PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah SAW
sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits).
Artinya, melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah
terpancar dari pada-Nya. Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan (QS 2: 275), dengan catatan
selama dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Dalil di atas dimaksudkan untuk
transaksi offline. Sekarang bagaimana dengan transaksi online di akhir zaman ini? Kalau kita bicara
tentang bisnis online, banyak sekali macam dan jenisnya. Namun demikian secara garis besar bisa di
artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik, khususnya melalui internet atau
secara online.
Salah satu contoh adalah penjualan produk secara online melalui internet seperti yang dilakukan
Amazon.com, Clickbank.com, Kutubuku.com, Kompas Cyber Media, TokoBagus.com dll. Dalam bisnis ini,
dukungan dan pelayanan terhadap konsumen menggunakan website, e-mail sebagai alat bantu,
mengirimkan kontrak melalui mail dan sebagainya. Mungkin ada definisi lain untuk bisnis online, ada
istilah e-commerce. Tetapi yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang e-commerce, mereka
memahaminya sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet. Dan dewasa ini, kita tak dapat
mengelak bahwa fenomena jual beli online telah tumbuh dan menjamur ditengah-tengah kehidupan
kita sehari-hari. Mulai dari penjualan pakaian jadi, sepatu, tas, buku, dll. Lantas bagaimanakah hukum
jual beli online dalam perspektif islam? Dan bagaimanakah jual beli online yang diperbolehkan (halal)
dalam perspektif islam? Jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut akan kami ulas satu persatu dalam
makalah ini sehingga nantinya memunculkan suatu kesimpulan yang tepat dan dapat diterima oleh para
pembaca dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga pengetahuan pembaca akan hukum jual beli
online dalam perspektif islam lebih jelas.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan Latar belakang diatas penulis dapat permasalahan yang akan di bahas lbih lanjutnua,
yakni:
Adapun Tujuan yang akan di capai oleh Penulis dalam Pembuatan Makalah ini adalah:
1. Sebagai tugas Perindividu Pengganti Final dalam kelas dan Untuk mendapatkan nilai dari Dosen;
3. Untuk memahami hukum jual beli on line menurut perspektif Hukum Islam.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah Pengetahuan dalam pembuatan Makalah dengan diri sendiri dan memudahkan dalam
pembuatan skripsi nantinya;
BAB II
PEMBAHASAN
Jual beli adalah Jual beli adalah suatu kegiatan tukar menukar barang dengan barang lain dengan tata
cara tertentu. Termasuk dalam hal ini adalah jasa dan juga penggunaan alat tukar seperti uang. Adapun
Rukun Jual Beli adalah:
1. Adanya penjual;
2. Adanya pembeli;
3. Ijab qobul;
5. Adanya kerelaan.
1. Syarat sah jual beli adalah pelaku akad disyaratkan berakal, memiliki kemampuan memilih (orang
gila, orang mabuk tidak dinyatakan sah).
b. Bermanfaat;
c. Milik sendiri;
Adapun syarat jual beli yang terpokok adalah : orang yang berakad berakal sehat, barang yang diperjual
belikan ada manfaatnya, barang yang diperjual belikan ada pemiliknya, dan dalam transaksi jual beli
tidak terjadi manipulasi atau penipuan. Berdasarkan paparan di atas, dapat dibawa ke permasalahan
pokok kali ini, yaitu jual beli melalui online yang sebenarnya juga termasuk jual beli via telepon, sms dan
alat telekomunikasi lainnya, maka yang terpenting adalah:
1. Ada barang yang diperjualbelikan, halal dan jelas pemiliknya, sebagaimana hadist nabi: “tidak sah
jual beli kecuali sesuatu yang dimiliki seseorang“
2. Ada harga wajar yang disepakati kedua belah pihak (penjual dan pembeli), tidak ada unsur
manipulasi atau penipuan dalam transaksi (HR. Bukhari Muslim).
3. Prosedur transaksinya benar, diketahui dan saling rela antara kedua belah pihak, sebagaimana
makna firman allah : “kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku secara saling rela diantara kamu“
(an nisa’ ayat 29).
Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan, Rasulullah SAW
sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits).
Artinya, melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah
terpancar daripadanya. Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan:
“Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS 2 : 275)”
Dengan catatan selama dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Sebelum menjelaskan tentang pengertian jual beli online maka penulis sedikat akan menjelaskan
tentang pengertian jual beli itu sendiri.
Pengertian jual beli ( )البيعsecara syara’ adalah tukar menukar harta dengan harta untuk memiliki dan
memberi kepemilikan (Mughnii 3/560).
Sebagian ulama lain memberi pengertian :
1. Menurut ulama Hanafiyah : “Pertukaran harta (benda) dengan harta berdasarkan cara khusus
(yang dibolehkan)”. (Alauddin al-Kasani, Bada’i ash-Shana’I fi Tartib asy-Syara’i, juz 5, hal. 133)
2. Menurut Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ : “Pertukaran harta dengan harta untuk kepemilikan”.
(Muhammad asy-Syarbini, Mugni al-Muhtaj, juz 2, hal. 2)
3. Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab al-Mughni : “ Pertukaran harta dengan harta untuk saling
menjadikan milik”. (Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz 3, hal. 559)
4. Tukar menukar harta meskipun ada dalam tanggungan atau kemanfaatan yang mubah dengan
sesuatu yang semisal dengan keduanya, untuk memberikan secara tetap (Raudh al-Nadii Syarah Kafi al-
Muhtadi, 203).
5. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari
yang satu kepada yang lain atas dasar saling ridha. (Idris Ahmad, Fiqh al-Syafi’iyah)
6. Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf) dengan ijab dan qabul dengan cara
yang sesuai dengan syara. (Taqiyuddin, Kifayat al-Akhyar, hal. 329)
7. Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan dan memindahkan hak milik
dengan ada penggantinya dengan cara yang dibolehkan. (Fiqh al-Sunnah, hal. 126)
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar
benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima
benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah
dibenarkan syara’ dan disepakati.
Inti dari beberapa pengertian tersebut mempunyai kesamaan dan mengandung hal-hal antara lain :
1. Jual beli dilakukan oleh 2 orang (2 sisi) yang saling melakukan tukar menukar;
2. Tukar menukar tersebut atas suatu barang atau sesuatu yang dihukumi seperti barang, yakni
kemanfaatan dari kedua belah pihak;
3. Sesuatu yang tidak berupa barang/harta atau yang dihukumi sepertinya tidak sah untuk
diperjualbelikan;
4. Tukar menukar tersebut hukumnya tetap berlaku, yakni kedua belah pihak memiliki sesuatu yang
diserahkan kepadanya dengan adanya ketetapan jual beli dengan kepemilikan abadi.
Umumnya transaksi dilakukan dengan hadirnya dua orang yang mengadakan transaksi dan adanya
kerelaan kedua belah pihak. Transaksi secara online merupakan transakasi pesanan dalam model bisnis
era global yang non face, dengan hanya melakukan transfer data lewat maya (data intercange) via
internet, yang mana kedua belah pihak, antara originator dan adresse (penjual dan pembeli), atau
menembus batas System Pemasaran dan Bisnis-Online dengan menggunakan Sentral shop, Sentral Shop
merupakan sebuah Rancangan Web Ecommerce smart dan sekaligus sebagai Bussiness Intelligent yang
sangat stabil untuk diguakan dalam memulai, menjalankan, mengembangkan, dan mengontrol Bisnis.
Perkembangan teknologi inilah yang bisa memudahkan transaksi jarak jauh, dimana manusia bisa dapat
berinteraksi secara singkat walaupun tanp face to face, akan tetapi didalam bisnis adalah yang
terpenting memberikan informasi dan mencari keuntungan.
Adapun mengenai definisi mengenai E-Commerce secara umumnya adalah dengan merujuk pada semua
bentuk transaksikomersial, yang menyangkut organisasi dan transmisi data yang digeneralisasikan dalam
bentuk teks, suara, dan gambar secara lengkap. Sedangkan pihak-pihak yang terlibat sebagaiman yang
telah diungkapkan dalam akad salam diatas, mungkin tidak beda jauh, hanya saja persyaratan tempat
yang berbeda. Adapun pengertian Jual Beli Online yaitu” (sebuah akad jual beli yang dilakukan dengan
menggunakan sarana eletronik (internet) baik berupa barang maupun berupa jasa). Atau “akad yang
disepakati dengan menentukan ciri-ciri tertentu dengan membayar harganya terlebih dahulu
sedangkann barangnya diserahkan kemudian”.
Masalah jual beli online merupakan masalah fiqih kontemporer yang belum pernah dibahas dalam kitab-
kitab fiqih klasik. Oleh karena itu dalam pembahasan yang berhubungan dengan jual beli online banyak
dikaitkan dengan item- item jual beli yang ada dalam kitab- kitab fiqih, terkait dengan ketentuan pokok
atau lazim disebut rukun dan syarat jual beli:
Belanja online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon
Computers. Ia menyambungkan televisi berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi
secara realtime melalui sarana kabel telepon. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem belanja daring yang ia
temukan di berbagai penjuru Inggris.
Pada tahun 1980, belanja online secara luas digunakan di Inggris dan beberapa negara di daratan Eropa
seperti Perancis yang menggunakan fitur belanja online untuk memasarkan Peugeot, Nissan, dan
General Motors.
Pada tahun 1992, Charles Stack membuat toko buku daring pertamanya yang bernama Book Stacks
Unlimited yang berkembang menjadi Books.com yang kemudian diikuti oleh Jeff Bezos dalam membuat
situs web Amazon.com dua tahun kemudian. Selain itu, Pizza Hut juga menggunakan media belanja
online untuk memperkenalkan pembukaan toko pizza online.
Pada tahun 1994, Netscape memperkenalkan SSL encryption of data transferred online karena dianggap
hal yang paling penting dari belanja daring adalah media untuk transaksi daringnya yang aman dan
bebas dari pembobolan. Pada tahun 1996, eBay situs belanja daring lahir dan kemudian berkembang
menjadi salah satu situs transaksi daring terbesar hingga saat ini.
Wikipedia.
Salah satu manfaat internet adalah untuk melakukan transaksi jual beli. Dengan adanya internet, semua
orang dengan mudah mengakses informasi diseluruh penjuru dunia untuk mencari apa yang dia inginkan
termasuk apabila ingin membeli sesuatu.Adanya mesin pencari atau search engine seperti Google,
Yahoo, Bing membuat jembatan antara penyedia (penjual) dan pencari (pembeli) menjadi sangat mudah
dan simple. Selain itu sangat banyak website atau forum jual-beli ternama dengan pagerank tinggi di
negeri ini yang patut diacungi jempol karena popularitasnya membuat banyak seller mendapatkan laba
yang tidak sedikit.
Namun semua fasilitas ini pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus kita perhatikan sebelum
kita terjun dalam bisnis online ini, apa saja point-point pentingnya :
1. Kelebihan
Jelas sekali 2 hal ini adalah point terpenting kenapa banyak pengusaha yang mulai terjun ke dunia online
ini. Sangat berbeda dengan berjualan secara nyata (offline) yang mengharuskan kita memiliki modal
besar untuk membuat ruko, mencari tempat trategis dan membayar banyak media cetak untuk menarik
pembeli. Dengan forum atau website jual beli tersebut kita dapat mengiklankan produk kita secara gratis
dan sangat mudah. Hanya perlu membuat akun dan produk kita siap dipasarkan keseluruh indonesia.
b. Cangkupannya Luas
Namanya juga online, pastilah informasi apapun yang kita taruh disitu akan dibroadcast keseluruh
indonesia bahkan ke seluruh dunia. Hal ini sangatlah bermanfaat untuk para pengusaha karena kita
hanya memberikan foto, katerangan tentang produk kita dan kontak yang bisa dihubungi sehingga
pengunjung yang mampir akan tertarik dengan barang yang kita miliki dan segera menghubungi kita
untuk bertanya atau langsung memesan.
c. Resiko Kecil
Low risk atau resiko kecil dalam hal proses produksi. Dalam berjualan secara offline, kita perlu membuat
banyak item produk kita untuk menarik pelanggan yang berkunjung, namun hal itu tidak harus cocok
dipraktekkan di dunia online. Banyak sekali pengusaha yang hanya memperlihatkan produk contoh
mereka dengan bentuk foto sehingga barang baru akan dibuat setelah ada pemesanan (pre-order).
Tentu ini sangat menguntungkan karena sangat rendahnya kerugian yang didapat pengusaha dengan
sistem ini tanpa merugikan pembeli pula
Keterbatasan tempat dan waktu adalah salah satu masalah besar yang sering muncul dalam sistem jual
beli, Baik itu penjual maupun pembeli. Tempat memjadi masalah dalam sistem jual beli karena
terkadang tempat yang dijadikan lokasi transaksi terkadang jauh dari tempat tempat pembeli. Waktu
juga menjadi masalah karena masing masing orang memiliki kesibukan yang berbeda beda sehingga
mereka tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan perbelanjaan. Dalam sistem jual beli online ke
dua masah diatas dapat teratasi.
e. Menghemat Tenaga
Sistem jual beli seperti yang kita lihat dipasar pada umumnya sangat membutuhkan tenaga, baik
pembeli maupun penjual. Barang dagangan yang dipindahkan dari prodosen ke pengejer sangat
membutuhkan tenaga sehingga juga menambah pengeluaran.
2. Kekurangan
a. 24 Jam Kerja
Dunia online adalah dunia yang tidak pernah tidur, selama server website atau forum jual-beli yang kita
masukkan produk kita masih up (hidup), maka selama itu pula costumer akan melihat dan menghubungi
si penjual walaupun itu tengah larut malam. Meskipun kita dapat menunggunya sampai pagi (menunggu
penjual bangun dari tidur), tapi hal ini jelas membuat antusiasme pembeli menjadi menurun akan
produk kita. Banyak pengusaha yang telah terbiasa dengan ini sehingga mereka memberikan keterangan
Fast Respond untuk setiap SMS / Telephon yang masuk.
Point ini bukan untuk dijadikan secara harfiah, maksudnya adalah kita sebagai penjual online harus
memberikan fasilitas semudah dan senyaman mungkin bagi calon pembeli agar terjadi proses jual beli.
Baik dalam hal kemudahan konfirmasi pembayaran, tempat pembayaran bahkan proses negosiasi yang
kadang sangat alot jika kita berjualan via online. Kita harus siapkan mental untuk calon buyer yang
menawar dengan ahrga sangat sadis dan menyediakan mereka banyak rekening dari berbagai bank agar
mereka tidak merasa direpotkan dengan proses jual beli ini.
Karena semuanya bersifat maya, modal awal untuk menjadi pengusaha online adalah kepercayaan.
Tanpa kepercayaan, pembeli tidak akan mau memberikan uang kita untuk ditransfer terlebih dahulu
baru menunggu barang tersebut kita kirim. Dengan keperayaan kita dapat memperoleh banyak pembeli
dari berbagai daerah karena nama kita telah dikenal. Namun tetap saja via online sangat marak terjadi
penipuan yang merugikan penjual ataupun pembeli, bahkan pernah terjadi kerugian hingga ratusan juta
dalam bisnis online. Untuk kita kita perlu berhati-hati, jika perlu kita percaya pada jasa pihak ketiga
seperti Rekber yang telah terkenal untuk menjadi pihak ketiga dalam transaksi jual-beli.
Jadi dapat di simpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan jual beli online adalah: kelebihannya yaitu:
Dapat mempermudah; Tidak membutuhkan waktu lama; Dapat menghemat biaya. Di sisi lain, kelebihan
yang mendasar yang ada pada transaksi online ini adalah si pembeli dan penjual sama-sama memiliki
tingkat kejujuran dan kepercayaan yang tinggi sehingga keduanya tidak pernah merasa dirugikan. Selaim
itu Adapun kekurangannya adalah bahwa jual beli online ini memberikan ruang untuk melakukan
penipuan sehingga merugikan orang lain.
Sebagaimana keterangan dan penjelasan mengenai dasar hukum hingga persyaratan transaksi salam
dalam hukum islam, kalau dilihat secara sepintas mungkin mengarah pada ketidakdibolehkannya
transaksi secara online (E-commerce), disebabkan ketidakjelasan tempat dan tidak hadirnya kedua pihak
yang terlibat dalam tempat. Tapi kalau kita coba lebih telaah lagi dengan mencoba mengkolaborasikan
antara ungkapan al-Qur’an, hadits dan ijma’, dengan sebuah landasan: “Pada asalnya semua mu’amalah
boleh hingga ada dalil yang menunjukkan keharamannya”.
Dengan melihat keterangan diatas dijadikan sebagai pemula dan pembuka cenel keterlibatan hukum
islam terhadap permasalahan kontemporer. Karena dalam al-Qur’an permasalahn trasnsaksi online
masih bersifat global, selanjutnya hanya mengarahkan pada peluncuran teks hadits yang
dikolaborasikan dalam permasalahan sekarang dengan menarik sebuah pengkiyasan. Sebagaimana
ungkapan Abdullah bin Mas’ud: Bahwa apa yang telah dipandang baik oleh muslim maka baiklah
dihadapan Allah, akan tetapi sebaliknya.
Dan yang paling penting adalah kejujuran, keadilan, dan kejelasan dengan memberikan data secara
lengkap, dan tidak ada niatan untuk menipu atau merugikan orang lain, sebagaimana firman Allah dalam
surat Albaqarah ayat 275 yaitu:
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.”
Pada masa Rasulullah SAW transaksi jual beli seperti di atas belum dikenal. Namun modus operandinya
sama saja yaitu harus adanya rukun dalam akad jual beli (Shighat/ijab dan qabul, dua orang yang
berakad, barang yang dijual dan ada harga). Jual beli (Bai’) menurut bahasa adalah mengambil
(Alakhdzu) dan memberikan (Al’atha’). Sedangkan menurut istilah Fikih adanya transaksi harta dengan
harta saling suka sama suka yang bertujuan untuk saling memiliki. Dalam Islam berbisnis mealui online
diperbolehkan selagi tidak terdapat unsur-unsur riba, kezaliman, menopoli dan penipuan.
Rasulullah mengisyaratkan bahwa jual beli itu halal selagi suka sama suka (Antaradhin). Karena jual beli
atau berbisnis seperti melalui online memiliki dampak positif karena dianggap praktis, cepat, dan
mudah. Allah Swt berfirman dalam Alquran Surah Albaqarah[2] : 275: “….Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba…”. Al Bai’ (Jual beli) dalam ayat termasuk didalamnya bisnis yang dilakukan
lewat online. Namun jual beli lewat online harus memiliki syarat-syarat tertentu boleh atau tidaknya
dilakukan.
Adapun Syarat-syarat mendasar diperbolehkannya jual beli lewat online adalah sebagai berikut:
1. Tidak melanggar ketentuan syari’at Agama, seperti transaksi bisnis yang diharamkan, terjadinya
kecurangan, penipuan dan menopoli.
2. Adanya kesepakatan perjanjian diantara dua belah pihak (penjual dan pembeli) jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan antara sepakat (Alimdha’) atau pembatalan (Fasakh). Sebagaimana yang
telah diatur didalam Fikih tentang bentuk-bentuk option atau alternative dalam akad jual beli (Alkhiarat)
seperti Khiar Almajlis (hak pembatalan di tempat jika terjadi ketidak sesuaian), Khiar Al’aib (hak
pembatalan jika terdapat cacat), Khiar As-syarath (hak pembatalan jika tidak memenuhi syarat), Khiar
At-Taghrir/Attadlis (hak pembatalan jika terjadi kecurangan), Khiar Alghubun (hak pembatalan jika
terjadi penipuan), Khiar Tafriq As-Shafqah (hak pembatalan karena salah satu diantara duabelah pihak
terputus sebelum atau sesudah transaksi), Khiar Ar-Rukyah (hak pembatalan adanya kekurangan setelah
dilihat) dan Khiar Fawat Alwashaf (hak pembatalan jika tidak sesuai sifatnya).
3. Adanya kontrol, sangsi dan aturan hukum yang tegas dan jelas dari pemerintah (lembaga yang
berkompeten) untuk menjamin bolehnya berbisnis yang dilakukan transaksinya melalui online bagi
masyarakat.
Jika bisnis lewat online tidak sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah dijelaskan di atas,
maka hukumnya adalah “Haram” tidak diperbolehkan. Kemaslahatan dan perlindungan terhadap umat
dalam berbisnis dan usaha harus dalam perlindungan negara atau lembaga yang berkompeten. Agar
tidak terjadi hal-hal yang membawa kemudratan, penipuan dan kehancuran bagi masyarakat dan
negaranya.
Sebagaimana kaidah Fikih menyebutkan : “Alahkam Tattabi’ Almashalih ; Hukum [undang-undang dan
peraturan] bertujuan untuk kemaslahatan”. Kaidah lain ada menyebutkan : “I’tibar Almashalih Wadar’ul
Mafasid ; Mengutamakan Kemaslahatan Dan Menjauhkan Kerusakan “. Alquran juga menyebutkan
dalam Surah Almuthaffifin [83] : 1-3 : “1.Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (dalam
berbisnis),2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”.
Makna kata “Wail” (telaga neraka jahannam; kalmat hardik; Celaka) pada ayat Qur’an di atas,
menunjukkan bahwa Allah Swt melaknat bagi orang yang menjalankan bisnis dengan kecurangan
(Lilmuthaffifin). Ayat Alqur’an dan kaidah Fikih di atas tegas menganjurkan dalam berbisnis harus adanya
kejujuran, adil, tidak saling mencurangi dan harus adanya payung hukum yang tegas dan jelas yang
bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, negara dan umat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah di jelaskan secara Panjang Lebar diatas Penulis dapat Menarik Kesimpulan
Bahwasanya:
1. Belanja online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 oleh Michael Aldrich dari Redifon
Computers. Ia menyambungkan televisi berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi
secara realtime melalui sarana kabel telepon. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem belanja jaring yang ia
temukan di berbagai penjuru Inggris.
2. kelebihan dan kekurangan jual beli online adalah: kelebihannya yaitu: Dapat mempermudah; Tidak
membutuhkan waktu lama; Dapat menghemat biaya. Di sisi lain, kelebihan yang mendasar yang ada
pada transaksi online ini adalah si pembeli dan penjual sama-sama memiliki tingkat kejujuran dan
kepercayaan yang tinggi sehingga keduanya tidak pernah merasa dirugikan. Selaim itu Adapun
kekurangannya adalah bahwa jual beli online ini memberikan ruang untuk melakukan penipuan
sehingga merugikan orang lain.
3. Rasulullah mengisyaratkan bahwa jual beli itu halal selagi suka sama suka (Antaradhin). Karena jual
beli atau berbisnis seperti melalui online memiliki dampak positif karena dianggap praktis, cepat, dan
mudah.
B. Saran
1. Hendaknya dalam melaksanakan jual beli tidak adanya kecurangan didalamnya agar tidak
merugikan dari salah satu pihak;
2. Hendaknya Para Penjual tidak menjual barang yang tidak pantas lagi untuk di perjual dibelikan dan
jangan menggunakan Kesempatan untuk mengambil keuntungan;
3. Dan Untuk Para Pembeli seharusnya lebih teliti dan mengontrol barang atau jasa yang hendak di
beli agar nantinya tidak salah dalam memilih suatu Barang dan Jasa dan melihat sumber barang tersebut
terlebih dahulu supaya tidak terjerat kasus Penipuan.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Haris Faulidi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam, (Yogyakarta : Laskar Press)
Al-mwardi dalam Manshur ibnu Idris al-Bahiti, Kasaf al-Qur’an, hlm. 288
Ibn Abidin¸ Ad-Dar Al-Muhtar, Hasan, Ali , Bebagai Macam Transaksi Dalam Islam,
Daud, Ali Mahmud, Hukum Islam Di Indonesia : pengantar hokum islam dan tata hukum islam di
Indonesia, (Jakarta : PT: Grafindo, 1993)