Anda di halaman 1dari 3

Nama : Supianur

NIM : 203010401028
Kelas :A
Prodi : Agroteknologi
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Meningkatkan Kompetensi Karya Ilmiah

Dalam webinar ini memiliki tema meningkatkan kompetensi karya ilmiah, terdapat
2 narasumber yaitu Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si. dan Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa, S.Pd.,
M.Sc. yang akan menjelaskan tentanng bagaimana cara menulis karya yang baik dan benar
sesuai kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah agar bisa menarik pembaca dan dapat
dipublikasikan di jurnal-jurnal terindeks nasional dan bahkan nasional,
Kemudian stelah pembukaan acara dilanjutkan dengan sambutan panitia workshop
dan setelahnya dilanjutkan langsung kepada narasumber 1 yaitu Dr. Pande Made Kutanegara,
M.Si. untuk menyampaikan materi, beliau membuka dengan menjelaskan tentang peran
antropologi terhadap keadaan pandemic sekarang ini, dan dilanjutkan dengan materi Mengasah
Kemampuan Meneliti dan Menulis di Kalangan Mahasiswa : Peluang dan Tantangan, beliau
sudah menjadi peneliti di pusat studi kependudukan dan kebijakan selama 32 tahun.
Menurut Dr. Pande Made menulis dan meneliti tidaklah sulit karena banyak sekali
tema-tema yang bisa diteliti saat pandemic ini yang berkaitan dengan penelitian covid dan lain
sebagainya, di satu sisi pademi merupakan suatu hal yang tidak mengenakan tetapi pandemic
juga merupakankesempatan untuk mencatat dan menelitinya sebagai arsip masa depannya. Dan
beliau juga bilang bahwa krisis-krisis merupakan ladang penelitian antropolog tetapi banyak
yang melewatkannya, dan beliau mnegatakan bahwa seorang peneliti harus selalu memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi,menrurutDr. Pande tema penelitian sangat banyak dimana-mana tinggal
bagaimana cara mahasiswa mebatnya menjadi menarik untuk diteliti. Proses berpikit menurut
akademis menurut Dr. Pande mengatakan bahwa antropolog harus memahami data dengan
menggunakan teori.
Menarik atau tidaknya objek penelitian bergantung pada proposal prnrlitian begitula
menurut Dr.Pande, beliau mengatakan bahwa kebanyakan dari mahasiswa terlalu sibuk tentang
latar belakan, rumusan masalah, dan kerangka teori sehingga melupakan metode penelitian
padahal metode penelitian juga sangatlah penting dalam suatu proposal penelitian. Dan juga
menjelaskan tentang pemilihan judul penelitian , asal pertanyaan penelitian,tentang kerangka
teori, kelemahan dalam proposal ialah maukah kita merumuskan masalah dengan komperhensif,
dan di akhir materi beliau juga menjelaskan penyebab-penyebab kegagalan lombba PKM salah
satu contohnya proposal yang digarap asal-asalan.
Dilanjutkan dengan Narasumber 2 yaitu Dr.rer.nat. I Wayan Karyasa ,S.Pd., M.Sc. ,
beliau mengatakan bahwa karya ilmiah merupakan komponen penting dalam kreatifitas
mahasiswa, beliau menyampaikan tentang strategi dan struktut penulisan karya ilmiah. Karya
ilmiah adalah hasil pemikiran yang ditulis dan dipublikasikan artinya ada ditulis dan publikasi,
agar bisa memberi dampak pada kehoidupan kita dan harus memenuhi kaidah ilmiah dan etika
keilmuwan, jadi karyra ilmiah bisa dari hasil penelitian juaga bisa dari hasil pemikiran,
kemudian semua bentuk karya ilmiah menyajikan temuan atau pengungkapan pendapat atau
gagasan baru yang orisinal, oleh karena itu didalam menulis karya ilmiah dilihat deltanya artinya
seberapa bisa itu berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Karya tulis ilmiah adalah hasil pokok pikiran, pengembangan, dan hasil
kajian/penelitian yang disusun oleh perorangan atau kelompok yang membahas suatu pokok
bahasan ilmiah, menrut beliau dalam lomba-lomba karya tulis ilmiah mahasiswa itu cenderung
dilihat bagaimana mahasiswa merespon secara intelektual atas persoalan actual dengan gagasan
kreatif dan solutif, karya tulis ilmiah juga wahana melatih mahasiswa membaca, menelaah,
menulis, dan menyajikan karya ilmiah.
Strategi menulis karya ilmiah menurut Dr.rer.nat. I Wayan adalah mencari sumber
inspirasi yang bisa didapatkan dari mana saja salah satunya ialah dari PKLdan magang lalu
melatih menulis bahasa-bahasa ilmiah dalam hal istilah kimiah, paragraph, teks, dan lain
sebagainya, ada juga teknik penulisan dab etika ilmiah ( tidak melakukan plagiat terhadap karya
ilmiah orang lain), lalu publikasi ilmiah, ada 4 jenis artikel ilmiah yaitu karya ilmiah hasil
penelitian di laboratorium, hasil pemikiran dalam suatu topic tertentu, hasil pengamatan terhadap
kasus spesifik, dan sangggahan atas artikel yang sudah terbit. Penting bagi kita memilih jurnal
yang sesuai dengan topik kita.
Dalam review artikel kita harus menulis sesuatu yang bisa diambil sebagai sumber
rujukan bagi orang lain, dalam review artikel ada 2 halyaitu Narrative dan systematic, penulisan
artikel Narrative Review dapat mengkuti format umum : IMRAD, penelitian ada 2 yaitu
kuantitatif dan kualitatif, dan belia mengakhiri materi dengan memberikan cntoh tomik/tema
penelitian antropologi salah satunya yaitu “Peran Rempah Dalam Perkembangan Budaya Kuliner
Bali.”.
Acara pun dilanjutkan ke sesi Tanya jawab, sesi pertama ada 3 pertanyaan yaitu
bagaimana cara menentukan judul dan karakter yang baik untuk pemula?, bagaimana cara agar
terhindar dari plagiarism dan penyampaian bahasa yang benar, danapakah ada perbedaan antara
struktur penulisan karya ilmiah antropologi dengana yang lainnya, untuk pertanyaan pertama Dr.
Pande menjawab cara menentukan judul adalah pertama bisa menunjukan fenomena yang ada di
lapangan, kedua abstaksi dari hasil penelitian , ketiga diambil dari apa yang ditampilkan atau apa
yang disampaikan misalnya dalam antropologi yaitu idiom-idiom lokal, dan untuk pertanyaan
kedua menurut Dr. Pande mengatakan untuk menghindari plagiarism maka yang pertama kita
tidak boleh lupa untuk mencantumkan sumber dan jangan sampai kita mengambil utuh atau
terlalu banya dari suatu sumber ,kedua pemiihan bahasa yang benar, dan untuk pertanyaan ketiga
menurut Dr. Pande Secara umum tidak ada perbedaan strukturnya perbedaannya justru terdapat
pada style masing-masing penulis karya tulis ilmiah itu sendiri.
Sedang menurut Dr.rer.nat, I Wayan judul itu harus mencerminkan isi dan bukan berarti
harus membuat singkatan yang aneh, jangan terlalu panjang atau pun terlalu pendek, harus
menarik, menginspirasi. Dan untuk menghindari plagiarisme kita haru belajar kosa kata sehingga
kita bisa memilih kata-kata yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama dan kita harus
mamahami makna sumber penelitian kita agar kita bisa menulisnya dengan bahasa kita sendiri
sehingga dan kalo bisa dengan bahasa yang berbeda dari sumber tetapi tetap memiliki makna
yang sama.
Sesi kedua pertanyaan dilanjutkan dengan pertanyaan dari partisipan webinar pertanyaan
pertama yaitu kiat-kiat agar dapat mendorong angka partisipasi mahasiswa di PKM?, pertanyaan
kedua apakah ada kaitan antara mahasiswa yang tidak taat aturan dengan panduan-panduan yang
dibuat oleh DIKTI yang waktunya mendesak jadi strategi apa yang harus dilakukan agar
mahasiswa cermat dalam membaca dan mengaplikasikan yang ada didalam panduan?, menurut
Dr.Pande yang pertama para dosen harus menginspirasi para mahasisw dengan riset-riset terbaru,
kedua menampilkan media-media yang menampilkan berita-berita terkini yang menarik untuk
diteliati, ketiga melibatkan mahasiswa dalam riset-riset oleh para dosen, dan untuk pertanyaan
kedua di jawab oleh Dr.rer.nat. I Wayan mengatakan bahwa peraturan-peraturan harus di siapkan
missal dalam tugas-tugas, UTS, dan lain sebagainya sehingga mahasiswa dapat belajar taat
aturan.secara bertahap mahasiswa di bawa dalam kegiatan-kegiatan sehingga timbul rasa ingin
berprestasi. Juga memberikan apresiasi pada mahasiswa.
Sesi Tanya jawab ke dua pun berlanjut dan ada lagi partisipan yang bertanya apa pandangan
bapak mengenai pola terkait penulisan karya ilmiah mahasiswa? , dan dijawab oleh Dr.rer.nat.I
Wayan mengatakan bahwa pola mahasiswa mencermati sesuatu bisa bermacam-macam sessuai
dengan gaya belajar masing-masing dan tugas dosen adalah mengawasi dan membimbing
mahasiswa.sedang menurut Dr. Pande jenjang mempengaruhi pola penelitian mahasiswa dan
mengatakan bahwa S-1 lebih homogen dibanding jenjang-jenjang di atasnya. Dan pertanyaan
terakhir di sesi keduanya yaitu bagaimana mengukur validitas dan relibitas penelitian kualitatif ?,
menurut Dr.rer.nat. I Wayan intinya cara pandangnya saja kalau kuantitatif instrumennya dulu di
validasi sebelum mengambil data sedangkan kualitatif datanya dulu yang di validasi. Kemudian
kedua narasumber undur diri dan acara diakhiri oleh moderator.

Anda mungkin juga menyukai