1. Sulhawati 2016202222
2. Neli Farida 2016202128
SITUS BANTEN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang
satu dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-
masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya
masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk
menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain
sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam
mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya,
tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak
ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa
manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki
fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk
individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan
sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia
merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing
dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang
mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menginspirasi pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?
2. Bagaimana interaksi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial ?
3. Bagaimana perbedaan antara masyarakat dan komunitas?
4. Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial?
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan:
1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. Interkasi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
3. Masyarakat dan komunitas.
4. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan
makhluk sosial. Adapun yang dimaksud dengan Istilah sosial adalah ”Sosial” berasal dari akar
kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum
yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau
masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah
makhluk yang hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas
dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu
hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan
selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa
iusia tertentu manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar
iatidak dapat berbuat apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada
luar dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga
abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang
selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan dasakepribadian
dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia yang
mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan untuk
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari
berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-
masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara,
dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang
terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
2.2. Interaksi Sosial dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk individu
dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehari-harinya pasti membutuhkan
orang lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan dimanapun manusia itu
berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat bermacam-macam.Pola sosialisasi pun ada
bermacam-macam.Untuk lebih jelasnya uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah
sebagai berikut.
a. Interaksi Sosial.
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Dikatakan makhluk sosial
karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan manusia
atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan
orang lain pada hidupnya untuk saling memberi, menolong, dan melengkapi satu sama lain.
Adapun pengertian interaksi sosial menurut Effendi (2010:46) adalah kata interaksi berasal
dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi
antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia lainnya.Interaksi juga
berarti bahwa setiap manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran
maupun tindakan.
Menurut Gillin dan Gillin (Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosia adalah
hubungan-hubungan antara orang-orang secara individu, antar kelompok, orang, dan orang
perorangan dengan kelompok.Dalam hal ini interaksisosial bisa dilakukan oleh orang
perorangan, bisa oleh kelompok, juga bisa perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa, berjabat
tangan, saling berbicara dan lain-lain. Bahkan dalam pertengkaran atau perkelahianpun termasuk
interaksi sosial.
Faktor yang pertama adalah imitasi, imitasi merupakan proses peniruan. Kita sebagai
makhluk sosial selalu membutuhkan orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku orang lain
yang positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia dini. Anak usia dini
merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan perilaku setiap orang dewasa perlu dijaga
dan diperhatikan agar peniruan yang dilakukan anak usia dini bersifat positif. Pada proses
peniruan ini mudah berubah-ubah karena perkembangan teknologi didunia ini berlangsung
secara global dan sangat cepat.
Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu menerima
pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakan
pengaruh psikis yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah
menerima sugesti dari orang lain ketika seseorang sedang ada pada kondisi yang dilematis.
Dalam hubungan interaksi sosial, arti Imitasi dan sugesti hampir sama perbedaannya adalah dalm
imitasi seseorang mengikuti atau meniru orang lain, sedangkan pada sugesti seseorang
memberikan pandangan atau pendapat menurut dirinya dan diterima oleh orang lain.
Yang ketiga yaitu Identifikasi, dalam psikologis identifikasi berarti dorongan untuk
menjadi identik atau dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahir maupun
batin.
Faktor yang keempat yaitu simpati, simpati yaitu perasaaan yang timbul pada orang lain
atas dasar penilaian menurut perasaan didalam dirinya.
b. Akomodasi (accomodation)
Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan
dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan dengan nilai dan norma
yang berlaku dimasyarakat.
Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:
Ø Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya suatu paksaan.
Ø Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana pihak yang terlibat perselisihan
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan tersebut.
Ø Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berselisih tidak
sanggup untuk mencapainya sendiri.
Ø Mediation cara untuk mencapai penyelesaina dalam perselisihan dengan cara menghadirkan orang
ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
Ø Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau mempertemukan keinginan pihak yang
berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama.
Ø Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal. Contohnya toleransi dalam
beribadah.
Ø Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak yang berkepentingan mempunyai yang
seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
Ø Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa dipengadilan.
b. Komunitas
Komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil,
serta ikatan kebersamaannya yang kuat dan lebih terikat oleh tempat.
Adapun menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62) istilah community
dapat diterjemahkan sebgai masyarakat setempat, istilah ini menunjuk pada warga-warga sebuah
desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok hidup
bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat
memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut
masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan sosial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah
kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Jadi dasar-dasr
dari masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah, perasaan sepenanggungan dan hubungan
sosial tertentu yang merupakan perasaan saling ketergantungan .
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi masyarakat dengan masyarakat
setempat/komunitas. Definisi masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedangkan definisi
masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi oleh area kawasan serta sejumlah warganya.
Ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuan lebih erat masyarakat setempat dibandingkan
dengan masyarakat.
Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies (Effendi, 2010: 65)
mengemukakan pemnbagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainchaft dan geselshaft.
Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana
anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya dan biasanya cenderung sebagai
refleksi masyarakat pedesaan. Sedangkan masyarakat geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan
diantara anggota anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional, biasanya cenderung sebagai
refleksi masyarakat perkotaan.
3.2 Saran
Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
v Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti tidak mengambil hak
orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan sebaliknya.
v Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan,
karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk
mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip
pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri.
v Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus didukung oleh
semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik harus membantu
menstimulasinya.
v Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang lain.
Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa pemberitahuan, pemberian
contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain
dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://wulanda46.blogspot.com/2014/02/makalah-tentang-manusia-sebagai.html
http://mranarchiy.blogspot.com/2013/12/makalah-manusia-sebagai-makhluk.html
https://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial
http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/03/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html