Bab Ii

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.

Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang

memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.1 Secara teknis, al - mudharabah

adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama ( shahibul

maal ) menyediakan seluruh ( 100% ) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah di bagi menurut kesepakatan yang

dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal

selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu

diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus

bertanggung jawab atas kerugian tersebut.2

B. Landasan Syariah Mudharabah

Secara umum, landasan dasar syariah al - mudharabah lebih mencerminkan

anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat - ayat dan hadits berikut

ini.

1. Q.S. Al – Muzzammil :73/20

1
Muhammad Rawas Qal’aji mu’jam lughat al- fuqaha ( Beirut : Darun – Nafs, 1985)
2
Ahmad asy syarbasyi, al mujam al- iqtisad al- islami ( Beirut: Dar Alamil kutup, 1987)

10
11

‫ك‬ َ ۚ :‫ة ِّمنَ ٱلَّ ِذينَ َم َع‬:ٞ :َ‫فَهۥُ َوثُلُثَهۥُ َوطَٓائِف‬: ‫ص‬ ۡ ِ‫ ِل َون‬:‫و ُم أَ ۡدن َٰى ِمن ثُلُثَ ِي ٱلَّ ۡي‬::ُ‫ك تَق‬ َ َّ‫ك يَ ۡعلَ ُم أَن‬
َ َّ‫۞إِ َّن َرب‬
‫ر َءا ۚ ِن‬:ۡ :ُ‫ َر ِمنَ ۡٱلق‬:‫ا تَيَ َّس‬::‫وا َم‬ْ ‫َاب َعلَ ۡي ُكمۡ ۖ فَ ۡٱق َر ُء‬
َ ‫ار َعلِ َم أَن لَّن تُ ۡحصُوهُ فَت‬ َ ۚ َ‫َوٱهَّلل ُ يُقَ ِّد ُر ٱلَّ ۡي َل َوٱلنَّه‬
‫أۡل‬
ِ ‫ ِل ٱهَّلل‬: ‫ض‬ ۡ َ‫ونَ ِمن ف‬::‫ض يَ ۡبتَ ُغ‬ ِ ‫ ِربُونَ فِي ٱ َ ۡر‬: ‫ض‬ ۡ َ‫ض ٰى َو َءاخَ رُونَ ي‬ َ ‫ون ِمن ُكم َّم ۡر‬ ُ ‫َعلِ َم أَن َسيَ ُك‬
ْ :ُ‫لَ ٰوةَ َو َءات‬:‫ٱلص‬
َ‫وة‬:ٰ :‫وا ٱل َّز َك‬: َّ ‫وا‬: ْ :‫وا َما تَيَ َّس َر ِم ۡن ۚهُ َوأَقِي ُم‬ْ ‫َو َءاخَ رُونَ يُ ٰقَتِلُونَ ِفي َسبِي ِل ٱهَّلل ۖ ِ فَ ۡٱق َر ُء‬
‫ ٗرا‬:‫خَي‬ۡ ‫و‬: َ :ُ‫ َد ٱهَّلل ِ ه‬:‫ ُدوهُ ِعن‬:‫ ٖر تَ ِج‬:‫خَي‬ ۡ ‫ ُكم ِّم ۡن‬:‫وا أِل َنفُ ِس‬ ْ ‫ ِّد ُم‬:َ‫ا تُق‬::‫ ٗن ۚا َو َم‬:‫ُوا ٱهَّلل َ قَ ۡرضًا َح َس‬ ْ ‫َوأَ ۡق ِرض‬
٢٠ ‫ور َّر ِحي ۢ ُم‬ ْ ‫ٱست َۡغفِر‬
ٞ ُ‫ُوا ٱهَّلل ۖ َ إِ َّن ٱهَّلل َ َغف‬ ۡ ‫َوأَ ۡعظَ َم أَ ۡج ٗر ۚا َو‬
Terjemahnya:
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama
kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui
bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu,
maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara
kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di
jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada
Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk
dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan
yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan
kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2. Q.S. Al – Jumu’ah : 62/10

ْ ‫ ر‬:‫ ِل ٱهَّلل ِ َو ۡٱذ ُك‬:‫ض‬


ٗ :ِ‫ُوا ٱهَّلل َ َكث‬
‫يرا‬: ْ :‫ض َو ۡٱبتَ ُغ‬
ۡ َ‫وا ِمن ف‬: ‫أۡل‬
ِ ‫ُوا فِي ٱ َ ۡر‬
ْ ‫ر‬:‫صلَ ٰوةُ فَٱنت َِش‬
َّ ‫ت ٱل‬ ِ ُ‫فَإ ِ َذا ق‬
ِ َ‫ضي‬
١٠ َ‫لَّ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡفلِحُون‬
Terjemahnya:
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung

3. Hadits HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at – Tijarah

Artinya:
“Dari Shalih bin shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiga hal yang
di dalamnya terdapat keterbakatan : jual beli secara tangguh, muqaradhah
12

(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan


rumah, bukan untuk dijual”

C. Jenis- jenis al mudharabah

Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis : mudharabah

muthlaqah dan mudharabah muqayyadah3

a. Mudharabah Muthlaqah

Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah

bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cukupannya

sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan

daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salafus saleh seringkali

dicontohkan dengan ungkapan if’al ma syita (lakukanlah sesukamu) dari

shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah

restricted mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan dari

mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,

waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali

mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki

jenis dunia usaha.

D. Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 adalah penyediaan dana

3
Ibid h.123
13

atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah.

2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk

Ijarah Al Muntahiya Bit Tamlik.

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istisnha’

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah

dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau

bagi hasil.

Sementara menurut Ridwan (2007:92) pembiayaan berprinsip syariah adalah

penyediaan dana berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain, dengan ketentuan pihak peminjam wajib melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan menyertakan bagi hasilnya. Sedangkan Kasmir

(2004:73) juga menjelaskan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasrkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil. Dengan demikian pengertian pembiayaan adalah penyediaan

dana oleh bank yang disalurkan kepada pihak lain dengan ketentuan pengembalian
14

dengan menyertakan imbalan atau bagi hasil.

Dalam pembiayaan terdapat kontrak yang harus dilakukan oleh dua pihak

yaitu shahibul mal dan mudharib. Menurut Muhammad (2008:94) kontrak

pembiayaan adalah pengikatan dua pihak dengan kesepakatan- kesepakatan,

diantaranya adalah kesepakatan tentang lama atau waktu kontrak. Menurut Kasmir

(2004:75-76) unsur yang terkandung dalam pembiayaan yaitu:

E. Rukun dan Syarat Pembiayaan

Rukun dan syarat dalam pembiayaan mudharabah yang dimuat dalam fatwa

DSN no. 7 tentang mudharabah.

1. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap

hukum. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)Dalam

akad mudharabah harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama bertindak

sebagai pemilik modal (shahibul maal), sedangkan pihak kedua bertindak

sebagai pelaku usaha (mudharib atau ‘amil). Tanpa dua pelaku ini maka

akad mudharabah tidak ada.

2. Objek mudharabah (modal dan kerja)

Merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh para

pelaku. Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai

objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya

sebagai objek mudharabah. Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang

atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan kerjanya bisa
15

berbentuk keahlian, keterampilan selling skill, management skill, dan lain-

lain.

3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)

Persetujuan kedua belah pihak, merupakan konsekuensi dari prinsip an-

taraddin minkum (sama-sama rela). Di sini kedua belah pihak harus secara

rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah. Si

pemilik modal setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana,

sementara si pelaksana usahapun setuju dengan perannya untuk

mengkontribusikan kerja.

4. Nisbah keuntungan.

Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang tidak ada

dalam akad jual-beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak

diterima oleh kedua belah pihak

yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya,

sedangkan shahib al-mal mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya.

Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan

antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan.

Syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam mudharabah terdiri dari

syarat modal dan keuntungan.syarat modal yaitu:

1. Modal harus berupa uang,

2. Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya,

3. Modal harus tunai bukan utang, dan


16

4. Modal harus diserahkan kepada mitra kerja.

F. Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan

Al mudharabah biasanya diterapkan pada produk - produk pembiayaan dan

pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al- mudharabah diterapkan pada :

a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan

khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya; depostio

biasa;

b. Deposito spesial ( special investment ), dimana dana yang dititipkan

nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya mudharabah saja atau

ijarah saja4

Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:

a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa;

b. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana sumber

dana khusus dengan syarat- syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul

maal.

G. Manfaat al- mudharabah

a. Manfaat al- mudharabah

1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha

nasabah meningkat.

2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah

4
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani, 2001
17

pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan / hasil

usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread

3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow / arus

kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah

4) Bank akan lebih selektif dan hati- hati (prudent) mencari usaha yang

benar- benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang

konkret dan benar- benar terjadi itulah yang akan dibagikan

5) Prinsip bagi hasil dalam al - mudharabah/ al - musyarakah ini berbeda

dengan perinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima

pembiayaan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

b. Risiko al – mudharabah

Risiko yang terdapat dalam al - mudharabah, terutama pada

penerapannya dalam pembiayaan, relatif tinggi. Di antaranya :

1) Side streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang

disebut dalam kontrak;

2) Lalai dan kesalahan yang disengaja;

3) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur:

H. Manajemen dan Personalia

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar dikelola dengan arahan

manajemen professional, yang secara periodik dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan. Pengambilan keputusan operasional disesuaikan dengan sistem prosedur


18

yang telah ditentukan5. Begitu pula dengan pembiayaan dan penggalangan dana.

Oprasional PT. Bank Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar dilakukan dengan

sistem komputer sehingga akan memberikan pelayanan yang lebih akurat baik segi

kecepatan, performa dan ketelitian dalam penyajian kepada para mitra. PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar dikelola 20 karyawan yang bekerja sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan mulai hari Senin sampai dengan Sabtu. Adapun

tingkatan pendidikan mulai dari tingkat SLTA sampai dengan SI.

1. Susunan Manajemen6

a. Dewan Pengawasan : 1) H. Rianto Djaelani

2) Hj. Agus Sumadi

3) Hj. Roesgiyanto

b. Pengurus

1. Ketua : Hj. Endang Ardiningsih

2. Wakil Ketua I : Hj. Woerjansih Moeljono

3. Wakil Ketua II : Hj Sidik Sardjono

4. Sekretaris : Hj. Soepinah Soewahyo

5. Wakil sekretaris : Dra. Diana Repelita Darajati

6. Bendahara : Hj. Yati Rochyati

7. Wakil bendahara : Hj. Mujiati Hartomo

5
Wawancara Rian Ardianto Selaku CS di Bank Syariah Mandiri Tanggal 12 November
2017.
6
Brosur Bank Syariah Mandiri Tanggal 13 November 2017
19

c. Pengelola

1. Manajer Pusat : Jusuf , SE

2. Manajer Cabang : 1) Puji Sri Rejeki

2) Yuni Astuti

3) Heri Herdiana

3. Keuangan : Herni Damayanti

4. Administrasi : Hanik Maria

5. Manajer BSM : Jamaludin, SE

6. Teller : 1) Sri Wahyuni

2) Agung Lestari

3) Murniasih

7. Pembiayaan : 1) Achmad Cholik

2) Samsudin Aji

3) Rosidin

8. Adm. Pembiayaan : 1) Ita Kurniasari

2) Mulyani Sri W

9. Marketing : 1) Wahyu Anggoro

2) Mustakim

3) Subkhan

4) Rudi Fiyanto

5) Hasanudin
20

I. Produk Simpanan

1. Sirela ( simpanan Sukarela )

Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan penyetorannya dapat

dilakukan setiap saat. Bagi hasil diberikan setiap bulan atas saldo rata-rata

harian dan langsung menambahkan simpanan.

2. Sirela Junior ( Simpanan Sukarela Junior )

Yaitu simpanan mudharabah yang penarikan dan penyetorannya

dapat dilakukan setiap saat, tetapi diperuntukkan bagi nasabah yang

masih dibawah 12 tahun, dengan tujuan membelajarkan menyimpan bagi usia

dini, Bagi hasil keuntungan diberikan setiap bulan atas saldo rata-rata harian

dan langsung menambahkan simpanan tersebut

3. Sisuqur ( Simpanan Qurban )

Adalah produk simpanan yang merujuk pada konsep Wadiah Tujuan

pokok simpanan ini adalah mempersiapkan nasabah untuk berQurban pada

saat idul Qurban, sehingga simpanan hanya dapat diambil pada saat yang

telah ditentukan.

4. Sisuka ( Simpanan Sukarela Berjangka )

Adalah produk simpanan dengan jangka waktu 3 bulan , 6 bulan

dan 12 bulan.

5. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib


21

Merupakan dana modal atas keanggotaan koperasi. Penempatan dana

ini memiliki akad musyarakah ( Akad Penyertaan) yang berlaku atasnya

segala ketentuan dan resiko penempatan modal pada koperasi

J. Produk Pembiayaan

1. Pembiayaan Mudharabah (MDA)

Akad kerjasama permodalan usaha dimana PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang. Polewali Mandar sebagai pemilik modal (sahibul maal)

menyetorkan modalnya kepada anggota, calon anggota, koperasi - koperasi

lain atau anggotanya sebagai pengusaha (mudharib) untuk melakukan

kegiatan usaha sesuai akad dengan pembagian keuntungan dibagi bersama

sesuai dengan kesepakatan (nisbah), dan apabila rugi ditanggung oleh

pemilik modal sepanjang bukan merupakan kelalaian penerima pembiayaan.

2. Pembiayaan Musyarakah (MSA)

Akad kerjasama permodalan usaha antara PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang. Polewali Mandar dengan satu pihak atau beberapa pihak sebagai

pemilik modal pada usaha tertentu, untuk menggabungkan modal dan

melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian

hasil sesuai kesepakatan para pihak, sedangkan kerugian di tanggung secara

proposional sesuai dengan kontribusi modal.

3. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil (BBA)

Pembiayaan yang digunakan untuk pembelian barang dengan

kesepakatan bersama sesuai dengan yang dibutuhkan anggota. Barang akan


22

dibayar tunai oleh BSM sedangkan peminjam akan mengangsur ke BSM

dengan jumlah bagi hasil dan waktu yang disepakati bersama.

4. Pembiayaan Murabahah (MBA)

Tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyertakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual atau PT.

Bank Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar dan atas transaksi jual beli

tersebut yang mewajibkan anggota untuk melunasi kewajibannya sesuai

jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa margin

keuntungan yang disepakati dimuka sesuai akad

K. Bidang Garap

Bidang garap PT. Bank Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar adalah

pengembangan usaha makro dan micro mengacu pada proses pembangunan ekonomi

kerakyatan pengembangan usaha kecil ini :

1. Pemberian Pembiayaan (Kredit)

Pemberian pembiayaan dengan sistem binaan dan diutamakan

usaha kecil dengan kapasitas usaha berkisar antara asset Rp. 500.000,-

s/d Rp. 50.000.000,-

Pemberian pembiayaan disertai agunan yang merupakan jaminan

meskipun nilai jual agunan tidak diutamakan Penekanan lebih diarahkan

pada jumlah pembiayaan yang diberikan dengan batasan yang sudah

ditentukan

Penekanan bidang garap :


23

a. Perdagangan

b. Industri

c. Jasa

d. Konsumtif

Dengan demikian pengembangan usaha kecil mulai memberikan

pembiayaan ini bertujuan untuk memberi jalan keluar bagi para pengusaha

binaan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar yang

kesulitan memperoleh tambahan modal sendiri atau berhadapan dengan

kesulitan - kesulitan administrasi perbankan dan besarnya bunga pinjaman

dari pihak lain. Dengan demikian pengembangan usaha kecil melalui

pemberian pembiayaan ini bertujuan untuk memberi jalan keluar bagi para

pengusaha binaan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar

yang kesulitan memperoleh tambahan modal sendiri atau berhadapan

dengan kesulitan - kesulitan administrasi perbankan dan besarnya bunga

pinjaman dari pihak lain

Dengan diberikannya pinjaman dana maka diharapkan dapat

meningkatkan investasi mereka atau meningkatkan volume usaha mereka.

2. Memberi Konsultasi Usaha dan Manajemen

Untuk meningkatkan usaha para binaan, PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang. Polewali Mandar melakukan konsultasi usaha dan manajemen,

konsultasi ini berupaya untuk memberikan jalan keluar bagi problem -

problem mereka dalam menjalankan usaha khususnya meliputi persoalan


24

manajemen dan keuangan. Kegiatan ini disamping sebagai sarana

pembinaan juga sebagai media monitoring atas pemberian pembiayaan

sehingga akan terkontrol dengan efektif

3. Penyerahan Dana

Sebagai lembaga yang membina usaha tersebut kelangsungan

pendanaan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang. Polewali Mandar berupaya

memacu mitranya untuk menabung. Tujuan utamanya konsep ini adalah

agar perilaku para mitranya terhadap keuangan juga akan tercapai pula

pula proses revolving fund di antara para mitranya.

Anda mungkin juga menyukai