Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

GREEN CHEMISTRY – EKONOMI ATOM

Oleh:

Heti Hermawati Nur Tias

20106030040

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2020
LAPORAN PRAKTIKUM

Green Chemistry – Ekonomi Atom

Yang disusun oleh

Heti Hermawati Nur Tias

20106030040

Telah disetujui oleh:

Asisten praktikum

Ria Puspitaningrum 06 Desember 2020


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin maju mendorong masyarakat


Indonesia untuk mengimbanginya. Hal ini tak luput dari isu-isu yang sering
terdengar melalui media masa tentang polusi, limbah, dan pemanasan
global. Oleh karena itu diperlukan peran dari beberapa pihak terutama
pemerintah untuk melakukan pembangunan berkelanjutan yang aman dan
ramah lingkungan.

Para ahli kimia melakukan usaha untuk menemukan bahan dasar


yang tidak berbahaya, dan mengubah proses-proses kimia dalam industri
menjadi lebih aman dan bersih. Usaha ini dinamakan dengan “Green
Chemistry”. Konsep Green Chemistry berusaha merancang, menggunakan
bahan kimia, dan mengurangi pemakaian atau produksi zat-zat yang
berbahaya. Ini adalah salah satu upaya mencegah pencemaran lingkungan.

B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui konsep green chemistry.
2. Mengetahui prinsip-prinsip green chemistry.
3. Mengetahui cara menentukan nilai ekonomi atom yang merupakan salah
satu prinsip green chemistry.

C. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui konsep green chemistry.
2. Dapat mengetahui prinsip-prinsip green chemistry.
3. Dapat menentukan nilai ekonomi atom yang merupakan salah satu
prinsip green chemistry.
BAB 2

DASAR TEORI

A. Pengertian Green Chemistry

Green Chemistry juga dikenal dengan sebutan kimia hijau. Kimia


hijau adalah konsep, prinsip, dan penerapan kimia dan teknologi, termasuk
interaksi dengan ilmu lain seperti Fisika dan Biologi. Tujuan pendekatan
kimia hijau adalah membentuk atau mentransformasi materi dengan proses
yang dirancang dengan hati-hati sehingga optimal dalam hal produk yang
dihasilkan termasuk efisiensi yang dicapai, sehingga baik bahan dasar,
proses, dan produk yang dihasilkan akan ramah lingkungan (Utomo, 2010).

Green chemistry muncul karena adanya pergeseran paradigma


konsep tradisional tentang efisiensi konsep yang berfokus utama pada hasil
reaksi kimia, yang secara ekonomis bisa mengeliminasi limbah dan
menghindari pemakaian material yang bersifat toxic dan atau berbahaya.
Green chemistry memberikan kontribusi besar dalam pelestarian alam,
karena konsep yang dimiliki bertujuan mencegah bahan-bahan kimia yang
merusak lingkungan.

B. Prinsip Green Chemistry

Menurut Anastas & Warner, hal-hal penting dalam green chemistry


adalah mencegah terjadinya limbah di tempat pertama, menggunakan
pereaksi dan pelarut yang aman, melakukan perobahan reaksi secara selektif
dan efisien, dan menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu.

Konsep green chemistry yang diusulkan Anastas & Warner terdapat 12


prinsip, yaitu: 1) pencegahan terbentuknya bahan buangan beracun akan
lebih baik dari pada menangani atau membersihkan bahan buangan tersebut,
2) mengekonomiskan atom dalam merancang metode sintesis, 3) sintesis
bahan kimia yang tidak atau kurang berbahaya bagi kesehatan manusia dan
lingkungannya, 4) merancang produk bahan kimia yang lebih aman, 5)
walaupaun sifat racunnya dikurangi tetapi fungsinya tetap efektif, 6)
menggunakan pelarut dan bahan-bahan pendukung yang lebih aman dan
tidak berbahaya, 7) rancangan untuk efisiensi energi, 8) penggunaan bahan
dasar yang dapat diperbaharui, 9) mengurangi turunan (derivatives) yang
tidak penting, 10) menggunakan katalis untuk meningkatkan selektifitas dan
meminimalkan energi, 11) merancang produk-produk kimia yang dapat
terdegradasi menjadi produk yang tidak berbahaya, 12) analisis serentak
untuk mencegah polusi dan bahan kimia yang digunakan dalam proses
kimia dipilih yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan (Nurbaity,
2011).

C. Prinsip Ekonomi Atom

Salah satu prinsip green chemistry adalah ekonomi atom. Ekonomi


atom merupakan metode sintesis yang dirancang dengan memaksimalkan
keterlibatan semua atom reaktan yang digunakan di dalam proses sintesis
menjadi produk akhir yang diinginkan atau target product (Kartini, 2014).

Cara menghitung nilai ekonomi atom adalah:

massa atom produk yang diinginkan


Ekonomi atom = x 100%
massa atom dalam reaktan
Untuk menghitung nilai ekonomi atom perlu mengetahui reaksi, persamaan,
dan bobot molekul. Semakin tinggi nilai ekonomi atom, semakin sedikit
limbah yang terbentuk. Jadi, jika nilai ekonomi tinggi, maka dapat
mengurangi limbah, lebih murah, ramah lingkungan, dan penggunaan yang
berkelanjutan.
D. Reaksi Kimia

Produksi aspirin dari asam salisilat menurut reaksi dibawah ini.

C7H6O3 + C4H6O3 C9H8O4 + CH3COOH

Dari persamaan ini, jika diasumsikan C7H6O3 bereaksi sebanyak 1 mol,


maka berat total C7H6O3 dan C4H6O3 dapat dicari dengan cara berikut.

massa C7H6O3 massa C4H6O3


n C7H6O3 = n C4H6O3 =
Mr C7H6O3 Mr C4H6O3

massa C7H6O3 massa C4H6O3


1 mol = 1 mol =
138 102

massa C7H6O3 = 138 gram massa C4H6O3 = 102 gram

Jadi, berat total C7H6O3 dan C4H6O3 adalah 138 gram + 102 gram = 240
gram.

E. Menghitung Berat Teoritis

Dari persamaan diatas, secara teoritis setiap mol atau 138 gram
C7H6O3 akan menghasilkan 1 mol atau 180 gram aspirin atau asam
asetilsalisilat.

F. Menghitung Nilai Ekonomi Atom

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai ekonomi


atom dari reaksi tersebut adalah 75% yang diperoleh dari:

massa atom produk yang diinginkan


Ekonomi atom = x 100%
massa atom dalam reaktan
180
Ekonomi atom = 138+102 x 100%

Ekonomi atom = 75%


BAB 3

METODE PRAKTIKUM

A. Bahan

Dalam praktikum ini bahan-bahan yang diperlukan adalah campuran


asam salisilat dan asetat anhidrat.

B. Alat

Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah gelas arloji


ukuran besar, gelas beker, bunsen spiritus, dan kaki tiga.

C. Cara kerja

Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan. Ditimbang


sejumlah 5 gram campuran asam salisilat dan asetat anhidrat menggunakan
gelas arloji. Campuran tersebut dipanaskan dengan Bunsen kurang lebih
selama 10 menit kemudian didinginkan selama 5 menit. Ditimbang kembali
berat campuran tersebut setelah didinginkan. Langkah-langkah tersebut
dilakukan berulang kali sampai berat campuran konstan atau tiga kali.
BAB 4

PEMBAHASAN

Istilah green chemistry muncul dikarenakan sebagai salah satu


upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan melakukan
pembangunan yang berkelanjutan. Green chemistry mempunyai prinsip-
prinsip yang dapat diaplikasikan pada saat melakukan praktikum di
laboratorium dengan cara mengurangi atau mengganti bahan-bahan kimia
berbahaya yang digunakan dalam suatu reaksi kimia yang menghasilkan
limbah berbahaya yang menimbulkan masalah lingkungan (Nurbaity,
2011).

Salah satu prinsip dari green chemistry adalah ekonomi atom.


Ekomoni atom adalah sebuah konsep yang dijadikan parameter untuk
menentukan efisiensi suatu reaksi berupa persentase dari total massa reaktan
dengan massa atom yang diinginkan. Ekonomi atom juga digunakan untuk
meningkatkan proporsi produk yang diinginkan dibandingkan dengan
bahan dasar. Ekonomi atom tidak hanya melihat rendemen hasil sebagai
parameter tetapi juga melihat seberpa besar limbah yang dihasilkan dari
reaksi tersebut (Mahreni & Nuri, 2019).

C7H6O3 + C4H6O3 C9H8O4 + CH3COOH

Nilai ekonomi atom yang dihasilkan dari reaksi asam salisilat dan
asetat anhidrat menggunakan katalis asam adalah sebesar 75%. Dilihat dari
hasil nilai ekonomi atom tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi ini
menghasilkan sedikit limbah karena nilai ekonomi atom yang cukup tinggi,
sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi ini cukup efisien dan ramah
lingkungan. Prinsip green chemistry lain yang diterapkan dalam reaksi ini
adalah penggunaan katalis yang berfungsi untuk meminimalkan energi dan
meningkatkan selektivitas reaksi.
Penerapan prinsip-prinsip green chemistry di Indonesia sudah
diterapkan, akan tetapi dalam melakukan penerapan kurang menyeluruh
sehingga hanya sebagian yang baru melakukan upaya ini. Hal ini terjadi
karena beberapa kalangan belum megetahui cara-cara untuk mengurangi
limbah dan zat-zat berbahaya dalam suatu pembentukan materi yang ramah
lingkungan.

Beberapa contoh reaksi kimia yang menggunakan prinsip ekonomi


atom green chemistry adalah reaksi N2 + 3H2 → 2NH3 dan Br2 +
C2H4 → (CH2Br)2, reaksi ini memiliki nilai ekonomi atom sebesar 100%
sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut efisien, lebih murah, dan
tidak menghasilkan limbah atau produk sampingan. Reaksi 2NH3 +
NaOCl → N2H4 + NaCl + H2O, reaksi ini memiliki nilai ekonomi atom
sebesar 29,5% maka dapat disimpulkan bahwa reaksi ini tidak efisien,
boros, dan menghasilkan limbah yang besar. Begitu juga dengan reaksi
CO + H20 → CO2 + H2, reaksi ini lebih boros dan tidak efisien dari reaksi
sebelumnya karena mempunyai nilai ekonomi atom sebesar 4,35% sehingga
limbah yang dihasilkan sangat banyak.
BAB 5

KESIMPULAN

Green chemistry merupakan salah satu upaya untuk mengurangi polusi dan
limbah dari bahan-bahan beracun dan berbahaya yang dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Green chemistry mempunyai 12 prinsip yaitu mencegah
timbulnya limbah dalam proses, mendesain produk bahan kimia yang aman,
mendesain proses sintesis yang aman, menggunakan bahan baku yang dapat
terbarukan, menggunakan katalis, menghindari derivatisasi dan modifikasi
sementara dalam reaksi kimia, memaksimalkan ekonomi atom, menggunakan
pelarut yang aman, meningkatkan efisiensi energi dalam reaksi, mendesain bahan
kimia yang mudah terdegradasi, menggunakan metode analisis secara langsung
untuk mengurangi polusi, dan meminimalisasi potensi kecelakaan.

Berdasarkan 12 prinsip tersebut, salah satunya adalah ekonomi atom. Upaya


memaksimalkan nilai ekonomi atom bertujuan untuk merancang proses kimia yang
dapat mengubah semaksimal mungkin bahan baku menjadi produk yang diinginkan
daripada limbah atau produk sampingan. Cara mencari nilai ekonomi atom adalah
sebagai berikut.

massa atom produk yang diinginkan


Ekonomi atom = x 100%
massa atom dalam reaktan
Berdasarkan konsep ekonomi atom, semakin besar atau tinggi nilai ekonomi atom
maka semakin sedikit limbah yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anastas, P. T. & J. C. Warner . (1998). Green Chemistry: Theory and Practice


Eds. Oxford University Press: Oxford, UK.
Kartini, K. S. (2014). Ekonomi Atom. Retrieved from Scribd:
https://www.scribd.com/doc/214950080/ekonomi-atom diakses pada 4
Desember 2020.
Mahreni, Akhmad dan Wasir Nuri . (2019). Bahan Kimia Hijau. Retrieved from
eprints repository software: http://eprints.upnyk.ac.id/21704/ diakses pada
5 Desember 2020.
Nurbaity. (2011). Pendekatan Green Chemistry Suatu Inovasi Dalam
Pembelajaran Kimia Berwawasan Lingkungan. Jurnal Riset Pendidikan
Kimia Vol. 1, No. 1, 14.
Utomo, M. P. (2010). Green Chemistry Dengan Kimia Katalisis. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai