Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BAGAIMANA MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA

Disusun Oleh :

1. Ilham Riyan Fadillah_062011535001


2. Farodina Azka Zhafira_062011535034
3. Denish M Chandra_062011535038

Dosen Pengampu :
Sunan Fanani, S.Ag., M.Pdl.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Bagaimana
Membumikan Islam di Indonesia” dengan lancar.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang mempunyai andil dalam
proses pembuatan makalah ini atas bantuan dan partisipasinya. Ucapan terima kasih
disampaikan antara lain kepada Bapak Sunan Fanani, s.Ag, M.PdI, Pengajar MKWU pada
bidang agama islam, atas bantuannya memberikan izin pelaksanaan penyusunan makalah ini.
Serta teman-teman yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan makalah ini.

Walaupun penyusunan makalah ini telah diusahakan dengan sebaik-baiknya, namun tentu
tak luput dari kekurangan, baik dalam penyusunan maupun isi penelitian ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapakan bantuan para pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran
yang membangun. Penulis berharap semoga peyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat umum.

Banyuwangi, 16 November 2020

Kelompok 8 Agama Islam

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1..................................................................................................................................
Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2..................................................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3..................................................................................................................................
Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1. Pengertian Agama Islam...............................................................................................3


2.2. Transformasi Wahyu....................................................................................................
2.3. Secara Historis Membumikan Islam di Indonesia........................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................6

3.1..................................................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................6
3.2..................................................................................................................................
Saran........................................................................................................................6

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk yang berketuhanan atau yang disebut homodivinous atau
makhluk yang percaya adanya Tuhan, atau disebut juga homoreligious artinya makhluk yang
beragama. Hampir seluruh ahli ilmu jiwa sependapat bahwa dalam diri manusia terdapat
semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal. Kebutuhan Keinginan akan
kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan kodrati, berupa keinginan untuk mencintai dan
dicintai Tuhan, serta kebutuhan akan kebahagiaan rohani.
Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seorang hamba yang mampu menunjukan
sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai
kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, islam, dan kehidupan,
serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan
pribadi, sosial dan profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika
tidak mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.
Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia di dunia bahkan di akhirat. Semua
orang tentunya ingin bahagia di dunia dan selamat hingga ke akhirat. Namun hanya sedikit
orang yang mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Hidup bahagia di dunia dan
selamat di akhirat merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi simbol keberhasilan
sebuah kehidupan. Tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk
meraihnya. Menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan
tersebut, yaitu bagaimana meraih kebahagiaan hidup. Dan ini menjadi cita-cita setiap orang
baik yang mukmin atau yang kafir terhadap Allah.
Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang tertumpuk-tumpuk, mereka
telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Nyatanya, itu tak pernah diraih dan
membuat pengorbanannya sia-sia. Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketinggian pangkat
dan jabatan, mereka juga telah siap mengorbankan apa saja demi memperoleh apa saja yang
diinginkannya. Tapi tetap saja kebahagiaan itu tidak akan pernah didapatkannya. Apabila
kebahagiaan itu terletak pada ketenaran nama, mereka telah berusaha untuk meraihnya
dengan apapun juga dan mereka tidak mendapati apa yang disebut kebahagiaan.

1
1.1. Rumusan masalah
1. Pengertian Agama Islam
2. Transformasi Wahyu
3. Secara Historis Membumikan Islam di Indonesia

1.2. Tujuan penulisan


Dalam penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan yaitu :
a. Untuk mengetahui cara agama menjamin kebahagiaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Agama Islam


Islam sering disalahpahami, khususnya dengan diidentikkan dengan Muslim. Islam
dan Muslim adalah dua istilah yang berbeda. Islam adalah agama. Muslim adalah
pemeluknya.
Islam sering diidentikkan dengan perilaku kaum Muslim atau umat Islam. Padahal,
sebagaimana perilaku penganut agama lainnya, perilaku seorang Muslim belum tentu
mencerminkan ajaran atau syariat Islam.
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh
manusia hingga akhir zaman. Islam (Arab: al-islm, “berserah diri kepada Tuhan”) adalah
agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih.
Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata
salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

2.2. Transformasi Wahyu


Dalam ajaran Islam, wahyu Allah selain berbentuk tanda-tanda (ayat), juga
bermanifestasi dalam bentuk tanda-tanda (ayat) yang difirmankan. Untuk memudahkan
pemahaman, kita bedakan antara istilah wahyu (dengan “w” kecil) dan Wahyu (dengan “W”
besar). Wahyu dengan w kecil menyaran pada tanda-tanda, instruksi, arahan, nasihat,
pelajaran, dan ketentuan Tuhan yang nirbahasa, dan mewujud dalam alam semesta dan
isinya, termasuk dinamika sosial budaya yang terjadi di dalamnya. Adapun Wahyu dengan W
besar menyaran pada tanda-tanda, instruksi, arahan, nasihat, pelajaran, dan ketentuan Tuhan
yang difirmankan melalui utusan-Nya (malaikat) dan diakses secara khusus oleh orang-orang
pilihan yang disebut sebagai nabi atau rasul (meskipun kedua istilah ini sebenarnya berbeda,
namun sementara ini dianggap sama). Tanda-tanda Tuhan di alam semesta ini ada yang
dipahami secara sama, pada sembarang waktu dan tempat.
Tidak hanya itu, Wahyu difirmankan juga untuk memperpendek proses pembacaan
terhadap alam (wahyu yang terbentang). Apabila manusia diberi kesempatan untuk membaca

3
dan memahami alam dengan segenap potensi nalar, rasa, dan jiwa yang dimilikinya, ia akan
membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai jawaban final. Namun berkat Wahyu, proses
yang panjang dan berliku tersebut dapat disingkat sedemikian rupa sehingga manusia tidak
perlu bersusah payah untuk mendapatkan jawaban final kehidupan.
Sejak dulu para ulama merasa perlu untuk melakukan kerja rekonstruksi peristiwa
pewahyuan agar dapat mencapai pemahaman Al-Quran yang tepat dan sesuai dengan
dinamika zaman. Maka muncullah beraneka ragam, corak, dan model penafsiran sebagai
upaya untuk menyingkap kandungan makna Al-Quran agar ia dapat difungsionaliasikan
dalam kehidupan.
2.3. Secara Historis Membumikan Islam di Indonesia
Pribumisasi Islam menampik bahwa praktik keislaman "tidak selalu identik" dengan
pengalaman Arab (Arabisme). Ia adaptif dengan lokalitas. Pribumisasi merupakan semangat
lanjutan dari perjuangan kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy'ari. Kelahiran Nahdhatul Ulama
(NU) merupakan kristalisasi semangat pribumisasi Islam di Indonesia. Organisasi ini berdiri
untuk membela praktik-praktik keberagamaan kaum Islam tradisionalis dari kritikan dan
serangan agresif paham puritanisme yang dipengaruhi gerakan Wahabi di Saudi Arabia. NU
dengan pendekatan sufistiknya mau menerima dan mengakomodasi budaya lokal dalam
praktik keberagamaannya. Berbeda dengan NU, organisasi Muhammadiyah dengan
pendekatan teologi Salafinya justru menganggap praktik keberagamaan yang memadukan
Islam dengan budaya lokal adalah praktik TBC (takhayul, bidah, dan churafat / khurafat).
Cotohnya seperti Dakwah Wali Songo di Pulau Jawa yang merupakan contoh
kongkret dakwah yang sengaja melakukan inkulturisasi Islam. Para wali mempergunakan
instrumen-instrumen kebudayaan yang ada untuk memasukkan pesan-pesan Islam. Misalnya,
tradisi selamatan tiga hari, tujuh hari, seratus hari, pada masa dahulu di masyarakat Jawa
dilaksanakan jika anggota keluarga meninggal dunia. Oleh para wali, momen dan forum
kumpul-kumpul tersebut dibiarkan, tetapi dimodifikasi dengan membaca Yasin, Tahlil,
Tasbih, Tahmid, dan Selawat, dengan diselingi pesan-pesan keagamaan. Pagelaran wayang,
yang merupakan media hiburan dan edukasi masyarakat Hindu-Jawa, dimodifikasi
sedemikian
Sebelum Islam datang, penduduk Indonesi) telah menganut agama, baik yang masih
primitif seperti animisme-dinamisme maupun yang sudah berbentuk agama formal seperti
Hindu atau Buddha. Namun demikian, berdasarkan catatan sejarah yang ada, kedatangan
Islam tidak disertai dengan konflik sosial-keagamaan yang cukup berarti. Keberhasilan

4
islamisasi generasi awal setidaknya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor strategi dakwah
dan faktor daya tarik ajaran Islam itu sendiri.
Pada tataran wacana, sebenarnya perbedaan dalam memahami ajaran Islam sudah
menjadi hal yang biasa. Yang menjadi masalah adalah ketika terjadi pemaksaan pendapat
dengan cara-cara yang tidak santun dan cenderung menyalahkan pihak lain. Ketika hal ini
terjadi, maka ketegangan di antara berbagai varian Islam tidak bisa dihindari. Bahwa Islam di
Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh Arab (Timur Tengah) adalah kenyataan sosial-
historis, mengingat posisi Indonesia yang merupakan wilayah pinggiran. Namun, ketika
pengaruh itu berlangsung secara masif dan sangat kuat, maka yang terjadi justeru “Arabisasi”
Islam Indonesia, yakni peniruan secara total tradisi berpikir dan tradisi budaya Arab oleh
umat Islam Indonesia.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan mempelajari judul ini yaitu bagaimana membumikan islam di Indonesia,


tercipta lah keberagaman islam dengan penyampaian yang berbeda beda. Namun dengan
adanya keberagaman tersebut jangan sampai menggoyahkan iman, karena iman lah sangat
penting bagi umat manusia.

3.2. Saran

Saran yang kami berikan dalam makalah ini adalah untuk menguatkan iman dan
mempercayai adanya Allah SWT, serta tidak melupakan untuk menjaga hati agar tidak
mudah tergoyahkan. Tentunya masih ada kekurangan dalam penyampaian atau penyusunan
makalah ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan referensi yang kami peroleh. Untuk
itu kami berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah
ini bermanfaat dan memberi ilmu bagi kami dan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai