Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK MENENTUKAN MASALAH PENELITIAN DAN

PENYUSUNAN JUDUL PENELITIAN

Oleh kelompok 1:
1. Nyla Sari Prasetya A. (12201183058/01)
2. Nashoihid Diniyah (12201183063/06)
3. Qurrotul Aini Rahma (12201183433/41)
4. Nila Khoirul Muna (12201183068/11)
5. Muhammad Nuraini (12201183074/16)
6. Agustiana Dwi Rahayu (12201183253/21)
7. Anis Nofitasari (12201183259/26)
8. Charyda Rahma Fitria (12201183265/31)
9. Anggi Novita (12201183270/36)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
MARET 2021

i
TEKNIK MENENTUKAN MASALAH PENELITIAN DAN
PENYUSUNAN JUDUL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah:
Seminar Proposal

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Zaini, MA

Oleh kelompok 1:
1. Nyla Sari Prasetya A. (12201183058/01)
2. Nashoihid Diniyah (12201183063/06)
3. Qurrotul Aini Rahma (12201183433/41)
4. Nila Khoirul Muna (12201183068/11)
5. Muhammad Nuraini (12201183074/16)
6. Agustiana Dwi Rahayu (12201183253/21)
7. Anis Nofitasari (12201183259/26)
8. Charyda Rahma Fitria (12201183265/31)
9. Anggi Novita (12201183270/36)

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Zaini, MA

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (NEGERI)
TULUNGAGUNG
MARET 2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan


limpahan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga dapat mengerjakan makalah
ini dengan tepat waktu dan Insha Allah sudah dengan usaha yang maksimal.
Tidak lupa sholawat serta salam dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang
selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari akhir.
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini penulis dapat membuat makalah
dengan judul “Teknik Menentukan Masalah Penelitian Dan Penyusunan Judul
Penelitian” yang tidak semata-mata penyusun buat karena tugas dari pengampu /
Dosen, tapi menginginkan makalah ini bisa membuat penulis khususnya dan
pembaca umumnya dalam memahami materi pendekatan pada pendidikan
multikultural dengan baik sehingga nantinya dapat di implementasikan dalam
proses mengajar.

Penyusun tak lupa mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah swt.
2. Dr. Muhammad Zaini, MA., selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Multikultral, serta
3. Kelompok 1 PAI 6-D yang saya banggakan

Penyusun juga menyadari bahwa masih banyak kata dan kalimat yang
kurang baik dan masih banyak pembaharuan. Maka dari itu mohon sangat kritik
dan saran yang membangun agar nantinya dapat menyusun makalah yang
selanjutnya dengan lebih baik.

Tulungagung, 14 Maret 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif........................3


B. Metode/Teknik Penyusunan Judul Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif.........................................................................................6
C. Komponen yang Ada di Dalam Judul Penelitian Kuantitatif....9
D. Komponen yang Ada di Dalam Judul Penelitian Kualitatif......11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................21
B. Saran...............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................22

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan menyusun proposal penelitian sangat penting
untuk merencanakan dan mengusulkan suatu kegiatan atau proyek
penelitian. Secara umum ada aturan-aturan, baik yang bersifat metodologis
maupun teknis dalam menyusun proposal. Aturan-aturan itu pada
umumnya bersifat universal, meskipun untuk hal-hal tertentu yang
bersifat teknis ada yang harus disesuaikan dengan kebutuhan
lembaga-lembaga tertentu.
Dalam kaitannya dengan penyelesaian studi di perguruan
tinggi, penyusunan proposal penelitian adalah langkah awal tatkala
seorang mahasiswa bermaksud menyusun suatu skripsi (S1), tesis (S2),
dan disertasi (S3). Melihat begitu pentingnya proposal penelitian, maka
akan dipelajari tentang proposal penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penelitian kuantitatif dan kualitatif?
2. Bagaimana metode/teknik penyusunan judul penelitian kuantitatif dan
kualitatif?
3. Bagaimana menentukan komponen yang ada di dalam judul penelitian
kuantitatif?
4. Bagaimana menentukan komponen yang ada di dalam judul penelitian
kualitatif?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan dan memaparkan pengertian penelitian kuantitatif
dan kualitatif.
2. Untuk menjelaskan dan memaparkan metode/teknik penyusunan judul
penelitian kuantitatif dan kualitatif
3. Untuk menjelaskan dan memaparkan komponen yang ada di judul
penelitian kuantitatif.

1
4. Untuk menjelaskan dan memaparkan komponen yang ada di judul
penelitian kualitatif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivism, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. 1 Metode
penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Penelitian
ini banyak menggunakan angka, dari mulai pengumpulan data,
penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.
Kesimpulannya disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan
lainnya.
Penelitian kuantitatif terdapat metode ilmiah, yaitu
langkah-langkah dalam memproses pengetahuan ilmiah dengan
menggabungkan cara berfikir rasional dan empiric dengan jalan
membangun jembatan penghubung yang berupa pengajuan
hipotesis. Hipotesis merupakan kesimpulan yang ditarik secara
rasional dalam sebuah kerangka berfikir yang bersifat koheren
dengan pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebelumnya. Hipotesis
berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang
ditelaah dalam kegiatan ilmiah. “Timbang dengan akal lalu uji
dengan indera”.2
Metode yang digunakan untuk penelitian kuantitatif3:
a. Metode Survei

1
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta; Literasi Media
Publishing, 2015) hal. 17
2
Syahrum. Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung; Ciptapustaka Media,
2012) hlm. 40-41
3
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian...., hlm. 21-22

3
Metode survei adalah metode penelitian yang
menggunakan kuesioner sebagai instrument utama untuk
mengumpulkan data peneliti. Dengan menggunakan metode
survei ini peneliti memerlukan lebih banyak responden agar
validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Ketika
responden nya sedikit informasi yang didapat menjadi
dangkal dan tidak maksimal karena informasi bersifat
umum tentang fakta dan opini dari responden.
b. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen merupakan metode penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat
(kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X
dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas
ini, peneliti harus melakukan control dan pengukuran yang
sangat cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya.
2. Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian dalam bahasa inggris disebut dengan research.
Jika dilihat dari susunan katanya, terdidri atas dua suku kata, yaitu
re yang berarti melakukan kembali atau pengulangan dan search
yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga research
dapat diartikan sebagai rangkian kegiatan yang dilkukan untuk
mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih
mendetail. Dan lebih komprehensif dari suatu hal yang teliti.
Albi Anggito dan Johan Setiawan dalam buku Metode
Penelitian Kualitatif, mengutip pendapat Denzin dan Lincoln
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada. Erickson menyatakan bahawa
penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan
menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan

4
dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan
mereka.4
Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik
dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Hal tersebut
mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan makna baik dalam
beragamnya keadaan dunia keberagaman manusi, beragam
tindakan, beragam kepercayaan dan minat dengan berfokus pada
perbedaan bentuk-bentuk hal yang menimbulkan perbedaan
makna. Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data
pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pengambilan sambel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbal, teknik pengumpulan dengan trianggulasim (gabungan),
analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 5
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif
partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu,
tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan
sosial yang menjadi fokus penelitian.6
Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, karena digunakan untuk memeliti pada kondisi
obyek alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowbal, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data

4
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak,
2018),hlm 7
5
Ibid, hlm 7-8.
6
Pupu Saeful Rahmat, Penelitian Kualitatif, Jurnal equilibrium, Vol. 5, No. 9, 2009, hlm.
3.

5
bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada genereralisasi.
Penelitian kualitatif banyak digunakan dalam penelitian
dibidang sosial. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian
yang hasilnya penelitiannya tidak diperoleh melalui produser
statistik atau metode kuantifikasi yang lain. Peneliti biasanya
menggunakan pendekatan naturalistik untuk memahami suatu
fenomena tertentu. Peneliti Kualitatif berusaha mendapatkan
pencerahan, pemahaman terhadap suatu fenomena dan
ekstrapolasi pada situasi yang sama.
Penelitian kualitatif tidak menggunakan statistik, tetapi
melalui pengumpulan data, analisis, kemudian di interpretasikan.
Biasanya berhubungan dengan masalah sosial dan manusia yang
bersifat interdispliner, fokus pada multimethod, naturalistik dan
interpretatif (dalam pengumpulan data, paradigma, dan
interprestasi). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam
kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting
yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian menggunakan
pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan
konstruksi teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta
merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif.7
B. Metode atau Teknik Penyusunan Judul Penelitihan
Judul adalah salah satu inti sari dari sebuah penelitihan, dimana
sebuah judul akan mewakili topik pembahasan yang akan dibahas oleh
peneliti dalam penelitihannya. Perumusan judul penelitihan adalah upaya
memilih kata-kata atau istilah, kurangnya atau tidak tepatnya pemilihan itu
dapat mebuat kerancuan antara pembaca dan peneliti. Jika pemilihan kata-
kata atau istilah tidak bisa selaras, maka keduanya akan mrngakibatkan
komunikasi dua arah antara peneliti dengan pembaca yang tidak
nyambung (bahasa jawa), atau tidak tercipta dengan baik, dan hal inilah

7
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 9

6
yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam ujian apabila hasil penelitihan
yang dimaksud diuji oleh para pakar pada bidangnya8.
Dalam perumusan judul penelitihan hendaknya memenuhi
beberapa hal di bawah ini, yaitu antar lain:9
1. Judul tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendidk, karena jika
terlalu panjang bisa mengakibatkan kerancuan dan berbeli belit,
sedangkan jika terlalu pendik akan mengakibatkan kurang jelasnya
topik pembahasan dalam isi judul penelitihan.
2. Mengunakan peristilahan yang pas dan dapat di terima oleh
pembbaca dan tentunya peneliti harus mengetahui persis bahasa
istilah yang di pakai, dengan mengunakan kata kunci (key words)
yang mewakili topik pembahasan.
3. Sutau judul hendaknya tidak bersifat ambigu yang akan
menjadikan pemaknaan ganda.
4. Suatu judul hendaknya mencerminkan kedalaman penelitihan.

Berikut teknik penyusunan judul penelitian kualitatif maupun


kuantitatif:

1. Teknik Penyusunan judul Kualitatif


Pada umumnya judul penelitihan kulitatif disusun
berdasarkan masalah yang telah di tetapkan, oleh karena itu peneliti
saat memaparkan peelitihannya harus mampu mengambarkan hasil
dari penelitihannya secara jelas, sesuai dengan judul yang dikaji,
dalam penelitihan kualitatif, karerna masalhnya yang dibawa oleh
peneliti masih bersifat sementara, dan bersifat holistik (menyeluruh),
maka judul penelitihan kualitatif yang di rumuskan dalam proposal
juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah
memasuki lapangan10.
Contoh-contoh judul penelitihan kualitatif antara lain:

8
Hadi sabari yunus, Metode Penelitihan Wilayah kontemporer, (Yogyakarta, Pustaka
pelajar: Mei 2016), hlm. 14
9
Ibid, hlm 15
10
Sugiyono, Metodologi penelitihan, Kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung, Alfabeta:
April 2016) hlm. 211 - 212

7
a. “Model Belajar Anak Berprestasi”
b. “Profil Guru yang Efektif dalam Mendidik Peserta Didik”
c. “Pengembangan model pendidikan berbasis produksi dan
lain lain.”
2. Teknik Penyusunan Judul dan Topik Penelitihan Kuantitatif
Dalam sub bab ini penulis mengambil kata atau istilah yang
berbeda dengan sub bab sebelumnya, karena penulis merasa
kesulitan mencari refrensi yang ada di buku, ebook maupun jurnal
yang ada di internet, maka penulis akan menyajika cara memilih
topik penelitihan atau pembahasan yang tepat yg digunakan sebelum
menentukan judul dalam metode penelituhan kuantitatif, dimana
sudah di bahas di atas Bahwa judul adalah intisari yang akan
mewakili sebuah topik pembahasan, jika kita perdalam lagi
mengenai topik maka kita bisa ambil contoh tentang topik yang
membahas akhlaq di pesantren, yang membahas seluk beluk
pendidikan akhlaq di pesantren, cara khas di pesantren dalam
membentuk akhlaq di pesantren dan lain lain, dengan topik bahasan
seperti itu maka sebagai contoh kita bisa mengambil judul
“Pengaruh Kajian Kitab Ta’lim Muta’alim dalam Membentuk
Akhlaq Santri di Era Pandemi”.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik
pembahasan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:11
1. Pengalaman pribadi yang dialami oleh penulis
Pengalaman pribadi yang dialami baik secara langsung di
rasakaan oleh peneliti atau bisa permasalahan yang diceritakan oleh
orang lain kepada peneliti.
2. Masalah di media masa
Dengan berkembangnya IPTEK maka akan memudahkan
bagi peneliti untuk mengali penelitihan dari setiap permasalahan di
media masa yang beredar, baik berupa TV, grup WA, instagram
facebook dan lain lain, baik yang tercetak maupun yang digital.

11
Priyono, Metode Penelitihan Kuantitatif, (Sidoarjo, Zifatama Publishing: 2008) hlm. 45

8
3. Kebutuhan memecahkan masalah.
Begitu banyak permasalahan yang terjadi di sekitar kita,
akan tetapi hal iyu bukan lah hal yang harus di hindarim tapi
dipecahkan demgan sebuah penelitihan, semisal contoh tawuran
antar pelajar, bagaimana cara mengatasinya adalah dengan
melakukan penelitihan.
4. Pengetahuan lapangan dan mempertimbangkan dengan teori
Pemilihan topik dengan ini biasanya hanya sekedar
perbandingan antara teori yang beredar dengan realita yang ada
dalam klehidupan nyata.
C. Komponen yang terdapat dalam Judul Penelitian Kuantitatif
1. Pengertian Variabel
Variabel adalah suatu konsep yang mengandung variasi nilai.
Secara Istilah variabel dapat diartikan secara bermacam-macam.
Dalam tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
menjadi suatu objek pengamatan penelitian. Sering juga dinyatakan
sebagai variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Jikapun ada
pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya
berkenaan dengan variabel penelitian.
Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis Variabel dapat
diartikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai
Variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain.
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam
tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan
Variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Kalau ada pertanyaan

9
tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan
variabel penelitian.
Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan.Secara teoritis variabel dapat
didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai
“Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain.
Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah
kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti
dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian.
Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan
bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian
tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan
diteliti.
2. Jenis-jenis Variabel
Variabel penelitian dapat dilihat dari dua sudut yaitu yang
Pertama dari sudut peran dan sifat. Yang Kedua dilihat dari segi
perannya, atau sering juga disebut sebagai Variabel Bebas dan
terikat. Variabel ini dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu:
a. Variabel dependent (Terikat) ialah variabel yang dijadikan
sebagai faktor yang dipengaruhi oleh sebuah atau sejumlah
variabel lain.
b. Variabel independent (Bebas) ialah variabel yang berperan
memberi pengaruh kepada variabel lain. Jadi secara bebas
berpengaruh terhadap variabel lain.
Variabel independent dilihat dari perannya dapat pula
dibedakan dalam dua jenis yaitu variabel prediktor dan variabel
kontrol. Variabel prediktor adalah variabel yang dijadikan sebagai

10
sebuah variabel independent pada suatu pengamatan atau analisa.
Sedangkan Variabel kontrol adalah suatu variabel yang diduga
sebagai variabel lain yang kemungkinan dapat menguji hubungan
varibel independent dan dependent.12
Contoh judul : Pengaruh Pendidikan Agama Islam
Terhadap Kedisiplinan pelajar di SMAN 1 Gondang
Tulungagung Tahun ajaran 2017/2018
Adapun variabel yang hendak diteliti dari judul tersebut adalah
:
Variabel bebas (X) : pendidikan agama Islam
Variabel terikat (Y) : kedisiplinan pelajar
Contoh rumusan masalah :
1. Bagaimanakedisiplinan pelajar di SMAN 1 Gondang?
2. Bagaimana pengaruh pendidikan agama Islam terhadap
Kedisiplinan pelajar di SMAN 1 Gondang ?
Contoh tujuan penelitian :
1. Memaparkan bagaimana kedisiplinan pelajar SMAN 1
Gondang
2. Memaparkan bagaimana pengaruh pendidikan agama Islam
terhadap Kedisiplinan pelajar di SMAN 1 Gondang

D. Komponen yang terdapat dalam Judul Penelitian Kualitatif


Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun
berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan demikian judul
penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan
variabel yang akan diteliti. Judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai
pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan diteliti, teori yang
digunakan, instrumen penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data,
serta kesimpulan.
Judul penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh
peneliti masih bersifat sementara, dan bersifat holistik (menyeluruh), maka
12
Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) ISSN: 2338-2163, Vol. 05,
No. 02 Juli-Desember 2017

11
judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam proposal juga
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah memasuki
lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau
mungkin diganti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah berarti
peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi sosial
yang diteliti. Sehingga, belum mampu mengembangkan pemahaman yang
luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti (situasi sosial =
obyek yang diteliti).
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan
permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk
mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam,
serta menemukan hipotesis dan teori.13 Berikut ini diberikan beberapa
contoh penelitian kualitatif:
a. “Pengembangan Model Perencanaan yang Efektif, di Era Otonomi
Daerah”.
b. “Membangun Iklim Kerja yang Kondusif”.
c. “Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya”.
d. “Makna Menjadi Pegawai Negeri Sipil bagi Masyarakat”.
e. “Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin”.
f. “Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya
TerMiskin”.
g. "Manajemen Keluarga Petani Dalam Menyekolahkan Anak-
anaknya”.
h. “Model Belajar Anak yang Berprestasi”.
i. “Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak”.14
a) Masalah Penelitian
Masalah penelitan merupakan suatu pondasi dalam
melakukan suatu penelitian. Singkatnya, masalah penelitian adalah
adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, teori dengan
praktek, yang seharusnya dengan yang terjadi. Menurut Arikunto,

13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 214), hlm.38-39.
14
Ibid, hlm. 39

12
masalah itu merupakan bagian dari “kebutuhan” seseorang untuk
dipecahkan. Penyebab orang ingin mengadakan penelitan adalah
karena ia ingin mendapatkan jawaban dari masalah yang
dihadapi.15
Sedarmayanti dan Hidayat mengatakan bahwa masalah
adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan apa yang disebut dengan permasalahan penelitan adalah
suatu pembatasan fokus perhatian pada ruang lingkupnya sampai
menimbulkan pertanyaan dalam diri orang-orang yang mencari
permasalahan.16
Pendapat lain mengatakan bahwa masalah adalah suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan antara 2 faktor atau lebih
yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan
dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu
Jawaban.17
Ketiga pendapat mengenai definisi masalah di atas, maka
penulis menyimpulkan bahwa masalah adalah rangkaian peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan
pertanyaan pada manusia, serta secara otomatis membutuhkan
upaya untuk mencari suatu jawaban atas masalah yang dihadapi
tersebut
Masalah adalah titik tolak terpenting dalam melakukan
sebuah penelitian. Karena tanpa adanya masalah, maka penelitian
tidak akan terjadi atau pun berjalan dengan lancar. Oleh karena itu,
langkah pertama yang mesti dilakukan dalam rangka mengadakan
sebuah penelitian adalah mencari atau memilih sebuah masalah
untuk diteliti.

15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Sesuai Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rienika
Cipta, 1999), hlm. 22
16
Sedarmayanti dan Hidayat, Metode Penelitian, (Bandung: CV Mandar Maju, 2011)
hlm. 36.
17
Moleong J. Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008) hlm. 93

13
Sedarmayanti dan Hidayat mengatakan bahwa sumber
masalah penelitian berasal dari berikut:18
1) Diri sendiri, yaitu mengukur masalah dengan minat,
dapat dilaksanakan atau tidak, punya tenaga dan dana.
2) Orang lain, yaitu mengukur masalah dengan mudahnya
data diperoleh dan perizinan (izin dari pihak yang
punya masalah atau pihak berwenang akibat pengaturan
administrasi).
3) Karya ilmiah, yaitu mengukur masalah dengan manfaat
ilmiah.
Masalah nanti selanjutnya akan dijadikan perumusan
masalah. Perumusan masalah adalah pernyataan rinci dan lengkap
mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti
berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.19 Karena
masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian,
sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan
tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur peneltian lainnya
berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
b) Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pusat perhatian (masalah inti)
yang akan diteliti yang didalamnya berisi tentang cakupan (scope)
yang akan digali dan dikaji dalam penelitian (seperti pembatasan
masalah dalam penelitian Kuantitatif). Sedangkan pertanyaan
penelitian merupakan pecahan/penjabaran dari fokus yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang akan dicari jawabannya dalam
penelitian. Perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif
masalah itu bertumpu pada suatu fokus. Fokus dalam peneltian
Kualitatif itu berarti perabatasan masalah itu sendiri yaitu suatu
usaha pembatasan dalam sebuah penelitian yang bertujuan agar
mengetahui secara jelas tentang batasan batasan mana saja atau
untuk mengetahui ruang lingkup yang akan diteliti supaya sasaran
18
Sedarmayanti dan Hidayat, Metode Penelitian...., hlm. 42
19
Ibid, hlm. 36.

14
penelitian tidak terlalu luas. Sugiyono, batasan dalam dalam
penelitian kualitatif disebut dengan focus, yang berisi pokok
masalah yang masih bersifat umum.20 Sedangkan tujuan utama
menurut menentukan fokus penelitian Ahmadi, ada dua, yaitu
Pertama, fokus itu membangun batasan-batasan (boundaries) untuk
studi, dan fokus menentukan wilayah inkuiri. Kedua, fokus itu
menentuka kriteria inklusi-eksklusi (inclusion-exclusion criteria)
untuk informasi baru yang muncul.21
Merumuskan masalah, ada dua maksud yang ingin dicapai
dengan merumuskan masalah penelitian melalui fokus. Pertama,
penetapan fokus itu dapat membantu dalam membatasi
penyelidikan atau penelitian, artinya jika fokus itu sudah
ditentukan, maka secara pasti sudah didapatkan batasan batasan
tentang yang akan diteliti, dan yang lainnya sudah tidak perlu lagi
diteliti. Kedua, penetapan fokus dapat membantu dalam
mengidentifikasi data mana yang dibutuhkan dan yang tidak
dibutuhkan atau sudah memenuhi bidang inklusi ekslusi atau
kriteria masuk keluar informasi yang baru didapatkan, maksudnya
peneliti sudah mengetahui data mana yang relevan bagi
penelitiannya dengan adanya penetapan fokus tersebut. Untuk
menetapkan fokus penelitian, terdapat empat alternatif yang
dikemukakan oleh Spradley dalam Sugiyono:22
1) Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh
informan.
2) Menetapkan fokus berdasarkan domain domain tertentu.
3) Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk
pengembangan iptek.
4) Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait
dengan teori teori yang ada.

20
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi..., hlm. 249.
21
Rulam Ahmadi, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) hlm. 45.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods) (Bandung: Alfabeta, 2015),
hlm. 390

15
Penetapan fokus masalah dalam penelitian kualitatif itu
akan ditetapkan ketika sudah berada di lapangan penelitian.
Maksudnya kepastiannya akan ditentukan di lapangan penelitian,
walaupun rumusan masalah telah dilakukan dengan baik namun
mungkin saja terjadi bahwa peneliti tidak bisa meneliti tentang
fokus itu ketika sudah di lapangan penelitian.
c) Pertanyaan Penelitian
Research questions (pertanyaan penelitian) disebut juga
sebagai research problem (masalah penelitian), diartikan sebagai
suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik
kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun sebagai
fenomena yang saling terkait antara fenomena satu dengan yang
lainnya, baik sebagai penyebab maupun akibat.23 Baik penelitian
kuantitatif atau kualitatif selalu diawali dari masalah. Terdapat
perbedaan mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuantitatif
dengan kualitatif. Kalau penelitian kuantitatif, “masalah” harus
ditulis dengan jelas, spesifik dan konstan (tidak bisa berubah).
Apabila penelitian kualitatif “masalah” bersifat tentatif
(sementara), akan berkembang bahkan berubah setelah peneliti
berada di lapangan.
Ada tiga (3) kemungkinan terhadap penentuan masalah
dalam penelitian kualitatif yang diajukan oleh peneliti. Pertama,
masalah penelitian sama sejak awal proposal penelitian sampai
laporan akhir penelitian. Kedua, setelah peneliti berada di lapangan
untuk elakukan penelitian, masalah yang dibawa berubah dan
berkembang, yaitu memperluas dan memperdalam masalah yang
telah ada sebelumnya. Ketiga, masalah yang telah disusun oleh
peneliti harus dirombak total, setelah peneliti memasuki lapangan.
Oleh karena itu, judul proposal penelitian harus diganti, untuk
menyesuaikan masalah yang sudah berubah tersebut. Antara
“masalah” dengan “rumusan masalah” ada perbedaan yang
23
Saryono dan Mekar Dwi Anggreini, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
dalam Bidang Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2013), hlm. 30.

16
mendasar. Masalah adalah terjadinya penyimpangan antara yang
kondisi seharusnya dengan kondisi sebenarnya. Namun rumusan
masalah adalah pertanyaan penelitian yang telah disusun sesuai
dengan masalah yang telah ditetapkan dan harus dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian,
seharusnya masalah diperlihatkan dengan data. Sebagai contoh,
kualitas SDM rendah, maka perlu ditunjukkan data tentang kualitas
SDM.
Inti hakikat penelitian pada dasarnya terletak pada upaya
penemuan dan penyusunan teori baru lebih dari sekedar menguji,
atau mengkonfirmasikan, atau verifikasi suatu teori yang sedang
berlaku.24 Rumusan masalah yang sudah ditetapkan oleh peneliti
harus dijawab dalam bentuk analisis pembahasan dan kesimpulan.
Rumusan masalah dibuat dan disusun untuk menunjang
usaha penemuan dan penyusunan teori substantive, yaitu teori yang
bersumber dari data.
Sugiyono,25 mengatakan berdasarkan level of explanation
suatu gejala, maka secara umum terdapat (3) tiga bentuk rumusan
masalah, yaitu:
1) Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah
yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau
memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyuluruh,
luas dan mendalam.
Contoh:
a. Bagaimanakah iklim kerja atau suasana kerja pada
organisasi tersebut?
b. Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam
organisasi itu tentang arti dan makna manajemen?
2) Rumusan masalah komparatif

24
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm.113.
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi..., Hlm. 290

17
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks social
atau domain satu disbandingkan dengan yang lain.26
Contoh:
a. Apakah kinerja bank Syariah Berkah berbeda dengan bank
Syariah Halal?
b. Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga
dengan yang lain berbeda di kabupaten Tulungagung?
3) Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan
masalah yang memandu peneliti untuk mengkontruksi
hubungan antara situasi social atau domain satu dengan yang
lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga,
yaitu:27
a. Hubungan simetris, adalah hubungan suatu gejala yang
munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan
hubungan sebab akibat atau interaktif.
b. Hubungan kausal, adalah hubungan yang bersifat sebab
akibat.
c. Hubungan reciprocal atau interaktif, adalah hubungan
yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif
hubungan yang diamati atau ditemukan adalah
hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Contoh:
a) Bagaimana model koordinasi, kepemimpinan, dan
supervise yang dijalakan dalam organisasi itu?
b) Bagaimanakah pola penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja organisasi itu?
4) Rumusan masalah komparatif-asosiatif
Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan
masalah yang memandu peneliti untuk menemukan
26
Ibid, hlm. 290
27
Ibid.

18
perbandingan hubungan atau pengaruh situasi social satu
dengan situasi social pada tempat atau waktu yang berbeda.
Contoh:28
a. Apakah kepemimpinan kepala desa di desa A lebih mampu
meningkatkan partisipasi masyarakat bila dibandingkan
dengan kepemimpinan di desa B?
b. Apakah peristiwa itu berpengaruh lebih buruk terhadap
iklim kerja organisasi bila dibandingkan peristiwa bulan
yang lalu?
Pertanyaan penelitian atau rumusan masalah atau lebih dikenal
dengan fokus penelitian dalam penelitian kualitatif, berbeda
sama sekali dengan penelitian kuantitatif. Daftar pertanyaan
atau focus penelitian tidak berdasarkan pada definisi
operasional dari variable penelitian. Rumusan penelitian dibuat
dan disusun dengan maksud dan tujuan untuk memahami
gejala/fenomena yang kompleks di lapangan, interaksi sosial
yang terjadi dan kemungkinan ditemukannya hipotesis atau
teori baru.
Berikut jenis penelitian kualitatif apabila dilihat dari jumlah
variablenya:
1) Jika peneliti hanya menitikberatkan satu variable
saja, maka penelitiannya bersifat deskriptif.
2) Jika peneliti menekankan hubungan antara dua
variabel atau lebih, maka dinamakan penelitian
korelatif (simetris/kausalitas).
3) Jika peneliti lebih memfokuskan pada
kondisi/keadaan yang berbeda pada variable yang
diteliti, maka termasuk kategori penelitian
komparatif.
4) Langkah-Langkah Perumusan Masalah

28
Ibid, hlm. 291

19
Lexy J. Moleong,29 mengemukakan empat langkah
perumasan masalah, yaiitu:
Langkah 1: tentukan fokus penelitian. Langkah 2: cari
berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan focus
tersebut yang dalam hal ini dinamakan sub fokus. Langkah 3: dari
antara faktor-faktor yang terkait adakan pengajian mana yang
sangat menari untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang
dipilih. Langkah 4: kaitkan secara logis faktor-faktor sub fokus
yang dipilih dengan fokus penelitian.
Contoh:
a. Judul
Penanaman Nilai-nilai Spiritual dalam Meningkatkan Kecerdasan
Siswa MAN 3 Blitar
b. Fokus Penelitian
Nilai Spiritual dan Kecerdasan
c. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana perencanaan penanaman nilai spiritual yang diterapkan
di sekolah dalam meningkatkan kecerdasan siswa MAN 3 Blitar?
2. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai spiritual yang diterapkan
di sekolah dalam meningkatkan kecerdasan siswa MAN 3 Blitar?
3. Bagaimana pengawasan penanaman nilai spiritual yang dilakukan
di sekolah dalam meningkatkan kecerdasan siswa MAN 3 Blitar?
4. Bagaimana penilaian penanaman nilai spiritual yang dilakukan di
sekolah dalam meningkatkan kecerdasan MAN 3 Blitar?

29
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi..., hlm. 119

20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Penelitian ini
banyak menggunakan angka, dari mulai pengumpulan data, penafsiran
terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Kesimpulannya disertai
dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sambel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan
trianggulasim (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif
partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi
didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi
fokus penelitian.
B. SARAN
Terimakasih telah berpartisipasi membaca makalah kami, semoga
bermanfaat bagi kami dan juga pembaca. Jika berkenan, kami sebagai
penulis meminta saran dan kritik dari para pembaca. Mohon maaf apabila
ada kesalahan penulisan dan kerancuan dalam tata letak.

21
DAFTAR PUSTAKA
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metode Penelitian Kualitatif.

Ahmadi, Rulam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Ar-Ruzz


Media)

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metode Penelitian Kualitatif.


(Sukabumi: CV Jejak)

Anggreini, Saryono dan Mekar Dwi. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif


dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. (Yogyakarta: Nuha Medika)

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian: Sesuai Pendekatan Praktik.


(Jakarta: Rienika Cipta)

Lexy, Moleong J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya)

Moleong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. (Bandung:


PT Remaja Rosdakarya)

Priyono. 2008. Metode Penelitihan Kuantitatif. (Sidoarjo, Zifatama


Publishing)

Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) ISSN: 2338-2163,


Vol. 05, No. 02 Juli-Desember 2017

Rahmat, Pupu Saeful. 2009. Penelitian Kualitatif, Jurnal equilibrium. Vol. 5,


No. 9.

Salim, Syahrum. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Bandung;


Ciptapustaka Media)

Sedarmayanti dan Hidayat. 2011. Metode Penelitian. (Bandung: CV Mandar


Maju)

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.


(Yogyakarta: Literasi Media Publishing)

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta)

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi. (Mix Methods) (Bandung:


Alfabeta)

Sugiyono. 2016. Metodologi penelitihan, Kuantitatif, kualitatif dan R&D.


(Bandung: Alfabeta)

Yunus, Hadi Sabari. 2016. Metode Penelitihan Wilayah kontemporer.


(Yogyakarta: Pustaka pelajar), hlm. 14

22

Anda mungkin juga menyukai