Anda di halaman 1dari 20

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR dan SEMI

PADAT
SUSPENSI

Disusun Oleh :

1. Dhifa Luthfiah 1900023138


2. Poppy Yolanda Putri 1900023139
3. Muqit Nugrahandini Putranti 1900023141
4. M. Chandra Febriansyah 1900023142
5. Anindya Hasna Amaliyani 1900023143
6. Widya Kusuma Purbaya 1900023144
7. Zahwa Laksmi Desfadia 1900023145

Nomor Kelompok : 6

Dosen Pengampu:
apt. Lina Widyastuti, M.Sc

KELAS IV/B

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada
kita semua. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara
lingkungan dan mengasah akal budi pekerti kita untuk memanfaatkan karunia
Allah SWT itu dengan sebaik-baiknya.

Jadi, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar
dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, anda akan
menjadi generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini
yaitu materi “FTS CPS” tentang “SEDIAAN SUSPENSI”.

Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini.


Namun, dalam usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak
yang bisa kami jadikan sebagai motivasi.

Yogyakarta, 3 April 2021

Penyusun

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan...........................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

II
Abstrak
Suspensi merupakan sediaan farmasi yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut yang terdispersi dalam cairan pembawanya. Jenis
sediaan ini umumnya cairan serbuk yang mengandung obat dan bahan
pensuspensi dan maupun pendispersi, yang melarutkan dan pengocokan
menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan. Formulasi obat dalam
bentuk sediaan suspensi memiliki keuntungan yaitu rasanya yang lebih enak juga
dapat meningkatkan absorbansi obat sehingga dapat meningkatkan
bioavailabilitas dari obat. Karena bentuknya yang cair, sediaan ini lebih disukai
pasien, terutama anak – anak. Kesulitan dalam formulasi suspensi adalah
pembasahan fase padat oleh medium suspensi, yang artinya suspensi merupakan
suatu sistem yang tidak dapat bercampur. Suspensi digunakan baik dalam sediaan
oral, eksternal, maupun sediaan injeksi.
Kata kunci : sediaan farmasi, suspensi, terdispersi

Abstract
Suspensions are pharmaceutical preparations containing solid medicinal
ingredients in a fine and insoluble form which is dispersed in the liquid of the
carrier. These types of preparations are generally liquid powders containing drugs
and suspending and / or dispersing agents, which dissolve and agitate to give a
suitable suspension form. The drug formulation in the dosage form of suspension
has the advantage that it tastes better and it can increase the absorbance of the
drug so that it can increase the bioavailability of the drug. Due to its liquid form,
it is preferred by patients, especially children. The difficulty in the suspension
formulation is wetting the solid phase by the suspension medium, which means
that the suspension is an immiscible system. Suspensions are used both in oral,
external, and injection preparations.
Keyword : pharmaceutical preparations, suspension, dispersed

II
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Seiring berjalannya teknologi dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
manusia, maka manusia juga mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang
kesehatan. Dalam bidang farmasi, perkembangan teknologi sangat berperan aktif
dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukkan
dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang disesuaikan dengan karakteristik
dari zat aktif obat, kondisi pasien dan peningkatan kualitas obat dengan
meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau mengganggu dari
efek farmakologis zat aktif obat. Salah satunya adalah pembuatan obat dengan
sediaan suspensi yang dapat menyatukan dua unsur yang tidak dapat menyatu
apabila terdapat di alam.
Suspensi atau suspension menurut farmakope edisi IV adalah sediaan cair
yang mengandung partikel padat tidak larut, yang terdispersi dalam fase cair.
suspensi oral merupakansediaan suspensi yang ditujukan untuk penggunaan
secara oral.
Suspensi menurut farmakope III adalah sediaan yang mengandung bahan
obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Menurut formularium nasional, suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersi sempurna dalam cairan
pembawa.
Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu
bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi
diperlukan dalam bentuk sediaan cair, mudah diberikan kepada pasien yang
mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi
rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat.
Kekurangan suspensi sebagai bentuk sediaan adalah pada saat
penyimpanan, memungkinkan terjadinya perubahan sistem dispersi (cacking,
flokulasi, deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi atau perubahan temperatur.
Sasaran utama didalam merancang sediaan berbentuk suspensi adalah
untuk memperlambat kecepatan sedimentasi dan mengupayakan agar partikel
yang telah tersedimentasi dapat disuspensi dengan baik.
Demikian sangat penting bagi kita sebagai tenaga farmasis untuk
mengetahui dan mempelajari pembuatan bentuk sediaan suspensi yang sesuai
dengan syarat suspensi yang ideal.

II
Sangatlah penting untuk memilih karakteristik fase terdispersi secara
cermat dan tepat agar diperoleh suspensi dengan sifat fisis, kemis, dan
farmakologis yang optimum. Pembentukan suspensi terdiri dari dua sistem yaitu
flokulasi dan deflokulasi dalam flukolasi dan deflokulasi, peristiwa memisahnya
(mengendapnya fase terdispersi) antara fase eksternal dan fase internal terjadi
rentang waktu yang berbeda. Fase flokulasi terpisahnya dua fase ini lebih cepat
dibanding fase deflokulasi. Endapaan fase flokulasi pun juga dapat didispersikan
kembali sedangkan endapan fase deflokulasi tidak dapat didispersikan kembali
karena terbentuk cake
Kestabilan fisik dari suspensi sendiri bisa didefinisikan sebagai keadaan
dimana partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di seluruh sistem
dispersi. Stabilitas sediaan suspensi dipengaruhi oleh komponen – komponen
yang terdapat dalam formulasi tersebut, salah satunya adalah zat pensuspensi atau
suspending agent. Suspending agent ini befungsi untuk meningkatkan viskositas
dan memperlambat pengendapan sehingga menghasilkan suspensi yang stabil.
1.2. Rumusan masalah
 Apa Pengertian Sediaan Suspensi ?
 Bagaimana kestabilan fisik dari sediian suspensi yang baik. ?
 Apa saja macam-macam dari sediian suspensi ?
 Apa saja keuntungan dan kerugian sediaaan suspensi ?
 Apa perbedaan dari sistem flokulasi dan deflokukasi ?
 Bagaimana kriteria suspensi yang baik ?
 Apa saja syarat-syarat dari sediian suspensi
 Apa saja keuntungan dan kerugian sediaaan suspensi ?
 Mengapa sediaan suspensi harus menggunakan Suspending Agent ?
 Apa saja bahan untuk pensuspensi atau Suspensing Agent?
1.3. Tujuan
Dari materi makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu sediian
suspensi, macam-macamnya, keuntungan dan kerugian sediian, kestabilan
fisiknya,syarat-syarat dan kriteria sediian suspensi, dan apa saja bahan suspending
agent. Apabila mahasiswa telah mengetahui semuanya maka akan mempermudah
mahasiswa melakukan pembuatan sediiian suspensi ini.

II
BAB II
PEMBAHASAN

Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa dan
merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinu atau fase luar
umumnya merupakan cairan atau semipadat, dan fase terdispers atau fase dalam
terbuat dari partikel-partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi
terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu (Priyambodo, 2007)

Formulasi obat dalam sediaan suspensi memiliki keuntungan yaitu rasanya


yang lebih enak juga dapat meningkatkan absorpsi obat sehingga dapat
meningkatkan bioavailabilitas dari obat (Hussein et al., 2009). Selain itu, ada
beberapa alasan lain pembuatan suspensi oral untuk banyak pasien yaitu bentuk
cair lebih disukai daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama),
mudahnya menelan cairan, mudah diberikan untuk anak-anak juga mudah diatur
penyesuaian dosisnya untuk anak (Ansel, 2008). Kesulitan dalam formulasi
suspensi adalah pembasahan fase padat oleh medium suspensi, yang artinya,
suspensi merupakan suatu sistem yang tidak dapat bercampur (Lachman, et al.,
1994).

Kestabilan fisik dari suspensi sendiri bisa didefinisikan sebagai keadaan


dimana partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di seluruh sistem
dispersi. Karena keadaan yang ideal jarang menjadi kenyataan, maka perlu untuk
menambah pernyataan bahwa jika partikelpartikel tersebut mengendap, maka
partikel-partikel tersebut harus dengan mudah disupensi kembali dengan sedikit
pengocokan saja (Martin, et al., 1993).

 Zat aktif

II
 Bahan pensuspensi
(suspending agent)
 Bahan pembasah
(wetting agent/humektan)
 Antioksidan bila perlu
 Pemanis dan anticaking
 Pewarna dan flavour
 Pewangi dan floculating
agent
 Antibusa/ anti foaming
dan pengawet
Suspensi yang stabil harus tetap homogen, partikel benar-benar terdispersi
dengan baik dalam cairan, zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat
mengendap, jika dikocok endapan harus cepat terdispersi kembali (Priyambodo,
2007). Suspensi yang baik dibuat dengan menggabungkan sistem flokulasi dan
deflokulasi parsial, dan mencegah terjadinya cake, kemudian dapat ditambahkan
zat pensuspensi untuk menjaga agar flok-flok itu tetap tersuspensi. Bertambahnya

II
viskositas karena zat pensuspensi juga akan memperlambat pertumbuhan kristal
karena lambatnya kecepatan difusi. Sebagian besar zat pensuspensi berupa koloid
hidrofilik yang mempunyai muatan negatif yang diendapkan oleh zat
pemflokulasi. Zat pemflokulasi dapat berupa elektrolit anorganik, surfaktan ionik,
dan polimer hidrofilik (Aulton, 2003).

Macam-macam suspensi :

1. Suspensi oral : sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat


terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok
yang dimaksudkan untuk pemberian oral. Contoh : suspensi
kloramfenikol, rifampicin
2. Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat
yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk
pemakaian pada kulit. Contoh : caladin losio
3. Suspensi otic : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro
dengan maksud ditanamkan di luar telinga. Contoh : Suspensi
Hidrokortison
4. Suspensi optalmik : sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel
yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk
penggunaan pada mata. Contoh : suspensi hidrokortison asetat
5. Parenteral, contoh: suspensi penicilin G (i.m). 5
6. Rectal, contoh: suspensi paranitro sulfathiazol. 6. Topical, contoh: caladin
losio

7.  Tidak boleh dipakai


melalui intra vena dan
intratekal
II
8.  Suspensi digunakan
secara tertentu misal
untuk mata, harus
menggunakan pengawet
9.  Suspensi harus
dikocol sebelum
digunakan
10.  Suspensi harus
disimpan dalam wadah
tertutup rapat
11.  Tidak boleh dipakai
melalui intra vena dan
intratekal
12.  Suspensi digunakan
secara tertentu misal

II
untuk mata, harus
menggunakan pengawet
13.  Suspensi harus
dikocol sebelum
digunakan
14.  Suspensi harus
disimpan dalam wadah
tertutup rapat
15.  Tidak boleh dipakai
melalui intra vena dan
intratekal
16.  Suspensi digunakan
secara tertentu misal
untuk mata, harus
menggunakan pengawet

II
17.  Suspensi harus
dikocol sebelum
digunakan
18.  Suspensi harus
disimpan dalam wadah
tertutup rapat
Sistem pembentukan suspensi :

1. Sistem deflokulasi
 Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan lainnya.
 Sedimentasi yang terjadi lambat, masing – masing partikel
mengendap secara terpisah dan ukuran partikel adalah minimal
( paling kecil ).
 Sedimen terbentuk lama.
 Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar
terdispersi kembali.
 Wujud suspensi bagus karena zan tersuspensi dalam waktu yang
relative lama, terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas yang
berkabut.

( Syamsuni, 2006 )

2. Sistem flokulasi
 Partikel merupakan agregat yang bebas.
 Sedimentasi terjadi begitu cepat.
 Sedimen terbentuk cepat.

II
 Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah
terdispersi kembali seperti semula.
 Wujud dari suspensi kurang bagus karena sedimentasi terjadi cepat
dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.

( Syamsuni, 2006 )

Kriteria suspensi yang baik sebagai berikut:

 Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap


 Bila mengendap, maka bila dikocok harus segera terdispersi
 Mudah dituang dari botol
 Mudah mengalir melewati jarum suntik, jadi tidak boleh terlalu kental
 Dapat tersebar dengan baik di permukaan kulit
 Tidak boleh sedemikian mudah bergerak sehingga gampang hilang
 Dapat kering dengan cepat dan membentuk lapisan pelindung yang
elastis

Syarat suspensi menurut Farmakope IV 1995

Tidak boleh dipakai


melalui intra vena dan
intratekal

II
 Suspensi digunakan
secara tertentu misal untuk
mata, harus menggunakan
pengawet
 Suspensi harus dikocol
sebelum digunakan
 Suspensi harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat
Tidak boleh dipakai
melalui intra vena dan
intratekal
 Suspensi digunakan
secara tertentu misal untuk

II
mata, harus menggunakan
pengawet
 Suspensi harus dikocol
sebelum digunakan
 Suspensi harus disimpan
dalam wadah tertutup rapat
 Tidak boleh dipakai melalui intra vena dan intratekal
 Suspensi digunakan secara tertentu misal untuk mata, harus
menggunakan pengawet
 Suspensi harus dikocol sebelum digunakan
 Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat

Syarat suspensi menurut Farmakope III 1979

Zat terdispersi harus halus


dan tidak boleh cepat
mengendap

II
 Jika dikocok harus
terdispersi kembali
 Dapat menggunakan zat
tambahan untuk menjamin
stabilitas sediaan suspensi
 Kekentalan sediaan tidak
boleh terlalu tinggi agar
mudah dikocok dan
dituang
 Karakteristik suspensi
harus sedemikian rupa
sehingga ukuran
suspensoid tetap konstan
 Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap
 Jika dikocok harus terdispersi kembali

II
 Dapat menggunakan zat tambahan untuk menjamin stabilitas
sediaan suspensi
 Kekentalan sediaan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok
dan dituang
 Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
suspensoid tetap konstan dalam waktu penyimpanan yang cukup
lama

Keuntungan suspensi :

 Suspensi oral merupakan bentuk sediaan yang menguntungkan untuk


penggunaan pada anak-anak atau orang dewasa yang mengalami kesulitan
dalam menelan tablet atau kapsul
 Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penggunaan suspensi dari obat
atau derivatif dari obat sebagai contoh yang terikat kloramfenikol palmitat
 Suspensi juga secara kimia lebih stabil dibanding larutan
 Cairan yang mengandung bahan tidak larut memberikan keuntungan baik
untuk pemakaian dalam maupun untuk pemakaian luar untuk aksi
perlindungan dan juga aksi diperpanjang. Kedua efek ini dapat dicapai
secara relatif dari obat yang tidak larut. Dalam kasus suspensi untuk
injeksi intramuskular bahan pensuspensi diinginkan sebagai cadangan
untuk menyakinkan aksi diperpenjang dari obat.

Kerugian suspensi :
 Formulasi dalam pencampuran dimana terdapat pengaruh gaya gravitasi
bumi yang menyebabkan terjadinya sedimentasi sehingga terjadi
ketidakseragaman bobot dan dosis dari obat
 Sedimentasi atau endapan yang kompak akan sulit didispersikan kembali
ke dalam pelarutnya
 Produknya cair dan secara relatif massanya berat.

II
Suspending agent berfungsi untuk memperlama pengendapan, mencegah
penurunan partikel, mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak.

Penggolongan Suspending agent :

1. Golongan polisakarida : gom akasia, tragakan, Na-alginat, starch, karagen,


gum

2. Turunan selulosa : metil selulosa, CMC-Na, avicel, hidroksi etil selulosa

3. Golongan clay : bentonit, veegum

4. Polimer sintetik : golongan carbomer

Bahan pembasah (wetting agent) / humektan berfungsi untuk


menurunkan tegangan permukaan, memperkecil sudut kontak, meningkatkan
dispersi bahan yang hidrofob. Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu :

1. Bahan pensuspensi dari alam, yang biasanya digunakan adalah jenis


gom / hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat
air sehingga campuran tersebut membentuk mucilage atau lender .
Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut
bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan
mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi
bakteri.
 Termasuk golongan gom : Acasia ( Pulvis gummi arabici),
Chondrus , Tragacanth, Algin
 Golongan bukan gom : Bentonit, Hectorit dan Veegum.
2. Bahan pensuspensi sintesis
 Derivat selulosa
 Golongan organ polimer.

II
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. suspensi adalah sediaan chair yang mengandung partikel padat tidak larut
terduspersi dalam fase cair.
2. salah satu keuntungan suspensi adalah tertutupnya rasa tidak enak atau rasa
pahit obat yang kebanyakan kurang disukai oleh anak anak sehingga
memungkinkan untuk diberi pada anak anak sedangkan kerugiannya adalah pada
saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi.
3.suspensi yang ideal setidaknya harus lah dibuat dengan tepat mengendap secara
lambat dan harus rata lagi bila dikocok.
3.2. Saran
Diharapkan kepada semua mahasiswa atau mahasiswi untuk lebih banyak belajar
mengenai sifat stabilitas tipe suspensi maupun cara melarutkan dan penyimpanan
pada saat pembuatan suspensi praktikum harus mengetahui Kelarutan dari bahan
bahan obat yang dikerjakan. Praktikkan juga harus mengetahui faktor faktor yang
dapat mempengaruhi stabilitas suspensi agar dapat menghasilkan suspensi yang
baik.

II
DAFTAR PUSTAKA
Nur, C. Ika, T. Peni, I. 2010. Formulasi Suspensi Doksisiklin Menggunakan
Suspending Agent Pulvis Gummi Arabici : Uji Stabilitas Fisik dan Daya
Antibakteri. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

Rina, W. Syofyan. Septa, Y. 2015. Formulasi dan Evaluasi Stabilitas Fisik


Suspensi Ibuprofen Menggunakan Kombinasi Polimer Serbuk GOM ARAB dan
Natrium Karboksimetilselulosa. Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Padang.

Nur C. 2010. Formulasi Suspensi Doksisiklin Menggunakan Suspending Agent


Pulvis Gummi Arabici : Uji Stabilitas Fisik dan Daya Antibakteri. Fakultas
Farmasi . Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

Luluk, A. 2015. Makalah Formulasi Dasar I. Universitas Muhammadiyah.


Malang

Sholihatul, U. 2018. Analisis Bakteri Patogen. Fakultas Farmasi Universitas


Muhammadiyah. Purwokerto.

Santi, S. 2016. Farmasi Fisik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik.


Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik.


Indonesia, Jakarta.

II

Anda mungkin juga menyukai