Sinopsis Mawar Merah
Sinopsis Mawar Merah
Sepasang suami istri yang telah berpisah selama lima tahun kini berjumpa. Mereka
berdua tinggal di sebuah desa, namun suaminya pergi ke kota karena sebuah pekerjaan.
Mereka memiliki seorang anak perempuan yang sama sekali belum pernah bertemu dengan
ayahnya. Istrinya bernama Lestari, wanita berketurunan jawa sunda. Ketika mereka bertemu
Lestari meminta agar suaminya tetap tinggal di sisinya. Namun, suaminya terpaksa harus
pergi meninggalkan Lestari karena pekerjaan yang harus ia laksanakan. Pada suatu hari, anak
mereka yang bernama Wulan pingsan di sekolah karena mengidap penyakit hepatitis B. Ia
terpaksa harus ke kota untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Ketika itu, muncul
tekad Lestari untuk menemukan sang suami di kota dan mencari tahu apakah sang suami
sudah berpaling darinya. Apakah Lestari berhasil menemukan suaminya?
Gaya bahasa yang digunakan sangat indah. Selain itu, alur dari cerita tersebut sangat
bagus. Akhir dari cerita yang berjudul “Yang Hilang dan Kembali” sangat mengejutkan. Hal
ini yang membuat cerita ini sangat menarik untuk dibaca. Pemilihan beberapa diksi akan
membuat para pembaca merasa kebingungan. Pembaca yang belum memahami maksud dari
kata tersebut akan kesulitan memahami cerita tersebut dan langsung berfikiran untuk tidak
melanjutkan membaca cerita tersebut.
Alur cerita yang berjudul “Tentang Gadis di Koran itu” cukup bagus. Selain itu,
beberapa diksi yang digunakan sangat bagus. Namun, isi dari cerita yang berjudul “Tentang
Gadis di Koran itu” sangat berat untuk dibaca oleh kalangan remaja di bawah 15 tahun. Hal
ini dikarenakan di dalam cerita tersebut terdapat beberapa kata yang tidak sewajarnya dibaca
oleh kalangan remaja di bawah 15 tahun. Cerita yang berjudul “Tentang Gadis di Koran itu”
kurang menarik untuk dibaca karena isi dari cerita tersebut.
HUJAN
Kala itu di sebuah pagi, hujan turun dengan langit yang begitu gelap. Ketiga orang
anak yang ingin pergi ke sekolah kebingungan. Ibu dari ketiga anak tersebut pun ikut
kebingungan. Ketiga anak tersebut bernama Tiar, Abi, dan Bimo. Setiap kali hujan turun, hal
itu nampak bagaikan bencana bagi keluarga mereka. Dengan motor butut yang mereka miliki,
hanya itu yang dapat membawa mereka pergi ke sekolah. Setiap kali mereka pergi ke sekolah
bertiga dengan jarak sekolah yang cukup jauh. Apalagi jika hujan turun, dengan bermodalkan
mantel yang sudah berlubang dan juga motor butur mereka pasti akan basah kuyup. Namun,
apakah pagi itu mereka akan tetap pergi ke sekolah?
Cerita yang berjudul “Hujan” memiliki isi cerita yang sangat menarik. Hal ini karena
cerita ini sangat nyata dan dapat dibayangkan di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
sebagai pelajar kita dapat mengambil pesan moral dari cerita tersebut. Pesan moral dari cerita
tersebut akan mengubah cara berfikir para pelajar di luar sana yang bermalas-malasan dalam
hal menimbah ilmu di sekolah. Isi dari cerita tersebut sangat mudah dipahami. Namun,
pemilihan diksi dalam cerita tersebut kurang variatif. Sehingga, cerita tersebut saat dibaca
pertama kali terkesan biasa saja.