Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT PERINTAH
Dosen Pengampuh: Andi Tenriabeng, S.S.,M.Hum

DISUSUN OLEH:
ANDI AULIA NURUL NABILA YULIFAR
4518091090
KELAS C

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberi kesempatan agar saya
dapat menyelesaikan tuhas makalah yang membahas tantang Kalimat Perintah.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas saya dari mata kuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kalimat perintah
bagi para pembaca dan juga bagi saya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Bahasa Indonesia, Bapak Dr.
Muhammad Bakri, S.Pd.,M.Pd. dengan adanya tugas ini wawasan saya bertambah dan memahami
materi yang saya kerjakan. Dan mohon maaf atas kekurangan dari makalah ini, tidak hentinya saya akan
belajar untuk jadi lebih baik.

Makassar, 19 maret 2021

Andi Aulia Nurul Nabila Yulifar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................5

A. Definisi dari Kalimat Perintah...............................................................................................5


B. Ciri-ciri yang Berkaitan dengan Kalimat Perintah.................................................................5
C. Sifat-sifat dalam Kalimat Perintah.......................................................................................6
D. Tujuan Kalimat Perintah........................................................................................................6
E. Susunan dalam Kalimat Perintah..........................................................................................7

BAB III PENUTUPAN...........................................................................................................................9

A. KESIMPULAN.........................................................................................................................9
B. SARAN...................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, manusia telah mencapai berbagai tingkatan dalam berkomunikasi dengan
sesamanya. Beragam kosakata serta kalimat-kalimat telah dipergunakan guna merealisasikan
berbagai urusan, keperluan, kebutuhan, untuk disiplin ilmu, atau sekedar bersenda gurau
belaka, baik dalam kegiatan formal maupun pada kehidupan sehari-hari.

Salah satu jenis kalimat yang menjadi pembahasan pada makalah ini ialah kalimat
perintah. Secara garis besar, kalimat perintah ialah kalimat yang digunakan oleh individu atau
lebih maupun kelompok untuk memberi perintah atau aba-aba terhadap yang lainnya, untuk
memenuhi perintah yang telah diberikannya.

Kalimat perintah merupakan salah satu jenis kalimat yang penting dan sering digunakan
dalam komunikasi. Umumnya, kalimat perintah digunakan oleh seseorang yang memiliki peran
sebagai atasan pada suatu kantor atau perusahaan kepada karyawan atau bawahannya. Namun,
hal itu bersifat mutlak di lingkungan tersebut sebab pada lingkungan lainnya pun hal ini dapat
berlaku (seperti seorang guru yang memerintahkan muridnya, atau orang tua kepada anaknya).

Salah satu ahli yang menjelaskan tenang kalimat perintah ialah Kridalaksana (2008: 91),
menurutnya adalah bentuk kalimat atau verba untuk mengungkapkan perintah atau keharusan
atau larangan melaksanakan perbuatan. Makalah ini bertujuan untuk mengulas seputar kalimat
perintah, berikut fungsinya guna menjadi pedoman untuk diaplikasikan dengan sebaiknya.

B. Rumusa Masalah

1. Definisi dari kalimat perintah


2. Ciri-ciri yang berkaitan dengan kalimat perintah
3. Sifat-sifat dalam kalimat perintah
4. Tujuan kalimat perintah
5. Susuna dalam kalimat perintah

C. Tujuan

Makalah ini dibuat untuk menganalisa struktur kebahasaan kalimat perintah dalam
bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber, definisi, aspek, teori yang mendasari, serta
implementasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dari Kalimat Perintah

Dalam keseharian, berkomunikasi merupakan salah satu sarana agar apa yang kita
inginkan atau wujudkan dapat tercapai. Kita bisa berkomunikasi dengan sesiapapun, baik
dengan keluarga, saudara, kerabat, teman, dan yang lainnya. Berkomunikasi akan menjadi
efektif & mudah dipahami apabila sturuktur kata maupun kalimat yang digunakan sudah
baik & benar, atau sesuai dengan kaidah kebahasaan sehingga lawan bicara dapat juga
memahami maksud & tujuan dari komunikasi yang sedang dilangsungkan.

Salah satu elemen yang juga merupakan salah satu jenis kalimat yang digunakan dalam
berkomunikasi ialah kalimat perintah. Sebagaimana pada pemaparan penjelasan
sebelumnya, kalimat perintah merupakan kalimat yang digunakan atau disampaikan kepada
orang lain untuk kemudian dilaksanakan dalam rangka memenuhi suatu hajat atau
keperluan. Definisi dari kalimat perintah juga telah dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya:
1. Menurut Kridalaksana (2008: 91), kalimat perintah ialah bentuk kalimat atau verba
untuk mengungkapkan perintah atau keharusan atau larangan melaksanakan
perbuatan.
2. Menurut Alwi, dkk. (2003: 354) mengatakan bahwa kalimat perintah atau kalimat
imperatif dapat diwujudkan sebagai (1) kalimat yang terdiri atas predikat verbal dasar
atau adjektiva, ataupun frasa preposional saja yang sifatnya taktransitif; (2) kalimat
lengkap yang berpredikat verbal taktransitif atau transitif; dan (3) kalimat yang
dimarkahi oleh berbagai kata tugas modalitas kalimat.
3. Menurut Bennylin (2014), kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan
perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Biasanya kalimat ini diakhiri
4. dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi
tinggi, sedangkan ciri khas kalimat perintah dalam bentuk tulis adalah (1) menggunakan
partikel {-lah}, (2) berpola kalimat inversi (P-S), dan (3) menggunakan tanda seru (!) bila
digunakan dalam bahasa tulis.

B. Ciri-ciri yang Berkaitan dengan Kalimat Perintah

Beragam pendapat telah dikemukakan oleh para ahli pada pemaparan sebelumnya,
sebagai bentuk penjabaran ringkas tentang definisi dari sebuah kalimat perintah. Adapun
ciri-ciri yang berkaitan dengan kalimat perintah (secara formal) yakni sebagai berikut:
1. Intonasi yang ditandai nada akhir tuturan.
2. Pemakaian partikel penegas, penghalus, dan kata tugas ajakan, harapan, pemohonan,
dan larangan.
3. Susunan inversi sehingga urutannya menjadi tidak selalu terungkap predikat subjek jika
diperlukan, dan
4. Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.

C. Sifat-sifat dalam Kalimat Perintah

1. Kalimat Perintah Tegas


Menurut Chaer (2011), kalimat perintah tegas adalah kalimat perintah yang dibentuk
dari sebuah klausa tidak lengkap, biasanya hanya berupa kata kerja dasar, disertai
dengan intonasi kalimat perintah. Namun, kata kerja dasar dapat pula dilengkapi dengan
objek atau keterangan. Contohnya: "Cepat, buka pintu itu!".

2. Kalimat Perintah Biasa


Kalimat perintah yang biasa dibentuk dari sebuah klausa yang berpredikat verba dasar
yang diberi partikel -lah, serta menanggalkan subjeknya (Chaer, 2011). Contohnya:
"Ambilkan buku yang ada di atas meja tersebut!".

3. Kalimat Perintah Halus


Menurut Chaer (2009), kalimat perintah yang halus, sopan dibentuk dengan
menggunakan kata-kata tertentu yang menunjukkan tingkat kesopanannya. Contohnya:
"Nak, tolong berikan kue ini ke tetangga kita ya!".

4. Kalimat Perintah Larangan


Menurut Chaer (2011), kalimat larangan adalah kalimat yang isinya mengharapkan
adanya reaksi berupa tindakan atau perbuatan dari orang yang diajak bicara (pendengar
atau pembaca). Contohnya: "Jangan sentuh tanaman beracun itu!".

D. Tujuan Kalimat Perintah

Sebagaimana suatu kalimat memiliki ciri-ciri & sifatnya, tentu kalimat perintah memiliki
tujuan tersendirinya yang juga menjadikannya berbeda dari kalimat-kalimat lainnya, baik
dalam hal maknanya maupun penggunaannya. Di antara tujuan dari sebuah kalimat
perintah ialah sebagai berikut:

1. Menurut Alwi, dkk. (2010:353), kalimat Perintah adalah kalimat yang ditujukan untuk
menyuruh orang lain agar melakukan sesuatu yang dikehendaki.

2. Poerwadarminta (1976) mengartikan kalimat perintah sebagai perkataan yang


bermaksud menyuruh melakukan perbuatan, aba-aba, komando, dan aturan dari pihak
atas yang harus dilakukan.
3. Menurut Alisyahbana (1981), kalimat perintah ialah kalimat yang bertujuan
menghendaki agar orang melakukan apa yang kita beritahukan kepadanya, bahwa kita
menghendaki agar orang melakukan apa yang kita beritahukan.

4. Menurut Keraf (1979), kalimat perintah bertujuan sebagai tindakan menyuruh orang
lain untuk melaksanakan sesuatu yang dikehendaki.

E. Susunan dalam Kalimat Perintah

Tidak hanya memiliki ciri-ciri, sifat, serta fungsinya tersendiri, namun juga kalimat
perintah memiliki susunan yang mendasar dalam pembentukannya. Susunan tersebut
tentunya bertujuan agar kerangka atau struktur dari kalimat perintah tersebut dengan
mudahnya dapat dipahami secara logis dan baik. Susunan kalimat perintah tersebut
digolongkan menjadi tiga menurut Moelino dan Dardjowidjojo (1988) yakni:

1. Kalimat Perintah Aktif Intransitif


Moelino dan Dardjowidjojo (1988: 285-286) di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia menyatakan bahwa kalimat perintah aktif intransitif dapat dibentuk dengan
mengikuti kaidah sebagai berikut:
a. Hilangkan subjek, yang umumnya berupa pronomina pesona kedua.
b. Pertahankan bentuk verba seperti apa adanya.
c. Tambahlah partikel –lah bila dikehendaki untuk sedikit memperhalus isinya.
Contoh:
(1) a. Anda naikbus kota sekali-sekali
b. Naik bus kota sekali-sekali!
c. Naiklah bus kota sekali-sekali!

(2) a. Kamu berlibur ke tempat nenekmu.


b. Berliburlah ke tempat nenekmu!

(3) a. Engkau menyebrang dengan hati-hati.


b. Menyeberanglah dengan hati-hati!

(4) a. Saudara membisu, kalau berani.


b. Membisulah, kalau berani!

Baik verba taktransitif yang berupa kata dasar (naik), maupun turunan
(berlibur, menyeberang, membisu), tidak mengalami perubahan apa-apa.
2. Kalimat Perintah Aktif Transitif
Moelino dan Dardjowidjojo (1988: 286) di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia menyatakan bahwa kaidah untuk membuat kalimat perintah yang verbanya
transitif mirip dengan kaidah yang untuk aktif intransitif kecuali mengenai bentuk
verbanya. Pada kalimat aktif transitif, verbanya harus diubah menjadi bentuk perintah
terlebih dahulu dengan menanggalkan prefiks meng- dari verbanya. Kalimat (a) berikut
adalah kalimat berita, sedangkan (b) kalimat perintah:

(1) a. Engkau mencari pekerjaan apa saja.


b. Carilah pekerjaan apa saja.
(2) a. Kamu membelikan adikmu sepatu baru.
b. Belikanlah adikmu sepatu baru.
(3) a. Anda memperbaiki sepeda mini itu.
b. Perbaikilah sepeda mini itu.
(4) a. Saudara memberangkatkan kereta itu sekarang.
b. Berangkatkan kereta itu sekarang.
(5) a. Kamu menganggap dia orang gila.
b. Anggaplah dia orang gila.

Perlu kiranya diperhatikan bahwa yang dihilangkan hanyalah prefiksnya saja,


sedangkan sufiksnya masih tetap dipertahankan. Jika prefiksnya terdiri atas dua unsur,
seperti memper- atau member-, maka hanya mem-nya yang dihilangkan (Moelino dan
Dardjowidjojo, 1988: 286).

3. Kalimat Perintah Bentuk Pasif


Moelino dan Dardjowidjojo (1988: 287) menyatakan kalimat perintah dapat pula
dinyatakan dalam bentuk pasif. Bentuk verbanya masih tetap dalam bentuk pasif, dan
urutan katanya juga tidak berubah. Dalam bentuk tulis, bentuk itu ditandai lagi dengan
tanda seru (!), sedangkan dalam bentuk lisan dengan nada yang agak naik.
(1) Kontrak ini dikirim sekarang!
(2) Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya, ya!
(3) Dijual saja mobil tua seperti itu.

Pemakaian bentuk pasif dalam kalimat perintah sangat umum dalam bahasa
Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan keinginan penutur untuk meminta agar
orang lain melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak secara langsung. Tentu saja kalimat
(10) misalnya, dapat memiliki padanan Kirimkan kontrak itu sekarang!, tetapi bentuk
pasif akan terasakan lebih halus karena

yang disuruh seolah-olah tidak merasa secara langsung diperintah untuk melakukan
sesuatu si penyuruh hanya menekankan pada kenyataan bahwa kontrak itu harus
sampai kepada yang bersangkutan (Moelino dan Dardjowidjojo, 1988: 287).
BAB II

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kalimat perintah merupakan sebuah kalimat yang digunakan untuk memberi perintah
atau aba-aba kepada yang disampaikan untuk kemudian dilaksanakan atau diwujudkan
sedemikian rupa. Pada perkembangannya, kalimat perintah telah digunakan oleh berbagai
kalangan di berbagai lingkungan, baik formal maupun non-formal. Beragam jenis maupun sifat
dalam kalimat perintah telah dipaparkan sedemikian rupa dalam makalah ini, berikut
implementasinya.

2. Saran
Atas berkat dan rahmat Allah Subhanahu wa ta'alaa, makalah ini telah disusun dan
dapat diselesaikan guna menjadi bahan dalam menganalisis serta memperdalam wawasan
seputar kalimat perintah. Oleh karenanya, penyusun berharap akan saran maupun kritikan yang
membangun guna sebagai bahan evaluasi dan peningkatan penyusunan makalah untuk lebih
baik lagi ke depannya
DAFTAR PUSTAKA

Fahmiyarto, Fathoni Yusuf. 2016. Kalimat Perintah Bahasa Indonesia dalam Bahasa Petunjuk. Skripsi S1.
Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, FBS UNY.

Suryatin, Eka. 2019. Jenis, Bentuk, dan Makna Kalimat Perintah dalam Kisdap "Satipis Apam Barabai"
Karya Ida Komalasari. Jurnal Undas. Banjarbaru: Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan.

Rohmah, dkk. 2019. Perbedaan Performansi Kalimat Perintah Bahasa Indonesia pada Anak Prasekolah
Ditinjau dari Gender. Jurnal LITERASI. Surabaya: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya.

Muttaqin, M. 1997. Variasi Kalimat Perintah dalam Interaksi Belajar-Mengajar Bahasa Indonesia di SMP.
Jurnal Ilmu Pendidikan. Malang: SMP Negeri 13 Malang.

Anda mungkin juga menyukai