Anda di halaman 1dari 7

MODUL III RANGKAIAN PENGUAT OPERASIONAL

Gifari I Hasyim (18016031)


Asisten: Adi Trisna Nur Wijaya (13214122)
Tanggal Percobaan: 19/09/2017
EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak
1.3 RANGKAIAN PENGUAT PENJUMLAH
Ada enam percobaan yang harusnya dilakukan. Namun
Percobaan dilakukan dengan masukan berupa
hanya dua percobaan yang berhasil dilakukan dengan lancar
sinyal bolak-balik dari generator sinyal dan dari
yaitu rangakaian penguat non-inverting dan penguat
power supply yang tegangannya sudah dibagi.
integrator. Percobaan penguat penjumlah dan penguat
Nilai hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai
inverting dilakukan tidak sesuai dengan prosedur karena
hasil jumlah
praktikan memberi nilai tegangan pada tempat yang salah.
Percobaan mendesain penguat operasional tidak berhasil
1.4 RANGKAIAN INTEGRATOR
karena praktikan tidak bisa menentukan nilai resistansi
yang akan digunakan dirangakaian karena praktikan Sinyal yang digunakan adalah sinyal bolak-balik
melihat bahwa nilai resistor yang diberikan terlalu kecil. kotak. Teramati bahwa sinyal hasil pengukuran
Percobaan penerapan penguat operasional pada osilator tidak berbentuk gigi.
dilakukan sama sekali karena praktikan kehabisan waktu
tetapi praktikan sudah membuat perhitungan frekuensi 2. STUDI PUSTAKA
osilasi pada kondisi ideal. Semua percobaan yang sempat
dilakukan ―walaupun tidak semua percobaan tersebut 2.1 OP AMP
berhasil― diawali dengan membuat perhitungan nilai yang Op amp adalah unit elektronik yang berperilaku
akan diukur kemudian membandingkan hasil perhitungan seperti sumber tegangan terkontrol-tegangan [1].
tersebut dengan hasil pengukuran. Op amp melukan operasi aritmatika pada
Dari percobaan penguat non-inverting dan penguat integrator, tegangan masukan atau arus masukan [2].
didapat kesimpulan bahwa penguat operasional didunia
nyata tidak memenuhi kondisi ideal.
Pada percoban penguat inverting, teramati bahwa pada sinyal
bolak-balik, polaritas sinyal akan terbalik, namun karena
percobaan dilakukan tidak sesuai prosedur, nilai teganan
bolak balik
Kata kunci: penguat, integrator, kondisi ideal

1. PENDAHULUAN

1.1 PENGUAT NON-INVERTING


Rangkaian non-inverting yang sudah disusun
Gambar 2-1 Simbol Op Amp. Sumber: Petunjuk Praktikum
sebelum praktikum diberi tegangan masukan
Rangakain Elektrik
sehingga mengeluarkan tegangan dengan IC op amp yang digunakan pada percobaan ini
perbesaran yang tidak mengubah tanda dari nilai adalah IC Op amp 741. Rangkaian op amp ini
tegangan. Pada percobaan ini dibandingkan nilai dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP).
keluaran penguat operasional dengan nilai hasil DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah
perhitungan dalam kondisi ideal. satu ujungnya untuk menandai arah yang benar
dari rangkaian. Pada bagian atas DIP biasanya
1.2 RANGAKAIAN PENGUAT PENGURANG tercetak nomor standar IC. penomoran pin
Pada percobaan penguat inverting digunakan dua dilakukan berlawanan arah jarum jam, dimulai
nilai tegangan masukan yang digunakan secaa dari bagian yang dekat dengan tanda
bergantian dan juga tegangan bolakbalik sinyal bulatan/strip.
kotak. Dilakukan juga perbandingan nilai Pada IC ini terdapat dua pin masukan, dua pin
perhitungan pada kondisi ideal dengan kondisi catu daya, satu pin output, satu pin NC (no
real. connection), dan dua pin offset null. Pin offset null
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
memungkinkan pengaturan pada arus internal di dengan Rf dan R1 nilai resistansi.
dalam IC untuk memaksa tegangan keluaran
menjadi nol ketika kedua masukan bernilai nol. 2.2.2 PENGUAT NON-PEMBALIK
Pada percobaan ini tidak akan digunakan fitur
offset null. Op amp menerima referensi ground dari
rangkaian dan komponen eksternal sehingga tidak
ada pin “ground”[3]

Gambar 2-2 Konfigurasi IC Op amp 741 Sumber: Petunjuk


Praktium Rangkaian Elektrik Gambar 2-4 Rangakaian Penguat Non-Pembalik. Sumber:
Op amp ideal memiliki amplifier dengan open-loop Fundamental of Circuits 5th Edition
gain tak terhigga, resistansi masukan takhingga, Jika vi dan vo adalah masing-masing tegangan
dan resistansi keluaran nol [4]. Namun pada masukan dan tegangan keluaran
kondisi nyata, biasanya tegangan maksimum catu 𝑅𝑓
daya tidak boleh melebihi rating maksimum 𝑣𝑜 = (1 + ) 𝑣𝑖
𝑅𝑖
(biasanya ±18V) karena akan merusak IC. dengan Rf dan R1 nilai resistansi.
Tegangan masukan dari IC op amp biasanya satu
atau dua volt lebih kecil dari tegangan catu daya. 2.2.3 PENGUAT PENJUMLAH
Sebagai contoh, tegangan swing keluaran dari
suatu op amp dengan tegangan suplai 15 V adalah
±13V. Selain itu, arus keluaran dari sebagian besar
op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti
resistansi beban yang ditambahkan pada keluaran
op amp harus cukup besar sehingga pada
tegangan keluaran maksimum, arus keluaran yang
mengalir tidak melebihi batas arus maksimum [5].

2.2 RANKAIAN STANDAR OP AMP

2.2.1 PENGUAT PEMBALIK

Gambar 2-4 Rangakaian Penguat Penjumlah. Sumber:


Fundamental of Circuits 5th Edition
Jika v1, v2, v3, dan vo adalah masing-masing
tegangan masukan, tegangan masukan, tegangan
masukan dan tegangan keluaran
1 1 1
𝑣𝑜 =− 𝑅𝑓 ( 𝑣1 + 𝑣2 + 𝑣3 )
𝑅1 𝑅2 𝑅3
dengan Rf, R1, R2, dan R3 adalah nilai resistansi

Gambar 2-3 Rangkaian Penguat Pembalik. Sumber:


Fundamental of Circuits 5th Edition
Jika vi dan vo adalah masing-masing tegangan
masukan dan tegangan keluaran
𝑅𝑓
𝑣𝑜 = − 𝑣𝑖
𝑅1

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


2.2.4 PENGUAT INTEGRATOR
Perhatikan dan susun rangkaian
seperti pada Gambar 3-1

Ukur dan catat nilai aktual


resistor 1 kΩ.

Sambungkan VP ke titik A, catat


nilai Vin dan Vo.

Gambar 2-5 Rangakaian Integrator. Sumber: Fundamental


of Circuits 5th Edition Sambungkan VP ke titik B, catat
Jika vi dan vo adalah masing-masing tegangan nilai Vin dan Vo.
masukan dan tegangan keluaran
1 𝑡
𝑣𝑜 (𝑡) − 𝑣𝑜 (0) = − ∫ 𝑣 𝑑𝜏
𝑅𝐶 0 𝑖 Sambungkan VP ke titik C, catat
dengan R dan C adalah masing-masing nilai nilai Vin dan Vo.
resistansi dan kapasitansi.

3. METODOLOGI
Sambungkan VP ke titik D, catat
3.1 RANGKAIAN NON-INVERTING nilai Vin dan Vo.
Catu daya yang digunaka ada dua buah. Masing- Diagram 3-1 Metode percobaan rangkaian non-inverting
Sumber: Petunjuk Praktikum Rangkaian Elektrik
masing catu daya di atur pada 12V dan -12V.
Resistor dan tegangan diukur menggunakan
3.2 RANGKAIAN INVERTING
multimeter digital. Rangkaian disusun
terlebihdahulu di breadboard. Catu daya yang digunaka ada dua buah. Masing-
masing catu daya di atur pada 12V dan -12V.
Resistor dan tegangan diukur menggunakan
multimeter digital. Rangkaian disusun
terlebihdahulu di breadboard. Sinyal bolak balik
yang digunakan berasal dari pembangkit sinya
dan menggunakan sinyal kotak karena sinyal
yang terlihat di osiloskop jika menggunakan
sinyak sinusoidal akan terpotong.

Gambar 3-1 Rangakaian non inverting Sumber: Petunjuk


Praktikum Rangkaian Elektrik
Gambar 3-2 Rangakaian invering Sumber: Petunjuk
Praktikum Rangkaian Elektrik

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Perhatikan dan susun rangkaian seperti pada
Gambar 3-2.

Ukur dan catat nilai aktual resistor yang


digunakan.

Gambar 3-3 Rangakaian penjumlah Sumber: Petunjuk


Praktikum Rangkaian Elektrik

Sambungkan VP ke titik A, catat nilai Vin dan Vo. Modifikasi rangkaian pada Gambar 3-2 dengan
menambahkan input lain (Vin2) dari generator
sinyal, seperti pada Gambar 3-3.

Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.

Ukur dan catat nilai aktual resistor yang


digunakan.

catat semua hasil pengukuran

Buka sambungan dari titik C ke rangkaian. Pasang


generator sinyal sebagai Vin dengan frekuensi
500Hz. Atur keluaran generator sinyal sehingga
Masih terhubung ketitik B, pasang generator menghasilkan output op amp sebesar 4Vpp.
sinyal sebagai Vin dengan frekuensi 500 Hz. Atur
keluaran generator sinyal sehingga menghasilkan
output op-amp (Vout)sebesar 4 Vpp.

Sambungkan VP ke titik A. Amati dengan


menggunakan osiloskop dan catat nilai Vin serta
Catat besar tegangan Vin peak to peak. Pastikan Vo. Pastikan setting osiloskop menggunakan DC
pengaturan osiloskop menggunakan DC coupling. coupling.

Diagram 3-2 Metode percobaan rangkaian inverting


Sumber: Petunjuk Praktikum Rangkaian Elektrik

3.3 RANGKAIAN PENJUMLAH


Catu daya yang digunaka ada dua buah. Masing- Sambungkan VP ke titik B, catat nilai Vin dan Vo.
masing catu daya di atur pada 12V dan -12V.
Resistor dan tegangan diukur menggunakan
multimeter digital. Rangkaian disusun
terlebihdahulu di breadboard. Sinyal bolak balik
yang digunakan berasal dari pembangkit sinya
dan menggunakan sinyal sinusoidal. Bagaimana hubungan antara Vout dengan Vin?
Catat dan Lakukan analisa dan sampaikan
hasilnya dalam laporan.

Diagram 3-3 Metode percobaan rangkaian penjumlah


Sumber: Petunjuk Praktikum Rangkaian Elektrik

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


3.4 RANGKAIAN INTEGRATOR 3.5 DESAIN
Catu daya yang digunaka ada dua buah. Masing- Percobaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu
masing catu daya di atur pada 12V dan -12V. mendesain penguat operasional yang memenuhi
Resistor dan tegangan diukur menggunakan persamaan dibawah ini. Kemudian rangakaian
multimeter digital. Rangkaian disusun dijalankan dengan va = 0,5V dan vb=0,1V. Semua
terlebihdahulu di breadboard. Sinyal bolak-balik tegangan, resisitansi, dan kapasitansi diukur
diamati melalui osiloskop dengan pengaturan menggunakan multi meter digital.
250μs/div. Untuk V/div digunakan tergantung 𝑡
degan besarnya V peak-to-peak. 𝑣𝑜 = 𝑣𝐴 + 2.2 ∫0 𝑣𝑏 𝑑𝜏

3.6 CONTOH APLIKASI PERSAMAAN


DIFFERENSIAL DENGAN RANGKAIAN
OP-AMP UNTUK OSCILLATOR
Percobaan ini hanya dilakukan dengan mencari
frekuensi osilasi dari rangakaian dibawah ini.

Gambar 3-4 Rangakaian integrator Sumber: Petunjuk


Praktikum Rangkaian Elektrik

Perhatikan dan susun rangkaian seperti pada


Gambar 3-4.

Gambar 3-5 Rangakaian osilator Sumber: Petunjuk


Praktikum Rangkaian Elektrik

4. HASIL DAN ANALISIS


Rangkai Vs dengan sinyal kotak menggunakan 4.1 RANGKAIAN NON INVERTING
generator sinyal pada frekuensi 1 kHz 0,5 Vpp. Tabel 4-1 Rangkaian Non-inverting
N Mas Resistansi (kΩ) Vin (V) Vout (V)
o. uka Perhitu Penguk Perhi Peng Perhi Peng
n ngan uran tunga ukura tunga ukura
Rf R Rf R1 n n n n
1
1 A 1 1 0. 0. 6 5.9 12 10.6
Amati gelombang output dengan menggunakan 2 B 99 98 2 1.9 4 3.8
3 C 1 3 -2 -1.9 -4 -4
osiloskop. Plot kedua gelombang input dan output. 4 D -4 -5.8 -12 -9.4
Apakah hubungan antara gelombang input dan
output? Lakukan analisis dan tulis dalam laporan. Hasil pengukuran pada Vout untuk A dan B lebih
kecil dari hasil perhitungan dan lebih kecil sekitar
2V dari tegangan catu daya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan pada halaman 38 di dalam rujukan [6].

4.2 RANGKAIAN INVERTING


Lakukan langkah 2 dengan mengubah amplitudo Tabel 4-2 Rangkaian Inverting
sebesar 0.1 Vpp dan bandingkan hasilnya N Ma Reasistansi (kΩ) Vin (V) Vout(V)
o. uka Perhitu Pengu Perhi Peng Perhi Peng
n ngan kuran tunga ukura tunga ukura
Diagram 3-4 Metode percobaan rangkaian penjumlah Rf R Rf R n n n n
Sumber: Petunjuk Praktikum Rangkaian Elektrik 1 1
1 A 2. 1 2. 1. -4 -4.09 8.8 3.24
2 B 2 18 0 0 -0.158 -0.132 -0.132
1 0

Pengukuran Vout untuk masukan dari A


menyimpang cukup jauh dari hasil perhitungan.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
Idealnya, resistansi dalam voltmeter haruslah Diamati bahwa pada saat Vin=0.504, bentuk Vout
tidak terhingga[7] agar tidak ada arus yang masuk yang terlihat di osiloskop tidak seperti gigi,
ke voltmeter, namun hal ini mustahil dilakukan di melainkan seperti gigi yang terpotong atasnya.
dunia nyata. Karena hal ini mustahil dilakukan, Agar tampilan keluaran rangkaian ini di osiloskop
arus masuk kedalam voltmeter dan menyebabkan seperti gigi, volt/div osiloskop harus diperbesar.
nilai yang terbaca pada voltmeter menjadi lebih Namun hal tesrsebut akan mengurangi
kecil. keakuratan osiloskop dalam menghitung besaran
lain, misalnyaVpp.
Pada percobaan ini juga digunakan masukan dari
generaor sinyal berupa tegangan bolak-balik kotak
sebesar 4Vpp menggunakan DC coupling. Didapat
pengamatan dari Vout yang teramati melalui 4.5 DESAIN
osiloskop berupa tegangan bolak-balik dengan
fasa berlawanan dengan nilai 8.4Vpp. Pembalikan
fasa sinyal kotak tersebut sesuai dengan
pernyataan pada halaman 182 di dalam rujukan
[8].

4.3 RANGKAIAN PENJUMLAH


Tabel 4-3 Rangakaian Penjumlah
N Ma Reasistansi (kΩ) Vin1 (V) Vin2 (Vpp)
o. uka Perhitu Penguk Perhi Peng Perhi Peng
n ngan uran tunga ukura tunga ukura
Rf R Rf R1 n n n n
1
1 A 2. 1 2. 1. -4 -4.03 4
2 B 2 18 00 0 -0.09 4
4 3 Gambar 4-1 Desain Op amp
Gambar diatas adalah desain yang berhasil
praktikan pikirkan. Namun untuk nilai setaiap
No. Vout (Vpp) komponen, praktikan belum berhasil
Perhitungan Pengukuran
menemukannya. Praktikan menggunkana
1 8.8 13.6 rangakaian integrator dan pengurang dalam
2 8.8 8.4 desain ini karena paling sedikit menggunakan
Disebabkan kesalahan praktikan, Semestinya Vin paling sedikit op amp.
dibuat sedemikian rupa sehingga keluaran op
amp bernilai 4Vpp ketika masukan ke op amp 4.6 CONTOH APLIKASI PERSAMAAN
hanya tegangan bolak-balik. DIFFERENSIAL DENGAN RANGKAIAN
OP-AMP UNTUK OSCILLATOR
Menurut rujukan [9] halaman 186, harusnya nilai
3.9
Vpp tidak berubah karena adanya masukan DC. 𝑣𝑎 = − 𝑣
12 𝑐
4.4 RANGKAIAN INTEGRATOR 𝑑𝑣𝑏 𝑣𝑎
Tabel 4-3 Rangakaian Penjumlah =−
𝑑𝑡 12𝜇
No. Frekuensi Kapasitansi Vin Vout (Vpp)
(Hz) (nF) (Vpp) Pengukuran 𝑑𝑣𝑐 𝑣𝑏
1 500 1 0.504 21.6
=−
𝑑𝑡 12𝜇
2 0.1 17.6
𝑣𝑜𝑢𝑡 = 𝑣𝑎
Pengaturan osiloskop pada saat melihat
gelombang masukan adalah 100mV/div; 250μs. Semua persamaan diatas menjadi
Pada saat mengamati Vout ketika Vin masing- 𝑑2 𝑣𝑜𝑢𝑡 3.9𝑣𝑜𝑢𝑡
masing 0.504Vpp dan 0.1Vpp adalah 5V/div, 250μs + =0
𝑑𝑡 2 123 𝜇2
dan 100mV/div, 250μs.
Sehingga di dapat frekuensi f
Untuk sinyal kotak, bentuk sinyal keluaran
harusnya berbentuk seperti gigi. Secara matematis, 3.9
𝜔 √ 3 2
12 𝜇
integral dari garis lurus adalah persamaan garis 𝑓= = = 7561.023 𝐻𝑧
miring. Karena sinyal kotak adalah garis lurus 2𝜋 2𝜋
dengan interval tertentu, keluaran sinyal kotak
yang melalui rangakaian integrator haruslah
berbentuk seperti gigi.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6


5. KESIMPULAN [8] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
1. Rangkaian non inverting mengeluarkan
York, 2012.
keluaran tanpa mengubah polaritas
masukan. Tegangan keluaran leih kecil [9] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
sekitar 2 volt dari tegangan catu daya. Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
Data terlampir di tabel 4-1. York, 2012.
2. Rangkaian inverting mengeluarkan
keluaran dengan membalik polaritas
masukan. Terdapat efek pembebanan
pada percobaan kali ini yang disebabkan
resistansi dalam multimeter. Data
terlampir pada tabel 4-2
3. Rangkaian penjumlah menerima masukan
dan menjumlahkan masukan-masukan
yang diterima.
4. Rangakaian integrator menerima masukan
dan mengeluarkan keluaran yang
sebanding dengan nilai integral dari
masukan [9]. Osiloskop akan berkurang
akurasi pembacaannya jika volt/div
dibesarkan. Sinyal yang terlalu besar akan
terlihat terpotong di layer osiloskop.
5. Gambar desain terlampir di gmbar 5-1
6. Op amp bisa digunakan sebagai osilator.
Nilai frekuensi osilator terlampir paa 4.6.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
York, 2012.
[2] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
EL2101 Rangkaian Elektrik, Laboratorium
Dasar Teknik Elektro, Bandung, 2017
[3] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
York, 2012.
[4] Charles K. Alexander, Matthew N. O. Sadiku,
Fundamental of Circuits, McGraww-Hill, New
York, 2012.
[5] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
EL2101 Rangkaian Elektrik, Laboratorium
Dasar Teknik Elektro, Bandung, 2017
[6] Mervin T. Hutabarat, Petunjuk Praktikum
EL2101 Rangkaian Elektrik, Laboratorium
Dasar Teknik Elektro, Bandung, 2017
[7] http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg
/index.php/menuutama/listrik-electro/1405-
pembebanan-voltmeter, 22 september 2017,
24:00:00.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai