Anda di halaman 1dari 5

NAMA : PUTRI YULIA REZI

NIM : 18058231

TUGAS 1 ANTROPOLOGI WISATA

Kasus 1

"E-Tourism", Bentuk Promosi Pariwisata Indonesia Selanjutnya

Dalam rangka mempromosikan pariwisata Indonesia lebih besar lagi, Menteri Pariwisata Arief
Yahya mengumumkan bahwa ia akan memakai sarana digital sebagai sarana promosi. “Sarana
digital menjadi sasaran promosi yang baik. Biaya tentu jauh lebih murah dibandingkan promosi
konvensional. Biaya lewat digital itu kalau dibandingkan dengan konvensional ialah sepertiganya.
Sepertiga biaya tapi berdampak dua per tiga. Sedangkan konvensional malah sebaliknya.
E-Tourism merupakan terobosan yang bagus. Di era digital, orang lebih senang memperhatikan
telepon genggamnya. Mereka menuntut yang serba mudah dan cepat. Sarana digital dapat
memenuhi keinginan itu. Promosi ini akan meningkatkan kunjungan wisatawan baik secara
kualitas maupun kuantitas,”

Kasus 2

Masyarakat Indonesia diprediksi bakal membanjiri tempat wisata jika pemerintah


mencabut pembatasan sosial atau menyatakan Indonesia bebas kasus Covid-19.
Namun tren yang disebut sejumlah kalangan sebagai revenge tourism atau wisata balas dendam
itu dinilai bisa kontraproduktif. Turisme dianggap belum bisa bergulir normal jika vaksin Covid-
19 belum ditemukan.
Pandemi Covid-19 membuat banyak orang mengalami kejenuhan di tengah penerapan pembatasan
sosial. Di antara yang merasakan itu adalah Herlin Adeline, pejalan yang aktif berplesir ke berbagai
negara, Herlin, warga Jakarta, harus menunda dua perjalanan keluar negeri yang sudah
direncanakannya dari jauh hari.
Asia Tengah adalah destinasi terakhir yang didatanginya, Januari lalu. Walau pembatasan sosial
masih berlaku, Herlin berkata kawan-kawannya mulai membincangkan rencana jalan-jalan.

Kasus 3

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif


(Kemenparekraf) mengaktifkan Pusat Krisis Terintegrasi sejak penyebaran virus corona meluas
di Indonesia. Pusat krisis ini merupakan jalur komunikasi dan edukasi bagi masyarakat untuk
menekan dampak COVID-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dengan itu Kemenparekraf akan menerapkan rencana mitigasi sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif dalam menghadapi pandemi virus corona.
Kasus 4

Enam bulan dilanda pandemi COVID-19 membuat kondisi perekonomian Indonesia


babak belur. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 terkontraksi cukup
dalam hingga -5,32%. Jika kuartal III pertumbuhan ekonomi kembali terkontraksi,
maka Indonesia dipastikan masuk jurang resesi. Sejumlah sektor industri pun alami
kerugian akibat pandemi virus SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di Wuhan,
Cina, akhir tahun lalu ini, tak terkecuali industri pariwisata.
Berdasarkan panduan UNWTO, negara-negara yang selama ini menggantungkan pendapatan
melalui sektor pariwisata harus mulai mengembangkan visi pariwisata berkelanjutan (sustainable
tourism). Hal ini penting karena destinasi wisata yang mengembangkan visi ini dianggap mampu
terus berlanjut meskipun ada tantangan, tak terkecuali di saat pandemi.
Pariwisata berkelanjutan didefinisikan UNWTO sebagai pariwisata yang memperhitungkan
dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan
pengunjung, industri, lingkungan, dan masyarakat setempat.
Panduan UNWTO juga menganjurkan negara-negara saat ini untuk fokus kepada pasar turis lokal
hingga nantinya destinasi wisata siap sepenuhnya dibuka untuk pasar yang lebih besar yakni
wisman. Hal ini pun diamini oleh Taufan. Ia mengusulkan pemerintah untuk
mengembangkan destinasi wisata dengan protokol kesehatan yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai