, no pengujian 4 seberat 232 gram
yang terakhir no pengujian 5 seberat 192,6 gram. Untuk suhu (T°C) dari no
pengujian 1 sampai 5 memiliki suhu yang sama yakni 25°C.
W3
menggunakan rumus Gs (pada T° C) = dan mendapatkan hasil
( W 1+W 3 )−W 2
pada no pengujian 1 sebesar 4,549, no pengujian 2 sebesar 3,831, no pengujian 3
sebesar 16,976, no pengujian 4 sebesar 3,932 no pengujian 5 sebesar 2,224.
γ w ( pada , T ° C )
Kemudian untuk mencari α digunakan rumus α = { }
γ w ( pada , 20 T ° C )
dari no
29
Tabel 4.2 Hasil Berat Butir Tanah.
30
5. Saringan no 60, dengan diameter 0,250 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 2,8 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,92% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 17,47% dan persentase finer sebesar 99,08%.
6. Saringan no 100, dengan diameter 0,106 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0,16 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,05% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 0,97% dan persentase finer sebesar 99,95%.
7. Saringan 200, dengan diameter 0,075 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 6,63 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 2,18% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 2,23% dan persentase finer sebesar 97,82%.
8. Pan menghasilkan berat butir yang tertinggal sebesar 1,04 gram dengan
persentase berat butir yang tertinggal sebesar 0,34% lalu persentase
komulatif berat butir tertinggal sebesar 2,52% dan pesentase finer
sebesar 99,66%. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil uji ukuran butir tanah
1 dengan berat 300 gram pada lampiran I.
B. Untuk tanah 2 dengan berat 150 gram dilakukan uji:
1. Saringan no 4, dengan diameter 4,750 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 0% dan persentase finer sebesar 100%.
2. Saringan 10, dengan diameter 2,000 mm menghasilkan berat butir yang
tertinggal sebesar 22,05 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 21,13% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 21,13% dan persentase finer sebesar 78,87%.
3. Saringan no20, dengan diameter 0,850 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 50 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 47,92% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 69,05% dan persentase finer sebesar 52,08%.
31
4. Saringan no 40, dengan diameter 0,425 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 30,60 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 29,33% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 77,25% dan persentase finer sebesar 70,67%.
5. Saringan no 60, dengan diameter 0,250 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 1,25 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 1,20% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 30,53% dan persentase finer sebesar 98,80%.
6. Saringan no 100, dengan diameter 0,106 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 1,20% dan persentase finer sebesar 100%.
7. Saringan no 200, dengan diameter 0,075 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 0% dan persentase finer sebesar 100%
8. Pan menghasilkan berat butir yang tertinggal sebesar 0,44 gram dengan
persentase berat butir yang tertinggal sebesar 0,42% lalu persentase
komulatif berat butir tertinggal sebesar 0,42% dan pesentase finer
sebesar 99,58%. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil uji ukuran butir tanah
2 dengan berat 150 gram pada lampiran I.
C. Untuk tanah 3 dengan berat 300 gram dilakukan uji:
1. Saringan no4, dengan diameter4,750 mm menghasilkan berat butir yang
tertinggal sebesar 12,71 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 6,47% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 6,47% dan persentase finer sebesar 93,53%.
2. Saringan no10, dengan diameter2,000 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 82,7gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 42,11% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 48,58% dan persentase finer sebesar 57,89%.
32
3. Saringan no20, dengan diameter0,850 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 59,68 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 30,39% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 72,50% dan persentase finer sebesar 69,61%.
4. Saringan no40, dengan diameter0,425 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 31,65 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 16,12% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 46,51% dan persentase finer sebesar 83,88%.
5. Saringan no60, dengan diameter0,250 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 2,6 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 1,32% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 17,44% dan persentase finer sebesar 98,68%.
6. Saringan no100, dengan diameter0,106 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0,2 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,10% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 1,43% dan persentase finer sebesar 99,90%.
7. Saringan no200, dengan diameter 0,075 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 1,98 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 1,01% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 1,11% dan persentase finer sebesar 98,99%.
8. Pan menghasilkan berat butir yang tertinggal sebesar 4,86 gram dengan
persentase berat butir yang tertinggal sebesar 2,47 % lalu persentase
komulatif berat butir tertinggal sebesar 3,48% dan pesentase finer
sebesar 97,53%. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil uji ukuran butir tanah
3 dengan berat 300 gram pada lampiran I.
D. Untuk tanah 4 dengan berat 300 gram dilakukan uji:
1. Saringan no4, dengan diameter4,750 mm menghasilkan berat butir yang
tertinggal sebesar 3,4gram dengan persentase berat butir yang tertinggal
sebesar 1,43% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal sebesar
1,43% dan persentase finer sebesar 98,57%.
33
2. Saringan no10, dengan diameter2,000 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 90 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 37,89% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 39,32% dan persentase finer sebesar 62,11%.
3. Saringan no20, dengan diameter0,850 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 91 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 38,31% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 76,19% dan persentase finer sebesar 61,69%.
4. Saringan no40, dengan diameter0,425 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 45,3 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 19,07% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 57,37% dan persentase finer sebesar 80,93%.
5. Saringan no60, dengan diameter0,250 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 2,0 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,84% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 19,91% dan persentase finer sebesar 99,16%.
6. Saringan no100, dengan diameter0,106 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0,32 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,13% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 0,98% dan persentase finer sebesar 99,87%.
7. Saringan no200, dengan diameter 0,075 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 1,85 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,78% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 0,91% dan persentase finer sebesar 99,22%.
8. Pan menghasilkan berat butir yang tertinggal sebesar 3,69gram dengan
persentase berat butir yang tertinggal sebesar 1,55 % lalu persentase
komulatif berat butir tertinggal sebesar 2,33% dan pesentase finer
sebesar 98,45%. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil uji ukuran butir tanah
4 dengan berat 300 gram pada lampiran I.
34
E. Untuk tanah 5 dengan berat 200 gram dilakukan uji:
1. Saringan no4, dengan diameter4,750 mm menghasilkan berat butir yang
tertinggal sebesar 0 gram dengan persentase berat butir yang tertinggal
sebesar 0% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal sebesar 0%
dan persentase finer sebesar 100%.
2. Saringan no10, dengan diameter2,000 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0,2 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,23% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 0,23% dan persentase finer sebesar 99,77%.
3. Saringan no20, dengan diameter0,850 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0,5 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,57% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 0,80% dan persentase finer sebesar 99,43%.
4. Saringan no40, dengan diameter0,425 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 0,5 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 0,57% lalu persentase komulatif berat butir tertinggal
sebesar 1,15% dan persentase finer sebesar 99,43%.
5. Saringan no60, dengan diameter0,250 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 18,4 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 21,10% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 21,67% dan persentase finer sebesar 78,90%.
6. Saringan no100, dengan diameter0,106 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 10,3 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 11,81% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 32,91% dan persentase finer sebesar 88,19%.
7. Saringan no200, dengan diameter 0,075 mm menghasilkan berat butir
yang tertinggal sebesar 26,7 gram dengan persentase berat butir yang
tertinggal sebesar 30,62% lalu persentase komulatif berat butir
tertinggal sebesar 42,43% dan persentase finer sebesar 69,38%.
8. Pan menghasilkan berat butir yang tertinggal sebesar 30,6gram dengan
persentase berat butir yang tertinggal sebesar 35,09 % lalu persentase
35
komulatif berat butir tertinggal sebesar 65,71% dan pesentase finer
sebesar 64,91%. Untuk lebih jelas lihat tabel hasil uji ukuran butir tanah
5 dengan berat 200 gram pada lampiran.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Dari hasil dan pembahasan yang kita peroleh dapat disimpulkan bahwa:
5.2 Saran.
37
Daftar Pustaka
Anonim, Buku Pedoman Praktikum : Prosedur uji berat butir jenis tanah dan
analisis ukuran butir.
38
Lampiran I
Tabel Hasil uji ukuran butir tanah 1 dengan berat 300 gram.
39
Tabel Hasil uji ukuran butir tanah 3 dengan berat 300 gram.
40
Sumber: Hasil Analisis
Tabel hasil uji ukuran butir tanah 5 dengan berat 200 gram.
41
42
Lampiran II
43