Risiko Ketidakpastian
Menurut Friedman dan Savage (1948) menyatakan bahwa suatu kelas reaksi
penting dari individu terhadap risiko dapat dirasionalkan oleh suatu perluasan analisis
utilitas sederhana dari kaum ortodox.Individu sering harus, atau dapat, memilih alternatif
yang berbeda,di antaranya, di dalam. derajat pengambilan risiko bagi individu manaakan
menjadi pokok. Contoh yang paling jelas disajikan oleh asuransi dan perjudian. Seorang
individu yang membeli asuransi kebakaran atas suatu rumahnya yang dipertanggungkan
dengan (premi asuransi) yang kecil di dalam pilihan kepada kombinasi suatu kesempatan
akan mengalami kerugian lebih besar (nilai rumah) dan suatu kesempatan besar tidak ada
kerugian jika terbakar dengan asuransi kebakaran. Hal ini menggambarkan ia sedang
memilih kepastian di dalam pilihan keketidak-pastian.
Selalu ada unsur ketidakpastian, selalu ada risiko investasi. Tidak ada jaminan
bahwa arus kas yang kita harapkan benar-benar akan terealisir sesuai dengan harapan
tersebut. Bahkan dalam teori manajemen keuangan disebutkan bahwa seseorang bisa
menjadi lebih kaya dibandingkan dengan yang lain adalah karena ia bersedia
menanggung risiko yang lebih besar. Mereka yang bersedia menanggung risiko yang
lebih besar mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjadi lebih kaya (dan juga
untuk menjadi lebih miskin).Masalahnya adalah bagaimana kita merumuskan risiko
dalam investasi modal.
Metode ini adalah mengukur risiko dalam bentuk ketidak-pastian arus kas.
Pendekatan ini menggunakan dasar pemikiran bahwa semakin tidak pasti arus kas
suatu investasi, semakin berisiko investasi tersebut.Dengan demikian analisis akan
dipusatkan pada arus kas.
Keterangan:
E(V) adalah nilai yang diharapkan
V = nilai pada distribusi ke –i (i=1… n)
P = Probabilitas ke i
Keterangan:
σ = Deviasi standar niai tersebut
apabila :
TC = Biaya total, yaitu biaya tetap total plus biaya variabel total.
Maka titik impas tercapai pada saat R = TC, ini berarti bahwa:
PQ = FC + VQ
FC = PQ – VQ
FC = Q (P-V)
Q = FC : (P-V)
= Rp 200.000
Bila kita hitung laba operasi pada penjualan sebesar Rp 1.000 unit, maka
kita akan memperoleh angka yang sama dengan PT ANNI, yaitu Rp
200.000.
Meskipun demikian, jika kita hitung titik impas (BEP) kedua perusahaan
tersebut, kita akan memperoleh hasil yang berbeda.
Untuk PT ANNI:
Kita lihat bahwa titik impas PT Parakan Canggah lebih besar bila
dibandaingkan dengan PT ANNI. Hal tersebut menunjukkan bahwa risiko
PT Parakan Canggah lebih besar dari pada PT ANNI.
Misalkan penjualan menurun sebesar 10%. Apa yang terjadi terhadap laba
operasi kedua perusahaan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa arus kas PT Parakan Canggah lebih tidak
pasti. Secara MUDAH akan dikatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai operating leverage yang tinggi akan mempunyai risiko yang
tinggi pula. PT Parakan Canggah mempunyai operating leverage yang
tinggi karena proporsi biaya tetapnya lebih besar bila dibandingkan
dengan PT ANNI.
Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa risiko tersebut mempunyai dua
sisi. Artinya, kalau terjadi KENAIKAN penjualan, maka penambahan
nilai profitabilitas PT Parakan Canggah juga lebih besar. Kita tidak
mengatakan bahwa perusahaan yang berisiko lebih besar adalah
perusahaan yang lebih jelek.Perusahaan yang berisiko lebih besar berarti
bahwa arus kasnya lebih tidak pasti.Kemungkinan menyimpang dari yang
diharapkan adalah lebih besar.Meskipun demikian perlu diingat bahwa
penyimpangan tersebut bisa menjadi lebih kecil ataupun lebih besar.
Sumber :
Syaifuddin, Dedy Takdir. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Kendari:Unhalu
Press