Anda di halaman 1dari 8

KLIPING TREN ISSUE KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH KOMUNIKASI

Dosen Pengampu :

Dra. Nelly Yardes, S.Kp.,M.Kes.

Disusun Oleh :

PRODI DIV KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

TAHUN 2021
PENDAHULUAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi tentang
“Kliping Tren Issue Komunikasi Dalam Keperawatan”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak

Jakarta, 29 Maret 2021


DAFTAR ISI

PENDAHULUAN....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

PEMBAHASAN.......................................................................................................................4

1.1 Pembahasan Kasus Issue..................................................................................................5

1.2 Pendapat Masyarakat Tentang Issue................................................................................5

1.3 Hukum Mengenai Issue....................................................................................................5

PENUTUP.................................................................................................................................6

Kesimpulan.............................................................................................................................6

Saran.......................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
PEMBAHASAN
1.1 Pembahasan Tentang Issue

1.2

Pandangan Masyarakat Tentang Issue


Opini masyarakat tentang malpraktek kedokteran sesuai dengan pandangan ilmu etika
kedokteran. Masyarakat juga memahami bahwa 3. kesalahan prosedur, diagnosis dan
penatalaksanaan merupakan aspek dalam terjadinya malpraktek. Namun masyarakat lebih
menitik beratkan kepada akibat yang dialami oleh pasien, yang lebih megadopsi nilai filosofis
konsekuentialis dan kurang mempertim- 4. bangkan tindakan yang telah dilakukan oleh
dokter berdasarkan nilai-nilai moral dan standar medis. Beberapa pengalaman masyarakat
tentang malpraktek kedokteran terdapat kasus-kasus yang harus menjadi perhatian dokter,
rumah sakit, dan petugas kesehatan lainnya, seperti ketidaksiapan alat dan tidak adanya
persetujuan sebelum dilaku-kannya penatalaksanaan. Akan tetapi, lebih umum pandangan
masyarakat tentang apa yang dimaksudnya dengan pengalaman malpraktek merupakan 6.
ungkapan ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang didapatkan. Ketidakpuasan tersebut
muncul akibat kurangnya komunikasi dan rendahnya kualitas informasi dari dokter atau
petugas kesehatan. Oleh karena itu untuk mencegah berbagai tuduhan mal- 7. praktek, maka
komunikasi yang baik dan pemberian informasi yang cukup mutlak dilakukan sebelum
tindakan pemeriksaan dan pengobatan dilakukan.

1.3 Hukum Mengenai Issue


Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
memasukan pelayanan kesehatan sebagai objek hukum perlindungan konsumen dan
menempatkan penerima layanan kesehatan sebagai konsumen serta tenaga kesehatan sebagai
pelaku usaha dalam hubungan hukumnya. Tenaga kesehatan yang dimasudkan disini adalah
setiap orang yang mengambdikan dirinya dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan. Sesuai ketentuan
pasal 1 angka 6 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
bahwa setiap orang mengabdikan diri di dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Maka dalam hal ini telah
dilanggar Praktek Kedokteran no. 29 tahun 2004. "Pelanggaran disiplin berat oleh dokter
dapat dikenakan sanksi hingga pencabutan surat tanda registrasi, tanpa menghilangkan
kemungkinan seorang dokter dituntut secara pidana atau perdata," imbuhnya.Anggota tim
Dewan Penasihat Hukum IDI Herkutanto menambahkan pasien mempunyai hak dalam
menerima pelayanan praktek kedokteran. Sebagaimana telah dibahas didalam artikel.

PENUTUP
Kesimpulan

Salah satu hak utama yang dimiliki pasien adalah hak-hak untuk memperoleh informasi atau
penjelasan, merupakan hak asasi pasien yang paling utama bahkan dalam tindakan-tindakan
khusus diperlukan persetujuan tindakan medis yang ditandatangani oleh pasien dan atau
keluarga pasien. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan dokter dengan pasien,
maka dokter mempunyai posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan posisi pasien atau
keluarga pasien. Akan tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
atau pasien telah memperoleh akses yang tinggi terhadap informasi tentang kesehatan. Pasien
sebagau konsumen kesehatan memiliki perlindungan diri dari kemungkinan upaya pelayanan
kesehatan yang tidak bertanggung jawab seperti penelantaran. Pasien berhak untuk
keselamatan dan kenyamanan terhadap pelayanan jasa kesehatan yang diterimanya. Dengan
adanya hak tersebut maka konsumen akan terlindungi dari praktik profesi yang mengancam
keselamatan atau kesehatan.

Saran

Seiring perkembangan teknologi medis diharapkan pula dapat dibentuknya suatu peraturan
hukum yang komprehensif yang khusus mengatur mengenai hukum kesehatan, sehingga
diharapkan masyarakat lebih dapat memahami hak-hak yang mereka miliki sebagai pasien
yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan dan juga sebagai pedoman bagi tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kesehatan agar dapat meminimalisir
terjadinya kasus-kasus kelalaian medik. Pemerintah harus membuat aturan tersendiri tentang
malpraktik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (termasuk perawat), sehingga ada payung
hukum yang secara khusus mengatur tentang tindakan malpraktik tersebut. Selain itu,
peraturan perundangan dalam bidang kesehatan perlu ditinjau kembali dan disempurnakan,
seperti dalam Undang-undang Kesehatan yang juga tidak mengatur mengenai malpraktik di
dalamnya, sehingga memunculkan ketidakjelasan status hukum pihak-pihak yang
berkepentingan dalam upaya pelayanan kesehatan.

REFERENSI
Idha Sri Suryani dan Siti Fatimah.2015. JURNAL PERLINDUNGAN HUKUM BAGI
PASIEN KORBAN MALPRAKTIK OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-
UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. GEMA, THN
XXVII/50/Pebruari - Juli 2015. https://media.neliti.com/media/publications/62192-ID-
perlindungan-hukum-bagi-pasien-korban-ma.pdf. Diakses 09 April 2021

detikNew.com. 2007 Artikel Malpraktek Terjadi Karena Kurangnya Komunikasi Pasien-


Dokters.. https:// news.detik.com/berita/d-800739/malpraktek-terjadi-karena-kurangnya-
komunikasi-pasien-dokter. Diakses 09 April 2021

Hardisman Hardisman. 2016. JURNAL MENGENAI OPINI MASYARAKAT TENTANG


MALPRAKTEK KEDOKTERAN.
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/114/110. Diakses 09 April 2021

Anda mungkin juga menyukai