Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kiratsi Syah Raja Simanjuntak (201430033)
- Pengukuran (Velocity)
- Berat (Massa)
Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantaranya alat
ukur lainnya adalah alat ukur fluida jenis laju aliran. Hal ini dikarenakan oleh
konstruksinya yang sederhana dan pemasangannya yang mudah. Alat ukur
aliran fluida jenis ini dibagi empat jenis yaitu:
· Venturi meter
· Nozzle
· Pitot tubes
· Flat orifice
1) Venturi meter
Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk
mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan besaran aliran fluida
yang diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U. Venturi Meter memiliki
kerugian karena harganya mahal, memerlukan ruangan yang besar dan rasio diameter
throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah.
Untuk sebuah venturi meter tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan aliran
yang dapat diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran berubah maka diameter
throatnya dapat diperbesar untuk memberikan pembacaan yang akurat atau diperkecil
untuk mengakomodasi kecepatan aliran maksimum yang baru.
Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke
bagian outlet cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan
tekanan awal. Pada bagian inlet cone fluida akan mengalami penurunan
tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang berbentuk kerucut atau
semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian throat
inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk
bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu
outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada
pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan kembali normal.
Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan
fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang
memasuki meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan
menyebabkan kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan.
Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada
outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang
permanen dalam sebuah meteran yang dirancangan dengan tepat.
Kelebihan
Prinsip Kerja Venturimeter tanpa manometer ini berdasar pada Asas Bernoulli
yang berbunyi: Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling
besar adalah pada bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling
kecil adalah pada bagian kelajuan alirnya paling besar.
Venturi meter Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis ρ.
Kecepatan fluida mengalir pada pipa sebelah kanan, maka tekanan pada pipa
sebelah kiri lebih besar. Perbedaan tekanan fluida di dua tempat tersebut
diukur oleh manometer yang diisi dengan fluida dengan massa jenis ρ’ dan
manometer menunjukkan bahwa perbedaan ketinggian permukaan fluida di
kedua sisi adalah H. Dengan menggunakan persamaan kontinuitas dan
Persamaan Bernouli, diperoleh :Menghitung kelajuan cairan dalam pipa
memakai venturimeter tanpa manometer Persamaan Bernoulli adalah dan
kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka Cairan mengalir pada mendatar maka h1 =
h2 sehingga,
P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12)_____(1)
dan P2 = ρ.g.hB
Keterangan:
2) Flow Nozzle
Flow Nozzle sama halnya dengan plat orifice yaitu terpasang diantara dua flensa.
Flow Nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle
mempunyai lubang lebih besar dan kehilangan tekanan lebih kecil daripada plat
orifice sehinga flow nozzle dipakai untuk fluida kecepatan tinggi pada temperatur
tinggi dan untuk penyediaan air ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari
pengukuran aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya.
Sedangkan alat untuk menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat
sekundernya adalah berupa manometer. Pada flow nozzle kecepatan bertambah dan
tekanan semakin berkurang seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar
secara bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice. Flow
nozzle terdiri dari dua bagian utama yang melengkung pada silinder.
3) Pitot tube
Nama pitot tubee datang dari konsensip Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot
tubes mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan
yang diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri.
Pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukuran tekanan untuk menghasilkan suatu
beda tekanan. Pada pitot tubes ini biasanya fluida yang digunakan adalah jenis cairan
dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.
Kelebihan:
- Susunan sederhana.
- Relatif mudah dan murah.
- Tidak perlu adanya kalibrasi.
- Pressure drop aliran kecil.
Kekurangan:
- Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang
dihubungkan ke manometer (pstat).
- Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan
stagnasi (p0).
- Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan
Bernoulli untuk mengetahui kecepatan alirannya.
- Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata
karena adanya friksi pada pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari
kenyataan akibat faktor C (friksi empirik).
4) Flat orifice
Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada laluan aliran fluida yang
diukur, juga merupakan alat primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda
tekanan antara aliran pada up stream dan downstream dari orifice itu sendiri.
Kelebihan:
- Konstruksinya sederhana
- Rancangannya mudah
- Harganya relatif murah
- Mudah dikalibrasi
- Mudah dirancang/didapat
- Tingkat ketelitian cukup baik
Kekurangan:
• Perbedaan atau selisih tekanan fluida yang melalui orifice antara up stream
dan downstream dicatat.
2. Pompa
3. Power suplay
4. Orifice
6. Transmitter
2.2 Bahan
1. Fluida air
2. Listrik
Data pengamatan
➢ 40%
- Laju aliran 450 l/h
- Nilai baca transmitter 3,24 kPa
- ∆P = 4,19 – 3,24
= 0,95 kPa
➢ 50%
- Laju aliran 750 l/h
- Nilai baca transmitter 3,24 kPa
- ∆P = 5,65 – 3,24
= 2,39 kPa
➢ 60%
- Laju aliran 1273 l/h
- Nilai baca transmitter 3,24 kPa
- ∆P = 10,01 – 3,24
= 6,77 kPa
➢ 80%
- Laju aliran 1410 l/h
- Nilai baca transmitter 3,31 kPa
- ∆P = 11,50 – 3,31
= 9,19 kPa
2∆𝑃
Q = 𝐴2 (√ 𝐴 )
𝜌(1−( 2 )2 )
𝐴1
Ket.
- Q = Laju aliran (m^3/s)
- A1 = Luas pipa (m^2)
- A2 = Luas diameter dalam orifice (m^2)
- = Massa jenis fluida (1000 kg/m^3)
- ∆P = Beda tekanan ( P1-P2) (Pa)
2.950
1. Q = 0,000121 (√ 0.000121 2 )
1000(1−( ) )
0,000225
1900
= 0,000121 (√ 14641 2 )
1000(1−( ) )
50625
1900
= 0,000121 (√ 710) )
= 0.000198 m3/s
2.2390
2. Q = 0,000121 (√ 0.000121 2 )
1000(1−( ) )
0,000225
478
= 0,000121 (√ 14641 2 )
1000(1−( ) )
50625
4780
= 0,000121 (√ 710) )
= 0.000314 m3/s
2.6170
3. Q = 0,000121 (√ 0.000121 2 )
1000(1−( ) )
0,000225
12340
= 0,000121 (√ 14641 2 )
1000(1−( ) )
50625
12340
= 0,000121 (√ 710) )
= 0.000504 m3/s
18380
4. Q = 0,000121 (√ 0.000121 2 )
1000(1−( ) )
0,000225
13220
= 0,000121 (√ 14641 2 )
1000(1−( ) )
50625
18380
= 0,000121 (√ 710) )
= 0.000616 m3/s
V. KESIMPULAN
Dari praktikum ini kami dapat mengetahui nilai laju alirannya tergantung pada
berapa presentasi bukaan valve dan tekanan yang dihasilkan pompa maka
dengan itu dapat juga mengetahui beda aliran yang di hasilkan oleh orifice.