Anda di halaman 1dari 10

MODUL V RANGKAIAN AC

Gifari I Hasyim (18016031)


Asisten: Ricky Kurniawan (13213502)
Tanggal Percobaan: 01/11/2017
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak Kata kunci: Diferensiator, Integrator, High passive


filter, Low passive filter
Percobaan Rangkaian RC adalah percobaan untuk melihat
bentuk gelombang nilai suatu besaran dan beda fasa
1. PENDAHULUAN
terhadap sumber tegangan bolak-balik pada komponen
resistif dan kapasitif suatu rangakaian RC seri. Percobaan 1.1 RANGKAIAN RC
dilalukan dengan mengukur tegangan rms dan beda fasa
terhadap sumber tegangan pada komponen resistif dan Rangkaian RC adalah rangkaian yang terdiri dari
kapasitif. Diperoleh hasil tegangan rms pada setiap resistor dan kapasitor yang dipasang seri.
komponen mendekati nilai yang diprediksi namun tidak percobaan ini dilakukan dengan memasang
sama persis. Pada nilai fasa masing-masing komponen sumber tegangan yang berasal dari generator
diperoleh tegangan di kapasitor tertinggal terhadap arus yang sinyal. Gelombang sinyal yang digunakan adalah
mengalir di kapasitor gelombang sinus 2Vrms 300Hz. Pada percobaan ini
diamati tegangan resistor (VR) dan tegangan (VC)
Percobaan Rangkaian RL adalah percobaan untuk melihat
beserta beda fasa masing-masing tegangan
bentuk gelombang nilai suatu besaran dan beda fasa
terhadap tegangan sumber (Vi) menggunakan
terhadap sumber tegangan bolak-balik pada komponen
osiloskop. Pada percobaan ini juga dibandingkan
resistif dan induktif suatu rangakaian RL seri. Percobaan
besar Vi, rms hasil perhitungan dan pengukuran
dilalukan dengan mengukur tegangan rms dan beda fasa
dengan multi meter menggunakan hubungan
terhadap sumber tegangan pada komponen resistif dan
Vi=VR+VC.
induktif. Diperoleh hasil tegangan rms pada setiap komponen
mendekati nilai yang diprediksi namun tidak sama persis.
1.2 RANGKAIAN RL
Pada nilai fasa masing-masing komponen diperoleh tegangan
di induktor mendahului terhadap arus yang mengalir di Rangkaian RL adalah rangkaian yang terdiri dari
induktor resistor dan induktor yang dipasang seri.
percobaan ini dilakukan dengan memasang
Percobaan Rangkaian Diferensiator adalah mengamati
sumber tegangan yang berasal dari generator
tegangan keluaran dari rangakaian diferensiator. Percobaan
sinyal. Gelombang sinyal yang digunakan adalah
dilakukan dengan memberikan input gelombang kotak ke
gelombang sinus 2Vrms 300Hz. Pada percobaan ini
rangkaian dan mengamati gelombang output pada osiloskop.
diamati tegangan resistor (VR) dan tegangan
Diamati bahwa gelombang output akan sama dengan
induktor (VL) beserta beda fasa masing-masing
turunan pertama dari sinyal input ketika kondisi syarat
tegangan terhadap tegangan sumber (Vi)
untuk rangkaian diferensiator terpenuhi
menggunakan osiloskop. Pada percobaan ini juga
Percobaan Rangkaian Integrator adalah mengamati tegangan dibandingkan besar Vi, rms hasil perhitungan dan
keluaran dari rangakaian integrator. Percobaan dilakukan pengukuran dengan multi meter menggunakan
dengan memberikan input gelombang kotak ke rangkaian hubungan Vi=VR+VL.
dan mengamati gelombang output pada osiloskop. Diamati
bahwa gelombang output akan sama dengan integrase satu 1.3 DIFERENSIATOR
kali dari sinyal input ketika kondisi syarat untuk
Rangkaian diferensiator adalah rangakaian yang
rangkaian integrator terpenuhi dan nilai RC tidak terlalu
outputnya sebanding dengan nilai turunan
besar.
pertama dari inputnya. Pada percobaan ini
Percobaan respon frekuensi adalah percobaan untuk digunakan diferensiator yang terbuat dari
mengamati magnitude dari fungsi transfer dari high dan low rangakaian RC. Sebelum percobaan dimulai, dicari
passive filter ketika frekuemsi input diubah-ubah. Percobaan terlebih dahulu nilai kapasitansi yang memenuhi
dilakukan dengan memberi input sinyal sinusoidal yang syarat rangkaian Diferensiator untuk beberapa
diubah-ubah frekuensinya. Teramati untuk high dan low nilai resistansi tertentu.
passive filter masing-masing meloloskan (fungsi transfer
memiliki nilai lebih dari nol) sinyal pada frekuensi tinggi dan
rendah.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
1.4 INTEGRATOR dengan i(t) adalah arus yang megalir pada
rangakaia maka
Rangkaian integrator adalah rangakaian yang
1 𝑡
outputnya sebanding dengan nilai turunan 𝑣(𝑡) = ∫ 𝑖(𝜏)𝑑𝜏 + 𝑣(𝑡0 )
pertama dari inputnya. Pada percobaan ini 𝐶 𝑡0
digunakan integrator yang terbuat dari Sehingga
rangakaian RC. Sebelum percobaan dimulai, dicari 1 𝑡
𝑣𝑠 (𝑡) = 𝑣𝑅 (𝑡) + ∫ 𝑖(𝜏)𝑑𝜏 + 𝑣(𝑡0 )
terlebih dahulu nilai kapasitansi yang memenuhi 𝐶 𝑡0
syarat rangkaian Diferensiator untuk beberapa
nilai resistansi tertentu. 2.2 RANGKAIAN RL

1.5 RESPON FREKUENSI


Dipercobaan ini diamati pengaruh perubahan
frekuensi terhadap perubahan bentuk gelombang
dan nilai frekuensi transfer. Rangkaian yang
digunaka dalam percobaan ini adalah integrator
dan diferensiator.
Pada percobaan dengan input sinyal kotak
diamati pengaruh frekuensi terhadap output
sinyal.
Pada percobaan dengan input sinyal sinus diamati
pengaruh frekuensi terhadap magnitude dan fasa Gambar 2-2 Rangkaian RL. Sumber: Fundamentals of
fungsi transfer. Electric Circuits
Rangkaian RL adalah rangkaian yang terdiri dari
2. STUDI PUSTAKA induktor dan resistor. Rangakaian yang
digunakan dalam percobaan ini adalah rangakaian
2.1 RANGKAIAN RC orde pertama.
Menggunakan Hukum Tegangan Kirchoff
diperoleh
𝑣𝑠 = 𝑣𝑅 + 𝑣
Dengan vR adalah tegangan di resistor.
Karena berlaku hubungan[2]
𝑑𝑖
𝑣(𝑡) = 𝐿
𝑑𝑡
dengan i(t) adalah arus yang megalir pada
rangakaia maka
maka
𝑑𝑖
𝑣𝑠 (𝑡) = 𝑣𝑅 (𝑡) + 𝐿
𝑑𝑡

2.3 RANGKAIAN DIFERENSIATOR


Gambar 2-1 Rangkaian RC. Sumber: Fundamentals of Output dari rangkaian diferensiator adalah
Electric Circuits sebanding dengan laju perubahan (rate of change)
Rangkaian RC adalah rangkaian yang terdiri dari dari tegangan input[3]. Polaritas tegangan output
kapasitor dan resistor. Rangakaian yang bergantung dari apakah tegangan input sedang
digunakan dalam percobaan ini adalah rangakaian berubah dalam arah negatif dan positif[4].
orde pertama. Rangakaian orde pertama adalah
rangakaian yang persamaan karakteristiknya
digambarkan dengan persamaan diferensial orde
pertama[1].
Menggunakan Hukum Tegangan Kirchoff
diperoleh
𝑣𝑠 = 𝑣𝑅 + 𝑣
Dengan vR adalah tegangan di resistor.
Karena berlaku hubungan[2]
𝑑𝑣
𝑖(𝑡) = 𝐶
𝑑𝑡

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


Gambar 2-3 Rangkaian Diferensiator. Sumber:
http://www.learnabout- Gambar 2-5 Rangkaian Diferensiator. Sumber:
electronics.org/ac_theory/filters84.php http://www.learnabout-
electronics.org/ac_theory/filters85.php

2.5 HIGH-PASS FILTER

Gambar 2-4 Rangkaian Diferensiator. Sumber:


http://www.learnabout- Gambar 2-6 High-Pass Filter. Sumber: Fundamentals of
electronics.org/ac_theory/filters84.php Electric Circuits
Pada rangkaian RC syarat agar Rangkaian tersebut High-pass filter didesain agar melewatkan sinyal
menjadi rangkaian diferensiator adalah ketika dengan frekuensi diatas frekuensi cutoff ωc[8].
nilai C cukup kecil sehingga 𝑣𝑠 ≈ 𝑣𝐶 = Untuk rangkaian diatas, ωc = 1/RC.
1 𝑡
∫ 𝑖(𝜏)𝑑𝜏 + 𝑣(𝑡0 ) . Output vo diambil pada vR
𝐶 𝑡0 𝑉𝑜 𝑗𝜔𝑅𝐶
sehingga 𝑣𝑜 ≈ 𝑅𝑖 = 𝑅𝐶
𝑑𝑣𝑠
. Dalam domain 𝐻(𝜔) = =
𝑑𝑡 𝑉𝑖 1 + 𝑗𝜔𝑅𝐶
1
frekuensi, 𝐈𝑅 << 𝑗𝜔𝐶 sehingga 𝜔𝐶𝑅 << 1[5]. Untuk ω >> ωC akan diperoleh |H|=1; Untuk ω
<< ωC akan diperoleh |H|=0; Untuk ω = ωC akan
2.4 RANGKAIAN INTEGRATOR diperoleh |H|=1/√2;
Input dari rangkaian integrator sebanding dengan
2.6 LOW-PASS FILTER
laju perubahan tegangan output[6]. Pada
rangkaian RC, output vo diambil pada vC dengan
1
𝑣𝑠 ≈ 𝑣𝑅 sehingga 𝑣𝑜 = 𝑣𝑐 = 𝑅𝐶 ∫ 𝑣𝑠 𝑑𝑡 . Dalam
1
domain frekuensi, 𝐈𝑅 >> 𝑗𝜔𝐶 sehingga 𝜔𝐶𝑅 >>
1[7].

Gambar 2-7 Low-Pass Filter. Sumber: Fundamentals of


Electric Circuits
Low-pass filter didesain agar melewatkan sinyal
dengan frekuensi dibawah frekuensi cutoff ωc[9].
Untuk rangkaian diatas, ωc = 1/RC.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


𝑉𝑜 1 3.2 RANGKAIAN RL
𝐻(𝜔) = =
𝑉𝑖 1 + 𝑗𝜔𝑅𝐶
Susun Rangkaian
Untuk ω >> ωC akan diperoleh |H|=0; Untuk ω sehingga seperti pada
<< ωC akan diperoleh |H|=1; Untuk ω = ωC akan gambar 2-2
diperoleh |H|=1/√2;

3. METODOLOGI Atur sehingga Vi =2Vrms


60kHz gelombang sinus;
3.1 RANGKAIAN RC R =1kΩ dan L=2.5mH

Susun Rangkaian
sehingga seperti pada
gambar 2-7 Ukur nilai Vrms VR dan VL
menggunakan
multimeter

Atur sehingga Vi =2Vrms


300Hz gelombang sinus;
R =10kΩ dan C=0.1μF Amati Vi ,VL , dan VR
pada osiloskop

Ukur nilai Vrms VR dan VC


menggunakan
multimeter Cari beda fasa antara Vi
,VL , dan VR
menggunakan osiloskop

Diagram 3-2 Percobaan Rangkaian RL


Amati Vi ,VC , dan VR
pada osiloskop

3.3 DIFERENSIATOR
Cari beda fasa antara Vi
,VL , dan VR
menggunakan osiloskop

Diagram 3-1 Percobaan Rangkaian RC

Gambar 2-8 Diferensiator. Sumber: Petunjuk Rangkaian


Elektrik
Susun rangkaian sehingga
seperti pada gambar 2-8

Atur sehingga input berupa


gelombang segiempat 4Vpp
500Hz menggunakan osiloskop

hitung konstanta waktu


menggunakan nilai R dan C
yang ada

Ukur bentuk gelomabng


output pada osiloskop

Diagram 3-3 Percobaan Diferensiator

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


3.4 INTEGRATOR 3.5.2 PADA LOW-PASS FILTER
Hitung konstanta waktu τ dan frekuensi cutoff fo
terlebih dahulu.
Susun rangakaian seperti rangkaian
RC pada percobaan Integrator
dengan R=10kΩ dan C=8.2nF

ukur Vo /Vi pada saat f=fo


Gambar 2-9 Integrator. Sumber: Petunjuk Rangkaian
Elektrik
Susun rangkaian sehingga
ukur Vo /Vi pada saat f=fo/10
seperti pada gambar 2-8

Atur sehingga input berupa ukur Vo /Vi pada saat f=fo/100


gelombang segiempat 4Vpp
500Hz menggunakan osiloskop

hitung konstanta waktu ukur Vo /Vi pada saat f=10fo


menggunakan nilai R dan C
yang ada

ukur Vo /Vi pada saat f=100fo

Ukur bentuk gelomabng


output pada osiloskop
Diagram 3-6 Perocbaan LPF respon frekuensi
Diagram 3-4 Percobaan Integrator

3.5.3 PADA DIFERENSIATOR


3.5 RESPON FREKUENSI
susun rangkaian RC sepesrti pada
3.5.1 PADA HIGH-PASS FILTER percobaan rangkaian diferensiator
dengan R=10kΩ dan C=8.2nF
Hitung konstanta waktu τ dan frekuensi cutoff fo
terlebih dahulu.
Susun rangakaian seperti rangkaian hitung konstanta waktu dan atur input
RC pada percobaan DIferensiator sehingga berbetuk gelombang kotak
dengan R=10kΩ dan C=8.2nF
4Vpp

ukur Vo /Vi pada saat f=fo


Ukur dan gambarlah bentuk gelombang
output untuk harga-harga frekuensi 50
Hz, 500 Hz, 5 kHz, dan 50 kHz

ukur Vo /Vi pada saat f=fo/10


Diagram 3-7 Percobaan Diferensiator

3.5.4 PADA INTEGRATOR


ukur Vo /Vi pada saat f=fo/100 Lakukan langkah dibawah ini untuk sinyal kotak
dan segitiga

ukur Vo /Vi pada saat f=10fo

ukur Vo /Vi pada saat f=100fo

Diagram 3-5 Perocbaan HPF respon frekuensi

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5


1. 2.026|- 58.99 28.43 1.776|27. 0.937 1.79 0.96
susun rangkaian RC sepesrti pada 0.59° 6 94° |- 7 8
percobaan rangkaian integrator dengan 63.05
R=10kΩ dan C=8.2nF °

Terlihat nilai Vi berbeda sedikit dengan nilai yang


ditunjukan generator sinyal. Hal ini terjadi karena
hitung konstanta waktu dan atur input
terdapat hambatan dalam pada generator dan
sehingga berbetuk gelombang kotak
4Vpp kapasitor.

Ukur dan gambarlah bentuk gelombang


output untuk harga-harga frekuensi 50
Hz, 500 Hz, 5 kHz, dan 50 kHz

Diagram 3-8 Percobaan Integrator

4. HASIL DAN ANALISIS


Bagian ini berisi data hasil percobaan. Jika
diperlukan, gunakanlah tabel untuk
merepresentasikan data hasil percobaan.

Tabel 4-1 Contoh Tabel


No. Frekuensi R1, R2 Vab (Volt) Gambar 4-1 Grafik Vi(merah) dan Vc(hijau)
(Hz) (Ohm) Multimeter Multimeter
Analog Digital
1. 100 120 dst.

Bagian ini juga berisi uraian analisis atas data


yang diperoleh. Analisis yang didukung oleh
berbagai sumber pustaka akan lebih baik,
misalnya: …grafik yang diperoleh pada percobaan
sesuai dengan pernyataan pada halaman 44 di
dalam rujukan [2].
Analisis yang logis dan akurat sangat diperlukan
karena data hasil setiap percobaan yang telah
dilakukan mungkin tidak sama persis dengan
teori atau pernyataan di dalam sumber pustaka.
Gambar 4-2 Lissajous Vi dan VC
4.1 RANGKAIAN RC
Pada percobaan ini digunakan rangkaian seperti
pada gambar 2-7 namun dengan sumber yang
bernama Vi. Sumber Vi yang digunakan adalah
2.01Vrms dan 300Hz. Nilai komponen R dan C
yang digunakan adalah 10kΩ dan 0.1μF.
Semua nilai tegangan dalam table dibawah adalah
nilai rms. Nilai fasa pada kolom ’perhitungan’
adalah terhadap fasa Vi.
Terlihat VR mendahului (leading) Vc. Karena R dan
C seri, fasa arus di C akan sama dengan fasa arus
di R. Artinya arus di C mendahului tegangan di C.
Hal ini sesuai dengan pernyataan pada halaman
385 pada rujukan[10]. Gambar 4-3 Grafik Vi(merah) dan VR(hijau)

Tabel 4-2 Hasil Percobaan


N Vi,perocb Beda Fasa Perhitungan (V) Percobaan
o. aan (V) percobaan (°) (V)
Vi& Vi& VR VC VR VC
VC VR
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
Gambar 4-4 Lissajous Vi dan VR 1Gambar 4-6 Lissajous Vi dan VR

4.2 RANGKAIAN RL
Pada percobaan ini digunakan rangkaian seperti
pada gambar 2-7 namun dengan sumber yang
bernama Vi. Sumber Vi yang digunakan adalah
2.02Vrms dan 60kHz. Nilai komponen R dan L
yang digunakan adalah 1kΩ dan 2.5mH.
Semua nilai tegangan dalam tale dibawah adalah
nilai rms. Nilai fasa pada kolom ’perhitungan’
adalah terhadap fasa Vi.
Terlihat VR didahului (lagging) VL. Karena R dan L
seri, fasa arus di L akan sama dengan fasa arus di
R. Artinya arus di L didahului tegangan di L. Hal
ini sesuai dengan pernyataan pada halaman 385 Gambar 4-7 Lissajous Vi dan VL
pada rujukan[10].
Pada percobaan ini multimeter tidak bisa
menghitung tegangan. Kemungkinan karena
frekuensi generator signal terlalu besar.

2Gambar 4-8 Lissajous Vi dan VL

Tabel 4-2 Hasil Percobaan


N Vi,perocba Beda Fasa Perhitungan (V) Percobaan
o. an (V) percobaan (°) (V)
Gambar 4-5 Lissajous Vi dan VR Vi& Vi& VR VL VR VL
VL VR
1. 2.007|- 47.65 40.00 1.455 1.3717|46. 1.5 1.2
1.519° |- 49° 7 5
43.3°

Terlihat ada perbedaan pada nilai Vi hasil


pengukuran dan nilai yang terlihat di generator
sinyal. Hal ini disebabkan adanya resistansi pada

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


komponen induktor dan resistansi dalam pada Gambar grafik sinyal sesuai urutan tabel dibawah
generator. ini. Input dengan sinyal kotak dan segitiga
masing-masing berada di kiri dan kanan gambar.
4.3 RANGKAIAN DIFERENSIATOR
Tabel 4-3 Komponen yang digunakan pada percobaan ini
Sinyal yang digunakan dalam percobaan ini
adalah sinyal kotak 4Vpp. No. Frekuensi (Hz) R C (nF) τ (ms)
(kΩ)
Gambar grafik sinyal sesuai urutan tabel dibawah
1. 500 1 100 0.1
ini. 2. 10 100 1
3. 100 100 10
Tabel 4-3 Komponen yang digunakan pada percobaan ini 4. 10 8.2 0.82

No. Frekuensi (Hz) R C (nF) τ (μs) Terlihat bahwa grafik ke-2 merupakan grafik yang
(kΩ)
bisa dianggap rangkaian integrator. Grafik ke-3
1. 500 1 8.2 8.2 harusnya juga merupakan integrator. Namun nilai
2. 10 8.2 82 1/RC pada grafik ini jauh lebih besar
3. 100 8.2 820
4. 10 100 1000
dibandingkan grafik ke-2 sehingga menyebabkan
nilai integrasi dari input harus dibagi nilai RC.
Pada grafik pertama terlihat bahwa output berupa
fungsi δ. Hal ini sesuai dengan karakteristik
rangkaian diferensiator karena rangkaian pertama
masih memenuhi persyaratan untuk rangkaian
diferensiator. Bandingkan grafik ke-1 dengan
grafik ke-3,suatu rangkaian yang tidak memenuhi
syarat diferensiator, output sinyal tidak sebanding
dengan turunan pertama sinyal input.

Gambar 4-10 Hasil percobaan rangkaian integrator

Gambar 4-9 Hasil percobaan diferensiator

4.4 RANGKAIAN INTEGRATOR


Sinyal yang digunakan dalam percobaan ini
adalah sinyal kotak dan segitiga 4Vpp.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8


4.5 RESPON FREKUENSI 4.5.1.2 INTEGRRATOR

4.5.1 PEUBAH FREKUENSI

4.5.1.1 DIFERENSIATOR

Gambar 4-12 Hasil percobaan rangkaian integrator


Terlihat ketika nilai frekuensi memenuhi syarat,
grafik output akan membetuk grafik integral dari
fungis input. Terlihat grafik ke-3 (gambar kurva
Gambar 4-11 Hasil percobaan rangkaian diferensiator output berwarna hitam) membetuk integral dari
Pada grafik ke-2 terlihat bahwa fungsi output fungsi step.
menghampiri bentuk fungsi delta. ini menunjukan
pada saat nilai frekuensi memenuhi syarat 4.5.2 FILTER
rangkaian diferensiator, output akan sebanding
Sumbu x pada grafik magnitude dan grafik phase
dengan turunan dari input
adalah frekuensi. Sumbu y pada grafik magnitude
dan grafik phase adalah masing-masing gain(dB)
dan phase angle(degree).

4.5.2.1 HIGH-PASS FILTER

Magnitude High-Pass Filter


10
0
1 100 10000 1000000
-10
-20
-30
-40

Grafik 4-1 Magnitude HPF

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 9


• Output dari input step adalah fungsi
Phase High-Pass Filter impulse
100 •
80
60 DAFTAR PUSTAKA
40 [1] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
20 Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
0
York, 2012.
1 100 10000 1000000 [2] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
Grafik 4-2 Phase HPF York, 2012.
Sesuai namanya, HPF melewatkan sinyal
berfrekuensi tinggi sehingga nilai gain pada [3] http://www.learnabout-
frekuensi tinggi lebih tinggi dari pada gain saat electronics.org/ac_theory/filters84.php, 2
frekuensi cutoff. November 2017, 22.02
[4] http://www.learnabout-
4.5.2.2 LOW-PASS FILTER electronics.org/ac_theory/filters84.php, 2
November 2017, 22.07
Magnitude Low-Pass Filter [5] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
10 Rangkaian Elektrik, Lab Dasar Teknik Elektro,
Bandung, 2017
0
-10
1 100 10000 1000000 [6] http://www.learnabout-
electronics.org/ac_theory/filters85.php, 2
-20 November 2017, 22.21
-30 [7] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
-40 Rangkaian Elektrik, Lab Dasar Teknik Elektro,
Bandung, 2017
Grafik 4-3 Magnitude LPF
[8] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
Phase Low-Pass Filter York, 2012.
100 [9] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
50 York, 2012.
[10] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
0 Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
1 100 10000 1000000 York, 2012.
-50 [11] http://www.alamat-website.ac.id, Tanggal
mengakses, Jam mengakses.
Grafik 4-4 Phase LPF
Sesuai namanya, LPF melewatkan sinyal
berfrekuensi rendah sehingga nilai gain pada
frekuensi tinggi lebih rendah dari pada gain saat
frekuensi cutoff.

5. KESIMPULAN
• Tidak ada rangakaian diferensial dan
integral idela, namun bisa dibuat
oendekatannya dengan memenuhi syarat
untuk masing-masing jenis rangkaian
• Pada frekuensi terlalu tinggi, multimeter
tidak bisa bekerja

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 10

Anda mungkin juga menyukai