Anda di halaman 1dari 5

JUDUL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian IPS SD


Dengan Dosen Pengampu Dra. Yayuk Mardiati, M. Ed.

Disusun Oleh:
Kelompok 4/Kelas B
1. Khofifah Indar Parawangsa (170210204009)
2. Fatma Nur Fadilla (170210204068)
3. Sendy Ardiana Putri (170210204082)
4. Rickyta Dwi Hendrawan Sakti (170210204084)
5. Veria Rahmawati (170210204090)
6. Prastisila Putri Cahyaning R. (170210204128)

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
JUDUL

Indonesia merupakan negara berdasarkan pancasila. Pancasila dijadikan


sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan ide yang
ada pada pikiran para pemilik budaya tersebut. Pikiran itulah yang menentukan
perilaku bangsa Indonesia disebut dengan budaya Indonesia.

Globalisasi merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Gencarnya


serangan arus globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat masuk ke
Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Pada dasarnya, Indonesia sangat
banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita dahulu,
selayaknya kita merasa bangga dengan budaya sendiri, tetapi sekarang-sekarang
ini budaya Indonesia mengalami penurunan. Sosialisasi penduduk kini telah
mengalami perubahan dan cenderung melupakan budaya Indonesia. Arus
globalisasi juga mempengaruh rasa cinta terhadap budaya bangsa Indonesia itu
sendiri. Tentu saja hal ini akan berdampak tidak baik bagi masyarakat asli
Indonesia. Sesaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, turut mengambil
bagian atas perubahan pemikiran tentang budaya. Sebagian besar masyarakat kini
telah berkembang menjadi masyarakat modern. Meski dalam beberapa terakhir
ini, Indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya Indonesia,
malah sebaliknya masyarakat luar leboh mengenal budaya Indonesia
dibandingkan masyarakat Indonesia. Karena masih banyak budaya
dikembangkan justru itu merupakan budaya asing dan ikut serta
membanggakannya. Apa jadinya jika bangsa Indonesia sudah kehilangan budaya
asli. Bahkan lebih parah lagi jika budaya bangsa Indonesia sampai tercabut dari
akar yang sudah menjadi warisan leluhur.

Setiap negara mempunyai budaya sendiri. Di setiap negara pasti


mempertahankan budayanya dari budaya asing. Budaya merupakan cerminan
hidup suatu negara dan banteng untuk menangkal serangan globalisasi. Kekuatan
yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Secara kategorikal ada dua kekuatan yang memicu perubahan sosial, yaitu:
1. Kekuatan dari masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian
generasi.
2. Kekuatan dari luar masyarakat (external faktor), seperti pengaruh kontak
antar budaya secara langsung maupun persebaran kebudayaan serta
perubahan lingkungan.

Dalam budaya seni, Indonesia mempunyai kemajuan khususnya tarian


tradisional yang telah mengalami kemajuan yang cukup baik hingga Internasional.
Akan tetapi, ada beberapa bagian dari budaya Indonesia yang di klaim oleh negara
lain, seperti:
1. Naskah Kuno dari Kepulauan Riau yang diakui Malaysia

2. Naskah Kuno dari Kepulauan Sumatera diakui Malaysia

3. Reog Ponorogo dari Ponorogo Jawa Timur diakui Malaysia

Beberapa tahun terakhir ini di Indonesia lebih tepatnya di Jember, Jawa


Timur gencar dilakukan agenda tahunan bernama JFC (Jember Fashion Carnival).
Pagelaran ini mendapatkan respon baik dari berbagai pihak Pemerintah Daerah
dengan menggelontorkan dana sebesar ± Rp 250 Juta dari kantong APBD.
Pageleran JFC harus diakui telah mampu menyedot wisata local dan asing. Satu
sisi kita harus bangga karena JFC telah membawa nama Jember melaju ke
Internasional. Pro-kontrapun terjadi dikalangan masyarakat Jember. Selama
bersifat konstruktif (membangun, membina, memperbaiki), perbedaan itu indah
selama tidak dalam kerangka berfikir untuk merusak, penilaian wajib bersifat
objektif dan membangun.

Hal yang menjadi pertanyaan besar kelompok kami adalah


a. Apakah JFC merupakan buah dari konsep budaya lokal atau mengadopsi
budaya asing?
b. Apakah sudah dipikirkan dampak-dampak ke depannya?
Setidaknya apapun yang kita lakukan harus berdasarkan pada kerangka bersifat
yang bersifat konstruktif dan tidak melepas budaya lokal dalam artian yang
sebenar-benarnya.

Pendapat kelompok kami belum merasa sepakat dengan pagelaran JFC


sebagai agenda tahunan Kabupaten Jember. Alasan sederhana yang ada dalam
benak kami adalah pagelaran ini tidak sepeuhnya dapat dinikmati oleh rakyat
Jember. Hal ini diperkuat dengan pertanyaan DPRD Jember yang berencana
menarik dana hibah untuk JFC, karena dianggap tidak berdampak langsung pada
rakyat Jember. Pagelaran JFC membawa dampak negatif. Yaitu:
1. Rusaknya taman kota dan harus dilakukan perbaikan ulang
2. Sampah beserakan dimana-mana karena tempat yang cukup rame membuat
warga memilih membuat tidak pada tempatnya sehingga membutuhkan waktu
untuk membersihkannya.
3. Tidak semua warga dapat menikmati pagelaran ini karena tempat yang cukup
rame hingga berdesakan.
Namun terdapat dampak positif:
1. Masyarakat kecil dapat berdagang disekitar area pagelaran JFC
2. ....
3. ....

JFC merupakan bentuk kreativitas sebagian masyarakat Jember dan


diakui JFC telah membawa nama baik Jember. Namun demikian, manajemen JFC
harus melakukan kajian ulang dan mempertimbangkan dampak-dampaknya. ICC
(Indonesia Cultural Carnival) mengucapkan selamat bagi manejemen JFC dan
seluruh crew yang terlibat sudah mengangkat tema budaya lokal. ICC juga
menyikapi bukan dalam makna ingin merusak justru sebaliknya. ICC berharap
agar pihak manejemen JFC lebih kreatif lagi, jika mungkin secara keseluruhan
berkonsep kebudayaan asli lokal. Sehingga pada JFC mendatang mampu
memberikan kontribusi bagi perkembangan budaya dan kesenian Indonesia.
“Jember for Indonesia go International” mungkin ini menjadi harapan kita
bersama.

Pagelaran di negara lain yang mirip dengan pagelaran JFC. Di Brazil,


Amerika Selatan, terdapat Karnaval Rio de Janeior yang diselenggarakan setahun
sekali yang dirayakan dengan memakai topeng atau masker, kostun, dan
masyarakat turun ke jalanan dengan memainkan musik dan menari. Kostum yang
digunakan seperti dibagian belakang tubuhnya terdapat hiasan yang besar dan
tentunya juga berat.

Anda mungkin juga menyukai