Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR JAWABAN ANALISIS RASIO K

NAMA : LISA RIZKY NUR AMALIA


NIM : 180810301016
EMAIL : @lisarynua2303@gmail.com
WA : 081217087060
ALISIS RASIO KEUANGAN

AMALIA

gmail.com
M
E ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN
N
U
PT. HUTAMA KARYA BANGSA
TAHUN 2018 - 2019

NAIK / TURUN
2019 2018
Nilai %
RASIO LIKUIDITAS
Current Ratio 2.40 1.8 0.60 25.00%
Cash Ratio 0.89 0.86 0.03 3.37%
Quick Ratio 1.35 1.12 0.23 17.04%
Working Capital to Assets Ratio 0.40 0.25 0.15 37.50%

ANALISIS:
Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek. Rule of thumb (Pedoman) dalam menganalisis adalah current
ratio antara 100% s.d. 200% Diatas 200% berarti banyak aktiva menganggur (Darsono dan Ashari,
2005;52).

1. Current Ratio
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa besarnya rasio lancar PT. Hutama Karya Bangsa
pada tahun 2018 adalah 1,8 atau 180% dan pada tahun 2019 adalah sebesar 2,4% atau 240%.
Rasio ini menggambarkan bahwa setiap Rp. 1000 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp. 1800 untuk tahun 2018, dan Rp. 1000 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp. 2400 untuk tahun 2019. Terjadi peningkatan current rasio pada PT. Hutama Karya
Bangsa di tahun 2018 sampai tahun 2019 sebesar 0,6 atau 25%, artinya perusahaan memiliki
kemampuan melunasi jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki. Namun, pada tahun
2019 dapat dilihat bahwa current rasio melebihi 200%, nilai tersebut dianggap terlalu tinggi dan
ada indikasi kegagalan manajemen atau perusahaan dalam memanfaatkan aset perusahaan
dengan efektif. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh pembelian aset lancar perusahan atau
penurunan kewajiban lancar perusahaan.

2. Cash Ratio
Dilihat dari Cash Ratio PT. Hutama Karya Bangsa pada tahun 2018 sebesar 0,86 dan 0,89
pada tahun 2019. Terjadi peningkatan dari tahun tersebut, namun sangat kecil atau tidak
signifikan, yaitu sebesar 0,03. Itu artinya perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam
melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan kas. Hal tersebut dikarenakan Rp. 1 utang
hanya dapat dijamin oleh Rp. 0,86 kas perusahaan pada tahun 2018 dan Rp. 0,89 pada tahun
2019.

3. Quick Ratio
Pada Quick Ratio PT. Hutama Karya Bangsa, terdapat nilai rasio yang cukup bagus, yaitu 1,12
pada tahun 2018 dan 1,35 pada tahun 2019. Setiap kewajiban lancar Rp.1 dijamin oleh Quick
Assets Rp. 1,12 pada tahun 2018 dan setiap kewajiban lancar Rp.1 dijamin oleh Quick Assets
Rp. 1,35 pada tahun 2019. Terjadi peningkatan sebesar 0,23 atau 17%. Dalam hal ini,
perusahaan PT. Hutama Karya Bangsa memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban
dengan jaminan aktiva lancar yang liquid yang cukup bagus.

4. Working Capital to Assets Ratio


Rasio ini mengindikasikan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto. Pada tahun
2018 hingga 2019, terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 0,15 atau 37,5%.
Dari 0,25 ditahun 2018 dan 0,4 ditahun 2019. Dalam hal ini menunjukkan bahwa total aktiva
dan posisi modal kerja cukup likuid.
NAIK / TURUN
2019 2018
Nilai %
RASIO LEVERAGE
Total Debt to Equity Ratio 0.55 0.92 (0.37) -67.27%
Total Debt to Total Capital Assets 0.35 0.49 (0.14) -40.00%
Long Term Debt to Equity Ratio 0.26 0.19 0.07 26.92%
Tangible Assets Debt Coverage 4.54 5.63 (1.09) -24.01%
Time Interest Earned Ratio 37.74 32.5 5.24 13.88%

ANALISIS:
1. Total Debt to Equity Ratio
Rasio utang terhadap ekuitas pada tahun 2019 mengalami penurunan yang cukup terlalu
signifikan yaitu 67,27% atau sebesar 0,37. Nilai rasio yang kurang dari 1 mengindikasikan
bahwa sumber pendanaan perusahaan PT. Hutama Karya Bangsa sebagian besar berasal dari
ekuitas dengan perbandingan Rp 550 liabilitas dan Rp 1.000 ekuitas pada tahun 2019. Proporsi
ekuitas yang lebih mendominasi utang mengindikasikan risiko pendanaan yang lebih kecil
karena sumber pendanaan ini lebih banyak berasal dari investor daripada kreditor.

2. Total Debt to Total Capital Assets


Total Debt to Total Capital Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total utang dengan total aktiva dalam hal ini digunakan untuk menjamin hutang. Pada
tahun 2018 0,49 lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya 0,35. Jadi tahun2018 Rp 0,49 aktiva
akan menjadi jaminan untuk kewajiban, dan Rp 0,35 menjadi jaminan untuk kewajiban untuk
tahun 2019. Dalam hal ini kredidut atau investor lebih suka jika Total Debt to Total Capital
Assets ini lebih rendah karena berarti tingkat keamanan dananya semakin baik. Semakin kecil
rasio semakin aman pencatatan transaksinya.

3. Long Term Debt to Equity Ratio


Komposisi utang jangka panjang PT. Hutama Karya Bangsa mendominasi total utang
perusahaan ini. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas yang
lebih besar dari setengah total kewajiban perusahaan. Kenaikan pada tahun 2019 sebesar
26.92% dapat disebabkan oleh adanya penambahan utang jangka panjang oleh perusahaan

4. Tangible Assets Debt Coverage


Tangible Assets Debt Coverage adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan besarnya
aktiva tetap tangible yang digunakan untuk jaminan untuk hutang jangka panjang. Tahun 2018
5,63 dan tahun 2019 terjadi penurunan menjadi 4,54. Jadi untuk tahun 2019 setiap rupiah
kewajiban jangka panjang akan dijamin oleh aset tangible sebesar Rp 4,54 dan untuk tahun
2018 setiap rupiah kewajiban jangka panjang akan dijamin oleh aset sebesar Rp 5,63.

5. Time Interest Earned Ratio


Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar bunga yang timbul dari
utang dengan menggunakan laba operasi. Berdasarkan nilai rasio tersebut, perusahaan ini
mampu membayar utang bunga dengan rata-rata 32,5 kali dari laba operasinya pada tahun
2018 dan terjadi kenaikan sebesar 5.24 hingga menjadi 37.74. Kenaikan nilai rasio ini dapat
disebabkan oleh penurunan bunga atau peningkatan laba operasi perusahaan

NAIK / TURUN
2019 2018
Nilai %
RASIO AKTIVITAS
Total Assets Turnover 1.34 x 5.80 x (4.46) -332.84%
Receivable Turnover 16.30 x 83.33 x (67.03) -411.23%
Average Collected Period 22 hari 5 hari 17.00 77.27%
Inventory Turnover 3.60 x 3.77 (0.17) -4.72%
Average Day's Inventory 99 hari 96 hari 3.00 3.03%
Working Capital Turnover 4.30 x 25.64 x (21.34) -496.28%

ANALISIS:
1. Total Assets Turnover
Rasio perputaran aset menunjukkan penurunan yang cukup signifikan sebesar 332.84%. Rasio
ini membandingkan penjualan dengan rata-rata total aset yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari total asetnya. Pada tahun 2018, setiap Rp
1000 aset dapat menghasilkan Rp 5.800 penjualan. Penurunan yang terjadi pada tahun 2019
dapat disebabkan oleh inefisiensi penggunaan aset atau pembelian aset yang melebihi
kapasitas yang dibutuhkan.

2. Receivable Turnover
Rasio perputaran piutang membandingkan penjualan dengan rata-rata piutang yang
menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengumpulkan piutang melalui penjualan. Dalam
rasio aktivitas ini, perputaran piutang turun dengan signifikan dengan persentase nilai
penurunan yang paling besar di antara rasio lain. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan
piutang yang tidak diikuti dengan peningkatan penjualan. Pada tahun 2019, perusahaan hanya
mampu mengumpulkan piutang dalam satu tahun sebanyak 16.30 kali dibandingkan dengan
2018 yaitu 83.33 kali.

3. Average Collected Period


Rasio ini mengindikasikan seberapa lama piutang usaha dapat ditagih oleh perusahaan. Rasio
ini juga memiliki hubungan yang inverse dengan perputaran piutang. Apabila rasio perputaran
piutang naik, maka rasio periode penagihan rata-rata ini akan turun. Berdasarkan data rasio
tahun 2019, rasio ini meningkat yang menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan 22 hari
untuk menagih piutangnya, 17 hari lebih lama dari tahun 2018.

4. Inventory Turnover

Pada Inventory Turnover PT. Hutama Karya Bangsa, terjadi peningkatan perputaran dana yang
tertanam dalam persediaan sebesar 4.49% atau 0,17 kali dalam setahun. Dimana pada tahun
2018, dana yang tertanam dalam persediaan berputar rata-rata 3.6 kali dalam setahun dan
pada tahun 2019, dana yang tertanam dalam persediaan berputar 3,77 kali dalam setahun. Jika
dibandingkan dengan standar umum, nilai perputaran persediaan pada tahun 2018 - 2019
dianggap kurang baik sebab berada dibawah standar umum yaitu 20 kali.
5. Average Day's Inventory
Rasio Average Days Inventory ini menunjukkan periode rata-rata persediaan barang dagangan
berada di gudang persediaan. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat
penurunan sebesar 3% pada tahun 2018 ke tahun 2019. Pada tahun 2018, persediaan rata-
rata berada di gudang adalah selama 99 hari, sedangkan pada tahun 2019, 3 hari lebih singkat
dari tahun 2018 yaitu 96 hari.

6. Working Capital Turnover


Dalam tabel diatas, dapat dilihat bahwa perputaran modal kerja (working capital turnover) pada
PT. Hutama Karya Bangsa mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 83,32%
dari tahun 2018 ke tahun 2019. Pada tahun 2018, perputaran modal kerja adalah sebesar 4,30
kali sedangkan pada tahun 2019 meningkat drastis menjadi 25,64 kali. Hal ini bisa disebabkan
oleh peningkatan penjualan bersih atau penurunan modal akibat pembelian persediaan barang
dagang perusahaan.

NAIK / TURUN
2019 2018
Nilai %
RASIO PROFITABILITAS
Gross Profit Margin 32.0% 88% (0.56) -174.38%
Operating Income Ratio 24.0% 85% (0.61) -254.17%
Operating Ratio 76.3% 15.00% 0.61 80.33%
Earning Power of Total Investment 16.2% 59.40% (0.43) -267.12%
Net Earning Power Ratio 31.8% 492.80% (4.61) -1449.69%
Rate of Return for Owners 21.7% 344.60% (3.23) -1488.02%

ANALISIS :
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan besar
kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Rule of thumb pada setiap rasio ini bahwa hasil perhitungan rasio harus lebih besar dari bunga
deposito berjangka 1 tahun.
1. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin adalah perbandingan antara laba kotor dengan penjualan atau pendapatan
yang ada. Indikator yang menunjukkan efesiensi produk dari perusahaan dalam menghasilkan
laba. Pada tahun 2018 sebesar 87,8% dan tahun 2019 sebesar 32%, margin lebih tinggi pada
tahun 2018. Jadi setiap rupiah penjualan akan mendapat laba kotor sebesar Rp 0,88 untuk
tahun 2018 dan setiap rupiah akan mendapatkan Rp 0,32 untuk tahun 2019. Prosentase ini
menggambarkan bahwa mendapatkan laba bruto per rupiah penjualan lebih tinggi tahun 2018
dan memiliki margin yang lebih besar membuat akan lebih tahan krisis dibandingkan margin
yang lebih kecil.

2. Operating Income Ratio


Operating Income Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkaan laba operasi sebesar 85,0% dan 2019 mendapat laba operasi sebesar 24%
dapat dilihat terjadi penurunan laba operasi ditahun 2019. Jadi pada saat tahun 2018 setiap
rupiah penjualan akan mendapat laba operasi sebesar Rp 0,85, kemudian pada tahun 2019
setiap rupiah mendapat laba operasi Rp 0,24.

3. Operating Ratio
Operating Ratio adalah rasio yang mengukur biaya operasi terhadap penjualan, semakin kecil
angka rasio menunjukkan semakin baik. Tahun 2018 15,0% dan tahun 2019 sebesar 76,26%.
Dalam tahun 2019 terjadi peningkatan dengan menunjukkan angka yang semakin kecil maka
bisa disimpulkan menunjukkan perubahan yang semakin baik. Jadi tahun 2018 setiap rupiah
mengandung biaya operasi Rp 0,15 dan pada tahun 2019 setiap rupiah mengandung biaya
operasi Rp 0,76.

4. Earning Power of Total Investment


Earning Power of Total Investment adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham. Dalam tahun 2018 sebesar
59,4% dan tahun 2019 16,18%, terjadi penurunan dalam tahun 2019. Jadi dalam tahun 2018
setiap rupiah aktiva menghasilkan keuntungan Rp 0,59 untuk Investor, dan untuk tahun 2019
setiap rupiahnya investor akan mendapatkan keuntungan Rp 0,16.

5. Net Earning Power Ratio


Net Earning Power Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih. Pada
tahun 2018 sebesar 492,8% dan tahun 2019 sebesar 31,80%. Dalam hal ini pada tahun 2018
setiap satu rupiah aktiva menghasilkan keuntungan bersih Rp 0,492 berbanding jauh dengan
tahun 2019 dalam satu rupiah aktiva dapat menghasilkan Rp 0,32.

6. Rate of Return for Owners


Rate of Return for Owner digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan
dalam menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham, pada tahun 2018 sebesar 344,6%
dan 2019 sebesar 21,07%, terjadi penurunan dalam menghasilkan keuntungan. Presentase ini
menggambarkan bahwa tahun 2018 setiap Rp 1 modal sendiri dapat menghasilkan keuntungan
bersih Rp 0,344 yang tersedia untuk pemegang saham preferen dan saham biasa, pada tahun
2019 setiap Rp 1 modal sendiri dapat menghasilkan keuntungan bersih Rp 0,21.

Anda mungkin juga menyukai